You Are My Hero

By ChandyChan Uzumaki

Cast : Byun Baekhyun / Park Chanyeol and Other (THIS IS GS)

Genre : drama, romance, dan yang lain

Warning : typos, cerita absurd, tulisan tidak EYD, sekali lagi INI FF GS

.

.

Happy Read...

Baekhyun baru mendaratkan kakinya di Korea sekitar 10 menit yang lalu. Setelah sekian lama, mungkin sekitar 18 tahun, berada di Amerika, akhirnya gadis mungil itu kembali ke tanah kelahirannya. Tidak. Ini bukanlah kemauannya sendiri untuk kembali ke Korea, namun karena sebuah misi yang diunsuri oleh sebuah paksaan, Baekhyun harus datang kemari. Sebenarnya Baekhyun sangat ingin menolak misi ini. Toh dia sudah tak punya sanak saudara lagi di Korea. Namun dengan seenak jidatnya sang atasan, Mr. Jason, meminta dia untuk datang ke Korea atas permintaan dari menteri luar negeri China yang berada di Korea. Menteri itu meminta seseorang untuk mengawal anaknya dan Mr. Jason merekomendasikan Baekhyun.

Awalnya Baekhyun menentang hal ini. Bulan ini adalah jatah liburnya yang baru dia dapatkan setelah sekian lama ditunda. Dan dengan seenaknya atasannya itu justru memberinya sebuah tugas. Padahal Baekhyun sudah merencanakan semua kegiatan yang akan dia lakukan untuk mengisi liburannya selama dua bulan ini. Baekhyun ingin pergi ke Thailand, Indonesia lalu ke Eropa semacam Itali atau Belanda. Ya, Baekhyun butuh refreshing untuk menjernihkan otaknya kali ini.

Namun semuanya hancur ketika Mr. Jason menyuruh Baekhyun datang keruangannya. Dan dengan santainya lelaki tambun itu berkata,

"Aku menugaskanmu untuk datang ke Korea. Menteri Luar Negeri China memintamu untuk mengawasi anaknya yang bersekolah di Korea."

What the fuck? Jika saja Baekhyun tidak ingat kalau Mr. Jason adalah atasannya, gadis mungil itu pasti sudah melayangkan tinjunya. Bagaimana mungkin atasannya itu tega pada Baekhyun? Kenapa bukan Brian, Tao atau Suho saja yang mereka tugaskan? Kenapa malah dirinya sih?

"Brian dan Suho ada misi lain yang harus mereka kerjakan. Sedangkan Tao, kau tahu sendiri jika kemampuan berbahasa Koreanya masih standart. Dia akan mengalami kesulitan disana. Sedangkan kau, kau adalah orang asli Korea meskipun kau sudah lama berada di Amerika. Aku tidak meragukan lagi kemampuanmu berbahasa Korea. Jadi aku memilihmu untuk melaksanakan misi ini."

Mungkin jika menghajar atasan itu diperbolehkan, Baekhyun akan menghajarnya. Tapi sekali lagi, dia pasti akan kena detensi. Kemungkinan kecilnya dia bisa dikeluarkan dari Tim Khusus dan paling parah Baekhyun malah diberhentikan selamanya dari dunia kemiliteran.

Akhirnya dengan berat hari Baekhyun pun menerima misi itu. Dia berbenah semua keperluan yang mungkin dia perlukan nanti di Korea dibantu oleh Tao. Mereka –Baekhyun, Tao, Suho dan Brian- adalah teman satu tim yang dijuluki Team 205. Mereka sudah bersama selama lebih dari 4 tahun, jadi sudah tak diragukan lagi kekompakan tim mereka.

Dan seminggu setelah pembicaraannya dengan Mr. Jason, atau bisa dikatakan hari ini, Baekhyun berangkat ke Korea. Mr. Jason juga menyerahkan sebuah map yang berisi surat-surat yang mungkin dibutuhkan Baekhyun, sebuah ATM, dan kunci apartemen. Mr. Jason tidak setega itu untuk membiarkan Baekhyun hidup kesusahan meskipun di negara kelahirannya itu. Karena Mr. Jason tahu Baekhyun tak punya keluarga disana.

Namun sebelum berpisah tadi, Mr. Jason sempat mengucapkan kalimat yang membuat Baekhyun bingung sampai sekarang.

"Jika kau menemukan sesuatu disana, kuharap itu tak akan mengejutkanmu. Kami semua menyayangimu dan tak ingin terjadi sesuatu terjadi padamu. Ingat! Kami akan selalu membuka tangan kami jika kau ingin kembali."

Baiklah, apa maksud semua itu? Apa mungkin Mr. Jason meragukan kerja Baekhyun? Bisa dibilang Baekhyun menerima misi ini dengan terpaksa, tapi Baekhyun tetap akan melaksanakannya dengan profesional. Baekhyun akan tetap berada di Korea selama 40 hari, sesuai dengan perjanjian yang diajukan oleh Menteri China itu. Sekeras apapun kehidupan disana nanti, Baekhyun tetap akan bertahan.

"Permisi Nona. Apa anda datang dari Amerika?"

Lamunan Baekhyun terbuyar saat ada seorang lelaki berseragam menyapanya. Baekhyun mendongak untuk melihatnya. Makhlum saja, Baekhyun dalam posisi duduk dan lelaki itu lumayan tinggi jadi Baekhyun harus mendongak agar bisa melihat wajah orang itu.

"Iya." jawabnya.

"Ah syukurlah. Saya adalah utusan Tuan Xi. Beliau meminta saya agar menjemput anda di bandara. Mari, saya akan mengantar anda ke apartemen anda sekarang." ucap lelaki itu.

Baekhyun tersenyum. Kemudian mengikuti langkah lelaki tadi yang sudah berjalan duluan sambil mendorong kopernya.

Selama diperjalanan merekapun berkenalan. Lelaki tadi bernama Cha Hakyeon. Dia berusia 3 tahun lebih tua daripada Baekhyun. Hakyeon adalah tangan kanan Tuan Xi sehingga dia banyak tahu tentang anak menteri itu.

Hakyeon juga memberikan beberapa foto yang berisikan foto anak Tuan Xi dengan beberapa temannya. Ah, sebenarnya misi Baekhyun tidak terlalu sulit. Dia hanya perlu menjaga anak Tuan Xi itu selama 40 hari kedepan. Saat ini hubungan China dan Korea sedang tidak baik karena ada beberapa oknum yang ingin mengadu domba kedua pihak negara. Baekhyun tak harus dekat dengat Luhan, dia hanya perlu menentukan jarak agar anak itu bisa dalam pengawasannya.

"Nona Luhan tidak suka dikawal oleh bodyguard. Dia akan kabur jika melihat satu orang saja berseragam pengawal berada di dekatnya. Nona Luhan sangat pintar membuat orang-orang kelimpungan." jelas Hakyeon yang masih fokus menyetir.

Baekhyun masih menatap foto itu satu persatu. Gadis bernama Xi Luhan itu terlihat sangat cantik dengan rambut cokelat mudanya. Matanya berbinar setiap kali dia tersenyum. Dan juga senyuman itu mampu membuat hati siapapun meleleh. Bukannya Baekhyun memiliki orientasi yang menyimpang, tapi sungguh jika dia seorang lelaki pasti Baekhyun akan mudah terpesona oleh Luhan.

"Apa dia suka melakukan hal-hal yang membahayakan?" tanya Baekhyun.

Hakyeon menghentikan mobilnya ketika lampu rambu berubah menjadi warna merah. "Terkadang. Mungkin pengaruh pergaulan juga. Teman-teman nona Luhan rata-rata suka keluar malam." Hanyeon kembali melajukan mobilnya, lalu kembali berbicara. "Nona Luhan akan menyelinap dengan mudah tanpa ketahuan penjaga rumah. Mereka baru menyadarinya saat akan memanggil nona untuk makan malam."

Baekhyun mengangguk mengerti. Luhan hanya tinggal dengan ayahnya yang sangat jarang di rumah. Tentu saja gadis itu mudah untuk kabur. Mengelabuhi pelayan bukanlah hal yang sulit. Setidaknya itulah kemampuan yang Baekhyun miliki. Mungkin Luhan juga memiliki kemampuan yang sama dengan dirinya.

Tak selang beberapa lama mereka memasuki area apartemen yang akan ditempati oleh Baekhyun. Setelah memarkirkan mobilnya, Hakyeon membantu Baekhyun utuk membawa kopernya.

"Tuan Xi sudah meletakkan beberapa perabotan di dalam apartemen ini. Beliau merasa tidak enak saat bosmu menolak ketika beliau ingin membelikanmu apartemen." kata Hakyeon.

"Astaga. Kenapa Tuan Xi harus repot-repot? Toh aku tak akan lama berada disini." Baekhyun merasa tak enak.

"Tuan Xi merasa sangat beruntung ketika kau menerima permintaanya. Beliau hanya ingin menunjukkan rasa terima kasihnya."

Baekhyun hanya mengangguk saat Hakyeon menjelaskan semuanya. Mereka masuk ke dalam lift, Hakyeon menekan tombol angka 5.

"Tapi ngomong-ngomong, kau hanya membawa 1 koper? Apa ini cukup?" tanya Hakyeon heran. Meskipun Baekhyun seorang prajurit tapi dia tetap wanita, jadi Hakyeon pikir Baekhyun juga mempunyai banyak barang yang harus tas ransel yang dibawa Baekhyun pasti juga tak berisi banyak barang.

"Itu sudah cukup kok. Akan repot jika membawa banyak barang." jawab Baekhyun santai.

Hakyeon mengangguk mengerti. Baekhyun benar-benar berbeda dari beberapa wanita yang dia temui. Di hari pertama pertemuan mereka, gadis ini tidak jaim sekalipun. Dia tak malu memperlihatkan sifatnya sehari-hari.

Kini mereka sudah berada di depan sebuah kamar. 205. Baekhyun sampai heran bagaimana bisa nomor kamar apartemennya sama dengan nama timnya.

"Baiklah. Kalau begitu aku pergi dulu. Semoga kau nyaman di tempat ini." Hakyeon menyodorkan koper Baekhyun pada gadis itu.

"Ne. Terima kasih sudah mau mengantarku."

"Jaga diri." Hakyeon tersenyum sebelum akhirnya melangkah pergi. Sedangkan Baekhyun memilih untuk segera masuk ke kamarnya. Jujur saja dia ingin tidur diatas tempat tidur yang empuk untuk meluruskan otot-ototnya yang sakit.

.

.

.

Seoul University. Universitas yang menjadi salah satu universitas terbaik di Korea. Dengan bangunan yang megah, properti memadahi dan pendidikan yang menjamin. Membuat beberapa orang memilih untuk melanjutkan pendidikan disini. Universitas yang diisi mayoritar orang kaya dan hanya beberapa mahasiswa beasiswa. Namun tetap saja, mereka mempunyai kepintaran diatas rata-rata.

Ada sebuah geng yang begitu terkenal disini. Bahkan kepopuleran mereka sudah menyebar hampir di seluruh penjuru Korea. Berterima kasihlah pada internet yang dapat dengan cepat menyebarkan informasi tentang geng yang berisi lelaki tampan ini.

Mereka dikenal sebagai geng Phoenik. Geng yang berisi 4 lelaki tampan, kaya, dan anak dari orang yang berpengaruh di Korea. Kris si wajah tampan yang menguasai 4 bahasa, Chanyeol si tiang listrik yang mempunyai senyuman menawan, Kai si playboy dengan smirk mematikan, dan Sehun maknae berwajah datar. Mereka semua memiliki fans yang sangat banyak.

Meskipun begitu tak banyak anak yang bisa dekat dengan mereka. Hanya beberapa saja. Seperti Luhan, Yixing dan Kyungsoo. Hanya ketiga gadis itulah yang bisa dengan santainya berada di dekat Phoenik.

Seperti hari ini. Mereka berkumpul di kafetaria untuk mengisi jam kosong. Seperti biasanya. Melakukan permainan gila ataupun membicarakan hal-hal tak penting lainnya.

"Mereka itu benar-benar curang. Sudah tahu Yejin belum menjatuhkan bendera tapi mereka sudah menancap gas." gerutu Kai.

"Mereka kan memang suka begitu. Semaunya sendiri. Mereka itu iri pada kita." sahut Chanyeol.

Mereka tengah membicarakan tentang balap motor tadi malam. Dimana Kai melawan Yongjoo anak buah Daehan dan Kangnam anak buah Ilhoon. Daehan dan Ilhoon adalah musuh dari geng Phoenik. Entah dalam urusan balap, wanita ataupun hal yang lain. Ketiga geng ini memang mempunyai hubungan yang sangat buruk.

"Sudahlah jangan bicarakan hal itu! Membuatku malas saja." Kris kembali meneguk minuman kalengnya.

"Bagaimana kalau kita bermain? Ya setidaknya untuk mengisi kejenuhan kita hari ini." usul Kai.

Namun justru mendapat tatapan aneh dari yang lain. Selama ini semua ide permainan yang diusulkan oleh Kai termasuk golongan yang aneh. Sedikit bingung bagaimana anak berkulit tan itu bisa mendapat ide-ide gila.

"Aku tidak mau ikut. Kalian pasti akan melakukan hal gila." kata Luhan yang diangguki oleh Yixing dan Kyungsoo.

"Benar. Kami tidak mau terlibat masalah lagi." kata Yixing.

Terakhir mereka mengikuti permainan gila Kai, mereka mendapat hukuman dari dosen Jung. Mereka harus menyalin buku sejarah tentang Korea yang menghabiskan waktu seminggu.

"Tenang. Kali ini tidak akan aneh kok." Kai mencoba membujuk teman-temannya kembali.

"Memangnya permainan bagaimana?" tanya Kris.

"Begini. Kita adu panco. Siapa yang kalah harus melakukan apa yang diperintahkan oleh pemenang. Bagaimana?"

Ketiga lelaki yang ada disana terlihat berpikir. Tak ada salahnya tentang ide Kai. Bahkan mereka bisa saling mengerjai. Sedangkan ketiga gadis yang lain hanya bisa memutar bola matanya malas. Mereka tidak mau ikut campur dalam permainan ini.

"Oke. Aku setuju." kata Chanyeol.

"Aku juga. Bagaimana denganmu Sehun?" Kris bertanya pada Sehun yang sedari tadi hanya terdiam.

"Tak masalah." jawabnya santai.

Dan permainan adu panco itupun dimulai. Yang pertama kali main adalah Sehun dan Kai. Keduanya saling bersiap-siap. Kemudian meletakkan tangan diatas meja dengan posisi saling bertautan.

"Oke, Kita mulai acara ini." Chanyeol menggenggam kedua tangan mereka. Kemudian melepaskannya tanda dimulai permainan.

Sehun dan Kai terlihat sama-sama mengerahkan kekuatan. Sesekali tangan mereka mencondong seolah akan kalah. Namun tak lama kemudian tangan Kailah yang roboh ditindih oleh tangan Sehun.

"Ahhhh." desah Kai kesal.

"Kau benar-benar payah." ucap Kyungsoo.

"Diamlah! Bukannya menyemangati malah mengejek." kata Kai kesal.

Kyungsoopun menjitak kepala Kai gemas. Bagaimana mungkin kekasihnya itu malah membentaknya?

"Yak! Sakit tahu!" bentak Kai pada Kyungsoo.

"Apa? Kau tak terima?" Kyungsoo melotot marah pada Kai. Kai hanya menelan ludah gugup. Kyungsoo memang gadis yang manis, tapi dia akan berubah menjadi singa yang kelaparan ketika sedang marah.

"Aish baiklah. Apa hukumanku sekarang?"Kai mengalihkan pandangannya pada Sehun yang terlihat santai di depannya.

"Mudah saja. Kerjakan tugasku dari Mrs. Angeline." jawab Sehun.

Bola mata Kai melotot horor. Tugas dari Mrs. Angeline? Apa Sehun gila? Bahkan Kai tidak terlalu menguasai bahasa inggris jadi bagaimana dia bisa mengerjakannya?

"Tapi Sehun, kau te..."

"Kau tidak mungkin menolakkan? Kau sendiri yang mengajukan permainan ini." Chanyeol memotong ucapan Kai.

"Kau pengecut jika tak mau menuruti." Luhan ikut memanas-manasi.

"Baiklah, baiklah." Karena tak mau dipanggil pengecut, terpaksa Kai menerima ttantangan itu.

"Selanjutnya, Kris dan Chanyeol."

Permainan kedua dimenangkan oleh Chanyeol. Kris yang terlalu gengsi mengakui kekalahannya mengelak jika dia sedang tak mood. Tapi tetap saja tak ada yang percaya. Hukuman bagi Kris adalah nanti malam mereka akan berpesta di Paradise Club dan Kris yang membayarnya. Tak terlalu masalah mengingat Kris mempunyai uang banyak. Mungkin maksudnya ayahnya Kris yang mempunyai uang banyak.

Kemudian ronde terakhir anatara Sehun dan Chanyeol. Kedua lelaki iki saling berhadapan dan melemparkan pandangan tajam. Seolah mengintimidasi lawannya agar naylinya menciut.

"Kau akan kalah." geram Chanyeol.

Sehun menggeleng. "Tidak. Kau yang akan kalah hyung."

Dan permainan itu kembali dimulai. Kali ini Kai lah yang jadi wasitnya. Kedua lelaki itu saling mengerahkan kekuatan mereka. Sama-sama tak ada yang mau mengalah. Bahkan anak-anak yang tadinya sedikit kini tambah banyak. Ingin melihat siapa yang terkuat diantara Sehun dan Chanyeol.

Mereka saling bersorak menyerukan nama idola masing-masing. Menyemangati agar idola mereka tidak kalah.

Namun namanya permainan pasti ada yang kalah dan ada yang memang. Dan permainan kali ini dimenangkan oleh Chanyeol. Lelaki tinggi itu bersorak senang bersama para fansnya. Sedangkan Sehun hanya bisa menatap datar hyungnya yang kekanak-kanankan ini.

"Baikklah tenang ! Tenang! Biar Chanyeol hyung menentukan hukuman untuk Sehun." Kai meminta semua yang ada disana untuk tenang.

Chanyeol kembali duduk dengan sebuah senyum yang menurut Sehun sangat mengerikan. Sehun yakin jika Chanyeol merencanakan hal yang sangat buruk.

"Apa maumu hyung?" tanya Sehun kesal.

"Tenanglah Sehun-ah! Aku tidak akan menghukummu terlalu berat kok." jawab Chanyeol eraya tertawa.

"Jangan melakukan hal gila Chanyeol!" ingat Luhan. Bagaimanapun Luhan tak mau lelaki yang diam-diam disukainya ini dikerjai habis-habisan oleh Chanyeol.

"Tenang saja! Ini benar-benar gampang kok." kata Chanyeol.

"Kalau begitu jelaskan!" pinta Yixing.

"Jadi, nanti siapa wanita pertama yang masuk melalui pintu kafetaria itu, kau harus menciumnya."

Semua orang yang ada disana memelototkan matanya tak percaya.

"Kau gila?" protes Sehun kesal.

"Benar. Bagimana jika yang muncul adalah dosen?" Kris ikut tak setuju.

"Jangan macam-macam Park!" pekik Luhan dan Kyungsoo bersamaan.

"Oh ayolah guys. Sehun tak harus mencium bibirnya kok. Bisa pipi, kening atau tangan. Ini bukan hal yang susah dilakukan kok." kata Chanyeol yang tetap keukeuh pada pendiriannya.

Setelah dilakukan debat yang cukup sengit, Sehunpun akhirnya menyetujuinya. Dengan syarat tak harus mencium bibir. Luhan juga harus menahan kesalnya pada Chanyeol dan Sehun. Chanyeol itu tahu jika Luhan menyukai Sehun, lalu bagaimana Chanyeol bisa menyuruh Sehun mencium orang lain sih? Sedangkan para fans Sehun pada penasaran. Siapa kira-kira yang beruntung akan dicium oleh sang pangeran ini.

Merekapun sama-sama menunggu. Berdoa dengan berbeda-beda dibatin mereka. Seperti contohnya Kai yang berdoa yang muncul adalah Mrs. Angeline sehingga Sehun bisa digampar. Dan Sehun yang berdoa supaya yang muncul adalah seorang wanita yang cantik.

Tak tak tak...

Bunyi gesekan sepatu dengan lantai yang biasanya tak terdengar kini seolah menjadi bunyi yang paling keras. Bercampur dengan suara degup jantung mereka yang berdegup kencang.

Disana. Seorang gadis mungil dengan pakaian santai dan sebuah kertas ditangannya. Rambut hitamnya diikat ponytail sedangkan poninya jatuh menutupi kening.

Senyum Sehun mengembang. Doanya terkabul. Setidaknya dia mencium gadis SMA yang mungkin baru akan masuk kuliah hari ini. Dengan santainya lelaki itu berdiri lalu mendekati gadis yang berdiri bingung disana.

Sehun berdiri 2 langkah dari gadis itu. Tinggi gadis itu hanya sebatas dagunya. Membuat Sehun harus membungkuk.

"Em chogi, bisakah kau tunjukan padaku dimana ruang administrasi?" tanya gadis itu.

Sehun tak lekas menjawab. Pandangannya menyusuri gadis yang hanya memakai jeans dan kemeja kotak-kotak itu. Kemudian Sehun menundukkan wajahnya.

"Maaf." ucap Sehun sebelum mendaratkan bibirnya tepat dibir gadis itu.

.

.

.

Ini adalah hari pertama Baekhyun menjalankan misi. Tadinya Baekhyun bingung harus memakai baju bagaimana. Maksudnya, Baekhyun tak pernah masuk ke dalam universitas. Setelah lulus Senior High School dia langsung melanjutkan ke akademi kemiliteran. Dan selama di akademi Baekhyun selalu memakai seragam. Jadi Baekhyun sedikit bingung apa yang harus dipakainya.

Akhirnya Baekhyun memilih memakai jeans panjang dan kemeja kotak-kotak. Tampil rapi adalah kesan yang baik diawal pertemuan. Tak lupa dia juga mengikat rambutnya yang mulai panjang lagi. Sepertinya Baekhyun harus memotong rambut itu lagi. Rambut panjang kadang terlalu merepotkan.

Kemudian Baekhyun berangkat dengan bus. Selama diperjalanan Baekhyun menerka-nerka bagaimana kehidupannya nanti. Apa yang harus dia lakukan dan apa yang tidak boleh dia lakukan. Baekhyun bukanlah orang yang serampangan, dia selalu memikirkan rencananya matang-matang.

"Baiklah. Aku harus bertemu direkturnya lalu masuk kelas. Itu saja." gumannya.

Dan disinilah Baekhyun sekarang. Berjalan disalah satu koridor seraya memperhatikan sekeliling. Ditangannya terdapat sebuah kertas yang berisi denah sekolah ini.

"Aishh dimana sih letak kantor administrasi itu?" gerutunya kesal. Pasalnya Baekhun sudah berjalan sekitar 30 menit dan dia belum menemukan tempat itu. Percuma saja dia bertanya, karena tak ada yang dengan serius mau menjawabnya. Beberapa malah membohongi Baekhyun dengan menunjukkan arah toilet. Kalau saja Baekhyun tak ingat dia sedang menyamar, dia sudah akan meledakkan gedung ini.

Sebenarnya Baekhyun bukan tipe orang yang tak sabaran. Tapi jika terus-terusan dipermainkan seperti ini tentu saja dia kesal. Apa mereka tak tahu jika Baekhyun itu capek? Hah tentu saja mereka tak tahu.

"Aku haus." keluhnya.

Saat melihat papan penunjuk dimana letak kafetaria, Baekhyupun mengikuti petunjuk itu. Sesekali dia melemparkan pandangannya di sekeliling. Keningnnya berkerut menyadari jika banyak perempuan yang memakai pakaian yang terlalu terbuka.

"Apa mereka tak kedinginan?" pikirnya.

Tapi Baekhyun memilih tak peduli. Gadis itu tetap melangkahkan kakinya menuju kafetaria. Senyumnya berkembang ketika melihat pintu yang didepannya ada banner bergambar langkah pasti Baekhyun berjalan. Namun kening Baekhyun kembali berkerut saat menyadari jika kafetaria terlalu sunyi. Bukankah tadi terlihat banyak anak yang masuk kesana? Apa terjadi sesuatu?

Insting siaganya langsung muncul. Baekhyun mempercepat langkahnya agar bisa cepat melihat apa yang sedang terjadi. Namun lagi-lagi Baekhyun dibuat bingung saat mendapati kafetaria yang panuh oleh mahasiswa namun mereka diam. Mereka menatap kearah pintu atau lebih tepatnya sekarang menatap kearah Baekhyun yang berdiri tepat diambang pintu.

Baekhyun yang tidak tahu apa-apa tetap berdiri dengan bodohnya disana. Bahkan saat salah seorang dari mereka, seorang lelaki berkulit putih pucat berjalan kearahnya, Baekhyun tetap terdiam. Saat lelaki itu berdiri 2 langkah darinya, Baekhyun dapat mencium aroma lemon yang menguar dari tubuh lelaki itu.

"Em chogi, bisa kau tunjukan padaku dimana ruang administrasi?" tanya Baekhyun pelan.

Namun lelaki itu tidak menjawab. Hanya menatapnya dari atas kebawah, membuat Baekhyun risih dan sedikit salah tingkah. Ada apa dengan mereka sih?

Baekhyun cukup terkejut ketika lelaki itu memajukan wajahnya dan berguman maaf. Belum sempat Baekhyun bertanya dia merasakan lelaki itu mencium bibirnya. Ya, tepat dibibirnya yang bahkan belum tersentuh siapapun kecuali sang ayah.

Mata Baekhyun mengerjap lucu. Otaknya dengan lambat memproses apa yang saat ini dia alami. Pagi-pagi Baekhyun bangun dan bersiap kuliah, dia hanya sarapan selembar roti tawar dan susu, kemudian dia bingung mencari dimana letak ruang administrasi agar dia bisa cepat sampai di ruang direktur, dan sekarang dia tengah dicium oleh seorang lelaki. Hal gila apa lagi yang akan terjadi?

Baekhyun kembali sadar saat merasakan bibirnya digigit. Dengan kasar Baekhyun mendorong lelaki itu menjauh lalu mundur selangkah.

"Yak! Apa yang kau lakukan?" teriak Baekhyun marah. Tangannya menunjuk kearah lelaki yang kini terjatuh di lantai. Seorang perempuan datang mendekat dan membantu lelaki itu.

"Oh Sehun, Kau tak apa?" tanya perempuan itu yang hanya dijawab gelengan oleh lelaki bernama Sehun itu.

Baekhyun masih menatap horor pada lelaki yang baru saja menciumnya.

"Maafkan ulah anak ini. Kami sedang bermain tadi." perempuan yang membantu Sehun tadi minta maaf pada Baekhyun.

Baekhyun hampir saja marah-marah saat dia menyadari sesuatu. Bukankah perempuan ini Luhan? Xi Luhan?

"Xi Luhan?" gumannya tak sadar.

"Ne? Kau memanggil namaku?" tanya Luhan. Dia yakin jika perempuan yang baru saja dicium oleh Sehun tadi mengucapkan namanya.

Baekhyun yang menyadari kebodohannya langsung menggeleng.

"Ah tidak. Maksudku bisa kau tunjukkan dimana ruang administrasi? Dari tadi aku mencarinya tapi tidak ketemu.

"Kau mahasiswa baru? Astaga, ayo aku antar saja! Tapi tolong maafkan apa yang sudah dilakukan temanku tadi ya." kata Luhan.

Baekhyun mengangguk. Sebenarnya dia belum benar-benar memaafkan lelaki ini. Seenaknya saja mencium Baekhyun dan sialnya ini ciuman pertama Baekhyun. Bukankah itu termasuk tindakan pelecehan?

"Baiklah ayo aku antar." Luhan segera menarik Baekhyun pergi ketika dia merasakan Baekhyun masih merasa marah pada Sehun. Kyungsoo dan Yixing segera pergi menyusul Luhan dan Baekhyun. Sedangkan anggota Phoenik lainnya menghampiri Sehun yang terdiam disana.

"Wah, kau mencium bocah dibawah umur." komentar Chanyeol.

"Benar. Bahkan kau mencium bibirnya! Apa-apaan itu?" protes Kai karena tadi Sehun sempat menolak mencium bibir. Tapi saat melihat perempuan itu cantik, Sehun malah memutuskan untuk mencium bibir wanita itu.

"Hei, ada apa denganmu?" Kris menyentuh pundak Sehun yang terus diam mematung.

"Tidak. Hanya saja aku merasa pernah melihatnya. Rasanya berbeda saat aku menciumnya tadi." jawab Sehun tak jelas.

Ketiganya memutar bola mata mereka malas. Love at the first sigh, huh?

"Jangan macam-macam anak kecil!" Kris mendorong pelipis Sehun kemudian berjalan pergi. Diikuti Chanyeol dan Kai yang menatap aneh pada Sehun.

"Yak! Tunggu aku!" Sehun berlari ketika sadar jika dirinya ditinggal oleh ketiga temannya.

.

.

.

Sesuai janjinya Luhan mengantar Baekhyun sampai di ruang administrasi. Gadis cantik itu juga meminta maaf kembali atas apa yang dilakukan Sehun dan membujuk Baekhyun agar mau memaafkan Sehun. Baekhyun hanya mengangguk. Setidaknya hari ini dia belum ingin memukul kepala anak itu. Masih ada hal lain yang ingin dia lakukan yang lebih penting.

"Baiklah, kami akan pergi dulu. Kami ada kelas setelah ini." kata Luhan.

"Senang bertemu denganmu Baekhyun." kata Yixing.

"Aku juga. Senang bertemu kalian." ucap Baekhyun tulus.

Setelah Luhan, Yixing dan Kyungsoo pergi, Baekhyun segera masuk ke dalam ruangan. Mengatakan jika dia sudah ada janji dengan sang direktur, Kwon Sajangnim.

Lalu Baekhyun diantar ke ruangan Kwon Sajangnim. Kwon Sajangnim tengah duduk di kursinya sambil mengerjakan sesuatu ketika Baekhyun masuk.

"Anyeonghaseo. Byun Baekhyun imnida. Anggota Pasukan Khusus Amerika yang ditunjuk Xi Sajangnim untuk mengawasi anaknya." Baekhyun memberi hormat ala militer.

Lelaki tua yang masih terlihat tampan itu segera berdiri ketika Baekhyun memperkenalkan diri. Dengan tergesa dia berjalan mendekat dan membalas hormat Baekhyun.

"Kwon Hyunsik imnida. Selamat datang Mayor Baekhyun." ucapnya sedikit terbata.

Baekhyun menurunkan tangannya. Menyadari jika Kwon sajangnim sedikit terkejut atas kedatangannya.

"Maaf sebelumnya jika kedatangan saya mengejutkan anda, tapi saya pikir Xi Sajangnim sudah memberitahu anda sebelumnya." kata Baekhyun.

"Benar. Tuan Xi sudah memberi tahu saya. Saya hanya merasa grogi bersama dengan seorang mayor jendral pasukan khusus."

Baekhyun tersenyum makhlum. Dulu dia juga seperti itu ketika pertama kali bertemu dengan anggota pasukan khusus. Aura mereka berbeda dengan anggota pasukan lain. Mungkin sekarang Baekhyun memiliki aura itu.

"Tolong bersikap biasa saja! Saya disini hanya sebagai mahasiswa. Bukan sebagai prajurit. Jadi tolong perlakukan saya sama dengan mahasiswa yang lain." ucap Baekhyun.

Kwon sajangnim mengangguk ragu. Dia mengajak Baekhyun duduk di sofa. Lalu menjelaskan dimana kelas Baekhyun nanti. Kelas Baekhyun sudah diatur sedimikan rupa agar sama dengan Luhan tanpa ada orang yang curiga. Baekhyun juga meminta agar Kwon sajangnim merahasiakan identitasnya meskipun dihadapan dosen yang lain. Baekhyun tak ingin penyamarannya terbongkar hanya karena kecerobohan seseorang.

"Baiklah, saya akan meminta guru Song untuk mengantar anda ke kelas sekarang. Selamat datang di Seoul University, semoga anda senang disini."

Baekhyun berdiri lalu mengulurkan tangannya. Membalas uluran tangan Kwon sajangnim.

"Terima kasih."

Saat Baekhyun keluar, disana sudah ada seorang guru wanita yang Baekhyun yakini sebagai guru Song. Baekhyunpun mengikuti wanita itu menuju kelas.

Di koridor jalan, Baekhyun mendengar suara gaduh dari dalam ruang kelas yang dia tuju. Tapi mendadak hening ketika dia dan guru Song masuk ke dalam. Beberapa anak lelaki bersiul melihat ada seorang murid baru. Tapi diantar semua Baekhyun bisa melihat Luhan yang tersenyum padanya meskipun awalnya perempuan itu terkejut.

"Saem, kenapa membawa anak SMA kemari? Apa dia tak salah kelas?" tanya seorang lelaki bermata bulat dan bertelinga lebar. Membuat Baekhyun cukup terkejut. Anak SMA?

Gelak tawa mulai terdengar saat lelaki tadi bertanya.

"Diam semuanya! Dan kau Park Chanyeol, dia bukanlah anak SMA. Dia teman baru kalian mulai hari ini." guru Song menatap lelaki itu garang, kemudian beralih pada Baekhyun. "Silahkan kenalkan dirimu!"

Baekhyun mengangguk lalu memperkenalkan diri. "Anyeonghaseo, Byun Baekhyun imnida. Senang bertemu kalian." ucapnya kaku.

"Kau dari mana?" tanya seseorang.

"Apa kau dari luar Seoul? Logatmu sedikit aneh."

"Berapa umurmu?"

"Tenang dulu! Biar Baekhyun menjelaskan satu persatu." guru Song menginterupsi anak-anak yang kembali ingin bertanya.

"Aku lahir di Seoul tapi aku pindah ke Amerika saat berusia 4 tahun. Umurku 22 tahun sekarang (Usia internasional). Aku baru pindah kesini kemarin. Jadi mohon bantuannya." Baekhyun tersenyum diakhir penjelasannya.

Anak-anak yang lain sedikit terkejut mengetahui usia asli Baekhyun. 22 tahun? Bahkan gadis itu masih cocok menjadi siswa SMP, begitulah pikiran mereka.

"Eh tunggu dulu! Bukankah dia yang dicium Sehun di kafetaria tadi?" tanya seseorang diamping Chanyeol. Yang berambut pirang.

"Ah benar. Dia yang dicium Sehun." sahut Chanyeol, sedikit berteriak.

Anak-anak kemabli riuh dibuatnya. Ada yang tidak suka, ada yang kagum dan ada juga yang ingin mencium Baekhyun. Membuat kepala Baekhyun sedikit pusing karenya.

Tapi guru Song segera menghentikan ocehan mereka. Llau menyuruh Baekhyun agar segera mengambil tempat duduk dan kelaspun dimulai.

"Aku senang kita sekelas. Kau maukan berteman denganku?" Luhan langsung melambaikan tangannya ketika Baekhyun mencari tempat duduk. Menyuruh Baekhyun agar duduk disampinya.

"Tentu saja." jawab Baekhyun senang.

"Kuharap kau senang disini, Baekhyun-ah." kata Yixing.

Baekhyunpun tersenyum. Senang karena dia tak harus bersusah payah agar bisa dekat dengan Luhan. Dia sungguh bersyukur mereka bisa berteman saat Baekhyun baru saja masuk kesini. Sungguh ini pertama kali dia merasa beruntung hari ini.

...

TBC

...


FF ini aku buat setelah kembali nonton film India yang sangat bagus dan mengharu biru (menurutku sih yaaa...) Main Hoona

Terus entah kenapa pengen lah buat cerita macam kek gitu ehehehe

Ah karena aku masih baru, minta kritik dan saran yang membangun ya chingu