( )
Follow/1. Chapter 1
FanFiction (/) | unleash your imagination
My Boyfriend Is? (wonmin Stories 4)
By: froznmoon(/u/4557576/frozenmoon)
( . ?uid=4557576)
sungmin yang niat awalnya hanya ingin balas dendam tidak tahu bahwa ternyata Siwon bukan pemuda biasa. Siwon adalah seorang psikopat yang tidak pernah segan
menyakiti apa pun yang ada di depan matanya. Lalu, apa yang akan dilakukan Siwon pada sungmin yang menolak lamarannya padahal Siwon begitu tulus mencintainya?
Wonmin YAOI, BoyXBoy, Lemon, Rape, BDSM, Hard Sex. 2SHOOT. COMPLETE
Rated: Fiction M ( ) Indonesian
Hurt/
Comfort/Romance Chapters:
2 Words:
7,818 Reviews:
108 (/r/9438895/) Favs:
36 Follows:
45 Updated:
Sep 4, 2013 Published:
Jun 29, 2013 Status:
Complete id:
9438895
My Boyfriend Is?
Disclaimer
Choi Siwon punya lee sungmin, lee sungmin punya Choi Siwon, wonmin punya Nay selalu dong. hehe
Pairing
Siwon X sungmin
Genre
Romance, and crime?
WARNING
Alur pasaran, miss typos, YAOI, BDSM, lemon, BAHASA GAK BAKU!
Buat yang gak suka sama pair, alur, and deelel,
silahkan menyingkir daripada muntah kan?
NO LIKE? DON'T READ!
Hallo Minna…
FF ini adalah salah satu ff Nay di fandom Naruto terus Nay remarks jadi screenplay wonkyu. Alasannya? Karena Nay mau gitu loh! Hahaha. Buat
ngebanyakin ff WonKyu couple juga tapi males mikir. Makanya ngedit yang udah ada..
Di sini Seunghyun jadi kakaknya Siwon, sama Ahra jadi adeknya Kyuhyun. Nah loh? Gak papa
deh. Bebas berfantasi dan berkreasi aja. Hohoho.
I Hope you like it!
Tuk… tuk… tuk…
Seorang pemuda bersurai blonde tengah menunduk sambil menghentakhentakkan
ujung sepatunya ke lantai. Pikirannya menerawang jauh dengan sorot mata foxy
nya yang tampak kosong. Pemuda itu masih tampak santai menyenderkan punggungnya ke dinding kelas yang mulai sepi. Ia mulai ragu dengan tujuannya
sendiri masuk ke sekolah ini. Begitu banyak hal yang ia lihat, begitu banyak hal yang ia tahu. Berbeda dengan saat pertama kali ia membulatkan tekadnya datang Seoul, yang hanya ingin membalas dendam pada orang yang sudah menyakiti adiknya.
Tapi…
Sepertinya mulai ada yang ganjil, kan?
"Kau masih di sini, min?" Tanya suara baritone yang sudah familiar di telinganya. Yang dipanggil min itu menoleh ke pintu kelas, ia melihat seorang pemuda lainnya
yang bermata hitam pekat sama seperti orang yang sangat dibencinya. Orang ini justru sudah menjadi sahabat dekat sungmin. Mungkin… ada perasaan khusus untuk
pemuda berambut hitam itu?
Mph… entahlah! sungmin hanya selalu merasa nyaman jika bisa bersama dan ada di dekat Seunghyun. Sekali pun ia hanya bisa meneguk ludah sakit saat melihat
pemuda itu justru mencintai sahabatnya sendiri. Yah… sudah setengah tahun ini sungmin tahu Seunghyun memiliki hubungan khusus dengan Yoona. Yoona dan
Seunghyun bahkan sudah tidak sungkansungkan
lagi bermesraan di depannya.
"Yah…" jawab sungmin singkat. Kembali menunduk saat melihat Yoona ikut muncul dan mengamit tangan Seunghyun manja.
"minnie… bagaimana kalau hari ini kita hangout?
Besok kan libur." Yoona mengusulkan. Yang langsung diberi anggukkan setuju oleh Seunghyun. Sudah lama mereka
tidak pergi keluar bersama kan?
"Untuk apa?" melihat kalian bermesraan? Lanjutnya dalam hati. sungmin sama sekali tidak berani mengangkat wajahnya. Ia tidak mau dua orang sahabatnya itu
melihat ekspresi terluka.
"Tentu saja untuk bersenangsenang!"
jawab Yoona sambil manyun. Membuat Seunghyun tergoda untuk mengecup bibir tipisnya. Tidak peduli pada sungmin yang
berdiri beberapa meter darinya. Beruntunglah sungmni tetap menunduk, karena itu membuatnya tidak perlu lagi patah hati melihat kemesraan Seunghyun dan
Yoona.
"Kalian saja…" Kyuhyun berjalan menuju bangkunya lalu mengambil tasnya, ia berjalan ke arah Seunghyun dan Yoona lalu tersenyum skeptis. "Aku ada janji dengan
Siwon."
.
.
Siwon tampak sedang duduk di kap ferarri hitamnya, raut wajahnya tetap datar sekalipun hatinya mulai sedikit jengkel. Sudah setengah jam ia menunggu, tapi
sungmin masih belum juga menunjukkan batang hidungnya. Padahal jam sekolah berakhir sudah dari satu jam yang lalu. Ke mana pemuda bernama lee sungmin
itu?
"Maaf lama menunggu," kata seorang pemuda tibatiba.
Suaranya yang terdengar lembut membuat Choi Siwon mengeraskan rahangnya. Kesal sekali. Maunya Siwon
marahmarah
melampiaskan kekesalannya, tapi, ia tidak tega pada si rambut blonde kesayangannya.
"Kau darimana saja?" Tanya Siwon datar. Membuat hati pemuda di belakangnya itu sedikit berjengit. Siwon bahkan tidak membalikkan tubuhnya saat bertanya.
Sepertinya tuan muda Choi bungsu kita ini memang marah.
"Di kelas." sungmin menjawab singkat. Hanya bisa menghela napas melihat pemuda yang usianya dua tahun di bawahnya. Yah! sungmin sudah kelas 3 SMU,
sedangkan Siwon duduk di kelas 1.
"Masuklah!" Siwon memberi nada tidak puas atas jawaban sungmin. Tapi ia malas memperumit masalah, ia dan sungmin memang sudah terlalu sering bertengkar. membukakan pintu mobilnya untuk sungmin, sungmin masuk dan duduk manis di jok samping kemudi. Tanpa menoleh pada sang empunya mobil sedikit pun, ia
memejamkan matanya lelah.
Siwon menutup pintu lalu berjalan ke seberang arah, membuka pintu mobil lalu memasukkan tubuh atletisnya. Ia menutup pintu sambil mendekatkan wajahnya ke
wajah sungmin, dikecupnya bibir merah sungmin sekilas, sedikit melumatnya saat sang sulung keluarga lee tidak merespon dan tetap tenang sambil memejamkan
matanya.
"Aku lelah, Wonnie…" kata sunmgin saat Siwon mengecupi pipi dan lehernya. Membuat Siwon menjauhkan bibirnya dari leher putih mulus itu lalu mendengus.
"Kau selalu punya alasan untuk menolakku!" tuduh Siwon ketus. Melihat sungmin tidak membalas katakatanya,
Siwon menstater mobilnya lalu mengatur kopling. menginjak pedal gas, lalu mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang keluar dari gerbang sekolah.
Eh? Ada yang lupa Nay jelasin, ya? Hehehe!
Siwon dan sungmin sudah hampir satu bulan berpacaran. Siwon sangat tertarik pada pemuda yang selalu dijulukki bunny boy di sekolahnya itu. Begitu manis namun
terlihat dingin di depannya. Siwon memang tidak tahu apa alasannya? Ia sering melihat sungmin pergi bersama Seunghyun, sering juga bermain ke rumahnya. Dan
celakanya ia dapat melihat dengan jelas sorot rasa sayang di mata sungmin untuk Seunghyun, namun ia tidak peduli. Yah! Siwon sama sekali tidak peduli. Ia sudah
menyukai sungmin sejak delapan bulan yang lalu.
Setelah meyakinkan dirinya, sebulan yang lalu Siwon nekad mengungkapkan perasaannya pada sungmin, dan entah alasannya itu apa? Yang jelas sungmin langsung
menerimanya. Sekalipun sikapnya pada Siwon tidak berubah, tetap dingin seperti biasanya. Tapi… Siwon tidak peduli, apa pun alasan sungmin, yang jelas kini ia
sudah dimiliki oleh seorang Choi Siwon.
.
.
"Apa tidak apaapa?"
Tanya Yoona khawatir. Ia menatap mobil Siwon yang hilang dibelokan gerbang sekolahnya. Seunghyun yang berdiri di samping Yoona hanya
menghela napas lalu menggidikkan bahunya.
"Entahlah!" jawab Seunghyun ragu. Merasa tidak tega pada sang sulung keluarga Choi yang selama ini hatinya selalu ia permainkan.
Yah! Seunghyun memang tahu sungmin menyukainya, mungkin bisa dikatakan juga mencintainya. Dan jika boleh jujur, Seunghyun juga sebenarnya punya perasaan
khusus pada sungmin. Dan Yoona tahu itu, tapi… Yoona yang baik bersedia menjadi kekasih Seunghyun dan membantunya melupakan sungmin yang sudah disukai
Siwon. Meski masih belum bisa melupakan sungmin sepenuhnya, tapi Seunghyun begitu menyambut perasaan tulus yang disuguhkan Yoona. Ia senang Yoona begitu
memperhatikannya, dengan begitu… ia tidak perlu menyakiti hati dongsaeng kesayangannya karena menyukai pemuda yang juga Siwon sukai.
"Semoga Siwon tidak apaapa.
Aku khawatir padanya kalo saja melihat sungmin marah." Kata Yoona prihatin. Menggelengkan kepalanya seperti bocah malang yang
menolak jika diberi uang recehan.
"Aku lebih khawatir pada sungmin. Dia masih belum mengenal Siwon sepenuhnya." Seunghyun membatin frustasi. Mengingat kelakuan adiknya jika sudah terobsesi.
Menghalalkan apa pun, melakukan apa pun. Bahkan mungkin membunuh orang juga bukan hal yang tidak mungkin dilakukan seorang Choi Siwon.
Tidak banyak yang tahu memang…
Catatan gelap tentang keluarga Choi…
Saat semua orang berpikir selama dua tahun lalu Siwon berada di Amsterdam untuk melanjutkan studynya
tapi kemudian kembali ke Korea.
Hanya Keluarga Choi lah yang tahu bahwa sebenarnya…
/
/
/
Siwon sedang menjalani pengobatan di rumah sakit jiwa.
Ckckckck! Kau harus hatihati,
min...
.
.
"Ini untukmu…" Siwon memberikan sebuah boneka rubah besar berekor Sembilan pada sungmin. Saat ini mereka sedang ada di game center. Dan Siwon menukar
semua kupon yang di dapatnya dengan boneka rubah berwarna orange itu. sungin langsung memanyunkan bibirnya lalu menerima boneka itu.
"Aku bukan perempuan!" sungmin mendelik. Membuat Siwon mengacakacak
rambut pemuda yang tingginya tiga senti di atasnya itu. Terlihat ganjil memang. Tapi
Siwon sih cuekcuek
saja. Dia kan masih masa pertumbuhan. Jadi wajar jika sedikit lebih pendek dari sang uke.
Ini bulan ketiga mereka berpacaran, hubungan mereka semakin hangat. Setidaknya sungmin sudah mau memberikan Siwon senyuman manisnya dan jarang menolak
saat Siwon menciumnya. Siwon sangat senang dengan perubahan sikap sungmin, hal itu membuatnya terlihat lebih dewasa dan selalu berusaha mengerti keinginan
sang uke yang lebih tinggi darinya itu. jika bukan karena sikap tak banyak bicara Siwon, pasti tidak mungkin ada yang mengira atau percaya bahwa yang sebenarnya
ada di posisi uke adalah sang sulung Cho.
Siwon jauh lebih hidup sejak memiliki sungmin, ia mulai banyak berinteraksi dengan keluarganya sendiri. Curhat pada Seunghyun dan meminta pendapatnya untuk
lebih menaklukan sungmin. Apa yang disukai dan tidak disukai sungmin? Apa yang dilakukan sungmin jika waktu senggang? Bahkan makanan dan minuman favorit
sungmin pun kini Siwon tahu.
"Lalu, kali ini permainan apa yang kau ingin mainkan?" Tanya Siwon sambil mengangkat satu plastik kecil yang berisi banyak koin. sungmin mempererat pelukan
bonekanya lalu menyapu pandang sekelilingnya. Menatap penuh minat pada beberapa game yang ingin kembali dicobanya.
"Coba kita main di sana!" tunjuk sungmin ke arah shootgun yang sudah ditempati oleh beberapa siswa SMU lainnya. Siwon mengangguk lalu menggandeng tangan
sungmin dan menyeretnya. Mendeathglare semua orang yang ada di sana, membuat orangorang
itu menjauh dan meninggalkan permainan game mereka yang
belum selesai.
"Sekarang, bermainlah sepuasmu, min!" kata Siwon datar. Membuat sungmin memutar kedua bola matanya jengah. Kenapa Siwon tidak mengenal dengan kata sih? Kan kasihan orangorang
yang ketakutan garagara
dapat glare mematikan dari bungsu keluarga Choi.
Tapi toh… sungmin akhirnya main juga. Lumayan kan? Anggap saja bodyguard gratis.
.
.
.
"Jangan terlalu dekat dengan sungminku, Hyung!" kata Siwon saat mereka sedang sarapan di ruang makan. Sebuah mansion mewah yang menjadi tempat terindah
di kota Seoul. Setiap ukiran dindingnya dilapisi oleh butiranbutiran
berlian, membuat dinding itu tampak berkilauan saat tertimpa cahaya lampu. Nuansa yang serba
putih menambah kesan mewah rumah itu. Yah! Kecuali kamar Seunghyun yang dicat biru, dan kamar Siwon yang dicat hitam.
Mendengar nada sinis dari Siwon, Seunghyun mengangkat kepalanya lalu meletakkan sendok dan garpunya, mengelap bibirnya dengan tisu lalu menatap Siwon
lembut. Kedua orangtua Siwon hanya diam tak ikut berkomentar, putra bungsu mereka sangat mengerikan saat marah, jadi mereka memilih tidak ikut campur atau
Siwon akan berpikir mereka pilih kasih.
"Apa maksudmu, Wonnie? Memangnya selama ini kami terlalu dekat?" Tanya Seunghyun, tetap dengan senyuman tipis di bibirnya.
"Yah! Dan aku tidak suka itu. Dia milikku!" tegas Siwon posesif, ia menatap Seunghyun sengit. "Seharusnya kemarin kau tidak berani merangkul bahunya. Kau
membuatku marah!" tunjuk Siwon tidak sopan. Raut wajahnya tetap datar dengan sorot matanya yang begitu mengerikan.
"Itu hanya sebuah rangkulan persahabatan, kami sudah biasa, apa yang kau khawatirkan?"
"Aku bilang aku tidak suka brengsek!" Siwon menggebrak meja kasar. Kini ia benarbenar
marah. Rahangnya mengeras, membuat Sooyung panik dan Leeteuk
mengambil ancangancang
jika sampai putra bungsunya bertindak keluar batas. "Dia milikku, hanya milikku, dan hanya aku yang boleh menyentuhnya! KAU DENGAR
AKU?!" teriak Siwon semakin tidak waras. Tak memikirkan para pelayannya yang sudah gemetar ketakutan karena takut kena efek kemarahan si bungsu.
"Seunghyun tidak akan melakukannya lagi, Wonnie!" Leeteuk menengahi. Berusaha mencairkan suasana yang mendadak panas. Ia menatap Siwon lalu menatap
Seunghyun memberi isyarat agar anak sulungnya itu mengangguk.
Seunghyun menurut, ia menghela napas lalu tersenyum, "Yah! Aku janji tidak akan menyentuhnya lagi. sungmin hanya milikmu, Wonnie. Aku tahu itu."
Mendengar itu emosi Siwon mereda seketika. Ia mengambil sendok dan garpunya lalu kembali menghabiskan sarapannya dengan senyum penuh kemenangan. Lalu
kemudian ia teringat sesuatu dan berkata, "Yah! Dia milikku, jadi jangan mengusiknya, atau aku tidak akan segan membunuhmu, Hyung!"
Santai sekali Siwon mengancam kakaknya sendiri. Tidak memerhatikan ekspresi wajah sang kakak yang mendadak pucat.
Seunghyun hanya mengangguk pasrah dengan sebutir keringat di pelipisnya. Ia tahu betul ancaman Siwon bukan mainmain.
Siwon tidak pernah berkenalan dengan
kata 'guyon'.
Dibunuh adiknya sendiri?
Mengerikan!
Bagi Seunghyun… itu sama sekali bukan pilihan.
.
.
"wookie…" bisik sungmin lirih. ia mengusap foto adiknya yang kini hilang entah ke mana? Yah! Lenyap seperti di telan bumi beberapa tahun lalu. Frustasi karena
ditinggalkan oleh pemuda yang begitu ia cintai. sungmin memeluk foto adiknya lalu memejamkan mata. Berusaha mencari posisi nyaman untuk tidurnya. Namun…
matanya tetap terbuka, seolah tidak mau mengistirahatkan otaknya yang sudah sangat lelah.
"Aku merindukanmu… Eomma dan Appa juga." sungmin menatap langitlangit
kamarnya dengan tatapan sendu. Menunjukkan rasa sakitnya karena begitu
merindukan sang adik tercinta. "Kenapa kau harus pergi?" pertanyaan itu seolah menjadi kalimat yang amat menyakitkan untuk dirinya sendiri. Sampai sekarang
sungmin masih tidak mengerti. Kenapa Ahra harus pergi hanya karena seorang Choi Siwon? Hanya karena tidak bisa mendapatkan hati Siwon, hanya karena cintanya
ditolak oleh Siwon. Ahra pergi dari rumahnya dan tidak kembali. Hhh… hal itu membuat rasa benci di hati sungmin pada Siwon semakin meningkat.
Benarkah?
Benarkah hanya rasa benci?
Suka tidak suka, hatinya mulai mengakui bahwa ada perasaan lain saat ia bersama si bungsu keluarga Choi. Perasaan… senang mungkin?
sungmin masih belum tahu dengan keinginan hatinya sendiri. Yang jelas… yang menjadi tujuan hidupnya saat ini adalah… membuat Siwon menyesal karena pernah
mencintainya…
Tapi…
Semakin lama sungmin semakin tidak bisa menahan perasaannya sendiri. Semakin lama ada sesuatu yang memberontak di hatinya dan memintanya membalas
perasaan si bungsu Choi. Lambat laun perhatian Siwon yang amat posesif itu membuat hati sungmin luluh juga. sungmin sadar ia mulai menyukai Siwon, dan ia
sudah bertekad untuk membunuh perasaannya.
Ia mulai mengambil sebuah keputusan, keputusan yang ia anggap sudah sangat tepat untuknya –tapi tidak untuk Siwon .
sungmin akan mengakhiri semuanya. Yah…
lagipula, kalau dipikirpikir,
kepergian Ahra bukan salah Siwon sepenuhnya bukan? Setiap orang berhak memilih, menentukan siapa orang yang layak untuk ia cintai.
Begitu juga dengan Siwon. Bukan salahnya jika ia tidak bisa menerima Ahra.
Yah… mungkin kencan hari minggu besok akan menjadi kencan terakhir mereka.
.
.
.
Siwon merapikan dirinya di depan cermin. Ia tampak begitu tampan saat mengenakan kemeja hitam dengan celana jeans berwarna senada. Jaket levis hitam tampak
begitu mempesona saat dikenakan tubuhnya yang atletis. Di belakangnya Sooyung tampak menatapnya penuh kagum, ia sangat senang dengan perubahan sikap
putra bungsunya, lebih terkendali.
Sepertinya membawa Siwon keluar dari rumah sakit jiwa dan merawatnya di rumah memang sebuah keputusan yang tepat. Apalagi membiarkan Siwon sengaja
berinteraksi dengan orang banyak. Dan beruntungnya Sooyung karena Siwon bertemu dengan sungmin dan perkembangannya terlihat naik pesat.
Ehm!
Jadi Minna… artinya saat keluar dari rumah sakit jiwa, Siwon masih dalam keadaan tidak waras. Apalagi kegilaan Siwon itu sudah mencapai titik psikopat.
"Siwon, anak Eomma sangat tampan, pantas saja minnie jatuh cinta padamu!" kata Sooyung sambil memeluk lengannya sendiri. Membuat Siwon tersenyum malu lalu
berbalik.
"Benarkah? Menurut Eomma seperti itu?"
"Tentu saja. Siapa yang tidak akan terpesona dengan ketampananmu?" Sooyung melangkah menghampiri Siwon lalu merapikan kerah kemeja putra bungsunya.
"Selama ini aku merasa minnie menyukai Hyung." Siwon mendesis geram. Ia kembali mengingat wajah kakaknya yang begitu memuakkan karena disukai sungmin.
"Eomma rasa tidak!" Sooyung menggeleng. Sedikit merinding dengan aura mengerikan yang menguar dari tubuh Siwon. "Mungkin saja minnie mendekati Seunghyun
untuk mendekatimu, kan?" Sooyung asal tebak. Membuat Siwon membolakan matanya tidak percaya.
"Benar kah?" Tanya Siwon. Memang hanya di depan ibunya saja Siwon bisa bersikap seperti anak manja.
"Tentu saja. Kalau bukan anakku, Eomma pasti sudah jatuh cinta juga padamu!" Sooyung mengangguk pasti. Sama sekali tidak menyadari garagara
kelakuannya bisa membuat anak orang celaka. Siwon tersenyum bahagia mendengarnya, ia sangat senang dengan pendapat ibunya. Siwon mengeluarkan sebuah kotak cincin saku celananya lalu menunjukkannya pada Sooyung.
"Menurut Eomma apa minnie akan senang menerima ini?" Tanya Siwon penuh harap. Benarbenar
berharap ibunya akan memberinya jawaban yang lebih
menyenangkan lagi.
"Tentu saja. minnie pasti sangat bahagia. Mungkin dia akan menciumimu seharian ini!" Sooyung tertawa dengan sebelah tangannya menutupi mulut. Membuat wajah
Siwon memerah karena memikirkan diciumi sungmin seharian ini. Aah… betapa mimpi itu sangat menyenangkan bukan? Dan Siwon tidak sadar bahwa yang
dipikirkannya itu memang hanya sebuah mimpi.
.
.
.
Siwon duduk di bangku taman, sungmin memang mengajaknya bertemu di sana. Menolak untuk dijemput Siwon ke rumahnya. Siwon sih menurut saja. Walau sedikit
kesal dengan kebiasaan sungmin yang selalu telat.
Siwon masih duduk manis, tidak peduli dengan suara petir dan tubuhnya yang sudah basah kuyup. Hari pun beranjak sore, sudah satu jam Siwon duduk di sana. Tetap
tersenyum senang karena hari ini ia akan melamar sungmin. Hhh… padahal usianya masih 16 tahun.
Eh?
Apa tadi?
Basah kuyup?
Yah! Siwon memang basah kuyup, hujan deras mengguyur tubuhnya yang tidak mau beranjak seinchi pun dari tempatnya. Tidak berminat mencari tempat berteduh
sekalipun ada sebuah pohon besar tepat di belakangnya. Siwon terlalu takut saat sungmin datang tidak menemukannya, dan hal itu akan membuat sungmiin kecewa,
marah, dan menolak lamarannnya mentahmentah.
Siwon tidak ingin hal itu terjadi, sungguh ditinggalkan sungmin hanya akan membuat hatinya mati. Dan Siwon
masih menikmati kehidupannya seperti orang 'normal' lainnya.
"Bagaimana cara aku mengatakannya padamu? Tidak mungkin aku mengajakmu menikah untuk sekarang ini, kan, min?" Siwon menatap boneka panda berukuran
sedang di sampingnya, boneka itu juga basah kuyup. "Bertunangan saja dulu, setelah aku lulus, baru kita menikah." Ia tersenyum bahagia memikirkan hal itu.
Ahhh… mendung pun seperti cerah saat Siwon memikirkan Sulung lee yang begitu memikat hati. Ke mana sungmin? Kenapa masih belum datang juga?
"Siwon …" kata seseorang lirih dari belakang Siwon. Mengenali suara orang yang menyebut namanya, segera Siwon berdiri lalu berbalik, menyembunyikan kotak
cincin di balik punggungnya agar sungmin terkejut? Hhh… cinta memang manis.
"minn… aku sudah lama menunggumu." Siwon tersenyum manis. Membuat hati sungmin mencelos merasa bersalah. sungmin memayungi Siwon dengan payung yang
melindungi tubuhnya. Tidak ingin adik Seunghyun itu kehujanan terlalu lama.
"Kenapa kau tidak berteduh?"
"Aku takut kau tidak melihatku."
Kalimat Siwon begitu menyayat hati sungmin. Takut tidak melihatnya? Memang selama ini kapan sungmin pernah melihat seorang Choi Siwon? Melihat dalam arti
yang lain.
sungmin, tidak pernah menerima semua kebaikan yang sudah Siwon berikan untuknya…
sungmin, tidak pernah mau tahu pada Siwon yang selalu sabar menunggunya…
sungmin tidak pernah peduli pada Siwon yang selalu berusaha mendapatkan hatinya…
Memangnya kapan? Kapan sungmin bisa melihat Siwon?
"Kau bisa sakit jika terlalu lama berada di sini." sungmin menghela napas. Ia menatap mata Siwon sendu menyiapkan diri. Yah! Ia ingin mengakhiri semuanya.
"Aku tidak akan sakit. Kau harus tahu aku kuat." Siwon menyombongkan diri. Membuat sunmgin semakin yakin bahwa keputusannya meninggalkan Siwon tidak akan
terlalu berpengaruh pada sang Tuan muda Choi. Yah! Siwon memang kuat, jadi sungmin tidak perlu takut suatu hari nanti akan merasa bersalah karena Siwon bunuh
diri. Astaga! Kau berlebihan minnie…
"Siwon …" sungmin memanggilnya lirih. entah kenapa mendadak tenggorokkannya tercekat, seolah tidak rela sungmin akan mengeluarkan kalimat yang akan melukai
dirinya sendiri juga mungkin?
"Sarang"
"Aku ingin putus!" potong sungmin cepat. Tidak memberikan Siwon kesempatan untuk menyelesaikan kalimatnya.
Siwon terdiam, poni basahnya mendadak menjuntai menutupi matanya saat mendengar kalimat terlarang keluar dari bibir lee sungmin . Ia masih berusaha bersikap
datar, menganggap apa yang dikatakan sungmin hanya lelucon. Mana mungkin sungmin memutuskannya? Eommanya bilang sungmin jatuh cinta padanya, mendekati
Seunghyun hanya untuk mendapatkannya.
"miiinn…"
"Kita akhiri saja semuanya. Aku tidak bisa lagi!" sungmin menggeleng. Mendadak ia merasa hatinya sendiri berdenyut sakit. Astaga! Sejak kapan lee sungmin
menjadi selemah ini?
"Memangnya apa salahku?" Tanya Siwon. tibatiba
ingin tahu alasan apa yang membuat sungmin kini meninggalkannya? Apa perhatiannya selama ini kurang? Apa
cintanya masih belum cukup besar? Atau karena ada… lakilaki
lain?
Sampai berani sungmin berkata meninggalkannya karena tidak bisa lagi dengannya. Sekalipun tangannya di belakang punggung yang sedang menggenggam kotak
cincin bergetar, tapi Siwon masih memasang wajah datar seperti biasanya.
"Karena aku membencimu, tidak pernah menyukaimu. Aku mendekatimu hanya untuk membalas dendam. Karena kau… wookie menghilang." Kyuhyun menjelaskan.
Tampak tidak sungkan mengatakan unekunek
di hatinya secara terangterangan.
Ia tidak ingin Siwon membencinya karena pernah mencintainya, ia hanya ingin
Siwon membenci sungmn karena keegoisan seorang lee, dan hal itu akan membuat Siwon cepat melupakannya. Yah! sungmin hanya ingin Siwon tidak terlalu sakit
karenanya.
wookie?
Siwon tampak mengernyit saat mengingat nama seseorang yang cukup familiar di telinganya. Orang itu adalah gadis berisik yang selalu mengganggu ketenangannya
saat berdiam diri di taman. wookie selalu saja datang dan mengganggu Siwon, hingga tanpa sadar membuat bungsu keluarga Choi sendiri terbiasa dengan
kehadirannya.
Hal itu terjadi sekitar beberapa tahun yang lalu, saat…
Siwon belum dikirim ke rumah sakit jiwa.
Suatu hari, wookie mengungkapkan cintanya pada Siwon, Siwon yang hanya menganggap wookie teman –berisikmenolaknya
tanpa memberi alasan. Siwon tidak ingin
menyakiti wookie , sejak kecil ia punya kebiasaan selalu menyakiti halhal
yang ia sukai, dan Siwon sangat tidak ingin membuat gadis berambut panjang itu menjadi
objeknya yang berikutnya. Lalu, Siwon menghilang karena penyakit –gilanyasemakin
parah. Ia yang sudah bisa masuk kategori psikopat akhirnya orangtuanya kirim
ke rumah sakit jiwa di Amsterdam agar nama baik keluarga Choi tidak tercemar.
Dua tahun lalu, ibunya Siwon menjemputnya, ia sangat ingin merawat putranya sendiri tentunya dengan pengawasan ketat para bodyguard sang ayah. Awalnya
Siwon tidak banyak bertingkah, hanya diam di dalam kamar dan tidak mau bicara. Lalu Seunghyun membawa sungmin ke rumahnya, mereka tanpa sengaja bertemu
saat Siwon hendak pergi ke taman. Dan semenjak itu, Siwon langsung terpikat pada senyuman sungmin yang begitu memikat. Ia jatuh cinta pada pandangan
pertama. Dan detik itu pula… untuk pertama kalinya ia mau balas tersenyum tulus –bukan menyeringaidan
membalas sapaan seseorang.
Tapi…
Kenapa sungmin kini meninggalkannya? Disaat Siwon mulai merasa dirinya waras?
Bug!
Tanpa segan Siwon menghantam tengkuk sungmin yang berbalik hendak pergi meninggalkannya. Membuat payung merah itu terjatuh dan menghantam tanah,
menutupi sebagian tubuh sungmin yang tidak sadarkan diri.
Meninggalkan seorang Choi Siwon?
Hmm…
Dalam mimpimu lee sungmin!
Tak banyak bicara, Siwon menggendong tubuh sungmin yang basah kuyup ke dalam mobilnya, tangannya masih mencengkeram kotak cincin yang sengaja dibelinya.
Menyedihkan!
Lamarannya ditolak bahkan sebelum ia bicara?
Tapi…
Seorang Choi Siwon tidak mengenal dengan kata ditolak.
Jika sungmin tidak mau memakai cincinnya secara sukarela, maka Siwon akan memasangkan cincin itu secara paksa.
Yah… secara paksa.
Jika perlu Siwon akan memotong jari manis sungmin lalu memasangkan cincin itu. Memikirkan cara gilanya tersebut membuat Siwon tanpa sadar mengukir senyuman
tipis. Rrr… mungkin lebih tepat jika dianggap seringaian?
"Mine…" Siwon bergumam lirih.
.
.
.
sungmin POV
"Ngh…" aku bergumam lirih saat berusaha membuka kedua bola mataku, sedikit meringis merasakan sakit yang menyerang kepalaku. Aku berusaha duduk, menopang
kedua tanganku ke kasur.
Eh?
Kasur?
Di mana ini?
Aku menyapukan mata ke sekelilingku berusaha mengenali tempat yang sudah tidak asing ini. Yah! Tempat ini sangat tidak asing.
Dengan warna cat serba hitam dan cahaya lampu yang sedikit temaram?
Lalu… mataku membulat horror saat melihat banyak fotoku tepat di langitlangit
kamar ini. Astaga! Ini kamarnya Siwon. Aku yakin itu karena sudah beberapa kali mengajakku masuk ke dalam kamarnya. Kadang aku heran dengan bocah berlesung pipi itu. Apa tidak pengap kamarnya itu sama sekali tidak tembus cahaya
matahari? Kupikir mungkin dia memang sedikit kurang waras. Entah apa yang ia lakukan selama tinggal di Amsterdam.
Kurasa mengingat ia yang tidak bisa bersosialisasi, ia tidak akan punya teman seorang pun.
Tapi…
Kenapa aku bisa ada di sini?
"Kau sudah bangun, Chagi?" Tanya seseorang lirih. aku menoleh ke pintu kamar mandi. Kulihat Siwon sedang berjalan perlahan dengan seringaian tipis yang samarsamar
bisa kulihat.
Astaga!
Kenapa cahaya lampu temaram ini menambah kesan horror pada penampilan Siwon yang hanya memakai kemeja putih tanpa dikancing, memamerkan tubuh
atletisnya yang dibalut kulit putih kecoklatan sempurna? Dan mata hitamnya itu… kini terlihat seperti merah membuatku sejenak berpikir dia seorang vampire.
"SiSiwon…
kenapa aku di sini?"
"Kau pingsan!" Siwon mengangkat bahu. Aku melihat kedua tangannya mengambil beberapa barang mengerikan yang membuat sekujur tubuhku merinding disko.
Gunting, cutter, dan apa itu benda yang mirip seperti timun? Lalu ada tali dan juga borgol.
Ya ampun… apa aku akan mati? Apa benar gossip yang beredar selama ini Siwon itu manusia tidak waras?
"Kakau
yang membuatku pingsan!" tuduhku saat ingat rasa sakit ditengkukku. Dia memukulku tanpa ampun membuatku pingsan tanpa sempat melakukan
perlawanan. "Kau menyakitiku!"
End POV
.
"Kau pikir salah siapa ini?" Siwon menatap sungmin datar. Dihampirinya sungmin yang beringsut mundur. Siwon dapat melihat dengan jelas ekspresi sungmin yang
tampak ketakutan, membuat si rambut coklat itu terlihat jauh lebih manis.
"Kau yang membuatku menyakitimu. Kalau saja kau tidak menolak wookie, mungkin…"
"Dia akan mati di tanganku." Siwon menyeringai sambil menjilat cutternya.
Membuat sungmin semakin mundur ketakutan. "Kau tahu, Sayang? Sebenarnya saat Amsterdam aku bukan sekolah, tapi disekap di rumah sakit jiwa karena sudah beberapa kali melukai pelayanku." Siwon berterus terang. Tidak peduli sama sekali
pada sungmin yang semakin ketakutan. Siwon meletakan semua barang bawaannya di atas laci kecil samping tempat tidur dan menatap sungmin sayu.
Mata hitamnya seolah hendak menelanjangi tubuh basah sang pemuda lee sulung yang kini tampak memamerkan setiap lekukan tubuhnya yang membuat Siwon
menelan ludah penuh gairah. Dan rambut basah sungmin yang tampak layu itu… ahh… Siwon sangat ingin menciumi dan memotongnya. Eh?
Yah! Rambut basah itu sudah menutupi sebagian leher jenjang sungmiin , dan menurut Siwon itu sangat mengganggu.
"Aku punya kebiasaan selalu menyakiti semua orang atau pun benda yang kusukai, min. Tapi jujur awalnya aku tidak pernah berharap kau menjadi objekku juga.
Hhh… andai kau tidak menyakitiku…" Siwon memiringkan kepalanya dan memasang wajah kecewa dibuatbuat
tapi tak lama kemudian ia tertawa terbahakbahak.
"My sweetheart. Habis kau hari ini!" Siwon menerjang tubuh sungmin dan mencengkeram kedua pergelangan tangan sungmin . Membuat kepala sungmin membentur
ujung kasur keras dan siempunya meringis kesakitan. "Aku tadinya hendak memborgol tanganmu, tapi sepertinya kurang menarik. Bagaimana dengan hard seks? suka? Ahhh… kau pasti akan menyukainya."
Siwon berbisik di bibir sungmin, sungin berusaha memalingkan wajahnya dan menendangnendang
tanpa arah. Siwon menindihnya, tubuh yang sedikit lebih kecil
darinya itu ternyata jauh lebih kuat dari yang pernah sungmin bayangkan.
"Lepaskan aku Siwon! LEPAS!" bentak Kyuhyun sambil memalingkan wajahnya.
Buk!
Tanpa segan Siwon meninju pipi kiri sungmin sekuat tenaga. Ia menjilat bibirnya saat saat melihat darah segar mengalir dari sudut bibir bawah sungmin yang sobek.
sungmin hanya meringis kesakitan mendapat perlakuan 'lembut' Siwon. Astaga! Sepertinya Siwon memang berniat melakukan BDSM. Tapi… tanpa diikat tentunya.
"Aku tidak suka dibantah!" Siwon menjambak rambut sungmin sekuat tenaganya.
"Ah!" sungmin meringis nyeri saat Siwon menjilati bibirnya yang perih. Mengisap darahnya seperti vampire. sungmin ingin menangis saja rasanya. Melakukan
hubungan seks dengan Siwon saja ia ogah, apalagi harus sambil dikasari. "Lepas Siwon! LEPASKAN AKU BRENGSEK BIADAB!"
Buk! Satu pukulan lagi menghantam pipinya yang lain. sungmin merintih nyeri. Walau bagaimanapun dia lakilaki
yang sudah terbiasa berkelahi, tapi tetap saja
dipukul bukan hal yang menyenangkan bukan?
"Baiklah, lari jika kau bisa. Aku beri kau waktu satu menit untuk keluar dari kamarku. Jika tidak, aku akan memakanmu… chagiyaaa…" bisik Siwon seduktif. Membuat
mata sungmiin membola dan bulu kuduknya berdiri.
Tanpa diduga sebelumnya Siwon benarbenar
melepaskan sungmin, membuat sungmin segera berdiri lalu berjalan menuju pintu kamar yang dikunci.
"Shit! Brengsek!" sungmin berusaha memutar handle pintu panik, apalagi saat Siwon yang sedang merebahkan tubuhnya di kasur itu mulai menghitung santai.
"BUKA! TOLONG BUKA PINTUNYA!" teriak sungmin ketakutan. Ia menggedorgedor
pintu sekuat tenaga. Instingnya mengatakan Siwon sedang sangat berbahaya.
Apalagi setelah sungmin tahu si bungsu Choi itu adalah pasien rumah sakit jiwa.
Astaga! Jadi selama ini sungmin memacari orang sinting?
sungmin tidak akan selamat! Ya ampun!
"Dua puluh Sembilan, 30, 31, 32…"
"KUMOHON SIAPA PUN BUKA PINTUNYA!" teriak sungin makin frustasi. Sama sekali tidak menyadari kamar Siwon itu kedap suara. sungmin sangat ketakutan, ia
merasa hari ini akan mati dengan cara yang keji.
"Empat lima, 46, 47, 48…"
"TOLONG BUKA PINTUNYAAAAA! ARRRRGHHHH!" sungmin menendangi pintu sampai kakinya berdenyut nyeri. Membuat Siwon yang sejak tadi menatapnya hanya
tersenyum geli.
Tampaknya sungmin manisnya itu sangat ketakutan, dan Siwon sangat menikmati insiden ini.
"TOLLLLOOOOOMMMPHHH…"
Teriakan sungmin kali ini dibungkam oleh bibir Siwon. Keberadaannya di samping sungmin benarbenar
tidak disadari oleh sungmin sendiri. sungmin yang dibalikkan
tubuhnya secara paksa berusaha mendorong tubuh Siwon sekuat tenaga.
Dug!
Kesal, Siwon membenturkan kepala sungmin ke pintu kuatkuat.
Membuat kepala sungmin puyeng dan kehilangan fokusnya untuk sesaat. Lalu, tanpa berperi
kesetanan, Siwon menarik tangan sungmin dan membantingnya ke lantai.
"Argh!" jerit sungmin kesakitan. Siwon kejam banget sih. Udah dipukulin, dibenturin, sekarang dibanting. Emangnya sungmin karung beras apa?
"Kau kehabisan waktumu… Chagiya!" Siwon menarik tangan sungmin agar tubuhnya telentang lalu menindihnya, dipegangnya kepala sungmin dengan tangan
kanannya lalu diciumnya bibir sungmin secara paksa. Siwon terus menciumi bibir sungmin yang tetap tidak mau terbuka. Lamalama
dia bosan juga. Ia memegang
tangan kanan sungmin dan memelintirnya kuatkuat.
"AAARGGGGHHHHMMMPP!HHH!" lolongan kesakitan sungmin dibungkam bibir Siwon. sungmin menangis dalam diam saat merasa tangan kanannya mungkin patah.
Astaga! Sakit sekali, sungmin sangat ingin menangis histeris saat ini.
'Siapa pun…' sungmin membatin dalam hati saat lagilagi
Siwon meninju perutnya karena terus saja berusaha berontak dari setiap sentuhan Choi bungsu, 'Kumohon
tolong aku…'
Ceklek!
Tibatiba
ada seseorang dari luar yang membuka kunci pintu kamar Siwon. Membuat Wonmin yang tengah berciuman –paksamelirik
pintu bersamaan.
.
.
tbc
