Chp 1 (An Orange Haired Girl)
A/N : Halu reader sekalian!
Ini pertama kalinya gue bikin fanfic Naruto.
Typo/bahasa ga baku mohon dimaklumin.

DISCLAIMER : Semua yang ada di dunia Nartoh punyanya Mas Masashi, hanya 1 OC punya saya

GENRE FOR DIS CHAP : Petualangan

RATE FOR DIS CHAP : K+/T
Attention!
Rokudaime : (Tuan) Keenam ,
Udah tau yah? Haha ngasih tau ajahh :v


"Ah,, laper ttebayo, kita istirahat dulu lah!" Gerutu seorang pria bersurai kuning kepada kedua teammatesnya yang sedang berlari bersama menyusuri hutan. Pria dengan tiga garis di pipinya itu mendadak berhenti dari kegiatan berlarinya.

Tampaknya mereka baru saja menyelesaikan misi yang sangat jauh dan hendak pulang ke Konoha. Cuaca saat itu masih cerah namun panas siang hari juga terasa. Mereka berdua memikirkan hal yang sama dengan pria bersurai kuning itu yang tak lain adalah Naruto.

Mengetahui teammatenya berhenti bergerak, pria bersurai hitam serta matanya yang senada dengan rambutnya mengangguk dan berhenti tepat di bawah pohon besar.
Pria tersebut tak lain bernama Sai, mantan Anbu Root yang sekarang menjadi anggota Team 7.

"Uwaah, aku juga capek nih" Disusul seorang wanita bersurai merah muda itu yang berhenti berlari kemudian meregangkan kedua tangannya ke atas. Wanita itu tak lain Sakura, salah satu ninja medis Konohagakure sekaligus murid Godaime Hokage.

"Perjalanan Konoha-Amegakure jauh banget,," keluh Naruto duduk bersandar sambil menghela nafasnya.

"Kenapa sih Kakashi-Sensei menyuruh kita harus menjalankan misi lewat darat?"
tanyanya lagi kemudian mengalihkan pandangannya pada kertas gambar milik Sai.

"Hm? Entahlah" tukas Sai masih sibuk mengeluarkan peralatan menggambar dan sekantong bekal pil makanannya, dengan maksud bersantai sebentar.
"Hu'um, kita juga bisa pakai choju giga milik Sai agar bisa cepat sampai tujuan lewat udara" sahut Sakura masih meregangkan tangannya ke depan.

Terduduk di bawah pohon dan bersandar. Naruto dan Sai mulai menyantap bekalnya, onigiri dan pil makanan. Namun tidak untuk Sakura. Ia memilih untuk berdiri dan berjalan-jalan di sekitar tempat peristirahatan mereka. Masih mencari apa yang spesial misi melewati darat daripada udara.

Benar saja firasatnya, merasa ada sesuatu yang aneh di hutan tersebut, Sakura menemukan sesuatu yang tidak terlalu dalam dari tanah yang ia pijaknya.

"Kertas? Kertas bom?" Tanyanya dalam hati, segera ia merusak kertas tersebut dengan sepatunya. Dengan kekuatan kakinya, kertas yang ia pijak menjadi robek terbalik dan ternyata itu hanyalah kertas kosong biasa.

"Huft, hampir saja! aku kira kertas bom!" Pikirnya pelan. Karena kertas kosong itu berukuran sama dengan kertas bom-tidak seperti kertas biasa seperti gulungan laporan atau surat. Mengambil kertas kosong tersebut dan mencoba menerawang kalau saja ada sesuatu yang janggal.

"Kertas ini bukan kertas biasa sepertinya, aku merasakan bekas chakra dari sini meskipun sangat kecil" Gumamnya sambil berjalan-jalan.

Sakura tidak mengenali jalan hutan ini, bukan tidak mengenali, lebih tepatnya ia seperti sudah lama sekali mengambil jalan hutan dari Konoha-Amegakure atau sebaliknya karena ini misi pertamanya di usia dewasa ini.

Sambil berjalan pelan, ia merasakan keberadaan lagi dan ia menemukan suatu kertas kosong yang sama dengan ia temukan tadi, namun kini ia menemukan dalam jumlah sedikit banyak.

"Sepertinya kertas-kertas ini sudah usang, ini tak mungkin berbahaya" gumamnya masih berjalan dengan pandangan fokus pada lembaran kertas yang dibawanya, hingga selangkah tak melihat jalan sesuatu na'as terjadi. Yap, karena kecerobohanya, ia melangkah pada sebuah lubang yang cukup dalam.

"Aaakh!" Jeritnya. Karena memedulikan kertas yang baru saja dibuangnya, ia tak memperhatikan keberadaan sekitar, tentu tidak merasakan keberadaan lubang di depannya.

"Sakura-san?" "Sakura?" Ungkap Naruto dan Sai mendengar teriakan Sakura dan berusaha mencari sumber suara tersebut.

Dilihatnya sebuah lubang yang tidak begitu besar tetapi lumayan dalam, Sakura telah melompat keluar dari lubang jebakan tersebut.
"Sakura-san, apa kau baru saja teriak setelah jatuh dari lubang ini?" Tanya Sai karena mereka datang tepat Sakura sudah berada di tepi lubang tadi.

Mereka bertiga menatap lekat lubang yang ditatap oleh wanita bersurai merah muda tadi. Tampaknya bukan jebakan, mana mungkin ada jebakan lubang seperti ini untuk para ninja yang notabene sudah ahli melompat dan berjalan di atas dinding.
"Iya, aku terjatuh tadi karena aku ceroboh" ucapnya singkat, namun matanya masih melukiskan sesuatu yang penasaran.

"Kalau begitu, ayo balik"

"Tunggu! Sesuatu aneh ada di lubang ini!" sergah Sakura menggantungkan kalimatnya.
"Kenapa?" Tanya Naruto yang bersiap pergi meninggalkan lubang bekas jebakan itu.

"Aku tak sengaja menindih seorang gadis di dalam lubang ini, tetapi ia tidak terbangun" Ujar Sakura menunjuk seseorang yang berada di dasar lubang tersebut. Sontak pernyataan Sakura membuat kedua teammatesnya terkejut. Bisa saja gadis itu hanya warga biasa yang terkena jebkakan, pikir mereka.

"Jangan-jangan gadis itu..."
"Tidak, menurutku tidak. Ini janggal, kita ambil saja dulu" Masih bingung dengan pernyataan Sakura, Naruto dan Sai masih tak mengerti.
"Biar aku mengambilnya" ujar Sai akhirnya ikut penasaran, segera masuk ke dalam lubang di depannya dan hendak mengeluarkan gadis yang tak sadarkan diri tersebut.

Dengan cepat, Sai melepaskan sulur-sulur yang melilit sang pemilik tubuh. Ia tak merasakan chakra pada sulur yang berarti itu alamiah. Melompat keluar kemudian membaringkan gadis yang digendong Sai ke atas tanah dengan dedaunan jingga besar yang masih basah terkena embun, mereka bertiga menatapnya lekat.

"Kita kuburkan di-"

"Sai!" tegas Sakura memotong pertanyaan Sai. "Apa kau merasakan chakra di sulur itu?"

"Tidak"

"Kalau begitu, kau seharusnya tahu, apa yang janggal!" tegas Sakura menyatakan seolah menolak untuk Sai menyanyakan tentang penguburan gadis itu. Dalam benaknya, heran, bagaimana bisa seseorang masih hidup, dengan sulur-sulur alami yang membelitnya sehingga terlihat ia telah lama disitu.

Tanpa pikir lama, Sai menemukan apa yang janggal. Termanggut-manggut, "Ini aneh"

Singkat maksudnya, apabila gadis itu masih hidup, berarti sulur yang melilitnya adalah jutsu musuh yang menyerangnya. Tapi apabila ia tak merasakan chakra pada sulurnya, berarti itu adalah sulur alami dan bukan jutsu musuh yang berarti gadis itu sudah lama sekali disana.
Namun kemungkinan kedua, gadis itu bukan manusia, atau bisa dikatakan boneka.

"Huh? Bagaimana-bagaimana?" tanya Naruto masih belum mengerti. "Haissh baka-Naruto! Kau cobalah periksa apa dia masih hidup? Atau bukan manusia?"

Dengan hati-hati, Naruto memeriksanya, dimulai dari denyut nadi dan suhu tubuh. Tidak seperti mayat seperti yang di pikirannya, postur tubuh gadis itu seperti remaja pendek, bersurai jingga panjang dan kusut, serta kulitnya yang masih hangat tetapi kotor penuh tanah.. "I-ini.. manusia! A-aku kira-"

"Kau ternyata juga mengerti, Naruto-kun" ucap Sai mensejajarkan tubuhnya dengan Naruto ikut memeriksa gadis itu.

"Dilihat-lihat, ia tidak mempunyai luka berat sedikitpun, kemungkinan ia terkena genjutsu saat sudah berada di dasar lubang ini" ujar Sakura menyimpulkan.

"Heii! Banguunn!" berbagai cara untuk mencoba membangunkannya, hingga memberi air pada muka gadis itu. Namun usaha Naruto sia-sia, hanya disusul helaan nafas kasar Sakura sebal.

"Sudah kubilang, ini genjutsu. Kai!" ucap Sakura seraya mencoba menghilangkan genjutsunya.
Namun hasilnya nihil tidak ada perubahan sama sekali pada diri gadis itu, lebih tepatnya genjutsunya tidak menghilang.
Kedua pria di dalam tim tersebut bertatapan bingung karena memikirkan hal janggal yang sama pada gadis ini.

"Oh Kami-sama! Genjutsu ini kuat sekali! Lebih baik kita bawa ke Shizune-senpai untuk diperiksa"
Teammatesnya hanya mengangguk mantap dan tentu saja segera bersiap melanjutkan perjalanan pulang lebih awal.

Beranjak berdiri, sorot mata Naruto meminta untuk melihat kembali lubang tadi, mungkin ada suatu kejanggalan. Benar, Sai melewatkannya! Sambil menyipitkan matanya, memang ada sesuatu tertinggal di dalam lubang tersebut. "Cepatlah, Na-"
"Hei, minna! Kau lihat lukisan disana?" tunjuk Naruto pada lubang tempat gadis kecil itu jatuh.

Dengan cepat kedua teammatesnya beralih menatap lubang tadi.

Benar, mereka menemukan sebuah lukisan yang hampir tertimbun di dalam sana.


"Naruto, kau lapor saja dulu misi kita pada Rokudaime-Sama, Aku dan Sai mengantarkan gadis ini dulu ke Shizune-senpai" Naruto mengangguk dan meninggalkan Sakura serta Sai yang menggendong gadis bersurai jingga itu.
Mereka berdua beserta gadis yang tak sadarkan diri tersebut segera memasuki rumah sakit yang dari tadi mereka berdiam di depannya.

Beruntung sekali Sakura menemukan Shizune yang terlihat freetime sambil duduk di salah satu kursi rumah sakit.
"Shizune-senpai, apa kau bisa menghilangkan genjutsu pada gadis ini?" Tanya Sakura kepada wanita bersurai hitam pendek yang terlihat berusia kepala tiga. Menggendong seekor babi kecil berbalut baju merah dan mutiara yang tak lain Tonton.

"Akan kucoba"
Melihat kondisi kotor gadis itu, wanita bersurai hitam yang biasa dipanggil Shizune tanpa pikir panjang mencari kamar pasien kosong.
Segera dibaringkan gadis itu ke atas kasur.

"Genjutsunya kuat sekali" Gumam Shizune memegangi tangannya.
"Sakura, kau coba melepaskan genjutsu ini pelan-pelan! Lalu selingi juga dengan ninjutsu medismu!" Perintah Shizune dan segera dilaksanakan oleh Sakura. Sedangkan Sai keluar ruangan menunggu di kursi depan kamar.

Di satu koridor dengan kamar gadis yang tak sadarkan diri tadi, terlihat Naruto berjalan cepat menghampiri temannya yang sedang duduk di kursi depan kamar pasien.
"Sai? Dimana gadis tadi?" Tanya Naruto setelah menemukan salah satu teammatenya, Sai.
"Di dalam ruangan, Shizune juga membantu menetralisir genjutsunya" Kata Sai menunjukkan kamar pasien di belakangnya menggunakan jari jempol.

"Aku tak bisa melepas genjutsunya, ini terlalu susah" keluh Sakura disertai pintu kamar yang tiba-tiba terbuka oleh Naruto yang tergesa-gesa.

"Shizune nee-chan, aku menemukan lukisan ini di bawah gadis itu ttebayo!" tutur Naruto memperlihatkan sebuah kanvas dengan lukisan.
Tentu saja acara menetralisir genjutsu mereka tertunda, Shizune menatap lekat lukisan itu, gambarannya benar-benar seperti nyata, namun disamping itu Shizune juga melihat gambar seorang gadis bersurai jingga pendek sedang tertidur lelap di dalam lubang yang terlihat digambar dari atas.
Dari lukisan tersebut tertera gambar lembaran kertas putih kosong yang menemani sekitar lubang.

"Lukisan ini.. 5 tahun yang lalu.." ujar Shizune setelah menyipitkan matanya menangkap sesuatu di pojok lukisan. Naruto ikut serta termanggut setelah membaca sebuah tulisan waktu lukisan itu dibuat, memang 5 tahun yang lalu.

"Ah! Aku juga menemukan banyak kertas di sekitar lubang itu!" sahut Sakura ketika tak sengaja menatap lekat lukisan yang dibawa senpainya.

"Maksudmu, gambaran di lukisan ini nyata dan sama dengan tempat tadi?" tanya Naruto hampir mengerti.

"Menurutku iya!"

"A-astaga! Apa maksudmu gadis ini terjebak disana 5 tahun?" sahut Shizune tak percaya, Sakura dan Naruto pun juga sama terkejutnya.

"Aku mengerti. Jika Sakura dan Shizune-nee chan tidak bisa melepaskan genjutsunya, Jadi satu-satunya cara hanyalah mengubah lukisan ini!"

"Sai!" panggilnya, kini mereka tinggal menaruh harapan pada Sai untuk membangunkan gadis ini.

"Ya?" jawab Sai dari balik jendela kamar.

"Masuklah, kami perlu bantuanmu"


Mata gadis itu perlahan terbuka. Terlihat Warnanya amber ke madu. Pandangannya terlihat jelas meskipun rambut jingganya yang kusut dan panjang menutupi sebagian penglihatannya.

Sai menghentikan kegiatan melukisnya.
"Senpai! Ia bangun!" Suara Sakura membuat Shizune berhenti mengeluarkan chakra medisnya.
"Syukurlah genjutsunya hilang!" Shizune tersenyum lega diselingi suara Tonton mengoik senang.

Dugaan mereka benar, dengan mengubah lukisannya menjadi gadis yang terbangun dari tidurnya di rumah sakit. Sai hanya perlu mengubah lukiskan apa yang sedang terjadi di depannya, dan hanya perlu mengubah lukisan gadis itu dari tidur menjadi bangun.

"Genjutsu lukisan.. dan benar-benar kuat.. tapi, kenapa lukisannya malah ditinggal bersama gadis ini?" ungkap Sai setelah melihat keberhasilannya melepas genjutsu lukisan itu.
"Ah! Aku ingat ttebayo! Kurenai-sensei pernah mengajar murid yang pintar genjutsu"

"Eh? Memangnya orang Konoha yang memberi gadis asing ini genjutsu?" tanya Sai setengah berbisik. "Tidak tauu..Aku hanya ingat seseorang sajaa"

"Shh! diam!" potong Sakura.

Gadis itu mencoba menggerakkan tubuhnya dan berusaha bangkit pelan-pelan. Hanya sedikit gerakan yang berhasil digerakkan namun jatuh tergeletak lagi seperti semula.

Tonton meloncat ke atas nakas dan mengendus-endus gadis itu, secara langsung, kepala gadis bersurai jingga tersebut mencoba menengok ke kiri dan berhasil meskipun susah.
"Kenapa tubuhku begitu berat?" Desisnya lirih.
Shizune dan Sakura tak bisa membayangkan bagaimana bisa ia menerima tubuhnya yang tak terpakai selama 5 tahun sedangkan jiwanya ada di alam genjutsu.

"Siapa kalian?" Tanya gadis itu mencoba duduk dan segera dibantu oleh Shizune. "Dimana aku?"
"Tenang lah, kamu ada di Desa Konoha. Kami menemukanmu terjebak genjutsu di menyelamatkanmu" Ujar Sakura menenangkan gadis itu.

"Konoha?" Gadis itu tampak menyadari suaranya berubah dan melihat seluruh tubuhnya.
"Kenapa tubuhku berbeda?" Tanyanya lirih. Ia seperti tak terbiasa menggerakkan tubuhnya sendiri.
Shizune dan Sakura saling bertatapan dengan bagaimana penjelasan yang akan diberikan pada gadis itu.

"Kamu.. terkena genjutsu selama 5 tahun, siapa yang membuatmu seperti itu?" Terang Shizune, sebenarnya ia juga membayangkan 5 tahun yang lalu adalah peristiwa Perang Dunia Ninja Keempat.

"Aku? Tertidur dalam genjutsu selama 5 tahun? Tidak mungkin!" Teriaknya mendengar perkataan Shizune. "Aku harus mencari kaa-san!"
"Tenanglah, istirahat dulu, ketika badanmu pulih kami bisa membantumu mencari okaasanmu" Shizune menahan gadis bersurai jingga tersebut sehingga ia harus terus duduk sampai mereka mengenalnya terlebih dahulu.

"Ngomong-ngomong, namamu siapa? Dari desa mana?" tanya Shizune mencoba menenangkannya dulu.
"Namaku Ame, dari Amegakure" ucap gadis bersurai jingga kusut itu sedikit datar. Tim 7 termanggut sedikit terkejut mendengarnya dari Amegakure, karena baru saja mereka pulang dari misi ke sana.

"Baiklah, kalau keadaanmu sudah membaik, kami akan mengantarmu ke rumahmu" Lanjut Shizune, ia menulis data pasien di depannya.

"Ba-san? Boleh aku bertanya?" Katanya selagi Shizune menuliskan data.
"Tentu saja"

"Boleh aku mengetahui nama kalian?"
Sakura tertawa pelan mendengar pertanyaan gadis itu, "Boleh saja, kami juga ada niat berkenalan denganmu" Ujar Sakura mengulurkan tangannya tanda kenalan.
Gadis bermata amber tersebut menatap uluran tangan Sakura, dan membalasnya.
"Sakura"
"Ame"
"Salam kenal, Ame.. laki-laki berambut kuning tampang bodoh ini Naruto, kalau yang berambut hitam tapi senyumnya menyebalkan ini namanya Sai" Kedua pria di belakang Sakura yang mendengarnya memperkenalkan diri mereka sambil beraut kesal.
"Tapi Sai ini benar-benar ramah dan baik, kalau Naruto, kau akan belajar dari dirinya yang seorang pahlawan" Lanjut Sakura membuat kedua pria di belakangnya tersenyum senang.

"Namaku Shizune, mungkin kau akan disini dulu agak lama. Sehingga aku akan bertanggung jawab menjagamu" ucap Shizune.

"Oik! Oik!"

"Eh? Kau ingin berkenalan juga?" Shizune mengangkat Tonton yang sedaritadi mengoik seperti ingin dikenalkan. "Babi ini bernama Tonton!"
Perkenalan mereka membuat Ame mengangguk tanda mengerti seraya mengulang kembali nama-nama keempat orang dan satu babi di depannya.

"Naruto?" Desis Ame lirih.
"Hm? Ada apa Ame?" Merasa namanya terpanggil meskipun pelan.
"Eh, ti-tidak, Naruto-san aku hanya pernah mendengar na-namamu"

"Oh ya, Shizune-san" Tanya Ame tiba-tiba sayu. Menunduk menatapi kakinya yang ia anggap telah berubah.
"Apa aku ini benar baru terbangun dari 5 tahun yang lalu?"
Pertanyaan Ame sukses membuat Shizune teringat lagi bagaimana perasaan Ame ketika menyadarinya.
"Tenanglah, kau harus menerima semua ini Ame. Wajar tubuhmu susah digerakkan karena belum terbiasa, dan perubahan tubuhmu karena tak kau sadari selama 5 tahun" Terang Shizune, berharap Ame menjadi tenang.

Ame mengangguk mengerti, sesekali menatap Naruto dan mengamatinya baik-baik. Entah apa yang dipikirkan gadis itu.


Tak terasa sore menyelimuti Konoha. Bayang-bayang cahaya ke arah Timur ketika mereka menatap pemandangan Konoha dari jendela.
Tentu saja mereka-tim 7 masih memiliki kepentingan lain sehingga mereka harus pulang.

"Jaa Ame, kami pulang dulu!" Ujar Naruto melambaikan tangan disertai Sakura dan Sai. Dibalas anggukan kecil Ame yang masih duduk menatap punggung mereka bertiga menjauhinya. Pertemuan dan perkenalan hari ini telah usai, masih berharap banyak dengan informasi Ame yang belum banyak diungkapkan.

"Kaa-san.. diakah yang kau maksud? aku bertemu Naruto.. "

.

.

.

Reviewnya dongss, klik fav dan like kalau suka!:^

Mwaa makacii^^