PROLOG

Mengapa kau membenciku?

Apakah sebegitu jahatnya diriku padamu?

Sejak kapan aku sangat berharap kau kembali padaku?

Atau itu hanyalah sebuah bayangan belaka yang tidak akan terwujud?

Bagaimana caranya agar kau melihatku? Menatapku?

Apakah kau tahu bagaimana perasaan ku saat ini?

SAKIT!

Maaf karna telah mengecewakan mu untuk yang kedua kalinya

Maaf telah membuatmu harus bersabar akan sikapku untuk yang kesekian kalinya

Maaf telah membuatmu menangis 'karena ku' untuk yang kesekian kalinya

Maaf karena saat ini aku tidak bisa berada di dekatmu untuk yang kesekian kalinya

Author POV

Namja mungil tersebut terbangun dengan wajah kusut yang tidak bisa tergambarkan, wajah dengan tatapn datar namun dingin dan menusuk, seakan tidak perduli dengan sebangsanya atau sejenisnya. Dengan enggan ia meninggalkan tempat tidurnya dan bergegas menuju kamar mandi untuk berangkat menuju ke sekolah. Menuju tempat dimana ia akan bertemu dengan sosok 'itu', dimana ia harus teringat akan kejadian 'itu', dimana ia akan terus tersakiti oleh hal 'itu', yang merubahnya menjadi seperti sekarang. DINGIN

AT SCHOOL

"aku bingung apa yang membuat nya menjadi seperti ini sekarang. Apa karena ulah orang 'itu'? sungguh sangat kejam." Tutur seorang gadis yang duduk tidak jauh dari namja mungil yang ia bicarakan.

Ya, namja yang sedari tadi dibicarakan hanya diam tak bergeming, bukan berarti ia tidak mendengar perkataan tersebut. Banyak orang yang beranggapan bahwa ia adalah seorang happy virus untuk siapa saja yang berada didekatnya, namun sekarang sepertinya itu tidak akan pernah terjadi lagi. Dirinya yang sekarang adalah sosok yang sangat dingin, tidak bergaul lagi, tidak tersenyum lagi, tidak tertawa lagi, bahkan sekarang ia terkenal akan tatapan tajam dan menusuknya.

Hampir satu sekolahan sangat mengidolakannya dulu, karena sifatnya yang ceria dan selalu aktif dalam kegiatan apapun, namun sekarang sifatknya berbalik 180⁰. Tidak ada yang menyangka bahwa sekarang sosok namja mungil tersebut akan berubah secara drastis seperti ini. Semua itu bermula dengan datangnya sosok tersebut kedalam hidupnya, yang merubahnya secara drastis dan tidak memikirikan bagaimana perasaan namja mungil ini. Dari mulai membuatnya senang hingga ke langit ke 7 dan menjatuhkannya secara cepat tanpa memperdulikan seberapa banyak kebahagiaan yang mereka lalui bersama.

000

Baekhyun POV

Aku berjalan menyusuri koridor sekolah ku, dengan tatapan yang tidak pernah berubah, dengan tatapan tajam, dingin dan menusuk. Seakan-akan seperti harimau yang sedang kelaparan. Semua ini adalah ulahnya, bahkan sampai sekarang ia tidak pernah memikirkannya lagi. Sangat kejam.

Apa aku hanyalah sebagai pelampiasannya saja? Apa aku sangat tidak dibutuhkan dalam hidupnya lagi? Jika mengingat hal itu, aku dapat dengan mudah menangis dan selalu memegangi dadaku yang terasa sangat sesak. Hanya ada satu orang dari berpuluh-puluh orang yang dekat denganku, yang mengerti keadaanku. Dan itu hanyalah sahabatku . Perubahan sikapku terhadap keadaan sosialku menjadi bahan omongan hampir satu sekolah. Ya aku menyadarinya. Menyadari perubahan drastisku , menyadari reaksi teman-temanku terhadapku, dan hal lainnya. Namun itu semua hanya lah sebagai angin lewat di telingaku, karena aku tidak pernah menanggapinya.

Ya! 'kau' yang membuatku seperti ini! 'kau' yang mebuatku berubah! 'kau' yang telah menghancurkan kehidupan normalku! Itu semua disebabkan oleh KAU! Tapi apa balasanmu sekarang? 'kau' bahkan enggan untuk melihatku! 'kau' enggan untuk berbicara atau sekedar menyapaku! 'kau' yang sekarang bukanlah 'kau' yang dulu! Dan aku juga akan melupakan 'kau' yang dulu maupun 'kau' yang sekarang!

Sekarang aku harus berpapasan denganmu dikoridor yang sudah mulai sepi seperti ini. Karena keadaan pulang sekolah. Aku hanya menatap lurus dan tetap berjalan dengan muka datar dengan tatapan tajam dan menusuk. Memang siapa yang membuatku seperti ini? Aku sudah tidak perduli lagi. Saat jarak kami sudah dekat aku hanya melaluinya dan hanya menganggapnya tidak ada didunia ini. Kejam bukan? Siapa yang lebih kejam? Aku atau dia?

GREP

Aku merasa tanganku ditahan oleh seseorang, saat aku membalikkan badanku ternyata dia yang menahannya.

"mengapa kau berubah?" tanyanya.

'kau masih bertanya? Ini semua ulahmu brengsek!' batinkulah yang menjawabnya. Sunguh ingin sekali aku mengatakan hal tersebut.

"apa perlu kau tahu?" aku balik bertanya dengan nada dingin dan tatapan tajam.

"ya! Aku perlu tahu!" jawabnya dengan meninggikan suaranya.

'punya hak apa kau berteriak kepadaku?' batinku lagi yang ingin menjawabnya.

"ada urusan apa kau perlu mengetahui ini? Tumben sekali kau perduli dengan sesama" jawabku masih dengan ekspresi dan tatapan yang sama, dengan nada merendahkannya.

Kulihat tangannya terkepal, wajahnya pun sudah merah seakan menahan marah. Untuk apa ia marah? Aku seperti ini bukankah dia sudah tidak perduli lagi denganku? Dasar brengsek!

"aku hanya mengkhawatirkanmu" balasnya dengan menundukkan wajahnya dan mengendurkan genggaman tangannya disikutku.

'kau mengkhawatirkanku? Masih punya muka kau berbicara seperti itu di depanku?'

"kau mengkhawatirkanku? Bukankah seharusnya kau mengkhawatirkan 'orang' itu?" jawabku ketus

"sudah ku bilang berapa kali! Aku tidak memiliki hubungan apapun dengannya!" ia berteriak tepat di depan wajahku. Aku kaget? Tentu! Tapi aku tetap memasang wajah datar dan dingin ku.

"lalu? Apa itu sebuah alasan?" jawabku datar dan hendak meninggalkannya.

Aku sudah muak dengan semua bualannya! Entah mengapa hatiku menolak untuk mengasihaninya. Aku meninggalkannya, aku tidak akan pernah berbalik untuk melihatnya, aku akan berjanji akan hal ini.

Chanyeol POV

Bagaimana cara ia menanggapiku sungguh sangat menyat hatiku. Ia telah berubah, ia sangat berubah! Tatapannya yang hangat dan lembut seakan mengisyaratkan sebuah kasih sayang dan rasa cinta kini tergantikan dengan tatapan tajam, dingin, dan menusuk mengisyaratkan kebencian, kekecewaan, dan ketidakpedulian. Cara bicaranya yang dulu sangat lembut, tutur katanya yang sopan, dan sangat lucu tergantikan dengan sanat kasar, ketus, dan terbilang sangat menyakitkan untuk didengar. Apa ini adalah salahku? Apa ia berubah karena ku? Jika aku meminta maaf apa ia akan memaafkanku?

Disinilah sekarang, aku ditinggalkan sendiri bahkan ia tidak melihatku sedikitpun, berbelas kasihan saja ia enggan. Sesakit inikah rasanya ditinggalkan oleh orang yang kita sayang? Aku akhirnya mengerti bagaimana perasaannya dulu. Aku paham bagaimana rasanya tak dianggap. Aku mengerti semuanya sekarang. Terlambat!

TBC

ini masih prolog yah ^^ mian kalo jelek... masih pemula dalam berfikir kritis