NARUTO
.
Disclaimer:
Masashi Kishimoto
.
Story:
Cielheart Ie'chan
.
Pairing:
Gaa/Ino
Sasu/Hina
.
Warning:
AU, OOC, typo and I think it's gonna be semi-M
.
oOo
"Argh, Uchiha brengsek! Berani-beraninya dia mencampakkan aku demi Hinata. Memang dia pikir dia siapa? Bocah belagu! Cap ayam kampung! Awas saja kalau aku melihatnya di sekolah… akan kuhadang, kutangkap, kupotong, kutusuk, kusate, kucincang, kublender, lalu kujadikan makanan hiu!" Ino mengumpat sebal di sudut cafe. Mengacak-acak rambut seraya menjatuhkan kepala di atas meja. Frustasi. Mengabaikan raut risih Sakura dan Tenten, dua sahabat baiknya sejak kecil yang kini diberkahi tatapan maut kalian-pelaku-kriminal-ya? oleh seisi ruangan. "Oh, ya! Jangan lupa tulangnya kuberikan pada Akamaru agar Kiba jadi tersangka haha… aku memang jenius!" tawanya aneh, tiba-tiba menegakkan tubuh penuh semangat. Membuat dua gadis di seberang meja sweatdrop di tempat.
Sahabat mereka sudah gila!
Atau lebih tepatnya, sahabat mereka psycho yang mendadak gila.
Lihat saja… bagaimana mungkin seorang Namikaze Ino; gadis pirang yang selalu berfikir dan bertindak dengan otak kanan, benci aliran chaos dalam hidup, sang primadona sekolah dan makhluk yang paling tidak percaya kisah cinta ala romance picisan malah out of character di muka publik, sibuk mengutuki sang mantan yang baru ia pacari 2 bulan 13 hari.
Seperti tidak ada kerjaan lain saja! Padahal selama ini, ia selalu bilang―dan memang selalu bertingkah―pantang mengeluarkan emosi demi tumpukan list pemuda bodoh yang hanya memujanya untuk dua hal... harta dan tampang.
Ok, mungkin sekarang menjadi tiga hal mengingat seorang Uchiha berhasil membuat gebrakan baru dalam hidup sang Princess Konoha; memacari Ino sebagai jembatan mendekati sang sepupu, Hyuuga Hinata.
Jenius gila!
Itu juga kalau kata jenius dan gila bisa disatukan dalam kalimat.
Tapi lebih dari itu, sebenarnya Sakura dan Tenten bisa mengerti isi kepala sahabat mereka.
Terlahir sebagai anak seorang Prime Minister yang memiliki segalanya, Ino tumbuh menjadi gadis manja yang terkadang berharga diri tinggi. Menganggap keberadaannya adalah pusat dunia dan orang lain hanya sebatas pemuja―atau lebih parah lagi, sih mainan yang tidak boleh menghilang selama ia menginginkannya.
Terlalu posesif.
Makanya jangan heran kalau Ia jadi gila dicampakkan Sasuke. Bukan karena gadis cantik itu cinta mati pada sang mantan kekasih meski ia akui ia sudah memuja ketampanannya sejak TK, tapi lebih karena tidak rela harga dirinya diinjak-injak dan jadi pilihan kedua setelah Hinata.
Biasa, ego bodoh para gadis yang merasa paling cantik...
"Ah, aku tahu!" Ino lagi-lagi bersorak. Menepuk kepalan tangan kiri di atas telapak tangan kanan begitu sang otak kembali berfungsi. "Akan kubuat si brengsek itu menyesal sudah mencampakkan aku demi Hinata... akan kubuat ia merangkak kembali kepadaku sambil mohon ampun, lalu tentu saja akan kutendang ia ke tempat sampah... jenius!"
Sakura dan Tenten hanya bisa menggeleng-geleng kepala mendapati gadis bermata aquamarine di depan mereka kembali tertawa ala iblis, memilih menyibukkan diri dengan makanan di atas meja sembari mengabaikan lirikan ngeri pengunjung lain di dalam cafe.
Well, bukan salah mereka bila Ino terlahir sebagai iblis berwajah malaikat!
oOo
Tsuzuku
oOo
Lol, another fic... padahal yang lama lom updet-updet hehe... *sheepish* maklum, otak kagak bisa resist ma ide baru. This is just a prologue, so next chap gonna be longer and hopefully, I don't make Gaara out of character... I love him, but I can't capture his characters well enough. Too stoic. No wonder I like to writes Kakashi more.
And, if you don't know... Doki-doki! Vindicta = Debaran! Balas dendam (japan, latin)
