Like A Haechan

Teman masa kecil yang imut dan lucu, berubah menjadi cantik dan penuh pesona. Apa yang harus Mark lakukan? *) Bad Summary 404. High School AU/MarkHyuck.

Zahara Jo

Pubilshed by : Flory Khonifa Farez

Cast :

Haechan

Mark Lee

Pairing

MarkHyuck

Genre

Romance, Friendship.

Rating

T

Warning

BL, GaJe, Berantakan, Alur Kecepetan, Bisa jadi ada Typo(s), Garing, Dan kesalahan lainnya.

Disclaimer

Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan dengan cerita lain itu adalah ketidak sengajaan. Jika anda menghargai karya saya mohon tidak menyalin cerita ini menjadi cerita kalian.


.

.

~Happy Reading~

.

.


/MH/


Mark pulang dengan lelah menggelayut di bahunya. Ternyata mengurus kelas 10 mos melelahkan juga. Mark adalah anggota OSIS di sekolahnya, sudah pasti dia ikut mengurus murid-murid kelas 10. Untungnya, murid-murid baru itu sangat penurut dan penuh kepolosan. Duh, Mark jadi ingat ketika dia baru masuk high school. Pasti aku terlihat sangat culun waktu itu ujar Mark dalam hati.

Mark berjalan santai di malam yang sedikit berangin ini. Hhhh, ternyata malam ini cukup dingin. Ini masih akhir musim dingin sih. Salju sudah mulai mencair dan matahari sudah bersinar terang, tapi tetap saja memiliki malam hari yang dingin. Mark melihat rumah bercat hijau yang dipisahkan dua rumah dengan rumahnya. Lampu rumah itu menyala tanda ada yang menghuninya. Sudah ada yang tinggal di situ ya, ucap Mark.

Tiba-tiba Mark merasakan ada seseorang yang sedang mengikutinya. Mark melihat ke sekelilingnya. Tidak ada seorangpun, atau bahkan kucing sekalipun seperti yang ada di sinetron-sinetron. Sepertinya Mark terlalu lelah mengurusi anak freshyear sehingga memikirkan hal yang tidak penting seperti itu.

Lalu ketika Mark menghadapkan kepalanya ke depan seperti semula, Mark melihat sesehantu. Oh sepertinya seseorang. Mark reflek memundurkan tubuhnya, dan sialnya sepatunya menginjak batu sehingga Mark jatuh kebelakang dengan bokong menyentuh jalanan kompleks terlebih dahulu.

"Argh, ya ampun bokongku..." Mark mengeluh sambil memegang bokongnya yang terasa nyut-nyutan. "Apakah hantu sekolah sekarang sedang men-stalker-ku? Dia keren juga dengan seragam SOPA," Mark berbicara melantur.

"Hei, sunbae... Apakah kau akan tetap duduk disitu dan melakukan rap di jalan seperti orang gila. Ternyata kau sangat tidak keren."

Mark menatap orang di depannya dari bawah. Sepatu converse putih check, dan yang pasti menapak. Celana coklat sekolahnya membungkus kaki jenjang dan berisi, Mark mulai memikirkan yang tidak-tidak. Mari kita lewati bagian itu. Mark mencoba melihat wajah orang di depannya yang sedang mengulurkan tangannya. Eh, mengulurkan tangan?

"Ayolah, sunbae... apa kau akan benar-benar duduk disitu dan melakukan rap di pukul tujuh malam? Nanti ibumu khawatir padamu," laki-laki manis di depannya berkata. Well, laki-laki di depan Mark memang manis. Dengan pipi chubby, mata bersinar, hidung kecil, dahi menawan, dan bibir... stop, Mark membatasi pikirannya sampai situ saja. Bisa bahaya nanti.

Mark menyambut uluran tangan laki-laki - manis - dengan - bibir, uhh.

"Ah, terima kasih, eumm..." Mark berkata sambil menggaruk lehernya yamg tidak gatal.

"Haechan, panggil aku begitu. By the way, you really don't remember me, Mark sunbae?"

"Ah, Haechan-ssi," Mark mengatakannya dengan berbisik pelan sambil berpikir, bahkan namanya pun manis. " Aku tidak ingat pernah bertemu denganmu, di sekolah tadi aku tidak melihatmu, mian."

"Khh", Haechan mendecih sambil melirik ke samping. Mark berpikir Haechan terlihat seksi dari sisi kanan. "Apa aku berubah banyak, Mark?"

"Hmm, berubah apanya? Dan, apa kau bisa memanggilku begitu? Kau bahkan adik kelasku. Apa kau seumuran denganku?" Mark bertanya dengan bingung.

"Aku bahkan memanggilmu seperti itu sejak pertama kita bertemu. Oh, gosh! Kau benar-benar tidak mengingatku. Apakah aku harus mengingatkanmu dengan cara itu?" Haechan berkata dengan gumaman di akhir yang masih bisa Mark dengar.

"Cara apa?" Mark masih tidak bisa mengerti apa yang Haechan bicarakan.

"Fuuhhh…." Haechan menghembuskan nafasnya. "Baiklah, aku tidak percaya melakukan ini terhadapmu, Mark..."

Mark masih menunjukkan wajah tidak mengertinya. Dan...

Haechan memajukkan wajahnya dan mengecup bibir Mark lembut dan cepat. Mark merasa pikirannya menjadi blank.

"I love you, Mark hyung..."

Ingatan Mark kembali ke lima tahun lalu, dengan anak yang tinggal di rumah bercat hijau yang ia perhatikan tadi.

"Apa sekarang kau mengingatnya, Mark?" Haechan bertanya dengan semu merah tipis di kedua pipinya.

"Donghyuck-ah..."

Haechan tersenyum lebar, membuat jantung Mark berdebar.


/MH/


Malam itu Mark habiskan dengan mengobrol dengan Haechan atau Donghyuck di akun sosial medianya. Well, meskipun Haechan terdengar manis, Mark lebih suka memanggil nama aslinya, seperti dulu.

Tiba-tiba Mark memerah sendiri mengingat bagaimana Donghyuck mengecupnya, dan setelah itu Mark memeluk Donghyuck erat-erat. Mark berkata random seperti kebiasaannya ketika dia merasakan sesuatu yang berlebihan, untuk kasus ini bahagia. Seperti, 'Oh My God, Donghyuck-ah aku merindukanmu', atau, 'aku mencoba menghubungimu berkali-kali', lalu, 'Kenapa baru kembali sekarang?' dan juga, 'Aku menangis selama dua jam penuh, itu sangat tidak keren'. Donghyuck hanya terkekeh pelan mendengarnya. Lalu, Mark melepaskan pelukannya dan menatap Donghyuck lebih teliti. Secara tak sadar, Mark berkata, "Donghyuck-ah, kau terlihat lebih mempesona...".

Donghyuck tertawa dengan rona merah menghiasi pipinya. "Kau masih jujur saja Mark-sunbae. Kupikir kau akan lebih menahan perkataanmu ketika kau beranjak dewasa, hmm?", Donghyuck bertanya sambil menaikan satu alisnya. Mark memang pemuda yang jujur, atau lebih ke blak-blakan sebenarnya, dan dia kebanyakan mengatakan 'hal-hal jujur' seperti itu secara tidak sadar.

"Wow, mendengarmu memanggilku sunbae terdengar luar biasa di telingaku", Mark mencubit pipi Donghyuck, membuat Donghyuck mengaduh pelan, lalu memukul tangan Mark main-main. "Dan, Haechan-hoobae... tidak banyak yang berubah dariku sebenarnya."

"Well, kau terlihat sama."

"Dan kau terlihat berbeda."

Mark dan Donghyuck tertawa bersama. Mereka sangat merindukan momen-momen seperti ini.

Mark menatap Donghyuck serius, "Haechan-ssi, apakah aneh jika di pertemuan pertama seseorang mengatakan kalau dia jatuh cinta padamu..."

"Itu tidak lebih aneh dari seseorang yang mengecupmu disaat pertama bertemu... kembali, Mark-sunbae." Donghyuck merasakan wajahnya memanas saat mengatakannya.

"Kalau begitu kapan aku boleh mengatakannya? Sekarang? Aku yakin, sih, kau tak kan menolakku. Aku ini laki-laki tampan limited edition yang pernah kau temui, rite?" Mark berkata penuh percya diri sambil memamerkan giginya, itu terlihat sedikit aneh sebenarnya.

"Khh, Oke kau memang tampan Mark. Dan aku rasa kau tidak perlu mengatakannya sekarang. Ini terlalu cepat kau tahu? Yang penting kau tahu aku menyukaimu, dan aku tahu kau menyukaiku. Dan hanya Lee Donghyuck yang akan berpasangan dengan Mark Lee." Donghyuck berkata sambil menggenggam tangan kiri Mark erat.

"Tentu." Mark menguatkan pegangan tangannya. "Aku akan mengatakannya, ketika kau mengizinkannya. And Mark Lee just available for Lee Donghyuck." Mark berkata sambil mengusap rambut kecoklatan Donghyuck pelan. Hatinya terasa menghangat melihat senyum lebar Donghyuck. Sahabat kecilnya telah kembali, dengan beberapa upgrade tentunya.

"Aku harus ke rumah sekarang Mark. Besok malam keluargamu akan diundang ke rumahku. Kau harus datang."

"Baiklah, dan tentu. Aku pasti datang."

Donghyuck berjalan menuju rumahnya dan setelah sepuluh langkah, dia berbalik dan menemukan Mark masih berdiri di tempat yang sama sambil memandanginya. "Kau harus menuju rumahmu juga, Mark."

"Baiklaaaahhhh…" Mark berjalan ke rumahnya sambil terus melihat Donghyuck. Donghyuck tertawa. "Aku juga merindukanmu Mark, tentu saja."

Mark tersenyum simpul. Ketika Donghyuck sudah sampai di depan rumahnya, dan rumah Mark tinggal berjarak satu meter dari tempatnya berdiri, Mark berkata sedikit keras, "Kau semakin cantik, Donghyuck-ah!" Lalu Mark berlari ke rumahnya, dan cepat-cepat menutup pintunya ketika Donghyuck berteriak 'Aku tampan!', lalu terdengar suara eomma Donghyuck yang mengomelinya karena berteriak di malam hari.

Mark melihat notifikasi terakhir di hpnya.

'Selamat malam Mark Hyung. Mimpikan aku.'

Setelah dipikirkan Donghyuck terdengar manis ketika memanggilnya Hyung. Lain kali Mark harus memaksa Donghyuck memanggilnya Hyung.


/MH/


Ini sudah sebulan, sejak Mark bertemu kembali dengan Donghyuck. Dan tidak ada perkembangan yang berarti dari hubungan mereka. Mark sebenarnya merasakan keraguan dalam hatinya.. benarkah Donghyuck menyukainya... oh atau pertanyaannya benarkah Donghyuck masih menyukainya? Entahlah...

Sekarang hubungan mereka hanya sebatas teman dan sunbae-hoobae dan juga tetangga. Kalau dipikir-pikir interaksi mereka sebenarnya sama seperti dulu. Ketika mereka masih kecil tentunya. Dan ayolah, ini sangat tidak keren ketika mereka berdua sudah tau perasaan masing-masing, tetapi tetap berlabel teman.

Teman-teman Mark tidak ada yang tahu tentang hal ini, kecuali satu orang. Kakak sepupu tampannya yang bernama, Jung Jaehyun. Jika ingat Jaehyun, terkadang Mark suka kesal sendiri. Karena Jaehyun hyung-nya terlalu tampan sampai-sampai Donghyuck ketika pertama kali bertemu dengannya terus saja membicarakan ketampanan Jaehyun selama seminggu. Mark kan jadi kesal... ekhem.

Tapi disamping ketampanannya yang sering membuat orang kesal, Jaehyun adalah kakak yang baik. Meskipun Mark anak semata wayang di keluarganya, tapi dengan adanya Jaehyun, Mark merasa mempunyai kakak kandung.

Ketika Mark menceritakan pertemuannya dengan Donghyuck, Jaehyun tertawa. Lalu menepuk kepala Mark pelan, "Mungkin Donghyuck sedang meyakinkan perasaannya padamu, atau dia sedang memberikan kesempatan kepadamu untuk berpikir tentang perasaanmu. Kalian kan baru bertemu kembali, tentunya ada bagian dari perasaan kalian yang berubah, entah itu menjadi lebih buruk, atau lebih baik."

"Jika memang Donghyuck berpikir seperti itu... apa yang harus kulakukan hyung?", Mark menidurkan kepalanya di meja, merasa putus asa dengan keadaannya saat ini.

"Kau harus meyakinkannya, kalau perasaanmu memang hanya untuknya. You must care for him, be the one who can understand him whenever is that. Yah, hanya itu yang bisa kau lakukan sekarang." Jaehyun berkata sambil sesekali menyomot keripik kentang di depannya. Mereka berdua sedang di apartemen Jaehyun omong-omong.

"Jadi maksud hyung, untuk sekarang aku hanya perlu menjadi aku?" Mark berkata sambil mengerutkan dahinya.

"Hmhm, be yourself. Sebisa mungkin kamu temani dia Mark, jika dia sendirian. Seperti... kalian waktu kecil. Hhh, sebenarnya aku tidak percaya kalian sudah sebesar ini, dan tiba-tiba kau curhat padaku masalah cinta.. duh, kalian imut sekali sih! Jadi kapan aku bisa bertemu your pretty friend-soon-to-be-your pretty boyfie?" Jaehyun bertanya dengan semangat ala-ala fanboy. Sepertinya Jaehyun sudah menjadi shipper mereka.

"No. You can't meet him, hyung." Mark berkata sambil menggelengkan kepalanya dengan wajah merengut.

"Aaahhh, Why? Because i'm more handsome now? Mark kau tidak seru... sekagum-kagumnya dia padaku, dia kan tetap menyukaimu. Memangnya kau tidak berpikir apa jika di Jeju sana ada orang tampan yang menarik perhatiannya tapi dia tetap menyukaimu? Dia itu setia, tahu?" Jaehyun mendorong dahi Mark dengan telunjuknya. "Dan aku pernah bertemu dengannya, tambahan kakak kesayanganmu ini ingin melihatnya. Jadi boleh?" Jaehyun menaikkan alisnya.

"Apa balasannya?"

"Ya ampun, kau tega pada hyung kesayanganmu ini? Oke, mmm cheesecake special dari Hansol hyung? Otte?"

"Deal!"


TBC


Cuap-cuap from publisher : Yo, minna! Jadi ini adalah FF debut sahabatku tercinta, Zahra Jo. Dia bilang, FF ini bakal lama lanjutnya. Well, doakan saja semoga FF ini cepet lanjut.

.

Cuap-cuap from author : Hello! Aku membuat FF ini untuk meramaikan FF MarkHyuck yang penuh gula, keju, dan empuk! Thanks buat yang baca, review, follow and favorite! Semoga kita bertemu di chapter selanjutnya!