Senja itu udara dingin terasa menusuk, seorang pria terduduk diatas rerumputan. Meski sudah berlapis lapis jaket yang ia kenakan.
Matanya nanar melihat ke atas langit, Rambutnya yang di cat keabuan tampak berkilauan.
"Aku harus bagaimana ??" tanyanya lirih dalam hati, sesekali menghela nafas. Sambil mempoutkan bibir mungilnya.
Seminggu yang lalu byun baekhyun di pecat dari pekerjaannya dan ia juga terancam di usir dari tempat tinggalnya. Seketika lamunannya terhenti ia mendengar riuh suara anak anak berteriak teriak,
ribut sekali.. matanya sembari mencari sumber keributan itu, dengan segera ia melihat satu sosok yang tampak dikenalnya berjalan sempoyongan dengan menutupi bagian kepalanya. -park chanyeol
Aah, monster bedebah itu yang membuatnya di pecat dari perkerjaannya seminggu yang lalu.
Yes, Park chanyeol adalah putra pemilik tempat baekhyun bekerja. Sedikit idiot yang menyebalkan, mungkin sedikit keterbelakangan mental. keluh baekhyun dalam hati.
Park chanyeol adalah putra satu-satunya keluarga park dengan sedikit keterbelakangan mental, meski tampan tapi polahnya benar benar seperti anak kecil
Baekhyun ingat kalau ia dipecat karena salah menaruh kacang dalam makanan yg dibuatnya untuk di sajikan pada putra pemilik restoran itu dan membuat pria itu dilarikan ke rumah sakit.
"Karena kacang.." cih yang benar saja. dengus baekhyun.
Tapi ada yang aneh, park chanyeol tanpa pengawasan, Baekhyun berusaha mencari sosok lain yang biasanya akan menjaga chanyeol dengan ketat tapi kali ini terlihat beberapa anak kecil mengolok-oloknya sambil meneriakinya idiot dan tak ada siapapun yang menjaganya.
"Apa aku culik saja bedebah itu lalu minta tebusan.." baekhyun terkekeh tapi ia terkejut saat seorang anak mulai melempari chanyeol dengan batu kecil.
"Yaa, kalian begundal kecil apa yg sedang kalian lakukan hah?? pergi sana !! atau ku seret kalian. " ancam baekhyun sambil berteriak menyingsingkan jaket yang dikenakannya. Meski mungil, baekhyun galak bukan kepayang. Anak - anak itu pun berlari berhamburan mendengar ancaman baekhyun.
"Noona ".. baekhyun terperangah, noona?? tanyanya dalam hati lalu mendongkak.
Aiih park chanyeol si manusia idiot.
"Yaaak, siapa yang kau panggil noona hah??" tanya baekhyun dengan nada tinggi.
"Aa..an..anda.." ucap chanyeol sambil menunduk.
Noona? tak lihat aku setampan ini masih juga bedebah ini memanggil ku "noona"
"Cih, aku ini pria. sebarangan kau panggil noona. Minta ku hajar apa?? " iish dengus baekhyun sambil mengangkat tangannya nyaris memukul chanyeol namun tak jadi di lakukannya ketika melihat pria jangkung itu begitu ketakutan.
apa-apaan tadi dia memanggilku noona sekarang dia melihatku seperti melihat hantu.baekhyun menghela nafasnya sambil menggaruk lehernya yang tak gatal. Baekhyun menyipitkan matanya, ada darah segar tampak mengalir dari pelipis pemuda itu.
"Mwo, apa yang terjadi denganmu??" tanya baekhyun mencoba meraih dahi chanyeol tapi chanyeol terlihat sangat ketakutan.
"Noona antarkan aku pulang, aku mau bertemu appa." pinta nya nyaris menangis.
eeh apa-apaan ini, kemarin dia membuatku dipecat. sekarang minta diantarkan menemui appanya.
First Sight..
Ya Tuhan, apa salahku sampai harus dipertemukan dengan bedebah ini. Baekhyun mengacak rambutnya sambil terus menatap chanyeol yg sejak tadi nampak ketakutan. Baekhyun masih mencari cara agar ia dapat bisa mengobati luka di pelipis chanyeol tapi tetap saja pemuda bertubuh jangkung itu merengek minta bertemu ayahnya.
"Heh kau, apa kau tahu bahwa appa mu memecatku. Hanya karena kacang.. " Baekhyun tetap memperhatikan chanyeol yang terus bergumam sambil memeluk lututnya di pojok ruangan.
Apa yang sebenarnya terjadi ?? yaaaak pusing aku dibuatnya.
"Hey kau, park chanyeol kan ??" tanya baekhyun dengan sedikit nada tinggi.
Chanyeol mengintip sambil menatap baekhyun, wajahnya tampak memelas ketakutan.
apa yang sebenarnya terjadi?? Ia nampaknya ketakutan sekali.
Dengan perlahan baekhyun menghampiri chanyeol dengan membawa kotak obat.
"N..n..noo..noona.. aku ingin pulang.. " Ucap Chanyeol lirih membuat baekhyun menghela nafas tipis. chanyeol terus saja memanggil baekhyun dengan panggilan noona.
Lama kelamaan baekhyun khawatir dengan luka di pelipis chanyeol.
"Ya.. ya.. nanti kita pulang tapi pertama tama kita bersihkan dulu lukamu." Baekhyun mendekati chanyeol tapi nampaknya pemuda itu masih sedikit ketakutan.
" Aku tak kan membunuhmu.. setidaknya tidak untuk saat ini." ujar baekhyun seraya menarik tangan chanyeol agar tidak menutupi luka di pelipisnya lagi.
"Omoo.. bagaimana ini bisa terjadi?" baekhyun melihat luka di pelipis chanyeol nampaknya dalam membuat baekhyun sedikit khawatir.
"N..noo..naa.. " chanyeol menarik tangan baekhyun membuatnya sedikit terhenyak.
"M.. m..mau aa..pa kau ??" tanya baekhyun terbata-bata.
"Noona.. aku lapar.. " jawab chanyeol pelan. baekhyun terperangah, lapaaar??
Baekhyun memperhatikan chanyeol yang sedari tadi mencercap nikmat ramyeon terakhir yang dia punya.
cih bedebah ini masih saja membuatku susah.
sesekali perut baekhyun bersuara, ia pun belum makan tapi sisa makan malamnya dilahap chanyeol.
Baekhyun mendekati perlahan mencoba membersihkan luka chanyeol.
"Kau makanlah dengan baik, aku akan membersihan lukamu. Jika tidak, appa mu akan menggantungku di Park tower.. iiish anak manja." gerutunya sambil mencoba membersihkan luka chanyeol yang sadari tadi sulit sekali disentuh.
"Jangan banyak bergerak.." ujar chanyeol karena chanyeol banyak sekali menggerakan kepalanya.
dari dekat kenapa ia tampak tampan sekali. namun baekhyun langsung menggelengkan kepalanya.
Apa yang kau pikirkan byun baekhyun..
Selesai membersihkan luka chanyeol baekhyun menggerakan lehernya yg sedikit kaku.
"Ya, selesai. Aku mandi dulu, setelah itu aku akan mengantarmu pulang."
Baekhyun meninggalkan chanyeol sendirian, ia masih asik menikmati makanannya. sesekali baekhyun menelan ludah karena ia juga lapar sekali.
Setelah mandi, baekhyun kembali menghampiri chanyeol yang duduk bersila di depan meja pendek tampatnya makan tadi.
"Noona, aku masih lapar " ucap chanyeol lirih.
"Yaak, begundal.. aku juga lapar tapi makananku sudah kau lahap habis barusan. Aku sudah tak punya uang lagi bagaimana bisa aku memberimu makanan tambahan ?? hah..??? lagi pula.. apa itu noona.. noona.. aku pria.. kau tahu itu.. !!" Baekhyun pun terlihat kesal dengan ucapan chanyeol.
Bekhyun duduk bersila di samping chanyeol sambil menyilangkan tangannya di dada.
Tanpa di duga chanyeol langsung merebahkan kepalanya di kaki baekhyun.
"Eeeh.. apa apaan kau??" ujar baekhyun gelagapan.
"Wangimu harum noona, seperti eommaku.. " chanyeol merebahkan kepalanya tanpa memperdulikan dengusan baekhyun yang kesal dan nampak kaget.
"Apa yang harus aku lakukan padamu bayi beruang?? haiiish.. "
Baekhyun memperhatikan wajah tirus chanyeol yang tampak tertidur dengan damai.
cepat sekali ia tidur..
Keesokan Harinya... Rumah kediaman Park..
"Noona.. terimakasih sudah mengantarku pulang.." Ucap Chanyeol sambil sedikit membungkuk senyumnya mengembang lebar.
Aiiigoo.. kenapa aku ini..
Baekhyun menepuk2 kepalanya namun kemudian ada yang menahan tangannya, baekhyun mendongkak.
eeeh..
Ada apa ?? bukankah kau tadi sudah pamit??" tanya baekhyun pada chanyeol.
"Jangan menyakiti dirimu sendiri noona.. nanti kepalamu sakit seperti kepalaku.." chanyeol menunjuk band aid yang menempel di pelipisnya.
Wajahnya tampak polos sambil tersenyum manja.
Tak lama berselang Chanyeol berteriak..
"Appa.. noona ini yang mengantarku pulang.. " tunjuk chanyeol pada baekhyun smbil tersenyum lebar.
aiiigoo monster pemakan segalanya.. Park Suho.
Baekhyun pun jadi salah tingkah.
"Noona?? Masuklah yeollie.. appa mau berbicara dengan noona ini sebentar."
bedebah, appa dan anak sama saja.
chanyeol menggelengkan kepalanya
"Aku mau noona juga masuk ke rumah kita." ucapnya sambil bergelayut di tangan baekhyun.
"Mwooo... tidak.. aku tidak mau masuk kesana lagi.. tidak akan pernah.. " Ucap baekhyun sambil menggerak2n kepalanya lalu mundur satu langkah.
"Kau pegawai yang aku pecat beberapa waktu lalu karena menaruh kacang di makanan anak ku kan??" Tanya suho, baekhyun menunduk. Kenapa dia masih ingat hal itu sih??? baekhyun mengerjapkan matanya.
"Anakku alergi kacang .."
aaah.. alergi pantas saja.
Baekhyun langsung merasa tidak enak terus menerus mengumpat.
"Nee.. Aku minta maaf. Karena kesalahanku anak anda harus masuk rumah sakit.. " Ucap Baekhyun pelan.
"Ya dia sudah tak apa apa sekarang tapi nampaknya sekarang dia menyukaimu.."
" Wae.. " Baekhyun mendongkak terkejut.
"Ya.. yeollie hanya seorang anak kecil di tubuh seorang dewasa.. begini saja.. bekerja lah kembali disini.. kau butuh uang kan??"
Baekhyun memperhatikan chanyeol yang tertawa lepas bermain dengan toben, anjing kesayangannya.
ya aku memang membutuhkan uang tapi kalau harus bekerja disini lagi rasanya aneh..
Baekhyun baru dua bulan bekerja sebagai koki di rumah besar keluarga park sampai 2 minggu lalu anak keluarga park satu satunya kembali ke korea setelah 18 tahun meninggalkan korea, selama ini putra satu satunya keluarga park itu tinggal di Jerman bersama sang Eomma namun kembali ke korea setelah sang Eommanya meninggal karena kecelakaan. Kecelakaan itu menyisakan trauma yang mendalam pada chanyeol karena sejak lahir tak pernah berpisah dengan Eommanya sedikit pun, Eomma chanyeol adalah seorang psikiater. Chanyeol memang agak "berbeda" sejak lahir sehingga kemanapun Eommanya pergi chanyeol pasti ikut.
"Bagaimana ?? " tanya suho kembali.
baekhyun menghela nafas pendek, bagaimanapun dia butuh uang.
"Apa aku akan menjadi koki lagi disini?? " tanya baekhyun, suho menggeleng.
"Gajimu aku naikan 5x lipat tapi tugasmu hanya menjaga putraku. 24 jam.. "
"24 jam ?? lalu bagaimana aku bisa berkencan??"
"Memangnya kau punya kekasih ?? " tanya suho ketus.
Aiiish orang ini menyebalkan sekali.. Baekhyun mempout kan bibirnya.
"Aku beri kau libur 2x dalam sebulan dan aku bisa memperkenalkanmu kepada beberapa orang pegawaiku..." Baekhyun tersenyum.
"Kapan aku mulai kerja??"
"SEKARAAANG !!!." Teriak suho sambil berjalan menjauh tanpa menoleh, baekhyun pun kaget.
"Sekarang?? ...tt..ta..t..tapi.."
"Tak ada alasan.. yeolli.. noona akan menemani mu mulai saat ini..!!"
cih manusia ini seenaknya sekali sih..
Chanyeol mendekati baekhyun
"Namamu siapa noona ??,"
" Baekhyun.. byun baekhyun.." chanyeol tersenyum riang.
"Puppy.."
"Apa katamu??" tanya baekhyun bingung.
"Puppy kau mirip puppy.."
"Yaaak, park chanyeol jangan kurang ajar kau.. iiish.."
Mata Chanyeol membesar, ia tampak senang sekali melihat baekhyun yang dihadapannya.
apa apaan menatapku seperti itu.. Dengus baekhyun.
"Yaak, kenapa kau menatapku seperti itu?? aku mengambil pekerjaan ini karena aku butuh uang.. kau tahu.. bukan karena ingin dekat dekat danganmu.. aku ini pria tampan.. kau tahu..tampan..!!" Tegas Baekhyun sekali lagi.
"Noona.. " ucap chanyeol sambil tersenyum lebar seperti anak kecil yang menemukan apa yang dia sukai.
"Aaiiigoo.. percuma berbicara denganmu.. badan saja besar seperti beruang.. ternyata masih seorang bayi.. ayo ku buatkan kau sarapan.. tanpa kacaang" Baekhyun menarik tangan chanyeol pelan, chanyeol mengikuti baekhyun tanpa berkomentar sesekali senyum tersungging di wajahnya.
Byun Baekhyun, aku menemukanmu...
Flashback, 10 tahun sebelumnya..
"Baekhyunnee.. cepat sedikit kita harus ontime sampai di tempat itu.." Teriak Eomma baekhyun.
baekhyun menuruni tangga rumahnya dengan tergesa, ia mengenakan hanbok berwarna merah menyala.
"Eomma kenapa aku harus mengenakan ini sih.. " protes baekhyun.
" Anak eomma tampak cantik." Ibu baekhyun tampak senang melihat putranya mengenakan hanbok.
"Yang benar saja, aku ini laki laki.. " ucap baekhyun sambil masuk ke dalam mobil.
"Baek.. bantulah eomma mu ini nak, kau kan tahu. Toko sedang sepi, ini satu satunya cara agar kita bisa mendapatkan modal. Dokter Yoona itu baik, ia mau memberikan modal kepada kita."
"Ya tapi kenapa aku yang harus mengenakan hanbok ini eomma, aku tampak konyol sekali."
Eomma baekhyun terkekeh dan merapikan pakaian anaknya.
"Tak apa, lagi pula kau tak tampak seperti laki-laki kau cantik sekali.. " Eomma baekhyun tampak senang dengan penampilan baru putranya itu.
Byun Baekhyun baru berusia 12 Tahun kala itu, eomma baekhyun membuka restoran kecil di sebuah kota kecil di jerman. Hari ini adalah hari perayaan yang diadakan di sebuah panti jompo, dokter yoona salah seorang kenalan ibu baekhyun yang mengadakan acara itu.
Setibanya disana, baekhyun dan Eommanya di sambut seorang dokter cantik berwajah pucat.
"Dokter apa aku terlambat.. ??"
"Aniii.. ahjumaa.. anda tidak terlambat.. mari masuk.. " Seketika yoona menangkap sosok baekhyun.
"Putrimu?? ia cantik sekali.. "
waeee.. apa apaan ini.. mata baekhyun membesar karena kesal.
"Bukan dokter, ini putraku baekhyun.. karena kami kekurangan orang jadi yaa.. seperti inilah.."
yooona terkekeh lalu mempersilahkan masuk.
Baekhyun dan ibunya masuk ke lobby utama, ruangan itu dihias dengan amat cantik. Lalu tak lama berselang seorang anak laki laki berjalan mendekat, ia membawa boneka beruang kecil di tangannya.
"Noona.." Panggilnya.
"Yaaak bocah ingusan siapa yang kau panggil noona.. hah.. "
"Noona.. mau main dengan beruangku?? " tanya anak kecil itu namun dengan segera yoona menghampiri anak laki laki itu. Baekhyun sudah nampak kesal.
"Yeoollii.. sudah sini.. jangan ganggu noona." yoona menarik tangan kecil anak laki laki itu.
noona lagi.. gerutu baekhyun
"Maaf baekhyun.. " ucap Yoona.
Selama acara di mulai, baekhyun terus didekati anak kecil itu.
apa maunya anak kecil ini.. meski kesal tapi baekhyun tak menyuruh anak kecil itu pergi dari sisinya. Ketika acara kembang api dimulai, lampu dimatikan. Baekhyun merasa tangannya di genggam seseorang.
"Yeolli takut noona.. yeolli tidak bisa menemukan eomma.. yeolli tak suka kembang api.." ucapnya sedikit mengisak, baekhyun menghela nafas pendek lalu berjongkok dan memeluk pemuda kecil itu.
"Tak apa, noona disini akan menjagamu.. jangan takut ya.. " Baekhyun memeluk pemuda kecil itu sambil menepuk-nepuk kecil punggungnya.
Lalu mulai bernyanyi..
멍멍개야 짖지마라(mong mong geya jitjimara) (Hey doggie, don't bark)
우리아기 잘도잔다(uri agi jaldo janda) (Our baby sleeps so well)
꼬꼬닭아 울지마라(ggoggo dakah ulgimara) (Hey chickie, don't bark)
우리아기 단잠 깬다(uri agi danjam ggenda) (You'll wake our child's sweet sleep)
자장자장 우리 아가(jajang jajang uri aga) (Hush hush our baby)
잘도 잔다 우리 아가(jaldo janda uri aga) (Our baby sleeps so well)
Suara nyanyian baekhyun tampak terdengar indah, membuat pemuda kecil itu terlihat lebih tenang. Ditengah riuh sorak sorai yang menonton kembang api, sebuah takdir dimulai..
XxXxxX
.
.
.
Baekhyun mulai menjalani hari harinya di rumah besar keluarga park kembali.
Setiap hari chanyeol tak pernah lepas darinya, hari ini baekhyun libur bekerja. Ia tampak bergegas keluar dari kamarnya yang berdampingan dengan kamar milik chanyeol.
Suho ayah chanyeol jarang sekali ada di rumah, di rumah sebesar itu tak ada satu pun foto keluarga terpajang disana.
ada apa dengan keluarga ini sih.." Noona.. mau kemana.. aku ikut.." rengek chanyeol yang berbarengan keluar dari kamarnya.
"Ini hari liburku bayi beruang, berhentilah mengikutiku.. " dengus baekhyun sambil membenarkan letak syalnya.
"Aku tak suka sendirian.. aku tak suka gelap.. aku tak suka malam hari.. hari ini akan turun hujan.. aku tak suka petir..malam hari juga eomma pergi tapi tak pernah kembali.." chanyeol memegang kedua pipinya sambil menggeleng gelengkan kepalanya.
apa apaan bocah ini, mau merusak hari liburku?? hah.. enak saja. Baekhyun tak menggubris perkataan chanyeol dan melangkah pergi.
Diluar memang tampak mendung sepertinya akan turun hujan nanti.
tak apalah, hari ini hari liburku dan aku harus menikmati tiap waktunya.
Tapi bagaimana dengan bayi besar itu ya..
iiisssh.. kenapa aku harus peduli sih..
baekhyun menepuk nepuk pipinya.
Baekhyun menghabiskan harinya dengan menyusuri kota gangnam, memakan beberapa snack sambil menikmati udara.
Ia juga berbelanja beberapa pakaian, ia melihat satu sweater berwarna merah menyala di salah satu etalase toko.
Matanya terbelalak. Gila, Ini hampir setengah gajiku. Bakhyun mempoutkan bibirnya sambil mengusap2 kaca etalase.
"Kau suka ?? " Seketika baekhyun menoleh, dua orang pemuda berdiri dibelakangnya.
"Nee, lulu suka.. sehun mau belikan untuk lulu??" pemuda satunya tersenyum kecil lalu mengecup tipis ubun ubun pemuda satunya.
"Ayo kita masuk.. "
Baekhyun terus memperhatikan mereka berdua sampai masuk ke dalam toko.
Keduanya tampak seperti kembar, nyaris berwajah sama. Namun satu berwajah lembut dan satunya berwajah dingin namun pemuda satunya nampak bisa membiaskan senyum di pemuda berwajah dingin tersebut.
Baekhyun menengadah, nampaknya akan turun hujan dengan segera.
Baekhyun masuk ke salah satu restoran ramyeon sang pelayan menyambut dengan ramah ketika baekhyun meminta tempat duduk di samping jendela dan hujan pun mulai turun.
"Selamat datang.. " teriak sang pelayan, baekhyun menengok. Kedua pemuda yang dilihatnya didepan toko tadi tampak kebasahan. Keduanya lalu duduk tepat dibelakang baekhyun.
Si pemuda berwajah lembut tampak sangat pucat.
"Sehun, lulu capek.. "
"Ya sayang, sabar ya.. besok kita ke beijing sama sama. Kau pasti sembuh.. "
sayang?? aku tak salah dengar.. mereka berdua pria kan?? Batin baekhyun bertanya.
Sekelebat petir menyambar, salah satu pemuda dibelakangnya berteriak.
"Aku tak suka petir.. aku tak suka petir.. !."
Baekhyun teringat chanyeol ketika pelayan mengantarkan pesanannya, ia bergegas.
"Maaf tidak jadi, ini aku bayar.. mian.." Baekhyun sekencang mungkin berlari tanpa menghiraukan hujan deras yang mengguyur kota gangnam.
Ia menjegat beberapa taksi namun mereka tak berhenti, hampir 15 menit baekhyun mencoba sampai akhirnya ada taksi yang mau mengantarkannya ke rumah besar keluarga park, namun hari sudah mulai gelap.
Baekhyun bergegas masuk setelah membayar taksi, ia berlari menuju kamar chanyeol.
"Bayi beruang.. panggilnya.. " tapi tak ada yang menyahut meski beberapa kali baekhyun memanggil.
"Park chanyeol.. " panggilnya lagi, ia mencari chanyeol ke setiap sudut ruangan, bertanya kepada para pelayan. Namun tak ada yang tahu kemana chanyeol pergi.
Kemana anak itu pergi. Ditengah sambaran petir diluar sana, baekhyun sudah mulai nampak khawatir, ia mulai mengigit ujung kukunya.
Ia memutuskan berganti baju karena basah dan udara benar benar terasa dingin, ia pun masuk ke dalam kamarnya. Mengeluarkan beberapa helai pakaian dari dalam lemari kemudian masuk ke kamar mandi.
Baekhyun sedang mengeringkan rambutnya dengan handuk ketika ia melihat sesuatu yang bergerak di belakang tirai kamarnya, kamarnya sedikit gelap. Petir yang menyambar tampak menyeramkan.
Chanyeol pergi kemana.. si idiot itu akan membuatku di pecat lagi.. dengus baekhyun.
Baekhyun terus memperhatikan tirainya yang terus bergerak dan berjalan mendekat.
Hantu ??..Baekhyun memberanikan diri membuka apa yang ada di balik tirai. Namun tak ada apa apa disana, itu nyaris membuatnya pingsan.
Setelah ia mengenakan pakaiannya, ia hendak membuka lemaari di sampingnya langkahnya terhenti, terdengar suara mengisak dari balik lemari...
XxxXxxx
.
.
.
Baekhyun mendekat perlahan sambil membuka lemarinya.
Ada seseorang di dalam situ, seseorang yang membuatnya khawatir setengah mati, ia menangkup diantara pakaian, ketakutan.
"Bayi beruang.. " panggil baekhyun lembut, chanyeol mendongkak.
"N.. n..noona.. " Chanyeol bergegas memeluk baekhyun.
"Heii.. kau kenapa ??"
"Aku tak suka petir.. aku tak suka gelap.. "
"Lalu kenapa kau ada dalam lemariku ??" tanya baekhyun bingung.
"Lemari ini penuh dengan aroma mu, aku suka aromanya. Seperti wangi eomma.. " Baekhyun tersenyum tipis, pemuda ini bergetar, ia benar benar nampak ketakutan. Baekhyun lalu menuntunnya perlahan seraya mengusap ngusap punggung chanyeol lembut.
" Aku antar ke kamarmu ya.." Chanyeol menggeleng.
" Aku tidur disini saja.."
mwooo.. tidak tidak, ini tak boleh." Kau kan punya kamar sendiri, kenapa harus tidur di kamarku.."
"Aku takut.."
Baekhyun menghela nafas, akhirnya menyerah.
"Yasudahlah, kau tidur di ranjang, aku tidur di sofa.. "
"Aniii... noona tidur bersamaku.." baekhyun tampak kaget. Namun pikirnya sudahlah, tak akan terjadi apapun.
Baekhyun menyelimuti chanyeol yang masih tampak ketakutan, baekhyun pun tidur disampingnya.
"Yaak,sekarang kau sudah disini.Sudah puas ??" Tanya baekhyun galak.
Chanyeol mendekati baekhyun dan terus mendekat sampai akhirnya melingkarkan lengannya di tubuh baekhyun.
Baekhyun terkejut namun tak melawan, ia diam.
"Bernyanyilah.. " pinta chanyeol.
Dan baekhyun mulai bersenandung.
"Bukan lagu itu.. lagu yang lain.." Baekhyun mulai berpikir dan mulai bernyanyi kembali, suaranya tampak lembut, mengalun nyaman di telinga chanyeol sama, seperti 10 tahun yang lalu..
멍멍개야 짖지마라(mong mong geya jitjimara) (Hey doggie, don't bark)우리아기 잘도잔다
(uri agi jaldo janda) (Our baby sleeps so well)꼬꼬닭아 울지마라(ggoggo dakah ulgimara)
(Hey chickie, don't bark)우리아기 단잠 깬다
(uri agi danjam ggenda) (You'll wake our child's sweet sleep)자장자장 우리 아가
(jajang jajang uri aga)
(Hush hush our baby)잘도 잔다 우리 아가(jaldo janda uri aga)
(Our baby sleeps so well)달보다도 고운 아가(dalbodado goun aga)
(A baby more beautiful than the moon)별보다도 빛난 아가(byul bodado bitnan aga)
(A baby more beautiful than the stars )자장자장 우리 아가(jajang jajang uri aga) (Hush hush our baby)잘도 잔다 우리 아가
(jaldo janda uri aga)
(Our baby sleeps so well)
Baekhyun tersenyum, entah sudah berapa lama ia tak menyanyikan lagu itu, terakhir ia menyanyikannya untuk seorang anak kecil yang menangis karena tak bisa menemukan ibunya, tubuhnya bergetar seperti chanyeol saat ini.
Baekhyun terhenyak.
10 Tahun yang lalu... ia mengerjap ngerjapkan matanya. Ia melihat kilatan di balik baju chanyeol, sebuah kalung.
Kembali ke 10 tahun lalu..
XxxxXxx
.
.
"Baekhyunnie.. kenapa jalanmu cepat sekali.. " Ibu baekhyun tampak kelelahan mengejar putranya itu.
"Eomma.. cepatlah, bocah itu mengikutiku terus.."
"Siapa?? Putra dokter kim yoona??"
"iya, siapa lagi.. ia terus berteriak noona.. noona.. jepitan rambut yang eomma berikan patah.. karena bocah itu menariknya ketika tersangkut di kancing jas nya." ibu baekhyun tertawa kecil sembari melihat jepitan cantik yang tadinya menghias rambut baekhyun. Jepitan itu berbentuk dua lingkaran dengan hiasan bintang bintang kecil disampingnya, salah satu lingkarannya copot karena tak sengaja tersangkut di kancing jas putra dokter yoona.
"Tak apa, itu masih bisa di beli lagi."
"Putra dokter yoona itu tampan ya.." puji ibu baekhyun.
"Yaak, eomma aku ini putramu kau bilang aku cantik dan memuji orang lain sebagai anak tampan.. ini tak adil.."
Ibu baekhyun terkekeh..
"Bekhyunnie sayang, hiduplah dengan bahagia ya.. tak mungkin eomma menjagamu setiap saat, hiduplah dengan baik.. kelak jika menemukan orang yang kau cintai, berjuanglah. Eomma mu ini akan selalu mendukungmu.." Baekhyun tersenyum mendengar ucapan ibunya lalu memeluk ibunya erat.
"Gomawo eomma.."
Seketika Baekhyun terhenyak dari masa lalunya yang melintas.
"Ii..ini.. darimana kau mendapatkannya.." Baekhyun menunjuk ke arah kalung yang dikenakan chanyeol. Bukan untuk kalungnya tapi liontin bulat yang melengkapi kalung itu.
Chanyeol mendekatkan wajahnya pada baekhhyun.
"Kau sungguh tak ingat padaku, Noona.." Baekhyun terdiam.
"Apa maksudmu??"
Semakin dekat dan semakin dekat, chanyeol mengecup tipis bibir mungil baekhyun.
"Yaaak.. park chayeol apa yang kau lakukan.. kau mau mati hah.."
"Aku rela kalau kau yang memintanya.. " jawab chanyeol.
"Dasar kau idiot.."
"Ya aku memang idiot, idiot yang mencarimu bertahun tahun hanya karena hal konyol.." tiba tiba kekonyolan chanyeol yang selalu terpasang di mukanya hilang seketika.
"Siapa kau sebenarnya.. ??"
"Bertahun tahun aku mencarimu.. saat ahjuma pindah kembali ke korea. Eomma sempat mengejarmu ke bandara karena aku menangis terus menerus karena tahu kau akan kembali ke korea.." Baekhyun mendengarkan dengan seksama.
"Eeomma melajukan mobilnya kencang ke bandara karena aku terus merengek di telepon agar membawamu kembali.. malam itu hujan deras, sesekali petir menyambar.. " tapi eomma tak pernah kembali, mobilnya tergelincir keluar bahu jalan. Chanyeol menunduk lirih, baekhyun tetap mendengarkan dengan seksama.
"Eomma?? siapa eomma mu??" tanya baekhyun pelan.
"Kim Yoona.." mata baekhyun terbelalak seketika, ini tak mungkin terjadi.
"Ta.. tapi.. tak mungkin.. margamu park.. bukan kim.."
chanyeol terdiam
"Appa berpisah dengan eomma saat aku kecil, eomma tak mau aku menyandang nama park.. "
Baekhyun mengusap wajahnya pelan, rasanya tak percaya.
Park chanyeol, bocah kecil menyebalkan yang selalu mengejarnya kemanapun ia pergi, mematahkan jepit rambutnya, memanggilnya noona. Park chanyeol ini yang dulu selalu mengisi hari harinya.
"Tapi kau dulu tak seperti orang yang.. maaf.. keterbelakangan mental.." chanyeol tertawa.
"Memang tidak, saat eomma wafat aku memang jadi orang tertutup yang kadang menangis sendirian atau melamun.. orang menganggap aku idiot.. aku biarkan mereka berpikir demikian.. sampai appa menjemputku dan membawaku ke korea.."
"Aku masih takut petir, takut gelap karena aku kehilangan eommaku disaat seperti itu.."
Baekhyun hanya terdiam mematung mendengarkan chanyeol terus bercerita, bagaimana ini bisa terjadi. batinnya bertanya, sudah 10 tahun.
Chanyeol memanggil baekhyun lembut.
"Baekhyunnee.. "
"Hemm.. kenapa baru mengatakan padaku sekarang.."
chanyeol terdiam lalu melanjutkan ceritanya.
"Karena aku sudah tak tahan kau pergi meninggalkanku lagi. Saat appa memecatmu karena kesalahan yang kau perbuat, aku lari dari rumah sakit. Aku alergi kacang tapi kehilanganmu sekali lagi jauh membuatku jauh lebih sakit jadi aku kabur. Saat itulah kau menemukanku di taman waktu itu.."
Baekhyun menghela nafas pendek sambil menguntai semua cerita yang di jelaskan oleh chanyeol.
Tubuh baekhyun bergetar hebat, entah ini karena hujan tadi atau karena ia belum makan apapun, semua tampak gelap. Ia mendengar chayeol memanggil namanya namun semua menghilang.
semua seperti menjauh.
..
...
...
...
...
TBC
Sebenernya ini cerita udah pernah di upload di sini cumaaa karena aku lupa passwordnya hahaha jadi gak bisa lanjutin di account sblmnya. Ini ide asli dari crossover jadi bakal ada beberapa kesamaan kejadian.
.
.
.
.
.
.
Menurut kalian, ceritanya lanjut apa CUT sampe disini aja ??
