Just prologue…


"Ye-yes, of co-ur-se—"

"Ah, Sakura!" gertak Shizune mendelik menatap kunoichi merah muda yang sedang menunjukan sederet gigi putih dengan tatapan tak enak. Sakura menggaruk jidat lebarnya menatap kembali kertas putih yang sedang ia pegang dengan sedikit gemetar.

"Kau sudah berumur dua puluh dua tahun, kau pintar, kau medic-nin, mengapa begitu sulit untukmu belajar bahasa inggris?" tanya Shizune gemas membanting punggungnya ke sandaran kursi.


Naruto (c) Mashashi Kishimoto

Pyramid Fic/Canon-AR/Semi-OOC as usual.

Sangat disarankan untuk menggunakan perangkat yang bisa membaca hurup bercetak miring. Pengennya sih humor, tapi takut ga lucu, untuk sementara di taruh di genre romance aja deh Dx


Sakura tersenyum tak enak saat Shizune berdecak kesal untuk kesekian kalinya. Ia juga tidak begitu mengerti, mengapa dirinya yang terkenal cerdas begitu sulit untuk mempelajari bahasa asing yang mendunia ini. Bahasa inggris.

"Ah, Tsunade-sama bilang kau akan mendapatkan guru private bahasa inggris spesial datang dari Sunagakure."

Sakura menghela napas pasrah. Harusnya sih tersinggung, seorang medic-nin hebat-cerdas-cepat tanggap-juga cantik—tentu saja—harus berjuang keras belajar bahasa asing—sampai dicarikan guru private segala—demi memenuhi standar skill seorang medic-nin nasional yang sebentar lagi go international di negeri Hi, tapi apa mau dikata? Sakura memang sangat-amat-teramat sadar bahwa dirinya sangatlah payah dalam bidang ini.

"Yah…" respon Sakura tersenyum lemah, membiarkan Shizune beranjak kemudian menghilang di ambang pintu.

Bahkan sebenarnya tak pernah Sakura sangka, bahwa bahasa inggris adalah suatu kebutuhan di dunia per-shinobi-an yang ia diami. Kukira semua Shinobi berbahasa jepang, mana kutahu kalau ada Shinobi bule segala? Batin Sakura nyeri.

Sakura diharuskan menguasai bahasa negeri paman Sam itu karena dirinya telah dicalonkan menjadi medic-nin di Sunagakure. Entah bagaimana caranya, desa yang terkenal dengan timbunan pasirnya yang luar biasa banyak itu kini tengah menjadi desa termodern. Memiliki relasi dengan beberapa negera penting, juga terdaftar dalam anggota PBB? Hebat bukan?

Secara wawasan, kecekatan, keterampilan, keahlian sampai penampilan—Sakura sudah lulus persyaratan. Hanya satu yang kurang, bahasa inggris.

"Aku juga gak ingin jadi medic-nin internasional kok!" seru Sakura tertahan seraya menjambak rambutnya sendiri. Ia berusaha mengadu pada sang shishouperkara kegundahan hatinya kali ini. Tsunade berdiri seraya berkacak pinggang, "kau harus!" tegas Tsunade.

Sakura mengerutkan alis dengan gerutuan tak jelas, membuat Tsunade kembali berdecak kesal. "Hanya kau satu-satunya yang kami harapkan bisa untuk mengharumkan nama desa Konoha, Sakura… tolong berpartisipasilah…"

Memang, kemampuan-wawasan-keterampilan Sakura sangat layak dan yang paling tinggi di Konoha—setelah Tsunade sendiri tentunya—tapi tetap saja ia tidak ingin merasa dipaksakan seperti ini. Apalagi bahasa inggris…

"Lagi pula, kau akan senang begitu mengetahui siapa yang akan menjadi guru bahasa inggrismu, Sakura." Tsunade tersenyum dengan sebelah alis terangkat—tatapan menggoda.

"Siapa?"

"Kau akan terkejut…

…dan kuyakin skill bahasa inggrismu akan cepat naik."

.

.

.

.

.

"Sa—Sasuke-kun?" Sakura tergagap dengan map berguguran dari pelukannya. Sakura masih terpaku di ambang pintu ketika tahu siapa guru bahasa inggrisnya. Seorang pria berkimono putih dengan tangan terlipat di depan dada sedang bersandar di dinding ruangan Hokage tengah menunggunya. "Sasuke-kun!"

Sasuke menatap datar wanita berambut pink yang sedang menutup bibir tipisnya sendiri dengan mata terbuka lebih lebar. Alis Sasuke bertaut, kedua tangannya yang terlipat di depan dada kini ia turunkan untuk berkacak pinggang sebelah tangan, "So, you are—"

Sakura memekik dan segera berlari menerjang tubuh tegap itu, "Sasuke-kun! Akhirnya kau pulang!" Sakura mendekap tubuh Sasuke tanpa ampun, sepuas dan semampunya untuk meluapkan kerinduan yang mendera jiwanya selama ini.

Sasuke pulang ke Konoha? Setelah menghilang bertahun-tahun paska perang dunia shinobi enam tahun lalu, dan kini menjadi guru bahasa inggris Sakura? Mengejutkan!

"Hey," Sakura dapat merasakan pelukannya terkendur secara paksa, karena ada dua tangan besar yang mencengkram kedua bahunya. Ia menatap sang pemilik tangan itu dengan sendu… dilihatnya pemilik mata kelam itu mengerutkan alis kesal, tidak keberatan jika memang harus ditatap setajam itu, yang penting Sasuke pulang! batin Sakura.

"Sasuke-kun aku—"

"Hold on, miss!"

Kedua mata beriris hijau cemerlang itu terbuka lebih lebar dengan alis terangkat, matanya mengerjap menatap wajah tampan yang masih berekspresi dingin—menatap Sakura tak suka.

Kalau tak salah dengar, tadi dia bilang apa? Hewl-hewl—apa? Batin Sakura, gak mungkin bahasa inggirs kan?

Waktu seakan berjalan sangat lambat ketika Sakura memperhatikan bibir tipis Sasuke terbuka untuk mengatakan sesuatu.

.

.

"Who are you?"

.

.

.

"Hah?"

.

.

.

.

Setengah jam berlalu, Sakura masih memandangi Sasuke yang terduduk di seberang mejanya dengan tatapan tak terdefinisi. Rambut hitam, mata hitam, kulit putih pucat a la orang asia, postur tubuh dan garis wajah asia banget, kok! Tapi kenapa—

"Hey, stop staring at me!"

lagaknya kayak bule?


Bersambung…


Spoiler: Sasuke lupa ingatan, next chapter di usahakan humor kok xD gak maksud bikin fic angst atau hurt/comfort! pengen yang ringan2 aja xDD
ide fic ini muncul karena author sedang study di kampung inggirs (pare - kediri). Jadi tertarik bikin fic inggirs, tapi tangan tak sampai #apalah jadi bikin fic 'inggris wannabe' juga deh xD next chapter genre naik rate jadi M for bahasa n tema.

maunya 5 chapter aja, gak panjang2 kok xD *inget utang fic mulai bejibun, maaan!*

Pyramid Fic: Semakin ke belakang, words akan semakin bejibun XD