Tittle : FATE LINE


"Aku harus pergi"

Tunggu. Dia tidak sedang bercanda bukan? Mengapa dia mengatakan kalimat laknat itu didepanku?

"Aku harus..."

Dia tidak sedang meyakinkan aku bukan? Hell. Aku sungguh tak mengerti.

Dia pergi. Tak lagi ada dihadapanku maupun tersenyum senang dibelakangku lagi. Dia benar-benar telah pergi. Seperti kelopak kering yang meninggalkan tangkainya. Dia menghilang terbawa angin. Angin itu sangat kejam.

Sedangkan aku.

Aku seperti kaleng kosong melompong yang tak ada isinya lagi. Aku benar-benar tidak sedang bermimpi. Aku berusaha mati-matian agar liquid sialan ini tak menetes keluar dari mataku. Bola mataku benar-benar terasa memanas. Rasanya seperti hatiku terhantam dengan sangat keras dan tak berbentuk lagi.

Dia menghancurkan aku. Hanya dengan satu pukulan telak. Dia membuang semua cinta yang aku berikan dengan sekali lempar. Dia benar-benar telah berhasil membuat aku merasa terbunuh. Terbunuh hanya dengan satu kalimat yang berisi tiga kata saja.

Dia berhasil melihat kelemahanku yang telah lama aku pendam.

Perlahan demi perlahan punggung itu yang pernah menjadi sandaranku menjadi kecil dan kemudian menghilang. Dia menghilang. Tapi tidak dengan kenangan yang ia tinggalkan bersamaku.

Satu tahun bukanlah waktu yang singkat untuk merajut tali cinta yang sangat rumit. Kurira ia akan bertahan bersamaku seperti yang ia janjikan dulu. Namun nyatanya tidak. Dia terlah berbohong. Dia mengingkari janjinya.


Rindu yang kurasakan karenamu benar-benar menyiksaku

Yang kurasa hanya kepedihan setelah kau menghilang

Ohh.. Seperti ini rasanya merindukanmu

Entahlah mungkin hanya aku yang terlalu berlebihan disini

Kesalahan ini mungkin bukan sepenuhnya milikmu

Ingin rasanya aku lari dari realita yang menyesakkan ini

Panas kurasa ketika aku menahan air mataku saat mengingat kenanganmu

Rasa pedih ini benar-benar terasa nyata

Apa kau juga merasakan apa yang kurasa?

Namun garis takdir kita memang sudah bertolak belakang

Aku merindukanmu

Tapi takdir kita telah berbeda

Apa mau dikata. Tak ada jalan lain yang bisa kupilih


Ada satu hal yang baru aku sadari setelah semua yang terjadi padaku

Seberapa menderita dirimu dunia ini tak akan berhenti berputar

Ia seakan tertawa diatas lukamu yang baru menganga

Dunia ini seolah mengejek karena ia telah melihat air matamu

Dunia ini kejam

Maka dari itu hanya ada satu jalan yang bisa kau lewati

Jadilah kejam lebih dari dunia

Itu satu-satunya jalan agar kau bisa bertahan