Disclaimer:

Naruto © Masashi Kishimoto

Sword Art Online © Reki Kawahara

.

.

.

Pairing: akan ketahuan seiring perkembangan cerita

Genre: adventure/fantasy/scifi/mystery/romance

Rating: T

Setting: AU (Alternate Universe)(tahun 2033)

.

.

.

DIGITAL RIDER AND MIRROR WORLD

By Hikasya

.

.

.

Chapter 1. Terpilih

.

.

.

TENG! TENG! TENG! TENG!

Bunyi bel pulang pun berbunyi nyaring di sebuah gedung sekolah berlantai lima. Sekolah yang bernama Konoha High School. Sekolah yang terletak di pusat kota besar yang bernama Konoha. Tampak semua penghuni sekolah berhamburan keluar untuk pulang ke rumah masing-masing. Suasana sangat ramai dan berisik karena suara sahut-sahutan yang ditimbulkan oleh semua orang yang hendak pulang. Berbagaimacam ekspresi menghiasi wajah semua orang. Menambah semaraknya suasana hangat hari ini.

Di salah satu sudut halaman sekolah, tepatnya di parkiran. Tampak seorang laki-laki berambut pirang jabrik yang sedang mengambil sepeda miliknya. Terparkir di antara motor-motor, sepeda berwarna jingga hitam sudah siap untuk dikendarai oleh laki-laki berambut pirang yang bernama lengkap Namikaze Naruto. Umurnya 16 tahun. Seorang murid yang duduk di kelas 10-B. Pemilik mata saffir biru. Ada tiga garis di dua pipinya. Kulitnya berwarna coklat. Dikenal sebagai laki-laki yang ceria, bersemangat dan ceroboh di kelasnya.

Lalu Naruto pun sudah siap duduk di atas sepedanya. Kedua tangannya sudah siap untuk memegang stang sepedanya. Kedua kakinya juga sudah siap untuk mengayuh sepedanya.

Tapi, niatnya pun batal ketika menyadari kedatangan seseorang yang berlari-lari kecil ke arahnya. Naruto tersenyum kecil saat seseorang itu sudah berada di dekatnya.

"NA-NARUTO! TUNGGU!" seru seseorang itu dengan napasnya yang memburu. Sepertinya dia mencurahkan segala tenaganya untuk berlari menemui Naruto sebelum Naruto pergi dari sana.

Rupanya seorang gadis berambut indigo panjang. Bermata lavender. Umurnya 16 tahun. Teman sekelasnya Naruto. Dikenal sebagai gadis yang pemalu dan lemah lembut. Namanya Hyuga Hinata.

"Hinata ...," kata Naruto yang tersenyum."Ada apa? Sepertinya kamu terburu-buru begitu?"

Dengan gugup, Hinata menjawabnya sambil menyodorkan sesuatu ke arah Naruto. Terdengar helaan napas panjang Hinata yang sangat berat.

"A-Ano ... I-Ini ... Ta-Tadi kamu menjatuhkan bukumu pas di kelas tadi. Aku ingin mengembalikannya padamu. Tapi, kamu malah sudah pergi duluan. Jadinya aku pun langsung menyusulmu, Naruto. Haaaaaaah ..."

Tetap menampilkan senyumnya yang terbaik, Naruto mengambil buku yang disodorkan oleh Hinata itu. Ia pun memperhatikan buku yang diberikan Hinata padanya. Ternyata buku catatan matematika miliknya.

"Hah ... Buku catatan matematika? Berarti pas aku masukkan ke dalam tas, buku ini terjatuh karena saking terburu-burunya. Tapi, aku mengucapkan terima kasih padamu karena kamu sudah mengembalikan buku ini langsung sekarang. Untung sekali padahal hari ini ada PR matematika. Besok harus sudah dikumpulkan. Sekali lagi aku berterima kasih padamu, Hinata."

Wajah Hinata merona merah. Ia tersenyum malu-malu begitu sambil menganggukkan kepalanya.

"Sa-Sama-sama, Naruto."

"Hm, kalau gitu, aku pulang dulu ya. Sampai besok, Hinata."

"I-Iya, Naruto."

Segera saja Naruto memasukkan buku catatan matematikanya ke dalam tasnya lagi. Lantas ia menganggukkan kepalanya pada Hinata. Ia pun langsung mengayuh sepedanya untuk meninggalkan Hinata sekarang juga.

"Jaa ne, Naruto!" seru Hinata sekeras mungkin saat Naruto sudah menjauh darinya. Ia tersenyum sambil memandangi kepergian Naruto sampai hilang dari pandangannya. Naruto menghilang saat keluar dari pintu gerbang sekolah, bersama para penghuni sekolah lainnya. Mereka pulang ke rumah masing-masing. Tiada yang berkeliaran lagi setelah pulang sekolah pada pukul 2 siang ini. Saatnya untuk menempuh perjalanan yang sangat jauh.

.

.

.

Di jalanan kota yang sangat ramai dan bising karena suara kendaraan-kendaraan yang lalu lalang. Tampak banyak orang yang asyik berjalan kaki di trotoar di depan gedung-gedung pencakar langit. Terdapat pepohonan hijau rindang yang ditanam di berbagai sudut kota. Udara terasa panas. Angin pun bertiup cukup kencang sehingga suasana kota tidak terlalu panas. Segar dan sejuk. Menemani semua orang yang masih berkeliaran di luar seperti ini.

Di antara orang-orang yang berjalan di trotoar, tampak Naruto yang sedang mengendarai sepedanya dengan lambat di sebelah trotoar yang dikhususkan untuk pengguna sepeda. Dibatasi dengan pagar bonsai yang dipangkas rapi, perjalanan pulang Naruto terasa mulus saat melewati trotoar bebas untuk pengguna sepeda. Di depan gedung-gedung pencakar langit, Naruto terus menjalankan sepedanya dengan lambat. Dia tidak ingin terburu-buru pulang ke rumahnya karena tidak ada siapapun di rumahnya. Orang tuanya sibuk bekerja di luar negeri. Jadi, dia tinggal sendirian di rumah berlantai dua itu. Tanpa ada seorang pun yang menemaninya tinggal selama di kota Konoha itu.

Begitulah tentang kehidupan si Namikaze muda itu. Dia kesepian dan sendirian di rumah besar itu. Tapi, hal itu tidak membuatnya sedih ataupun kecewa. Ia tahu orang tuanya bekerja keras hanya untuk kebahagiaan dirinya dan kelangsungan masa depannya. Dia adalah anak satu-satunya yang dipunyai orang tuanya. Ia akan selalu berusaha untuk menjadi anak yang akan membuat orang tuanya bangga. Menjadi yang terbaik. Itulah harapannya.

Kini perjalanan Naruto ke rumahnya yang cukup jauh jaraknya dari sekolahnya, masih panjang untuk dilaluinya. Sepeda yang dikendarainya terus dikayuhnya dengan perasaan yang semangat. Dia ingin menikmati arahan perjalanan pulang ini dengan baik. Ia tidak ingin pulang cepat. Lebih baik bermain sepeda dan mengelilingi kota ini untuk mengusir kebosanannya.

Saat Naruto melewati depan gedung tinggi yang kelihatan sepi sekali. Tidak ada orang-orang yang terlihat di sana. Laju sepeda Naruto tetap sama. Lambat. Mengayuh dengan lambat. Titik fokus pandangan Naruto sekarang adalah ujung jalan trotoar yang ia lewati. Dengan hati-hati menempuh jalan trotoar yang terbuat dari batu-batu, sepeda Naruto berjalan agak bergetar. Tapi, Naruto tidak ingin menambah kecepatan jalan sepedanya. Dia tetap mengayuh sepedanya dengan lambat.

Tiba-tiba ...

BETS!

Sesuatu muncul dari arah kaca jendela gedung berlantai dua, lalu jatuh dengan cepat ke bawah, tepat ke arah Naruto yang sedang melewati jalan trotoar di depan gedung tersebut. Naruto menyadarinya. Lalu ia pun mendongakkan kepalanya ke atas, di mana seseorang jatuh dari dalam kaca jendela gedung berlantai dua.

"Eh, apa itu?" kata Naruto yang ternganga habis."A-Ada orang jatuh dari langit?! WUAAAAAAAAH!"

BRUAAAAAAAAAK!

Akibatnya Naruto dan sepedanya dihantam habis oleh orang yang jatuh tadi. Naruto tertimpa dua beban sekaligus yaitu sepeda dan orang yang jatuh itu. Lalu terperosok juga bersama-sama di tanah yang membentuk kawah kecil. Naruto yang terhimpit dua beban itu, mengeluh kesakitan dan berusaha berdiri sambil mengangkat sepeda terlebih dahulu. Barulah orang yang jatuh tadi.

Setelah menyingkirkan sepeda dari badannya, Naruto pun bisa keluar dari kawah kecil itu. Ia terduduk lesu di tepi kawah. Sedangkan orang yang jatuh tadi, masih tergeletak di pusat kawah. Orang itu berwujud sosok berpakaian armor besi berwarna jingga kehitaman dengan helmet berbentuk kepala musang. Naruto memperhatikannya dengan heran.

"Siapa orang ini? Kenapa dia bisa jatuh dari langit? Terus kenapa dia berpakaian aneh seperti ini?" gumam Naruto yang mengerutkan keningnya. Sesekali ia kelihatan menghembuskan napasnya yang terasa berat.

Diperhatikannya orang berpakaian armor besi itu dengan teliti lagi. Pakaian armor besinya mengeluarkan percikan-percikan listrik yang sangat banyak dan terdapat bekas lecet di sekujur pakaiannya itu. Lalu di tangan kirinya terdapat sebuah gauntlet yang berbentuk kepala musang yang juga mengeluarkan banyak percikan listrik berwarna merah. Terdengarlah bunyi "KLIK" dari gauntlet yang terpasang di tangan kirinya itu. Sebuah kartu pun keluar sendiri dari mulut kepala musang gauntlet tersebut.

SYUUUUUSH!

Dalam sekejap mata, pakaian armor besi itu menghilang dari tubuh orang itu. Orang itu kembali berpakaian seperti biasanya.

Rupanya orang itu adalah laki-laki berambut orange dan bermata ungu pola riak. Berpakaian seragam sekolah yang berbeda dengan Naruto. Darah segar pun merembes di sela-sela rambut orange-nya yang berantakan. Sekujur tubuhnya dipenuhi luka lecet dan membiru. Ia tidak pingsan dan menyadari adanya Naruto yang berada cukup dekat dengannya. Ia melihat ke arah Naruto.

"He-Hei, ka-kau ...," ucapnya terbata-bata dengan nada yang lemas."A-Aku menyerahkan Rider Gear dan Digital Card ini padamu. A-Aku minta tolong padamu, jagalah benda ini dan gantilah posisiku sebagai Digital Rider Kyuubi. A-Aku mohon ... Jadilah penggantiku untuk masuk ke dunia cermin dan mengalahkan kedelapan Digital Rider lainnya. Ja-Jadilah yang terkuat ... Bertarunglah jika kau ingin bertahan hidup ..."

Orang itu menyerahkan gauntlet dan kartu kepada Naruto. Naruto yang masih bingung, belum mau menerima benda yang berada di genggaman tangan orang itu. Ia belum mengerti dengan apa yang terjadi sebenarnya ini.

"Eh, apa maksudmu? Menjadi Digital Rider Kyuubi? Aku tidak mengerti. Apa kau bisa menjelaskan semua yang terjadi padaku?" tanya Naruto bertubi-tubi.

Laki-laki berambut orange itu memegang dadanya. Ia merasakan kesakitan yang luar biasa.

"Hah ... Hah ... Hah ... A-Aku tidak mempunyai waktu lagi untuk menjelaskannya. Wa-Waktuku sudah habis. A-Aku harap kau bisa menjadi Digital Rider yang terkuat nantinya. Se-Selamat tinggal ... AAAAAAAAAAAAAH!"

PRAAAAAAAANG!

Mendadak laki-laki berambut orange itu berteriak keras sekali. Tubuhnya pun meledak dan berakhir menjadi pecahan-pecahan poligon yang berserakan di udara. Lalu menghilang tanpa meninggalkan bekas apapun. Ini seperti permainan dalam sebuah game. Di mana pemain yang mengalami mati atau game over akan meledak serta berakhir menjadi pecahan-pecahan poligon yang berserakan. Kejadian langka tapi nyata ini sangat membuat Naruto syok. Ia terpaku tanpa kata-kata.

'A-Apa yang terjadi? Kenapa orang tadi mati meledak seperti itu? Apa aku sedang bermimpi ataukah ini memang nyata? Aaaaaah, aku bingung! Ini benar-benar akan membuatku gila nantinya,' batin Naruto yang berteriak keras di dalam hatinya.

SET!

Gauntlet berbentuk kepala musang berwarna jingga kehitaman itu, tiba-tiba terbang dan melekat di tangan kiri Naruto. Naruto kaget setengah mati. Kedua matanya membulat sempurna. Bersamaan kartu yang berwarna hitam dengan gambar musang berekor sembilan, bernama Digital Card itu, berubah wujud menjadi seekor musang berekor sembilan yang melayang-layang di udara. Bermata merah. Badannya berwarna orange. Tingginya sekitar 2 meter.

Spontan, kemunculan seekor makhluk raksasa yang berada tepat di depan matanya, sungguh membuat Naruto kaget lagi. Apalagi Naruto pun berusaha keras melepaskan gauntlet yang terpasang di tangan kirinya. Tapi, gauntlet itu tidak bisa dilepaskan meskipun Naruto berusaha melepaskannya berkali-kali. Walaupun sekuat tenaga sekalipun, gauntlet itu tidak akan pernah lepas begitu saja dari tangannya.

Si musang berekor sembilan yang melayang-layang di udara itu, menyeringai lebar dan menatap Naruto dengan tajam.

"Hei, bocah. Jangan coba-coba melepaskan Rider Gear itu!" sahut musang itu.

Naruto pun menatap musang itu.

"Kenapa? Lalu siapa kau sebenarnya? Aku tidak tahu apa yang terjadi. Apalagi kau mendadak muncul begitu. Aku bingung. Aku pasti sedang bermimpi."

Naruto pun mencubit pipinya sendiri. Ternyata terasa sakit. Si musang pun tertawa terkekeh-kekeh.

"Hehehe ... Kau tidak bermimpi, bocah. Semua ini nyata. Realiti. Kau telah terpilih untuk bergabung menjadi pemain pengganti Yahiko Pain, si Digital Rider Kyuubi," jelas musang berekor sembilan itu sambil terus memasang wajah seramnya pada Naruto."Perkenalkan namaku Kurama, monster digital yang akan menjadi parnert-mu selama bermain di dunia cermin. Para pemain lainnya menyebutku Kyuubi, akulah monster digital yang terakhir dari kesembilan bijuu yang akan menemani para Digital Rider lainnya. Kami para bijuu dapat berubah menjadi kendaraan yang akan berguna bagi para Digital Rider lainnya saat bertarung melawan para musuh. Kami juga dapat menyimpan kartu-kartu khusus yang dapat digunakan para Digital Rider dalam mengeluarkan serangan kekuatan elemennya. Kami dapat dipanggil oleh para Digital Rider jika dalam keadaan gawat darurat dan kami akan membantu para Digital Rider dalam menyerang para musuh. Jadi, kau adalah Digital Rider Kyuubi dan aku sudah menjadi parnert-mu sekarang. Lalu gauntlet yang terpasang di tangan kirimu itu bernama Rider Gear. Alat yang akan membantumu masuk ke dunia cermin dan akan mengubahmu menjadi sosok Digital Rider. Tapi, sebelum menggunakan Rider Gear, kau harus memasukkan aku ke dalam slot Rider Gear yang berbentuk mulut musang itu. Maka aku akan memberimu energi kekuatan data program yang akan mengubah tubuh aslimu menjadi kumpulan data berbentuk matrix-matrix digital. Dengan begitu, kau leluasa masuk ke dalam dunia cermin melalui pantulan dirimu yang didapatkan dari cermin, kaca, air dan benda apa saja yang dapat memantulkan suatu obyek yang nyata. Apakah kau paham, bocah?"

Menggelengkan kepalanya dengan pikiran yang berputar-putar, Naruto berwajah polos bagaikan murid TK. Otaknya belum menangkap sedikitpun informasi yang dijelaskan Kurama sampai sedetail mungkin. Sehingga membuat Kurama sewot melihatnya.

"Aku belum mengerti dengan apa yang kau bicarakan, musang. Tapi, yang jelas aku tidak mau menjadi Digital Rider dan ikut bermain bersamamu di dunia cermin itu. Jadi, tolong lepaskan benda aneh ini dari tanganku sekarang juga. Aku ingin pulang ke rumahku sekarang juga dan aku tidak ingin mempunyai urusan lagi denganmu, tahu."

Naruto mengatakannya sambil menunjuk ke arah wajah Kurama. Kurama semakin sewot saja dibuatnya.

"Hei, dengarkan ya bocah. Jangan sebut aku musang. Panggil aku Kurama. Aku tidak bisa melepaskan Rider Gear itu dari tanganmu. Rider Gear itu dirancang tidak akan pernah lepas dari tangan penggunanya kecuali jika penggunanya mengalahkan kedelapan Digital Rider lainnya. Jika penggunanya mengalahkan kedelapan Digital Rider lainnya, maka penggunanya akan bertemu dengan penguasa dunia cermin. Lalu kau bisa mengajukan suatu permintaan pada penguasa dunia cermin, maka permintaanmu itu akan dikabulkan. Dengan begitu, permainan selesai, Rider Gear akan lepas dari tanganmu secara otomatis dan akan menghilang untuk selamanya. Namun, sebaliknya jika kau kalah atau sekali mengalami game over dalam pertarungan di dunia cermin itu, kau akan mati dan di-kick secara otomatis dari dunia cermin ke dunia nyata. Lalu kau akan mati meledak dan berakhir menjadi pecahan-pecahan poligon karena tubuhmu sudah diubah menjadi bentuk data matrix. Ketika mengalami game over, otomatis Rider Gear akan lepas dari tanganmu. Rider Gear akan berpindah lagi untuk mencari calon pemain yang akan mengganti Digital Rider yang telah mati. Begitulah seterusnya sampai bisa mengalahkan kedelapan Digital Rider lainnya dan menjadi yang terkuat. Jadi, aku sarankan kau harus berhati-hati jangan sampai HP atau nyawamu menjadi merah saat menghadapi suatu pertarungan. Kau harus meningkatkan status levelmu agar bisa menguasai berbagai kekuatan elemen yang kau miliki. Nah, bagaimana? Sudah jelas, bocah? Jangan bilang kau tidak mengerti lagi. Namun, yang penting Rider Gear tidak akan pernah lepas dari tanganmu sebelum kau mengalahkan kedelapan Digital Rider lainnya dan menjadi yang terkuat. Ingat itu, bocah. Kau telah terpilih. Kau bukan manusia biasa sekarang. Kau adalah Digital Rider sekarang. Digital Rider Kyuubi."

Kedua mata Naruto tampak nanar. Membulat sempurna. Wajahnya syok lagi. Mulutnya ternganga lebar. Ia membeku di tempat karena tidak percaya dengan apa yang terjadi padanya hari ini. Hari ini, sesuatu yang aneh menimpanya. Ia tidak tahu harus berbuat apa sekarang.

Kurama tercengang melihatnya. Ia pun mengerutkan keningnya.

"Hei, bocah. Ada apa denganmu? Kau mendengarkanku, kan?" tanya Kurama kemudian.

Spontan, Naruto menatap Kurama dengan pandangan yang semakin kacau. Ia pun berseru keras saking syoknya.

"APA-APAAN INI? AKU SAMA SEKALI TIDAK MENGERTI! KAU PASTI MENIPUKU! AKU PASTI MASIH BERMIMPI SEKARANG! SESEORANG BANGUNKAN AKU DARI MIMPI INI! TOLONG AKU!"

WHUUUUSH! GREP!

Tiba-tiba muncul sesuatu yang datang entah darimana asalnya, langsung membelit leher Naruto begitu saja. Naruto dan Kurama kaget setengah mati dengan kejutan yang tidak disangka-sangka ini.

Rupanya sebuah daging berlemak yang menyerupai usus manusia, telah membelit leher Naruto. Asalnya dari kaca jendela gedung berlantai satu. Kurama melihat dengan mata kepalanya sendiri, sosok monster yang berbentuk gumpalan daging manusia berdiri di dalam kaca jendela gedung, tak jauh jaraknya dari Naruto dan dirinya. Monster itu mempunyai mata satu berwarna hijau dan mempunyai mulut yang sangat lebar. Daging usus berlemak yang membelit leher Naruto sekarang, berasal dari mulut monster gumpalan daging itu. Monster itu mengetahui keberadaan energi Digital Rider baru yang terpilih oleh Kurama. Jadi, monster itu akan berusaha menghabisi Naruto sekarang juga.

"GAWAT!" seru Kurama yang sangat panik."BOCAH! BERTAHANLAH! AYO, UBAH DIRIMU MENJADI DIGITAL RIDER SEKARANG JUGA!"

Naruto terperanjat. Napasnya sudah sesak sekali akibat belitan daging usus yang mencekik lehernya dengan kuat. Sehingga membuat tubuh Naruto melemah seketika.

"A-APA? A-AKU TIDAK TAHU CARANYA! KURAMA, TOLONG AKU!"

.

.

.

BERSAMBUNG

.

.

.

A/N:

Cerita terbaru update lagi. Hehehe ...

Terinspirasi dari cerita Masked Rider Ryuki. Bingung juga menempatkan karakter tokoh yang bermain di fic aneh ini. Jadinya, saya tetapkan dimasukkan ke dalam kategori Naruto dan SAO. Saya pengen masukin kirito ke dalam para Digital Rider itu. Bagaimana pendapatmu tentang cerita ini?

Terima kasih ya atas reviewmu dan waktumu yang sudah menyempatkan diri untuk membaca fic ini.

Salam ...

HIKASYA

Selasa, 16 Februari 2016

Sampai jumpa di chapter 2 ya!

Ada saran gak buat pemain yang termasuk dalam sembilan Digital Rider itu? Jawab di review ya!