Always Uchiha Sasuke x Hyuuga Hinata
Naruto asli milik Masashi Kishimoto-sensei. Fict ini dan Hyuuga Neji selalu milik saya xD xP
Rate: T++ ._.
Genre: Romance, mungkin. Semoga tidak salah '-'a
Gaje, abal, OOC sekali, ide pasaran, membingungkan, tidak ada konflik berarti. Hanya fict ringan untuk sekdar memenuhi catatan saya xD dan segala kekurangan lainnya yang menyertai fict ini._.v typo bertebaran dimana-mana, hati-hati._. Seperti yang terjadi dofoct sebelumnya=_=
Terimakasih sebelumnya yang sudah mereview fict abal saya. Another Life dan Dibalik Layar *bungkuk-bungkuk* dukungan review kalian sungguh sangat berharga buat saya *-* selamat membaca (jika ada yang baca._.)
Summary: Hinata guru BK cantik yang sudah frustasi melihat kenakalan yang dibuat oleh muridnya Uchiha Sasuke, hanya bisa pasrah menerima keadaan. Dimana sang murid tampan menjadi 'pasien' khusus Bimbingan Konseling setiap harinya.
.
.
.
.
.
Hinata menggeleng frustasi menatap salah satu siswa didikannya kembali ada diruangannya, Ruang Konseling. Sudah berpuluh kali siswa laki-laki itu keluar-masuk ruangan ini. Ruangan pribadi miliknya. Ruangan yang diperuntukan untuk siswa atau siswi yang membutuhkan bimbingan Konseling. Ruangan yang juga biasanya digunakan untuk menyidang siswa atau siswi yang melakukan pelanggaran diSekolah tempat ia magang.
Siswa yang duduk tenang dihadapannya itu membuat Hinata memijat batang hidungnya pelan, Hinata sudah bingung harus bagaimana menyikapi siswa ini. Ia sudah seringkali mendapatkan hukuman namun belum memberikan efek jera untuknya ternyata. Siswa dihadapannya ini adalah… Uchiha Sasuke.
Sitampan yang memiliki otak jenius. Wajah datar yang selalu tampak tenang tanpa ekspresi. Rahang tegas, tubuh tegap diusianya yang baru menginjak usia tujuh belas tahun. Siswa kebanggaan Konoha Academy. Siswa dengan segudang prestasi yang membanggakan. Bahkan Kami-sama menciptakan wajahnya tanpa cacat sedikitpun. Sangat tampan. Nyaris sempurna tanpa cela. Hanya saja…
Dia berandalan. Playboy kelas kakap. Pembuat onar. 'Pasien' utama Ruang Bimbingan Konseling. 'Pasien' khusus Hyuuga Hinata sang guru BK. Hinata bahkan sudah berulang kali menghukum Sasuke, tapi Sasuke masih saja berbuat hal yang tidak-tidak. Memecahkan kaca ruang kelas lah, mengotori lapangan olahraga saat pelajaran olahraga berlangsung menggunakan oli yang ia dapatkan entah darimana lah, sampai mengerjai guru yang sedang mengajar dengan meletakkan permen karet dikursi sensei nya itu. Sungguh sikap minus yang Hinata sayangkan.
Berpuluh hukuman pun sudah Hinata berikan dengan sukarela. Dari membersihkan toilet lantai satu yang kotornya luar biasa, sampai membersihkan gudang yang berantakkan pun sudah diberikannya. Namun sayang seribu sayang, Hinata merutuki wajah tampan muridnya itu yang membuatnya memiliki banyak fansgirl yang dengan senang hati akan membantu hukumannya tanpa membiarkan sang Pangeran Sekolah itu mengotori tangannya. Pantas saja, guru BK sebelum-sebelumnya tidak ada yang bertahan lama menetap disekolah elite itu.
Dan lagi, untuk kesekian kalinya, hari ini murid itu kembali membuat onar dengan sahabatnya, si kuning Uzumaki Naruto. Kali ini, mereka membuat kegaduhan dengan mengintip junior mereka, siswi kelas X.A yang akan menjalankan Ujian Renang diruang ganti wanita. Hal itu tentu saja membuat Jiraiya-sensei yang merupakan guru pervert mengamuk. Jelas saja, dirinya yang seorang sensei saja tidak diijinkan mengintip siswinya yang sedang berpakaian, masa' muridnya bisa dengan mudah mengintip begitu saja.
Naruto sudah mendapatkan hukuman dari Kakashi-sensei sang guru yang selalu tersesat dijalan yang bernama kehidupan dan selalu terlambat datang karena membantu nenek-nenek yang akan menyebrang jalan dengan hukuman setimpal. Membersihkan kandang Manda, hewan peliharaan Orochimaru-sensei yang bringas. Kandang berbau busuk yang sudah lama tak dibersihkan. Tentu saja Naruto kapok, hei bisa kalian bayangkan? Membersihkan kandang ular yang kalau kalian mendekat saja bisa langsung menjadi sasaran utamanya? Oh beruntunglah Naruto karena sementara ia membersihkan kandangnya, Manda dipindahkan ke kandang lain. Tapi kalau sampai Naruto mengulangi kesalahannya lagi, maka Kakashi-sensei tak akan segan untuk menyuruh Naruto membersihkan kandang Manda dengan ular itu berada didalamnya, kalau perlu Naruto juga masuk kedalam kandang Manda. Ancaman luar biasa yang membuat murid senakal Uzumaki Naruto mau-mau saja menurut dan bertaubat.
Sedangkan Hinata masih sibuk memikirkan apa lagi hukuman yang tepat untuk Uchiha bungsu dihadapannya ini. Bahkan Sasuke Nampak tidak perduli dengan hukuman apapun yang akan ia dapatkan nanti. Ia hanya duduk santai sambil melipat kedua tangannya didada, mata kelamnya menatap sang sensei dengan pandangan intens.
"Jadi-" Hinata menghela nafas berat sebelum melanjutkan ucapannya. "Kali ini, keributan apa lagi yang kau lakukan, Uchiha-san?" Hinata bertanya sembari menatap tajam sang Uchiha tampan dihadapannya ini. Sedangkan Sasuke hanya mengangkat bahu tak perduli. "Hanya mengintip para junior yang sedang berganti pakaian renang," Sahutnya entengt. Hanya mengintip, ingat itu, hanya. Hinata menghela nafas frustasi, mengintip itu kasus yang tidak ringan tentu saja. Tapi Sasuke yang duduk dihadapannya dengan wajah stoic itu Nampak menganggap perbuatannya adalah hal yang tidak penting.
"Hanya mengintip, katamu? Kau mengintip juniormu! Uchiha-san, kau sudah keterlaluan." Desis Hinata tajam, Uchiha Sasuke benar-benar membuatnya geram. Empat siku-siku didahi guru muda itu terlihat sangat jelas. Ia benar-benar geram pada 'pasien' khususnya itu.
"Lalu kau mau aku mengintip siapa? Mengintipmu, begitu?" Wajah Hinata memerah menahan marah sekaligus malu. Remaja dihadapannya ini benar-benar seorang…. Cassanova
"Uchiha-san, jaga bicaramu!" Hinata semakin geram, ia bangkit dari duduknya menjadi berdiri menjulang dihadapan Sasuke. Sasuke mengangkat bahu tidak perduli.
"Jadi hukuman apa yang akan kau berikan, sensei?" Tanyanya dengan menekan kata 'sensei' sebagai tanda penghormatan khusus untuk Hinata. "Membersihkan toilet lantai satu? Membereskan buku-buku diperpustakaan? Membersihkan ruang guru seminggu berturut-turut? Membersihkan gudang? Atau kau ingin aku berkencan denganmu?"
"Uchiha Sasuke!"
"Hyuuga Hinata!" Sasuke membalas tatapan sengit yang diberikan sang sensei dengan tatapan yang sama. Rahangnya mengeras menatap guru cantik dihadapannya itu. "Kau mau aku intip juga, sensei?"
"Uchiha-san aku benar-benar tidak mengerti apa maumu!" Hinata menggeram frustasi menghadapi siswa dihadapannya ini. Emosinya terkuras sampai kedasar yangt paling dalam. Sasuke benar-benar…
"Seharusnya aku yang bertanya padamu. Apa maumu Hyuuga? Aku ini suamimu, tapi kau malah berangkat ke kampusmu dengan sipanda merah itu heh?" Terbongkar sudah apa yang menjadi masalah disini. Rupanya Sasuke cemburu karena Hinata berangkat bersama kekampusnya dengan Sabaku no Gaara.
"Sasuke.." Hinata melunak, ia menghampiri Sasuke yang duduk dihadapannya. Ia mengelus pundak suaminya itu dengan pelan, mencoba menenangkan.
"Rupanya kau masih belum mengerti aku juga, eh? Aku-selalu-berbuat-onar-karena-ingin-berduaan-dengan-mu-diruangan-ini-Uchiha-Hinata!" Tegasnya dengan mata menajam, Hinata menghela nafas melihat kemurkaan suaminya itu.
"Aku tahu, Sasuke-kun. Tapi kau tak harus sampai seperti itu 'kan? Perbuatanmu tadi benar-benar-"
"Bahkan kau juga belum sepenuhnya percaya padaku, eh." Nada suara Sasuke yang terdengar kecewa membuat Hinata merasa bersalah. "tapi tadi kau-"
"Aku hanya tidak sengaja bertemu si Dobe diruang ganti perempuan. Tadinya aku akan keruanganmu, aku merindukanmu sekaligus ingin bertanya padamu! Dia yang mengintip, bukan aku!" Tandas Sasuke tegas. Ia menjelaskan dengan penuh emosi, ia tak suka bila tidak dipercaya oleh Hinata. Istrinya sendiri, sekaligus guru BKnya.
"Sasuke-kun.." Hinata memandang Sasuke dengan tatapan penuh penyesalan. Ia merasa bersalah karena tidak mempercayai suaminya itu. Sasuke memang masih terbilang labil, emosinya masih tak terkontrol, ia memang murid yang terbilang nakal. Tapi kenakalan Sasuke masih dalam batas wajar, ia tak pernah sampai melakukan hal yang tidak senonoh seperti itu. Seharusnya Hinata percaya kepadanya. "Maafkan aku, Sasuke-kun.." Hinata mengelus pipi Sasuke dengan sebelah tangannya, lalu mendudukkan dirinya dipangkuan Sasuke. Ruangannya sudah terkunci semenjak Sasuke masuk. Sasuke selalu menguncinya jika sudah berada diruangan istrinya tersebut.
"Maaf karena tidak percaya kepadamu.." Hinata mengecup ringan pipi tirus itu bertubi-tubi sebagai permintaan maaf. Mencoba membuat suaminya luluh kembali.
"Aku tidak mau!"
"Sasuke-kun. Kumohon.."
"Sasuke-kun.." Hinata masih saja merengek meminta maaf. Tapi Sasuke tidak mau luluh begitu saja. Hinata harus membayar kesalahannya. "Sekali aku bilang tidak ya ti-"
Ucapan Sasuke terhenti dengan sapuan lembut dibibirnya dari bibir Hinata. Hinata membungkam mulut Sasuke sebelum Sasuke menyelesaikan ucapan kalimat sialan itu. Sasuke menegang sesaat, kemudian terhanyut dengan permainan sang istri. Perlahan, ia memeluk pinggang Hinata possessive. Matanya terpenjam, ia membalas ciuman Hinata dengan tidak sabaran. Ia sangat merindukan Hinata, sungguh. Masa bodoh dengan gengsi, masa bodoh dengan cemburu. Ia menginginkan Hinata sekarang.
Ciuman itu berlangsung cukup lama. Sampai Hinata sendiri yang melepaskannya karena kehabisan nafas. Ia menatap Sasuke sayu, yang dibalas dengan tatapan mendamba dari pemuda tujuh belas tahun itu. "Maafkan aku juga tentang Gaara. Tadinya aku ingin meminta diantarkan kepadamu, Sasuke-kun. Tapi, aku ingat kalau kau ada ujian matematika dijam pertama. Jadi aku menebeng pada Gaara yang kebetulan lewat. Jangan marah lagi. Aku janji tak akan mengulanginya," Hinata menatap wajah rupawan sang suami yang berbeda usia tiga tahun dibawahnya itu. Mereka memang sudah menikah, enam bulan yang lalu karena sebuah perjodohan. Hinata menolak awalnya, karena perbedaan usia tentu saja. Tapi Sasuke yang sudah terlanjur jatuh hati pada gadis itu, mencoba meyakinkan Hinata dengan seribu cara. Ia memang masih sekolah, pernikahannya pun tertutup. Mereka menikah diParis. Tapi ia mencintai Hinata dengan tulus. Bahkan saat pertama kali bertemu. Hinata pun luluh dengan pesona yang ditawarkan Sasuke, bocah ingusan berusia tujuh belas tahun yang kini menjadi suaminya.
"Hn. Lupakan. Tapi berjanjilah itu untuk yang terakhir kalinya. Aku tidak akan mengijinkanmu dekat-dekat dengan sipanda merah itu, mengerti?" Hinata mengangguk kecil sembari terkikik pelan. Sasuke memang tidak pernah berubah. Masih saja sebagai remaja egois yang sedang jatuh cinta.
"Dan sekarang, untuk menebus kesalahanmu. Kau harus memberikanku jatah, disini dan sekarang juga." Bisiknya dengan nada seduktif. Sasuke dengan sengaja menghembuskan nafasnya ditelinga Hinata membuat wanita itu merinding. Ia menjilat cuping Hinata membuat Hinata mendesah.
"Ta-tapi-" Tidak ada tapi. Tidak ada bantahan ataupun penolakan. Sasuke membopong tubuh mungil Hinata ke sofa disudut ruangan. Sasuke sudah benar-benar tidak sabar, ia sudah menahan sejak tadi. Dan sekarang, ia harus mendapatkan yang ia inginkan. Menghukum Hinata yang sudah meragukannya sekaligus berangkat bersama dengan si panda merah. Menghukum dengan caranya sendiri tentu saja.
Beberapa saat kemudian, ruangan itu hanya dipenuhi dengan suara desahan dan erangan penuh kenikmatan. Baik Hinata maupun Sasuke, keduanya menikmati waktu mereka berdua.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Sasuke itu licik, ia sengaja membuat Hinata menjadi guru BK disekolahnya agar bisa terus dekat dengan istrinya itu. Dengan bantuan kekuasaan Uchiha Fugaku, segalanya menjadi mudah. Hinata yang sedang menjalani kuliah Psikologinya, dibuat menjadi guru magang Bimbingan Konseling pilihan Ayahnya. Pihak sekolah tentu saja tidak menolak. Berhubung saat itu memang guru BK sedang kosong, guru BK sebelumnya mengundurkan diri karena tidak kuat dengan kenakalan yang dilakukan oleh Sasuke dkk setiap harinya. Lagipula, Uchiha Fugaku adalah pemegang saham terbesar Konoha Academy. Sebuah keuntungan luar biasa bukan? Itulah alasan mengapa Sasuke sering membuat onar, membuat keributan agar dirinya dipanggil keruang BK, bertemu Hinata, dan berduaan dengan istrinya itu. Licik bukan? Damn, Hinata bahkan jatuh cinta setengah mati kepada suami nya itu. Sekalipun suaminya adalah seorang cassanova -jadi-jadian-, playboy abal-abal yang mencoba menarik perhatiannya. Bocah ingusan yang meluluh lantakkan seluruh hatinya. Cinta itu memang buta.
THE END
.
.
.
.
.
.
.
Saya berharap fict ini tidak banyak typo apalagi typo yang fatal seperti fict sebelumnya. Mohon maaf untuk fict dibalik Layar, memang yang benar sebenarnya NaruHina adegan kissing itu di The Last Naruto the movie, saya tidak mengedit ulang *bungkuk-bungkuk*
Ayo review lagi*-* jangan bosan mampir untuk mereview, minna *-*
Terimakasih untuk semua yang sudah mereview. Saya baca semuanya kok:3 dan untuk Another life, sabar dulu ya minna._. saya lagi mencoba mengetik part selanjutnya agar terkesan natural dan tidak terburu-buru serta mudah dipahami. sebagai gantinya, beberapa fict nganggur dilaptop saya akan sering saya update huhu maafkan jika menyampah ya._.
Arigatou Gozaimashita. Salam hangat,
Hyuuga Jishin*-*
