.
.
.
.
.
Baby Blue,Blue Baby
Vocaloid bukan punya Aika
Warning:gak serem,garing,chara ternistakan,a bit OOC,kayaknya gak pake EYD,gaje,Death chara,dan lain-lain
Moshi-moshi! Watashi wa Furusawa Aika desu! Salam kenal ya! Ini fic horror(?) pertama Aika, maaf kalau kurang berasa nama nya juga baru
Fic ini diambil dari sebuah permainan bernama "Baby Blue,Blue Baby"
Untuk peringatan, pokoknya jangan pernah mainin permainan nya, sekali lagi jangan! Permainan ini bisa menyebabkan kematian! Aika gk bisa jelasin lewat A/N sih tapi pokoknya JANGAN! Permainan ini berbahaya, oke segitu dulu, silahkan di nikmati~
.
.
.
.
.
Happy Reading! ^^
.
.
.
Hatsune Miku, seorang gadis 16 tahun yang tidak percaya ada nya hantu sedang membaca sebuah artikel. Artikel yang menjelaskan tentang permainan mengerikan bernama Baby Blue,Blue Baby.
Dia mengetahui permainan ini dari sahabat karib nya, Kagamine Rin. Rin adalah seorang gadis 16 tahun yang sangat suka tantangan, bahkan dia pernah mengajak Miku untuk memainkan Hitori Kakurenbo yang berakhir dengan jeweran istimewa dari Luka.
Miku yang masih membaca artikel tersebut pun segera merasakan bahwa ada yang memasuki kamar nya.
KREKKK
"Kuo-nii, apa yang kau lakukan di kamar ku?"tanya Miku sambil menoleh ke arah bayangan hitam di mulut pintu. "Miku, ini sudah malam! Lebih baik kau cepat tidur!"seru Mikuo. Miku memutar bola matanya, "aku masih ada tugas"jawab Miku bohong. "Benarkah? Kalau begitu biar ku-"
"Tak perlu, aku bisa sendiri"potong Miku cepat. "Lagipula besok kan hanya kelas tambahan, masuk nya juga jam 14:00"ucap Miku lagi. Sekarang giliran Mikuo yang memutar bola matanya, "baiklah, nanti kalau sudah selesai langsung tidur!"ucap Mikuo. Miku hanya mengangguk malas, "emang aku mau ngapain lagi?"tanya nya sinis sambil kembali menghadap laptop nya.
Terdengar suara pintu ditutup, berarti semua aman. Miku kembali membaca artikel nya dan menemukan beberapa kalimat yang membuatnya tertantang memainkan permainan tersebut.
"Untuk memainkan permainan ini, yang kau butuhkan adalah kamar mandi yang ada kacanya dan juga ponsel"
Dia memikirkan kalimat tersebut, 'untung kamar mandi ku ada kaca nya'sorak Miku dalam hati. Sebenarnya ia ingin saja memainkan permainan ini tapi nyali nya ciut saat melihat sederet kalimat lain nya.
"Jika kamu tidak melempar bayi tersebut, akan terdengar sebuah suara teriakan yang mampu menghancurkan gendang telinga mu, kaca mu akan menampilkan wajah seorang wanita berlumuran darah yang akan berteriak 'KEMBALIKAN BAYI KU!' dengan suara yang amat keras"
Wajah Miku memucat, dia membayangkan saat dia memainkan permainan tersebut lalu lupa melempar bayi tersebut. Dia segera menggeleng guna menghilangkan ilusi mengerikan tersebut.
"Lebih baik aku tidak memainkan nya"gumam Miku sambil mematikan laptop nya. Dia segera segera berdiri dan merenggangkan otot nya, "hoammm" dia menguap dengan pelan dan menidurkan diri nya di kasur empuk nya.
Time Skip~
Miku bangun dari mimpi indah nya karna sebuah teriakan yang amat asing bagi nya, teriakan itu terdengar dengan sangat jelas dan dengan nada ... Marah?
"KEMBALIKAN BAYI KU!" Sebuah teriakan itu masuk ke telinga Miku. Miku membelalakan mata nya, dia melihat keliling nya dan mendapati diri nya sedang berada di ruangan putih yang kosong.
"HUWEEEE HUWEEEEE" sebuah tangisan mengikuti teriakan tersebut. Miku benar-benar kaget, apa ia masih bermimpi? Ia memutuskan untuk menampar pipi nya dan,
"Gak sakit"gumam nya. Yap, dia masih bermimpi. "Tapi, kenapa semua nya terasa nyata?"tanya Miku heran. "ARGHHHHH" teriakan lagi berdengun di telinga Miku. Dia mengenal teriakan kesakitan itu.
Itu adalah suara...
"RIN?!"seru Miku terkejut.
Dia segera menorobos (Baca:menghantam) tembok ruangan kosong tersebut dan mendapati diri nya di dalam kelas, memakai seragam dan sedang duduk dikursi samping Rin. "Hei, kau mengigau ya? Kenapa kau memanggil nama ku?"tanya Rin sambil menatap Miku bingung. Miku juga bingung, tadi dia diruangan putih kosong dan masih mengenakan piyama nya, saat ia menerobos dinding ruangan tersebut, dia tiba di dalam kelas nya dan mengenakan seragam sekolah, bukan nya aneh?.
"Hei! Micchi, kau mendengar ku tidak?!"pekik Rin sambil mengguncangkan bahu Miku. Miku kembali sadar dan menatap Rin, "apa? Maaf tadi engg aku memikirkan sesuatu"ucap Miku sambil menahan tangan Rin yang menguncangkan bahu nya.
"Ish mikirin Kaito terus"ucap Rin sambil melepas tangan Miku yang menahan tangannya dan cemberut. "SIAPA YANG MIKIRIN KAITO HAH?!"teriak Miku kesal. Rin tertawa garing, "ehehehe bercanda kok~"ucap Rin main-main, Miku mendengus, "yasudah tadi kau mau ngomong apa?"tanya Miku to the point.
Rin tersenyum misterius, "aku tadi malem udah nyari artikel tentang Baby Blue,Blue Baby dan cari memainkan nya gampang banget!"seru Rin girang. Miku mengangguk, tadi malam dia juga mencari artikel tentang Baby Blue,Blue Baby.
"Terus kenapa?"tanya Miku acuh. Rin segera menggenggam tangan Miku dan tersenyum lebar, "nanti aku mau memainkan nya di rumah!"seru nya pelan. Miku membelalakan matanya kaget, "kau gila! Game itu memakan nyawa jika kau tidak hati-hati!"pekik Miku pelan.
Rin masih tersenyum, "tenang saja, aku yakin aku tidak akan mati, lagipula aku akan mengajak Luka dan Tei untuk jaga-jaga"ucap Rin. Miku menatap Rin dengan tatapan khawatir. "Luka? Luka tidak akan mengijinkan mu!"seru Miku sambil melepas genggaman Rin. Rin menghela nafas, "paksa saja dengan Tei!"usul nya.
Megurine Luka dan Sukone Tei, kakak kelas mereka yang berumur 18 tahun. Rin dan Miku sudah bersahabat dengan mereka berdua sejak kecil.
"Memaksa Tei? Sama saja dengan bunuh diri Rin"ucap Miku santai, padahal tatapan mata nya masih menyiratkan ke khawatiran. Rin cemberut, "kalau begitu kau juga ikut Miku! Kau akan ikut untuk berjaga-jaga dengan Luka-san dan Tei!"seru Rin.
Miku lagi-lagi membelalakan mata, "apa-apaan! Aku kan tidak ada sangkut-paut nya!"bantah Miku.
KRINGGG
"Bel sudah berbunyi, lebih baik kita kunjungi Luka-san dan Tei"ucap Miku lagi. Rin mengangguk dengan antusias, tak sabar untuk memainkan permainan horor tersebut.
Mereka menggendong ransel mereka dan berjalan keluar kelas menuju kelas 12-A.
"Miku, aku sangat ingin memain kan nya! Ayolah, plisss"rengek Rin sambil tangan Miku. Miku menatapnya datar, "terserah"jawab nya datar. Rin langsung tersenyum lebar dan melepas pelukan nya pada tangan Miku.
"BENERAN?!"teriak Rin. Miku memutar bola mata nya lagi, "gak usah teriak juga kali"ucap Miku sinis. Rin tak mempeduli kan nya, "YEYYYY! MAKASIH MICCHI!"sorak Rin bahagia.
Miku yang melihat sahabat blonde nya bersorak hanya menghela nafas dan menatap nya khawatir. "Semoga kau benar-benar baik-baik saja"gumam Miku sambil mengetuk pintu kelas 12-A.
"Ya siapa?" Terdengar suara (sedikit) berat dari balik pintu. "Hatsune Miku"jawab Miku singkat. Pintu di buka dan menampilkan seorang gadis bersurai soft pink sepinggang dengan iris icy blue yang sedang tersenyum pada Miku.
"Ternyata kamu! Ku kira siapa"ucap gadis itu sambil menarik tangan Miku dan menutup pintu.
BRUK!
"Adaw"
"Miku, tadi kamu kesini sendiri kan?"tanya gadis itu. Miku menggeleng, "enggak aku sama Rin"jawab Miku. "Dimana Rin-"
"Woi buka napa pintu nya"seru suara cempreng di balik pintu. "Itu suaranya, Luka"ucap Miku datar. Gadis bersurai teal diikat twintail itu berjalan kearah pintu dan membuka kenop nya.
Dan terlihat lah seorang gadis pendek (Aika dilides Roadroller) bersurai honeyblonde pendek dengan pita putih besar di kepalanya yang sedang manyun.
"Rin-chan? Kenapa kok manyun?"tanya Luka bingung. Rin tidak menjawab, dia melangkah masuk dan mendekati Luka. "Habis pas aku mau masuk pintu langsung ditutup pas didepan muka ku!"seru Rin kesal.
Luka tertawa renyah, "maaf ya aku gak liat sih"ucap Luka sambil menggaruk kepala nya. "Hei, ngapain kalian kesini?"tanya seorang gadis bersurai putih dengan iris bloody red.
"Engg mau pulang bareng!"seru Rin. Gadis itu mengangguk dan menyodorkan sebuah tas berwarna hitam polos pada Luka. "Tas mu"ucap gadis itu datar. Luka tersenyum dan menerima nya lalu memasang nya di punggung nya. "Arigato, Tei"ucap Luka.
Gadis bernama Tei itu mengangguk, "ayo"
Dan mereka berjalan keluar sekolah bersamaan, di tengah perjalanan, "nee Luka-san, Tei"panggil Rin. Yang punya nama noleh, "apa?/hm?"balas mereka. Rin tersenyum lebar, "mau main kerumah ku? Mumpung Len gak ada dirumah"ajak Rin.
Tei sedikit kecewa karna Len tidak ada dirumah tapi akhirnya ia mengangguk, Luka juga mengangguk dan tumben sekali Miku tidak merespon.
"Kau ikut Miku?"tanya Luka sambil menepuk bahu Miku. Miku menoleh dan tersenyum yang berarti 'iya'. "Yasudah ayo! Yang terakhir telur busuk!"ucap Rin sambil berlari.
Miku,Luka dan Tei yang mendengar nya langsung berlari mengejar Rin sambil berteriak "DASAR CURANG!".
Di rumah Rin,
Rumah Rin cukup besar, tingkat 2 namun luas, itu kenapa terlihat besar. "Ada acara apa ngajak kita ke rumah mu?"tanya Tei saat mereka tiba di kamar Rin.
Rin tertawa kecil lalu menatap Miku. Miku menatap datar Rim dan hanya melepas ransel nya. Rin cemberut dan akhirnya ia mengutarakan keinginan nya pada 2 kakak kelas di hadapan nya.
"Aku mau main Baby Blue,Blue Baby"ucap Rin malu-malu. Tei yang meminum teh nya (darimana?) langsung tersedak.
Luka yang menyadari nya segera menepuk punggung Tei dengan pelan. "Uhuk uhuk uhuk"
Miku menatap Rin dengan 'jangan-langsung-baka!' Sementara Rin hanya cengengesan.
"Apa katamu? Baby Blue? Permainan dengan kamar mandi yang ada kaca nya itu?"tanya Tei bertubi-tubi. Rin mengangguk, "yap! Tapi aku mau bawa ponsel ku juga"jawab Rin polos. Luka menatap Tei heran, minta dijelaskan.
"Baby Blue,Blue Baby adalah permainan yang dimainkan seseorang di dalam kamar mandi yang ada kaca nya. Yang dibutuhkan adalah kamar mandi tersebut dan sebuah ponsel. Cara bermain nya adalah orang itu masuk kedalam kamar mandi, mengunci pintu kamar mandi dan mematikan lampu nya. Dengan menghadap kaca, ia harus menggumamkan "Baby Blue,Blue Baby" sebanyak 13 kali tanpa salah dan memposisikan tangan nya seperti sedang menggendong bayi, setelah ke-13 kali nya ia menggumamkan Baby Blue,Blue Baby tangan nya akan merasa berat seorang bayi. Tapi, bayi itu akan semakin berat dan tidak terlihat. Saat bayi itu semakin berat, segera lah melemparkan nya dan keluar dari kamar mandi"jelas Miku panjang. Luka membelalakan mata nya, lalu menatap Rin dengan tajam. "Tidak boleh"ucap Luka.
Tei dengan santai menepuk bahu Luka, "biarkan saja lah, dia ini kan yang mau main?"ucap Tei enteng. Luka menatap Tei tak percaya, "tapi Tei-"
"Biarkan saja dia bermain sekali ini, ngomong-ngomong Miku, kau tahu dari mana?"ucap sekalian tanya Tei pada Miku. Miku hanya tersenyum, "aku membaca artikel nya semalam"jawab Miku. "Apa yang akan terjadi jika pemain itu tidak melemparkan 'bayi' tersebut?"tanya Luka sambil menatap Miku.
Miku diam, "nanti ku beri tau"ucap nya misterius. Miku sengaja mengatakan itu karna tidak mau Luka kena serangan jantung mendadak. Luka menghela nafas, "ba-baiklah Rin, kau ku bolehkan kali ini tapi ingat! Jangan sampai salah!"seru Luka pada Rin sambil menatap Rin.
Rin tersenyum senang, "Arigato Luka-san! Dan tentu saja aku tidak akan sampai salah!"seru Rin sambil berlari menuju kamar mandi terdekat dari kamar nya.
Tei menatap Miku dan Luka, "sekarang kita harus apa?"tanya nya. Miku tersenyum, "sudah kuduga kau akan menanyakan itu"ucap Miku santai seraya berdiri, "kita akan menjaga Rin dari luar kamar mandi"ucap Miku sambil berjalan keluar kamar Rin. Tei dan Luka mengikuti Miku dan mereka berhenti di belakang Miku.
"Rin, kau mau langsung main?"tanya Luka sambil berjalan kedepan Miku. Tei berjalan kesamping Miku dan melipat kedua tangan nya. Rin menoleh dan tersenyum senang, "tentu saja! Tapi aku sedang mencari kunci kamar mandi"ucap Rin sambil cengengesan.
Luka makin menatap nya khawatir, apalagi saat melihat muka ceria Rin. Pikiran nya seolah-olah berkata kalau Rin siap mati dengan memainkan permainan ini.
Miku menepuk bahu Luka dan terkejut saat melihat wajah Luka memucat. "Tenanglah Luka, Rin pasti baik-baik saja"hibur Miku sambil tersenyum canggung.
Luka hanya menoleh sedikit dan balas tersenyum kecil.
Setelah Rin memasuki kamar mandi dan mulai melakukan apa yang harus dia lakukan nya, Luka tak henti-henti nya mengetok pintu kamar mandi.
"Luka, berhentilah menganggu permainan Rin. Kalau kau menganggu nya, dia akan tidak fokus dan melakukan kesalahan"ucap Tei yang mulai risih dengan perilaku Luka. Luka menghentikan ketukan nya dan jatuh terduduk di depan pintu.
"Ngomong-ngomong Miku, kau berhutang cerita apa yang akan terjadi jika Rin gagal"ucap Luka sambil kembali berdiri dan berbalik mendekati Miku yang duduk dengan santai di sebelah kamar mandi. Miku mengangguk dan menepuk lantai kosong disamping nya mengisyaratkan untuk duduk.
Tei dan Luka akhir nya mendudukan diri di dekat Miku. Miku menghirup nafas dan menghembuskan nya lalu kemudian memulai berbicara.
"Yang kubaca di internet seperti nya memang palsu atau mungkin benar terjadi, entahlah aku tidak tau"ucap Miku serius. Dia menatap Luka dan Tei bergantian lalu menghela nafas,
"Jika Rin tidak melemparkan 'bayi' tersebut-"
Cerita Miku terpotong oleh teriakan keras dari dalam kamar mandi. "ARGHHHHH TOLONG!"
Luka dan Tei sontak langsung berdiri dan menggedor pintu kamar mandi dengan kasar. "Rin?! Rin, kau kenapa?! Apa yang terjadi didalam?!"pekik Luka panik. Miku berdiri dan mencoba menenangkan Luka yang panik. "Tenang Luka, Tenang!"seru Miku.
Seruan Miku tak digubris oleh Luka, yang ia tahu sekarang, ia harus menyelamatkan Rin dari bahaya!. "RIN?! APA YANG TERJADI DI DALAM?! RIN JAWAB AKU!"teriak Tei.
Teriakan Tei tidak dibalas, melainkan Rin malah berteriak kesakitan.
"TOLONG AKU, TEI! AAAAAA!"
"RIN?! APA YANG TERJADI DI DALAM?! JELAS-"
"Tolong...siapapun tolong aku..."
Teriakan Rin melemah. Luka semakin panik. "Rin! Ada apa?! Apa yang-"
"To...long"
Dan teriakan kesakitan itu pun tidak terdengar lagi. "Rin? RIN!"
Tidak ada balasan.
Tei menggedor pintu tersebut dengan kasar. "RIN! JANGAN BERCANDA! BUKA LAH PINTU SIALAN INI!"seru Tei kesal.
Tetap tidak ada balasan.
"RIN! AKU TIDAK TAHU APA YANG KAU RENCANA KAN DI DALAM SANA TAPI AYOLAH, BUKA!"seru Tei lagi, dia tetap menggedor pintu nya.
Len yang tampak nya baru pulang segera melempar tas nya dan bertanya pada Miku yang sedang menenangkan Luka yang masih menggedor pintu kamar mandi dengan kasar.
"Apa yang terjadi di sini, Miku?"tanya Len panik. Miku diam, dia tidak menjawab. Tangan nya berhenti menepuk bahu Luka dan tatapan nya kosong.
Dia teringat...
Dia teringat artikel yang ia baca kemarin malam.
"Jika sudah tidak ada suara dari dalam kamar mandi, kemungkinan besar orang itu telah mati"
Kalimat itu terlintas di benak gadis teal tersebut.
"MIKU!"
Miku segera menoleh dan mendapati Len yang menatap nya dengan khawatir.
"Apa yang terjadi di dalam kamar mandi? Kenapa Tei-nee berteriak 'RIN!' Berkali-kali? Apa yang terjadi dengan Rin? Apa dia terkunci di kamar mandi? Apa dia-" pertanyan bertubi-tubi dari Len itu akhir nya berhenti. Miku membekap mulut nya dan melepas tangan nya dari mulut Len.
"Rin memainkan Baby Blue,Blue Baby"jawab Miku singkat. Len langsung membeku. "Baby...Blue?"
Miku mengangguk dan segera mengeluarkan ponsel nya, dia mencari-cari artikel yang kemarin ia baca lewat ponsel dan menemukan nya. Dia meng-scroll artikel tersebut dan memberi nya pada Len.
"Baca ini"ucap nya singkat. Len menerima ponsel tersebut dan terbelalak saat melihat sederet kalimat yang membuat nya nyaris membanting ponsel Miku.
Ponsel Miku dia kembalikan dan dia langsung menyuruh Luka dan Tei menjauh.
Len segera menjauhkan diri, bersiap mendobrak pintu.
Dia segera berlari ke pintu dan menghantamkan diri nya dengan pintu membuat pintu tersebut terbuka dengan paksa.
Len terbelalak saat melihat apa yang ada di dalam kamar mandi.
"Rin..."panggil nya lirih. Luka dan Tei yang penasaran melihat apa yang ada di dalam kamr mandi. Luka yang melihat isi kamar mandi itu seketika pingsan dalam pelukan Tei.
Tei bahkan jatuh terduduk dan mengelus kepala Luka. Miku yang tidak tau apa isi kamar mandi itu melihat nya.
Rin, didalam kamar mandi berlumuran darah tanpa kepala. Mayat nya terduduk di depan kloset sementara lehernya menghadap kedalam kloset. Saat Miku meng-auto fokus kan penglihatan nya, ia bisa melihat kaca kamar mandi yang pecah dan serpihan kaca nya menusuk tangan dan kaki Rin.
Miku ingin sekali bangun dari mimpi buruk nya ini. Samar-samar dia bisa melihat Len yang jatuh terduduk dan memeluk mayat tanpa kepala tersebut. Lalu setelah melihat kejadian tersebut,dia segera bangun dan melihat dimana dia berada.
Kamar bercat hijau tosca, lemari ada disudut kamar, lemari kaca berisi nendroid, komik, headphone dan mik, tempat sampah kecil berwarna hijau, disamping tempat Miku duduk terdapat meja yang diatas nya ada laptop, headset, ponsel, earphone, dan beberapa kertas berserakan juga jam weker kotak dengan hiasan negi berwarna teal, kaca berbentuk lonjong ada di dekat pintu kamar, dinding nya diisi dengan poster-poster idol dan anime, dan tempat yang di duduki Miku adalah tempat tidur nya.
Miku menghembuskan nafas, dia benar-benar mimpi buruk. "Jam berapa sekarang?"tanya nya sambil melirik jam weker di atas meja samping tempat tidur nya.
"Jam 5 pagi"gumam Miku sambil menyibak selimut nya. Dia segera berdiri dan menyalakan lampu nya, jendela yang ditutupi gorden itu dia lirik sebentar.
"Rin..."
Miku langsung merapihkan tempat tidur nya dan mendesah pelan. "Setidak nya itu hanya mimpi"gumam Miku sambil memakai sendal rumahan nya. Dia berjalan keluar kamar dan berjalan ke kamar mandi.
Time Skip~
Miku telah siap dengan seragam sekolah nya.
Kemeja putih dilapisi jas hitam (dibuka) dan dasi merah-hitam, rok diatas lutut hitam dengan kaus kaki panjang hitam sebetis. Rambut nya diikat twintail seperti biasa dengan hiasan dua jepit rambut kecil bergambar negi. Dalam mimpi nya, penampilan nya juga seperti ini.
"Semoga kejadian yang sama tidak terulang"do'a Miku pelan. Dia segera turun kelantai bawah untuk membuat sarapan.
Time Skip again~
Mikuo yang sedang merapihkan dasi nya segera turun ke bawah dengan tergesa-gesa.
Seragam nya mirip Miku tapi yang beda hanya rok dan kaus kaki yang dipakai. Dia memakai celana panjang hitam dan kaus kaki putih pendek. Rambutnya lebih rapi dari biasa dan muka nya tampak senang.
"Yo Miku, sedang apa?"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Tsudzuku~
Aika's bacot side:
Hai! Sebenarnya ini mau dibuat jadi One-shot eh tapi malah jadi Two-shot 'w'
Maaf ya, aku potong di bagian Mikuo nanya XD
Yang Rin mati itu masih mimpi tapi lihat lah kenyataan nya saat chap besok /ketawajahat/
Oke,Review nya ya!
Sincerely,Furusawa Aika~
