Tittle : STORY OF LOVE

Cast : DBSK and Other Cast

Genre : Angst/Hurt/Comfort/Family/Drama/Romance

Disini nadal hanya mencoba untuk membuat cerita baru beberapa karakter yang mungkin pernah kalian temu sebelumnya dengan gaya bahasa yang ringan da mudah dicerna. Marga disesuaikan dengan kebutuhan cerita. Jadi disini ada beberapa karakter yang nadal masukin, bukan berarti nadal ga suka sama orang tersbut, tapi lebih untuk kebutuhan cerita ^^ ingat ini hanya fiksi ^^

#catatan: don't like don't read ok? Thank you

Happy Reading ^^

"Aku Moonbin... Jung Moonbin. Dan ini kisahku, kisah dimana aku memiliki kedua orang tua yang sangat sempurna menurutku. Semua orang pasti akan iri melihatku, orangtuaku bagaikan dua malaikat yang sengaja Tuhan kirimkan untukku. Iya hanya untukku.."

Seoul 1986

Hari mulai senja hujan nampaknya belum ingin beranjak membasahi kota Seoul. Terlihat seorang namja berseragam SMU yang tengah duduk menundukan kepalanya dan sesekali melihat kearah langit berharap hujan akan segera berhenti.

"Hey.." sapa seorang gadis manis dengan seragam yang sama berdiri tepat disebelah namja itu.

"Hm? Kau siapa?" tanya namja itu dengan nada tidak suka.

"Aku Kim Jaejoong, salam kenal" Jaejoong nama gadis manis itu dan kemudian mengulurkan tangannya berharap namja kecil dihadapannya ini mau memerkenalkan dirinya.

"Tidak usah sok ramah padaku, pergi sana" usir namja itu.

"Namamu Yunho kan? Jung Yunho?" tebak Jaejoong.

Bukannya menjawab. Justru namja yang disebut dengan nama 'Yunho' itu diam tak menjawab pertanyaan Jaejoong ditambah dengan raut wajah yang terlihat tidak suka. Merasa diabaikan, kemudian Jaejoong duduk disebelah Yunho, namun Yunho justru sedikit menggeserkan tubuhnya.

"Ada yang salah denganku? Kenapa kau menghindariku?" tanya Jaejoong heran.

"Tidak perlu banyak bertanya, itu bukan urusanmu" setelah menjawab pertanyaan Jaejoong dengan pedas. Yunho langsung berlari melawan hujan yang cukup deras tanpa memikirkan dirinya yang akan basah.

Jaejoong terdiam melihat punggung Yunho yang semakin menjauh di tengah lebatnya hujan. Pandangannya berubah sendu ketika Yunho menghilang setelah melewati pagar sekolah.

-ooOoo- KEESOKAN HARINYA –ooOoo-

BRUK!

"Ah mianhae~" suara lembut yang keluar dari bibir manis gadis yang tidak lain adalah Jaejoong ketika tidak sengaja menabrak seseorang dihadapannya.

Namun, orang yang tidak berkata apapun dan langsung melenggang pergi begitu saja. Jaejoong yang sebelumnya takut terkena ocehan orang tersebut lantas heran dan menolehkan kepalanya kearah orang yang tadi ditebraknya.

"Yunho?" gumam Jaejoong dengan suara yang nyaris tidak terdengar.

Seperti itulah, seperti itu setiap harinya. Yunho yang selalu cuek dan bernada dingin mengabaikan orang sekitarnya termasuk Jaejoong. Jaejoong sendiri merupakan siswi baru di sekolah tempat Yunho menuntut ilmu. Dirinya tertarik untuk mendekati Yunho dikarenakan penasaran dengan kehidupan Yunho yang sangat tertutup. Tidak ada satupun orang yang terlihat berjalan bersamanya atau sekedar bersenda gurau. Sampai pada akhirnya selepas jam pelajaran sekolah berakhir, Jaejoong memutuskan untuk mengikuti kemana Yunho pergi.

Jaejoong berhenti ketika melihat Yunho masuk kedalam sebuah rumah yang terbilang cukup mewah. Cukup lama Jaejoong berdiam diri tepat didepan pagar rumah tersebut. Awalnya Jaejoong hendak melangkahkan kakinya masuk kedalam pekarangan rumah tersebut, namun niat itu diurungkannya dan langsung berbalik arah pergi meninggalkan rumah tersebut. Tanpa sepengetahuannya, Yunho melihatnya dari lantai dua rumah tersebut.

-ooOoo- -ooOoo- -ooOoo- -ooOoo- -ooOoo-

"Chagi, kenapa kau tidak mengundang teman-temanmu, ini kan acara ulang tahunmu yang ke 17" ucap seorang wanita paruh baya yang tengah membujuk seorang remaja disampingnya.

"Aku tidak suka merayakan hari ulang tahun, kurasa itu hanya acara yang ditujukan untuk anak-anak manja" jawab namja bersuara bass dengan dingin.

"Kurasa itu tidak ada salahnya, Umma rasa temanmu juga akan menyukai pestanya" ujar sang Umma.

"Umma tidak tahu apapun" bentak sang putra dan langsung meninggalkan Ummanya yang memandang dirinya dengan wajah sendu.

"Yun.. Mianhae.." gumam sang umma dengan wajah sedih.

-ooOoo- -ooOoo- -ooOoo- -ooOoo- -ooOoo-

Ting Tong Ting Tong~

Jam pelajaran berakhir, dengan cepat semua siswa san siswa bergegas merapikan bku pelajaran mereka. Termasuk juga dengan Jaejoong.

"Joongie.. aku pulang pergi dulu ya, aku sudah ada janji" ucap seorang teman sebangku Jaejoong dengan suara lengkingannya.

"Ah ne.. hati-hati ya Suie" jawab Jaejoong seraya tersenyum pada temannya Junsu.

Kemudian Junsupun beranjak dari kursinya dengan sedikit terburu-buru hingga menabrak beberapa siswa dan menimbulkan keributan kecil. Jaejoong hanya tersenyum melihat kelakuan sahabat pertamannya diseoklah tersebut, tanpa membuang waktu Jaejoong kembali merapikan barang miliknya.

"Ku dengar hari ini adalah ulang tahun Yunho yang ke 17" seru seorang yeoja berambut lurus mengalihkan perhatian Jaejoong.

"Ku dengar juga seperti itu, maksudmu Yunho kelas sebalah kan?" jawab teman sebangkunya yang berambut sedikit ikal.

"Siapa lagi kalau bukan dia? Memang yang bernama Yunho disekolah ini ada lagi selain dia?"

"Benar juga, lagipula dia tidak merayakan ulang tahunnya kan?"

"Kalaupun dia merayakannya, memangnya ada yang mau datang? Punya teman saja tidak"

Tidak ingin berlama-lama, Jaejoong langsung bangkit dari kursinya dan segera berjalan keluar kelas. Tanpa sengaja dirinya melihat Yunho yang baru saja keluar kelas dan tidak sengaja melihat dirinya atau yang disebut dengan 'eye contact' Jaejoong tersenyum hangat, namun dengan cepat Yunho memalingkan wajahnya dan berjalan untuk keluar dari gedung sekolah. Jaejoong pun berjalan kearah yang sama dengan Yunho, berjalan lebih pelan guna menjaga jarak dengan namja bersifat dingin itu.

-ooOoo- -ooOoo- -ooOoo- -ooOoo- -ooOoo-

Jaejoong melangkahkan kakinya untuk pulang, tujuan utamanya adalah segera pulang untuk mengerjakan tugasnya untuk esok hari. Namun langkahnya tiba-tiba terhenti tepat disebuah toko hadiah, otaknya cepat berputar, dan berniat untuk membeli sesuatu didalam sana.

Cukup lama Jaejoong berada didalam toko tersebut, kemudian dia keluar dengan membawa sebuah hadiah yang telah di tata dengan rapi dengan kertas kado yang lucu. Dengan senyum lebar Jaejoong melanjutkan perjalanannya, sampai berhenti disebuah rumah yang sempat dia kunjungi beberapa hari lalu namun tidak berniat untuk menyapa sang pemilik rumah.

Dengan ragu Jaejoong menekan bell yang berada disamping pintu rumah mewah tersebut. Tak lama kemudian pintu terbuka menampilkan seorang wanita yang terlihat sudah tua. Jaejoong pun tersenyum kearah wanita tersebut.

"Selamat siang ahjumma, apa benar ini kediaman Yunho?" tanya Jaejoong dengan lembut.

"Iya benar, kalau boleh saya tahu, nona ini siapa? Apa teman sekolah Yunho?" tanya wanita tua itu.

"Iya, aku Jaejoong. Apa Yunho ada didalam?"

"Yunho memang ada didalam tapi sejak tadi dia belum keluar dari kamarnya, bahkan Ny. Jung sudah membujuknya untuk segera turun dan makan siang, Yunho belum juga mau keluar, sepertinya dia sedang tidak ingin diganggu"

"Kalau begitu.. Aku titip ini untuk Yunho" ujar Jaejoong dan menyerahkan hadiah yang sempat dia beli tadi. "Dan sampaikan padanya, selamat ulang tahun" tambahnya seraya menyerahkan hadiah tersebut pada ahjumma yang terlihat sebagai pekerja di rumah Yunho.

"Nanti akan aku sampaikan" jawab Ahjumma tersebut.

"Gomawo, ahjumma. Kalau begitu, aku permisi dulu" ucap Jaejoong dan sedikit membungkukan tubuhnya.

Ahjumma tersebut hanya tersenyum hangat dan Jaejoongpun langsung beranjang dari kediaman Jung. Yunho, diatas sana, dibalkon kamarnya dengan santai melihat kepergian Jaejoong dengan wajah datar.

"Cih.. mau apa anak itu" gumam Yunho dan langsung kembali masuk kedalam kamarnya.

-ooOoo- -ooOoo- -ooOoo- -ooOoo- -ooOoo-

"Joongie.. Ayo kita ke kantin, aku sudah lapar" ujar Junsu dengan menggembungkan piinya.

"Sabar, sebentar lagi, aku tidak mau pensilku hilang lagi, dalam 3 minggu ini, pensilku sudah hilang 2 kali" jawab Jaejoong kesal "Hah.. sudah.. Ayo kita keluar"

Belum sempat Jaejoong berdiri dengan sempurna Junsu langsung menarik lengan sahabatnya itu dengan cepat keluar dari ruang kelas.

"Ya! Pelan-pelan! Aku hampir saja jatuh tahu" gerutu Jaejoong dan langsung melepas genggaman tangan Junsu.

"Hehehe.. Mianhae, Joongie" cengir Junsu dan membuat wajah Jaejoong cemberut.

Kedua gadis manis itu berjalan dengan santai sembari bersenda gurau menuju kantin sekolah.

Sreeekkk~

"Aw sakit.." keluh Jaejoong ketika tangannya ditarik dan dipaksa untuk menghadap kebelakang. "Yunho?"

"Ambil ini" jawab Yunho dingin dan menyerahkan dengan kasar bungkusan hadiah yang kemarin sempat Jaejoong titipkan. "Aku tidak butuh apapun darimu" tambahnya dan langsung berbalik badan hendak meninggalkan Jaejoong dan Junsu yang terdiam heran.

"Kalu kau tidak menyukainya, kenapa tidak kau buang saja?" tanya Jaejoong dengan nada sinis membuat Yunho kembali membalikan badannya.

BRUK!

Jaejoong langsung melempar hadiah untuk Yunho keatas tempat sampah, kemudian langsung menatap Yunho dengan tatapan dingin. Yunho sendiri terlihat seperti kaget dengan sifat Jaejoong yang begitu tiba-tiba. Tidak biasanya Jaejoong menjadi semarah ini. Padahal sebelumnya sekasar apapun dirinya pada Jaejoong. Jaejoong tidak akan semarah ini.

"Ayo kita pergi saja" ucap Jaejoong dan langsung menarik lengan Junsu menjauhi Yunho yang masih terdiam di tempatnya.

Yunho terus terdiam menatap punggung Jaejoong dan Junsu yang kemudian menghilang ketika berbelok. Dilihatnya bungkusan hadiah berwarna pink itu, kemudian Yunho mengambilnya kembali dan membawa hadiah tersebut dengan raut wajah yang tidak bisa digambarkan.

-ooOoo- -ooOoo- -ooOoo- -ooOoo- -ooOoo-

Malam harinya. Sudah hampir jam 12 malam, Yunho masih duduk termenung dimeja belajarnya. Layaknya kamar seorang anak SMU, kamar Yunho terlihat berantakan. Ditemani cahaya lampu yang tidak begitu terang, Yunho mengambil hadiah terebut, memandanginya cukup lama dan kemudian membukanya dengan perlahan.

Sebuah gantungan handphone berbentuk beruang kecil adalah hadiah dalam kotak tersebut. Yunho tersenyum kecil. Namun seketika Yunho langsung menggelengkan kepalanya dan wajahnya berubah menjadi dingin seperti biasanya.

"Kenapa aku malah memikirkan dia" tanya Yunho bingung pada dirinya sendiri.

-ooOoo- -ooOoo- -ooOoo- -ooOoo- -ooOoo-

"Kau tahu tidak? Tadi aku bertemu dengan namja tampan itu lagi di jalan" ucap Junsu senang. "Tapi sayangnya, dia hanya menatapku dan berjalan begitu saja. Sama seperti orang itu"

"Siapa maksudmu?" tanya Jaejoong bingung karena tidak mengerti dengan yang dimaksud Junsu dengan 'orang itu'.

"Siapa lagi kalau bukan Yunho" celetuk Junsu yang langsung menyeruput susu yang sempat dia beli selepas dari kantin.

"Bisa kau ikut aku?" tanya seseorang dari belakang yang tiba-tiba menghampiri mereka.

"Mm?! Uhuk uhuk!" Junsu seketika terkaget dan tersedak, dia tahu betul suara siapa yang ada dibelakang mereka.

"Suie? Gwaenchana?" tanya Jaejoong khawatir dan menepuk-nepuk punggung Jaejoong. Sedangkan orang yang berada dibelakang mereka hanya diam.

"Aku tidak apa-apa. Kau pergi saja. Uhuk uhuk.." jawab Junsu setengah terbatuk.

"Tapi kau-"

"Sudahlah, dia bilang dia tidak apa-apa kan. Ayo" ujar orang tersebut yang tidak lain adalah Yunho dan langsung menarik lengan Jaejoong.

"Tapi.. Tapi..."

Yunho terus menarik Jaejoong tanpa memperdulikan gadis itu tersandung beberapa kali akibat selalu menoleh kebelakang. Tak sedikit juga orang yang heran dan bingung dengan sikap Yunho sekarang. Tidak sedikit orang yang menatap seperti Jaejoong telah membuat masalah dengan Yunho.

"Kita mau kemana?" tanya Jaejoong dengan nada yang seperti ketakutan.

"Ikut saja dan jangan banyak bicara" jawab Yunho singkat dan terus menarik Jaejoong sampai pada atap sekolah.

BRUK!

Yunho mendorong pintu yang menghubungkan atap sekolah dengan ruangan dalam gedung sekolah. Dan Yunho langsung melepaskan genggaman tangannya pada Jaejoong. Yunho berjalan kearah pagar yang menjadi pembatas atap dengan santai kemudian berdiri dengan menatap pemandangan yang cukup indah. Jaejoong berdiri tepat disebalah Yunho dan ikut melihat pemandangan sekitar sekolah mereka dengan senyum yang mengembang.

"Ternyata disini bagus juga, ini pertama kalinya aku kesini" ujar Jaejoong dengan antusias.

"Aku tidak bertanya apapun" jawab Yunho singkat kemudian duduk membelakangi pagar.

"Cih.. Lantas mengapa kau membawaku kesini?" tanya Jaejoong kesal.

"Ada yang ingin aku tanyakan padamu" jawab Yunho.

"Soal apa?"

"Kenapa kau terus menggangguku?"

"Apa? Mengganggu? Apa aku mengganggumu?" tanya Jaejoong lagi kemudian berdiri bersandar pada pagar.

"Tidak.. Hanya saja.."

"Hanya saja?"

"Kenapa kau seperti itu padaku?"

"Seperti? Terus mengikutimu? Memberimu hadiah? Atau apa?"

"Kenapa kau bisa sesabar itu menghadapiku?" dengan Yunho yang berujar seperti itu. Jaejoong langsung duduk tepat disebelah Yunho.

"Aku hanya penasaran denganmu, kenapa kau begitu pendiam. Dan kulihat tidak ada satu orang pun yang berada didekatmu"

"Apa kau kasihan padaku?"

"Tidak, aku hanya ingin berteman denganmu, kupikir itu bukan hal yang buruk" jawab Jaejoong dan Yunho langsung menolehkan kepalanya kearah Jaejoong yang tersenyum kearahnya. "Oh? Itu? Bukankah itu gantungan handphone yang aku berikan padamu?" tanya Jaejoong dengan antusias ketika melihat gantungan handphone berbentuk beruang menyembul keluar dari kantung celana Yunho.

"Iya, ini darimu" jawab Yunho singkat dan menarik keluar handphone dari kantungnya.

"Kupikir kau biarkan hadiah itu diatas tempat sampah" ujar Jaejoong.

"Aku mengambilnya lagi ketika kau pergi. Aku tidak tahu kan bisa semarah itu padaku. Maaf" jawab Yunho seraya menunduk.

"Tidak apa-apa. Lupakan saja, aku tidak mempermasalahkannya. Mmm.. aku ingin bertanya" ucap Jaejoong ragu.

"Tanyakan saja"

"Apa kau akan menjawabnya?"

"Tentu saja"

"Kenapa kau dijauhi oleh murid-murid yang lain? Apa kau tidak memiliki teman sama sekali?" tanya Jaejoong panjang lebar.

"Ya, aku tidak memiliki seorang teman pun disini" jawab Yunho santai sambil memainkan gantungan handphone pemberian Jaejoong. "Tapi kini aku memiliki satu orang teman" tambah Yunho dan sukses membuat wajah Jaejoong berubah bingung.

"Siapa?" tanya Jaejoong pelan.

"Kau"

"Nde?" tanya Jaejoong bingung.

"Apa jawabanku kurang jelas?"

"Kau menganggapku teman?"

"Kau tidak suka? Hah sudah kuduga, lagipula aku tak butuh siapapun disini untuk menjadi temanku" ujar Yunho dan langsung bangkit dari duduknya dan hendak beranjang pergi.

"Tunggu dulu" cegah Jaejoong yang langsung ikut bangkit sambil membersihkan segaramnya "Siapa bilang aku tidak ingin menjadi temanmu? Aku mau. Asalkan kau rubah sikapmu padaku"

"Setuju" jawab Yunho dengan senyum kecil.

Ting Tong Ting Tong~

"Baiklah, sepertinya kita harus segera kembali ke kelas masing-masing" ujar Jaejoong.

"Sepulang sekolah nanti, kutunggu kau di depan gerbang sekolah"

"Dengan Junsu?"

"Tidak. Kau saja"

"Baiklah.."

Akhirnya Yunho dan Jaejoong turun bersama dari atap sekolah dan pergi menuju kelas mereka masing-masing. Mereka tidak peduli pandangan aneh dari orang-orang sekitar yang melihat kedekatan mereka. Tak jarang mereka saling bercanda sepanjang jalan sampai pada akhirnya Jaejoong terkejut karena Yunho merangkul pundaknya layaknya sahabat dekat. Jaejoong yang sempat terkejut namun kembali tertawa karena Yunho yang membuat lelucon.

-TBC-

Lanjut? Atau Delete? .-.

Ada yang bisa menebak ending dari cerita ini? Hehe

Comeback FF please no bash ya chingu, disini aku ga mau cari keributan ^^