.
.
Suni Present
.
.
© BTS FANFICTION ©
Tittle : Because The Juice
Cast :
Kim Taehyung
Jeon Jungkook (GS)
Kim Namjoon
Kim Seokjin (GS)
Rate : T+ / M
Length : Oneshoot
Warning : Typo, GS (For Uke), OOC, Sedikit NC.
Don't like, Don't Read. Author tidak menjamin jika FF ini memiliki efek mual atau pengen muntah.
Cerita Murni punya saya No Copas, No plagiat., Cast adalah milik BigHit enterteiment, dan orang tua meraka masing-masing, author Cuma minjam nama.
.
.
.
Summary
.
Mereka tidak pernah tau, bahwa Jus yang mereka minum sudah diberi obat khusus oleh Namjoon untuk Seokjin. Dan setelah hari itu mereka tau bahwa kau memang harus berhati-hati saat meminum minuman yang bukan milikmu
.
.
.
ooooooOOOoooooo
.
Sinar Matahari yang membias dari langit Jingga menyinari seluruh kota Seoul. cahayanya masuk dan menembus setiap celah ruangan yang bisa dilaluinya. dari sekian banyak ruangan terlihat salah satu ruangan yang berukuran cukup besar di hiasi dengan cat berwarna biru, dengan jendela yang terbuka cukup luas membiarkan cahaya-cahaya matahari yang lebih banyak masuk menembus ruangan itu.
Seorang gadis mungil berkulit putih mengenakan Sweater kebesaran dan Hottpants yang membalut kakinya terlihat tengah tidur nyenyak di atas ranjang Queen Size miliknya yang terletak di salah satu sudut ruangan itu. Gadis itu menggeliat kecil dari tidurnya saat cahaya matahari menerpa kulit wajahnya yang terlihat putih dan mulus. Ia membuka matanya perlahan lalu mengernyit saat cahaya berlomba-lomba memenuhi retinanya.
"Hoooam" gadis itu menguap seraya meregangkan badannya. Penat akibat tidur seharian. Ia mengucek matanya sebentar sebelum akhirnya beranjak dari kasur nyamannya. Rambut panjang sebahunya yang berwarna hitam legam Ia gulung keatas menambah kesan manis dan imut dari wajahnya. Gadis itu melangkahkan kakinya perlahan menuju pintu sambil sesekali menguap. Samar-samar Ia mendengar suara riuh dari luar kamarnya. Ahh mungkin sunbae sekaligus sahabatnyanya sudah pulang. Batinnya.
Perlahan, Ia membuka pintu kamarnya dan menyembulkan kepalanya disana, dahinya mengernyit pertanda bingung tatkala mata bulatnya yang menyerupai mata kelinci menangkap sosok laki-laki tinggi, berkulit Tan dengan mata setajam elang, rambut berwarna orange terang tengah berdiri dengan tatapan datar beberapa meter dari pintu kamarnya. Gadis itu hendak membuka mulutnya untuk bertanya namun suaranya tercekat ditenggorokan saat sebuah suara menyapa gendang telinganya.
"oh kau sudah bangun?" Tanya seorang gadis lainnya yang memiliki bdan sedikit lebih tinggi darinya dari arah ruang televisi. Wajahnya tak kalah cantik dengan senyum manis yang tercetak dibibirnya.
Gadis yang ditanya tidak menjawab, Ia hanya mengangguk dan tersenyum sedikit. Tentu saja dia sudah bangun. Kalau tidak, mana mungkin dia berdiri dengan cantiknya sekarang. Batinnya narsis.
"kemarilah bergabung dengan kami, kami sedang merayakan anniversary hubunganku dengan urie namjachingu" gadis cantik itu berucap lagi dengan wajah sedikit merona sambil melirik kearah Pemuda yang juga berkulit Tan dengan rambut berantakan berwarna pink soft yang duduk disebelahnya.
Gadis manis itu memutar bola mata malas tapi tetap melangkahkan kakinya menuju tempat gadis cantik itu berada. Ia melirik sedikit kearah Pemuda bersurai orange yang masih setia berdiri dengan wajah datarnya.
"hey kau juga kemarilah, duduk disini. Jangan hanya berdiri didepan pintu begitu" kali ini Pemuda berkulit Tan yang berbicara pada Pemuda berwajah datar itu. Pemuda orange itu hanya mengagguk dan ikut melangkahkan kakinya dan duduk pada salah satu sofa diruangan itu.
"chagi, kau bilang punya Roommate baru, apa gadis manis ini adalah Roommate barumu?" Pemuda berkulit Tan berucap pada gadis disampingnya. Gadis itu mengangguk semangat namun detik berikutnya bibirnya mengerucut lucu kala sadar namjachingunya baru saja memuji roommate barunya itu.
"iya. Dia Hobaeku saat di Junior dan senior high School. Yaah meskipun dia Hobaeku tapi kami sangat akrab dan bisa dibilang bersahabat. Nah Saeng pekenalkan dirimu" gadis itu berucap lagi dengan senyum merekah dibibirnya. Moodnya sepertinya sangat cepat berubah.
Gadis manis itu tersenyum dan menundukkan badannya sedikit "Jeon Jungkook inmida, Roommate Seokjin Eonni" ucapnya masih dengan senyum dibibirnya.
"Kau dari Busan? Satoorimu kental sekali.?" Si Pemuda berkulit Tan berujar heboh dibalas kekehan dan anggukan dari gadis manis itu, Jungkook.
"ah aku Kim Namjoon, panggil saja Namjoon. Pemuda tampan yang beruntung bisa memacari teman cantikmu Kim Seokjin" Pemuda berkulit Tan itu –Namjoon – berujar narsis sambil menggerling genit kearah gadis yang duduk disampingnya membuat gadis cantik itu –Seokjin – tersenyum malu. "ah dan dia adalah sahabatku, perkenalkan dirimu_" lanjutnya sambil menunjuk Pemuda orange tadi sambil memberi kode untuknya berkenalan.
"Kim Taehyung" Pemuda orange itu berucap singkat, padat dan jelas dengan ekspresi yang tetap datar namun dengan nada yang sedikit dingin.
"Kau Psycopat?" pertanyaan itu terlontar begitu saja dari bibir Cherry Jungkook. Gadis itu menatap Taehyung dengan ekspresi bingung yang sangat lucu. Membuat ruangan itu sontak dipenuhi oleh tawa dari pasangan Namjoon dan Seokjin.
"astaga Kook-ah kanapa kau bertanya begitu?" Tanya Seokjin masih berusaha meredam tawanya.
"aniya. Hanya saja, sorot matanya menakutkan. Wajahnya tidak berekspresi dan terus terlihat datar. Nadanya bicaranya sangat dingin. Bulu kudukku sampai merinding. Aku pikir dia psycopat" ucap Jungkook panjang lebar. Terlampau jujur. Yang lagi-lagi mengundang tawa dari pasangan kekasih itu.
"Tidak. Dia bukan Psyco. Dia memang orang yang seperti itu. dingin dan datar. Jika dia seorang Psyco mana mungkin aku mau berteman dengannya" Ujar Namjoon setelah Ia berhasil mereda tawanya. Dan Jungkook hanya ber-oh-ria mendengar penjelasan singkat Namjoon.
"oh iya. Bukankah tadi Eonni mengatakan sedang merayakan anniversary kalian?" Tanya Jungkook pada Seokjin yang sepertinya sudah bisa menghentikan tawanya.
"ah iya. Rencananya kami hanya akan merayakannya berdua, tapi karena Taehyung tiba-tiba datang, dan KauJuga sudah bangun dari tidur, jadi mari kita rayakan bersama" Jelas Seokjin dengan mata berbinar. Siap menyalakan lilin yang menancap pada sebuah kue yang sedari tadi sudah berada diatas meja.
"aku tidak pernah tau bahwa Eonni memiliki kekasih, Eonni tidak pernah bercerita padaku" ucap Jungkook mengerucutkan bibirnya, berpura-pura merajuk. Membuat Seokjin rela berdiri dari kursinya hanya untuk mencubit pipi gembil gadis manis itu "ini anniversary kalian yang keberapa?" Tanya Jungkook kemudian.
"Kookie mian, aku sengaja tidak bercerita, karena kami memang belum lama berpacaran. Aku rencana akan menceritakan padamu nanti. Ini adalah perayaan jadian kami yang seminggu" ucap Seokjin dengan ekspresi malu-malu dan Jungkook hanya bisa Sweatdroop mendengarnya.
Yang benar saja. Ini adalah hari jadi yang seminggu dan apartemen sederhana mereka disulap sedemikian rupa, dengan balon love berwarna Pink dan merah memenuhi ruangan, pita-pita dengan segala jenis warna menempel pada dinding apartement, tulisan Happy Anniversary tercetak besar diatas rak TV, puluhan jenis makanan dan satu kue tart besar terhidang dimeja ruang TV mereka. Bukankah itu berlebihan? Jungkook bahkan tidak tau sejak kapan Seokjin menyiapkan itu semua.
Lamunan Jungkook buyar saat mendengar suara Bass Namjoon yang datang dari arah dapur sambil memegang segelas Jus jeruk ditangan kirinya.
"aku sengaja menyiapkan ini semua untuk memberikan kejutan kepada urie Seokjinie" ucap Namjoon seraya duduk kembali disamping kekasihnya sambil menyodorkan jus jeruk yang Ia pegang kearah Seokjin. "dan ini adalah minuman khusus yang kubuat untuk kekasih cantikku" lanjutnya gombal dengan senyum manis, melupakan fakta bahwa masih ada dua makhluk lagi diruangan itu.
Gombalan Namjoon ternyata tidak direspon oleh Seokjin. Gadis itu terlihat menunduk dengan bahu gemetar, menimbulkan aura tidak mengenakkan diruangan itu. Jungkook yang duduk didepan mereka mencoba menunduk untuk mensejajarkan wajahnya pada sahabatnya itu, sebegitu terharukah sahabatnya?. Batin Jungkook. Namjoon ikut menundukkan wajahnya, sementara Taehyung yang duduk pada sofa single disebelah kiri Namjoon masih setia dengan ekspresi datarnya. Tidak bergerak, dan tidak bersuara. Persis tembok.
Seokjin diam, dan hanya satu isakan lirih terdengar dari bibirnya membuat Namjoon dan Jungkook membulatkan matanya kaget dan Seokjin harus mendapat sebuah Record baru karena isakannya itu berhasil menciptakan ekspresi baru diwajah Taehyung. Pemuda itu mengerutkan keningnya meskipun samar.
"Chagiya Waeyeo?" Namjoon berujar lembut, sedikit panik melihat gadisnya tiba-tiba terisak. Ia bangkit dari duduknya dan berlulut didepan Seokjin. Mensejajarkan wajahnya dengan wajah kekasihnya itu. Ia mengapit dagu Seokjin menggunakan ibu jari dan telunjuknya lalu mengangkat wajah itu perlahan dan jantung Namjoon terasa berhenti berdetak kala melihat wajah Seokjin yang memerah dengan air mata yang berlomba-lomba turun dari matanya.
"yak! Eonni kau kenapa?" Jungkook berujar. Ikut panik melihat sahabatnya yang ternyata sedang menangis.
"Namjoon-ah. Jelaskan padaku apa maksud semua ini?" Tanya Seokjin pada Namjoon dengan nada lirih dan bergetar sambil menyodorkan benda persegi panjang warna hitam kearah pemuda berkulit tan itu.
"sejak kapan Handphoneku ada padamu_"
"JELASKAN PADAKU APA MAKSUD SEMUA INI?" suara Seokjin tiba-tiba naik beberapa oktav memotong perkataan Namjoon dan membuat ketiga orang diruangan itu kaget.
"astaga chagi. Kau salah paham_"
"SALAH PAHAM APA? KALIAN BERFOTO RIA SEPERTI INI. MERANGKUL SATU SAMA LAIN DENGAN MESRA. SALAH PAHAM BAGAIMANA HAH?" teriakan Seokjin terdengar membahana, membuat Namjoon kelabakan.
Well, Jungkook tidak pernah tau, ternyata membuat marah seorang gadis yang biasa ceria akan seperti ini. Ia sudah berteman lama dengan Seokjin dan ini untuk pertama kalinya Jungkook melihat gadis itu marah.
"astaga Chagi, kau sungguh salah paham. Dengarkan dulu penjelasanku" Namjoon berujar lembut. Mencoba sabar. Ia menjambak rambut berantakannya Frustasi.
"tidak ada lagi yang perlu dijelaskan. Keluar dari apartemenku sekarang! Seharusnya aku tau dari awal kau Pemuda mesum yang berengsek" lagi-lagi Seokjin berujar marah. Ia mendorong Namjoon yang masih duduk dihadapannya lalu gadis itu beranjak membuka pintu apartemen dengan kasar.
"KELUAR!" bentaknya lagi.
"kau sungguh salah paham Chagiya. Kumohon dengarkan penjelasanku dulu" Namjoon berujar lagi. Nyaris memelas. Seokjin Versi marah ternyata menyeramkan. Taehyung dan Jungkook tidak bergeming mereka seolah hanya lalat yang numpang narsis ditengah drama Namjoon dan Seokjin.
"aku tidak butuh penjelasanmu. Foto itu sudah menjelaskan semuanya" Seokjin berujar sinis. Melemparkan Handphone Namjoon yang digenggamnya sedari tadi kearah kekasihnya itu. Beruntung Namjoon dapat menghindar sehingga benda canggih itu tidak mengenai kepalanya dan malah mendarat dengan mulus diatas perut Taehyung membuat Pemuda tembok itu mengaduh sedikit. Lemparan Seokjin ternyata cukup sakit juga.
Namjoon membulatkan matanya. Seokjin sepertinya benar-benar marah. Pemuda itu kemudian menghela nafas dan mengeluarkannya kasar. Ia melangkahkan kakinya lebar menuju pintu apartement.
"aku akan keluar tapi aku harus menjelaskan semuanya padamu" ucap Namjoon tegas lalu menarik tangan Seokjin keluar dari apartement itu. Disusul bunyi debum yang kuat dari pintu yang ditutup kasar.
Jungkook menghembuskan nafasnya lega. Menyadarkan punggungnya yang sempat tegang kesandaran sofa. Suasana mendadak hening. Hanya suara dentuman dari jarum jam yang terdengar.
Jungkook lagi-lagi menghela nafas. Kali ini nafas jengah. Bingung sekaligus canggung. Terjebak oleh orang asing diapartementnya sendiri. Ia tidak tau harus mengajaknya mengobrol atau tidak. Makhluk itu terlalu tembok untuk diajak bicara. Dan lagi Jungkook bukan tipe orang yang suka memulai pembicaraan duluan. Suasana yang tadi sempat mencekam semakin terasa mencekam. membuat kerongkongannya terasa kering. Gadis itu melirik Jus jeruk yang tadi dibuat Namjoon Khusus untuk Seokjin yang belum sempat diminum oleh Seokjin. Jungkook meminta ijin dalam hati lalu meminum satu tegukan dari Jus itu menciptakan sensasi segar dikerongkongannya.
"astaga mereka menghancurkan sendiri anniversary besar-besaran ini" suara yang tiba-tiba dilontarkan Taehyung memecah keheningan itu.
Jungkook menghadapkan kepala kesamping kanan tepatnya kearah Taehyung yang tengah duduk di single sofa sambil melihat Handphone Namjoon yang sempat dilemparkan Seokjin tadi, sebelah alis gadisnya itu menukik naik tanda tidak mengerti dengan ucapan Taehyung barusan.
"semua gadis akan mengamuk saat menemukan foto kekasih barunya dengan gadis lain sedang berpose kelewat mesra. Apalagi ini adalah anniversarynya" Jungkook merespon sekenanya. Manaruh kembali gelas Jus yang isinya sedikit berkurang keatas meja.
Taehyung sedikit terkekeh. Oh! ekspersi barunya semenjak menginjakkan kaki di apartemen itu "tapi gadis itu bukanlah gadis yang pantas untuk dicemburui" ucapnya melempar handphone itu kearah Jungkook yang ditangkap sigap olehnya.
Jungkook mendengus sedikit lalu matanya beralih pada layar handphone yang menampakkan foto Namjoon dengan seorang gadis manis berkulit putih pucat, rambut berwarna coklat caramel. Gadis itu tersenyum ceria kearah kamera menampakkan gigi susunya yang lucu dengan mata sipit membuatnya bola matanya tak terlihat saat gadis itu tersenyum, terlihat sangat manis. Namjoon berdiri disampingnya dan merangkul pinggangnya. Mereka berdua mengangkat jari membentuk huruf V. Wajar Seokjin Eonni sangat marah, gadis ini terlalu manis. Batin Jungkook.
"Heol! Foto mereka memang terlihat mesra dan mereka berdua juga terlihat akrab, pantas saja Seokjin marah" ucap Jungkook.
"tentu saja. Namjoon dan gadis itu sudah saling mengenal cukup lama, jauh sebelum Namjoon bertemu dengan Seokjin jadi wajar jika mereka terlihat akrab" Taehyung berujar lagi membuat Jungkook tercengang sebab ini adalah kalimat terpanjang yang Jungkook dengar dari Pemuda tembok itu.
"dan Seokjin sudah tau akan hal itu karena dy juga mengenal gadis itu kalau kau mau tau" ucap Taehyung dingin membuat Jungkook yang hendak membuka mulutnya kembali menutupnya. Gadis itu mendengus kesal. Pemuda ini benar-benar dingin dan berwajah tembok. Ia mengipasi wajahnya yang tiba-tiba panas. Sepertinya Ia benar-benar kesal. Sementara Pemuda tembok itu masih dengan ekspresi datarnya perlahan mencomot makanan yang terhidang dihadapannya dan memakan beberapa, sayang juga jika dianggurkan. Tanpa menghiraukan wajah memerah lawan bicaranya.
Jungkook menatap Pemuda itu dengan tatapan sengit. Tubuhnya terasa panas menahan amarah. Entah mengapa Ia tiba-tiba marah pada orang dihadapannya itu. Wajahnya panas dan tubuhnya gemetar.
"temanmu sudah pulang, lalu kenapa kau masih disini Pemuda tembok! dan dengan tidak malunya memakan masakan yang sudah dibuat oleh Eonniku. Kau lupa jika sahabatmu baru saja menyakiti Eonni? Kau tidak pantas memakan makanan itu!" ucapan sinis yang terlontar dari bibir Jungkook sontak membuat Taehyung tersedak makanan yang tengah dilahapnya. Ia terbatuk-batuk akibat rasa perih dikerongkongannya. Makanan yang sedang Ia makan sangat pedas tenggorokannya terasa terbakar. Ia mengedarkan pandangannya mencari air yang bisa menyelamatkan kerongkongannya. Beruntung ada segelas Jus jeruk di meja itu, Ia langsung menyambar minuman itu dan meneguknya hingga habis, mengabaikan bahwa itu adalah minuman bekas Jungkook tadi.
Taehyung menatap Jungkook tidak kalah sengit, astaga Ia tidak pernah dipermalukan oleh siapapun sebelumnya hanya karena sebuah makanan. Wajahnya terasa panas dan Ia benar-benar ingin membekap mulut cerewet gadis itu sekarang juga. Rasa tidak nyaman tiba-tiba hinggap dalam dirinya.
Jungkook lagi-lagi mengipas wajahnya yang terasa makin panas, merasa makin kesal karena Taehyung malah diam dan menatapnya tajam.
"kau tidak mengerti? Aku menyuruhmu keluar dari sini, kau tidak mengerti usiran halus? Aku mengusirmu bodoh!" Jungkook berujar lagi, sungguh. Badannya terasa tidak nyaman dan ruangan terasa sangat panas. Ia sangat ingin Pemuda tembok itu segera angkat kaki dari sana, namun bukannya merespon, Pemuda itu malah terdiam sambil menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan.
Jungkook semakin gelisah, badannya semakin terasa panas, entah karena amarah atau hal lain. Ia tidak mengerti. melihat tidak ada Respon dari orang didepannya, gadis itu segera bangkit dan meraih tangan Taehyung untuk menuntunnya menuju pintu. Gadis itu terlonjak sendiri atas atensi yang ditunjukkan oleh tubuhnya saat Ia menggenggam pergelangan tangan Taehyung.
"ada apa denganku?" batin Jungkook panik. Ia menggeleng keras melawan perasaan aneh yang dirasakan tubuhnya.
Taehyung tidak melawan, Pemuda itu pasrah saja ditarik keluar oleh gadis Imut dihadapnnya itu, Ia mengepalkan tangannya kuat-kuat saat tubuhnya bereaksi lebih terhadap genggaman Jungkook dipergelangannya. Ia memperhatikan genggaman itu, Tubuhnya semakin panas. Dan rasanya Ia menginginkan hal lebih dari itu.
"Namjoon Sialan! Apa yang kau masukkan dalam Jusmu?" Taehyung membatin.
"Keluarlah" ucapan Jungkook menyadarkan Taehyung dari atensinya. Ia memperhatikan pintu apartement yang sudah terbuka dihadapannya, lalu kembali memandang Jungkook yang tengah memandangnya dengan tatapan sayu. Wajah gadis itu memerah dan nafasnya memburu. Melihat tidak ada Respon dari Taehyung, Jungkook kembali berujar.
"keluarlah. Kumahon" dan suara lirih dari Jungkook benar-benar membutakan Taehyung, entah mengapa Ia sangat menyukai suara Jungkook. Darahnya terasa mendesir deras tatkala suara Lirih itu menggumam ditelinganya, mungkin akan semakin indah Jika suara itu dibarengi dengan Desahan? Taehyung melangkah menuju pintu. Tapi bukan untuk melangkah keluar, melainkan menutup pintu itu rapat lalu menguncinya.
Jungkook membulatkan mata. "apa yang_"
Ucapan Jungkook terpotong, Ia tidak bisa melanjutkan kata-katanya, sebab bibir Taehyung saat ini tengah membungkam mulutnya. Jungkook semakin membulatkan matanya. Ini salah dan hal ini tidak boleh terjadi. Otaknya mati-matian menolak perlakuan Taehyung, tetapi tubuhnya berkata lain. Tubuhnya menginginkan Taehyung melakukan hal lebih pada dirinya dan Ia membenci itu, Jungkook tidak mengerti dengan yang terjadi pada tubuhnya. Badannya terasa lemas, kakinya terasa seperti Jell. Ia berusaha menggerakkan tangannya untuk mendorong tubuh Taehyung yang semakin menghimpitnya, namun lagi-lagi tubuhnya menolak pergerakkan Bibir Taehyung seolah menghipnotisnya. Tangan yang semula ingin mendorong itu malah naik dan meremas Surai Orange Pemuda itu, Ia memejamkan mata dan mendorong kepala Taehyung kearahnya bermaksud memperdalam ciuman itu. Taehyung yang merasa Jungkook memberikan akses padanya pun semakin gencar meraup bibir Cherry gadis itu. Ia semakin menghisap dan melumat bibir itu secara kasar. Menghantarkan getaran aneh ditubuh Jungkook membuat pikirannya semakin berkecamuk.
Jungkook semakin merasa gila, bahkan remasan pelan Taehyung pada pinggangnya terasa sangat menggairahkan. Saat Taehyung melepaskan Tautan Bibir mereka bukannya melayangkan Protes, gadis itu malah mengeluarkan desahan saat Taehyung tiba-tiba menyerang perpotongan lehernya. Jungkook menggigit bibir bawahnya saat menyadari suara aneh yang baru saja dikeluarkannya. Tubuhnya semakin bergetar saat deru nafas hangat Taehyung menerpa kulit lehernya. satu desahan lagi lolos dari bibir Jungkook saat Taehyung menggigit kecil kulit lehernya dan menjilat bekas gigitan itu secara sensual.
Nafas Jungkook tercekat dan Ia reflex meremas surai Taehyung kuat saat Pemuda itu menjilat belakang lehernya dan mengulum cuping telinganya. Ia hampir saja jatuh terduduk dilantai jika saja tangan kekar Taehyung tidak sedang memeluk pinggangnya.
Taehyung menghentikan aktifitasnya. Ia menatap Jungkook dengan tatapan gelap sarat akan nafsu yang membakar. Wajah Jungkook yang memerah dengan mata yang tertutup serta nafas yang terengah benar-benar menggertakan sesuatu dalam dirinya. Ia kembali meraup bibir Jungkook yang sudah agak membengkak. Mengajaknya dalam ciuman panas dan disambut hangat oleh gadis itu.
Keduanya sudah tidak bisa berpikir jernih lagi. Jungkook melingkarkan tangannya ke leher Taehyung dan kakinya melingkar di pinggang pemuda itu saat Taehyung mengangkatnya menuju kamarnya. Jangan Tanya darimana pemuda itu tau letak kamar Jungkook, Taehyung melihat Jungkook keluar dari kamar saat Ia datang tadi. Ingat?
Taehyung membaringkan tubuh Jungkook keatas Kasur Queen saat mereka berdua tiba dikamar lalu melapaskan pagutan mereka membuat mereka berdua langsung menarik nafas dalam-dalam mencoba meraup oksigen yang terasa kosong diparu-paru.
Lagi, Taehyung menatap Jungkook yang tengah terengah dengan tatapan lapar, sementara Jungkook menatapnya dengan tatapan sayu. Taehyung perlahan merangkak naik keatas tubuh Jungkook. Dan gadis itu sama sekali tidak menolak, pikirannya sudah benar-benar kosong, yang ia inginkan hanyalah Taehyung untuk menyentuhnya lebih agar rasa tidak nyaman yang menyinggapi tubuhnya dari tadi segera menghilang.
Jungkook kembali memejamkan mata saat bibir dingin Taehyung menyentuh kulit pipinya, lalu bibir itu perlahan turun kerahangnya, kemudian semakin turun hingga ke lehernya yang sepertinya sudah memiliki satu tanda disana. Dan tanpa aba-aba Taehyung kembali menggigit Leher putih itu menciptakan erangan tertahan dari Jungkook dan entah mengapa Taehyung sangat menyukainya. Pergerakannya semakin gencar dan Liar. Tangannya Kini tidak tinggal diam. Perlahan tangan kanannya merambat masuk kedalam Sweater kebesaran Jungkook, mulai bergerak perlahan meraba perut rata Jungkook yang terasa halus membuat tubuh Jungkook bergerak resah. Semakin lama, jari-jari jenjang Taehyung semakin merambat naik keatas mencari gundukkan kecil disana sementara tangan Kirinya turun kebawah meremas bokong sintal gadis yang baru saja dikenalnya itu.
Jungkook tidak bisa lagi menahan desahannya saat tangan Taehyung meremas Breastnya secara perlahan, menghantarkan aliran listrik tegangan rendah ketubuhnya. Merasa ada yang mengganggu pergerakan tangannya, Taehyung menghentikan sejenak kegiatannya dileher Jungkook hanya untuk membuka sweater yang menutupi bagian atas tubuh gadis itu. saat Taehyung kembali menindih badan Jungkook untuk mengecup bagian dada gadis itu, Jungkook hanya bisa meremas kuat sprei biru dibawahnya dan menikmati setiap afeksi yang diberikan pemuda itu.
Klek.
Tangan nakal Taehyung kembali berhasil membuka pengait bra yang dikenakan Jungkook, kini pemuda itu bebas meraup Breast Montok gadis yang berada dibawahnya dan menghasilkan satu desahan erotis dari bibir manisnya. Jungkook menekuk jari kakinya saat tangan kanan Taehyung memijit keras breast Kirinya sedangkan bibir basah pemuda itu memanjakkan breast kanannya. sore itu, kamar baru Jungkook dipenuhi oleh desahan dan erangan yang saling bersautan antara Jungkook dan Taehyung, Serta suara kulit yang saling bersentuhan. Dan Jungkook tidak pernah menyangka bahwa hari pertamanya di Seoul akan ditutup diatas ranjang bersama dengan seorang pria yang aru dikenalnya.
.
.
END
.
.
Aloha… hahaha satu lagi FF abal-abal dari saya… saya sebenarnya gak Niat bikin FF GS Vkook.. FF ini awalnya Saya siapkan buat lomba FF GS atas OTP lain.. tapi… karena saya telat daftar ke lomba itu, jadilah FF ini saya ubah jadi ke Vkook.. karena saya cinta Vkook… hahahaha..
Ini adalah FF kedua saya yang berhasil saya selesaikan..
Terima kasih bagi yang sudah mau membaca.. Dan Review Juseoyeo..
