Yaihoo! Ketemu lagey yah? Nah... sekarang menceritakan tentang sepupu terbaikku... Aupu! Thanks sudah mengeklik atau membaca! Makasih! walo wa ada disini juga... ^^''


Chapter 1: Apa?

.

-Tempat kerja-

Aupu's POV: ON

"Permisi... Ada yang namanya Wa?" tanyaku pada pekerja.

"Hm? Ya, dia disana" jawab pekerja, menunjuk perempuan berambut pendek dan memakai jaket warna abu-abu dan hitam.

"Terima kasih! Saya permisi"

Aku berlari ke perempuan yang tak lainnya, Wa. Perempuan tomboy yang selalu mengetik laptop coklat merek ASUS milik papanya. Aku menepuk punggungnya dan mengejutkannya.

"Wa-san!" panggilku.

"Huwaaaa! A... Aupu-chan? Mengagetkan sekali tau!" balas Wa, marah bukan kepalang.

"Hehehe... Sorry... Oh yah, hari ini temenin aku ke CM yuk!"

"Pergi sendiri bisakan? Lagepula tinggal nyebrang!"

"Eeeeh... Ja'at sekali sih...?"

"Bukan begitu... Wa sibuk untuk buat Fic lagi..."

"Ya udah! Duluan ya!?"

"Tunggu!"

"Apa? Mau ikut...?"

"Beli batere 2, cha cha 1, sabun merek Sunlight satu, teh botol 2 keranjang, nangka, kelapa, pokat 1, dan pilus 2, ini uangnya, jangan lupa kembaliannya yah.."

GUBRAKK!

Cih... Aku menerima uang itu. Ternyata sekalian disuruh belanja! Aku mulai berlari menyebrangi jalan, begitulah, dia emang cerdik! Huuh! Hm... Barangnya banyak, berat... Hm? Kenapa itu? Rame rame... Ada diskon besar besaran ni? Liat ah...

"Wah... Hebatnya!" kata seorang yang termasuk dari sana.

"Boleh juga yah... Orang korea yah? Rambutnya pirang..." tambah seseorang lagi.

"Badannya tinggi, model kali yah?"

"Permisi, ada diskon apa ya?" tanyaku, desak-desuk.

"Hm? Bukan, ada lelaki keren tetapi memakai baju aneh ala Eropa"

"Heh?"

Aku berjalan menuju kedepan, melihat seorang lelaki memakai baju ala Eropa, walau aneh, rambut pirang yang memakai topi keci warna biru, dan wajahnya benar-benar sangat tampan... Ada juga orang seperti ini. Tiba tiba lamuanku buayar saat lelaki itu berlari menghampiriku.

"No... Nona! Tolong selamatkan aku!" kata lelaki itu tiba tiba.

"Eh? Selamatkan? Maksudmu?"

"Mereka semua mempelototiku seakan ingin mengancamku!"

"Ekh? Itu... Bukan bermaksud..."

"Kumohon! Bawa aku ketempat yang aman!"

"... Semua! Dipasar baru dekat sini, ada obral besar besaran! Diskon pula!"

"Benarkah?"

Selagi mereka pergi dari CM ini, aku menarik Lelaki aneh ini. Menuju toko kerja Wa-san yang bernama "Bajak Laut" hebat bukan? Padahal tidak ada lautnya...

"Wa-san... Hah...hah...hah... Ini pesananmu!" kataku memberika bungkusan.

"Trims, dan... Siapa orang dibelakangmu ini? Penguntit?"

"Eh? Bu... Buka dia... Itu..."

"Perkenalkan Nona-nona, aku Guo Jia" kata lelaki itu tersenyum simpul.

"Guo Jia? Nama cina? Dan, kenapa kau bisa bersama Aupu? Kau mencurigahkan" kata Wa menarikku.

"Buka begitu Wa-san! Dia meminta tolong karena dia terdesak!" kataku.

"Ouh... Lalu, dimana rumahmu? Jauh dari sini?" tanya Wa kembali.

"Jujur, aku tidak tau aku dimana..."

"Bisa kau ceritakan? Kenapa kau tidak tau? Apa kau Amnesia?"

"Tidak! Aku penasihat dari Kerajaan Wei! Tetapi, saat membaca gulungan berwarna hitam, ada yang aneh... Dan, aku lupa..."

GUBRAKK!

Dasar... Malah lupa dia! Dan lagi, kerajaan-kerajaan... Apa apaan sih itu? Ugh.. Tiba tiba Wa berdiri dari kursinya menuju dapur, dia mengambil laptop coklatnya dan membukanya. Wa itu orangnya pintar mengetik, tetapi masih pakai 11 jari (*plakk)

"Hm... Menurut internet, Guo Jia adalah orang dari Tiga kerajaan China dulu..." jelas Wa.

"Dulu? Berarti ini masa depan!? Pantas saja Kerajaannya aneh sekali" kata Guo Jia, mengaruk garuk kepalanya yang tidak gatal.

"JANGAN MENEGEJEK NEGARA INI! DASAR, UDAH DITOLONG AUPU MALA BUKANNYA BERTERIMA KASIH!"

"Sabar, Wa-san..." aku menenangkan Wa yang kesal.

"Negara? Apa itu?" tanya Guo Jia, masih ingin tau.

"Negara adalah suatu wilayah di permukaan bumi yang kekuasaannya baik politik, militer, ekonomi, sosial maupun budayanya diatur oleh pemerintahan yang berada di wilayah tersebut. Negara juga merupakan suatu wilayah yang memiliki suatu sistem atau aturan yang berlaku bagi semua individu di wilayah tersebut, dan berdiri secara independent." jelas Wa, panjang lebar.

Wah... Ternyata Wa bukan hanya pintar dalam pelajaran Bahasa Inggris dan MTK saja... Ternyata dibagian IPS juga lumayan sekali... Walau begitu, aku gak kalah pintar sama dia...

"Hooo... Nama kerajaan diganti dengan nama Negara? Ada-ada saja..." kata Guo Jia.

"Ngomong-ngomong, apa itu Tiga Kerajaan China?" tanyaku.

"Hah... Baiklah, dengarkan baik baik! Zaman Tiga Kerajaan atau juga dikenal dengan nama Samkok (Hanzi sederhana: 三国時代; Hanzi tradisional: 三國時代, hanyu pinyin: sanguo shidai, bahasa Inggris: Three Kingdoms Era) (220 - 280) adalah sebuah zaman di penghujung Dinasti Han di mana Cina terpecah menjadi tiga Kerajaan yang saling bermusuhan.
Di dalam sejarah Cina biasanya hanya boleh ada kaisar tunggal yang dianggap menjalankan mandat langit untuk berkuasa, namun di zaman ini karena tidak ada satupun negara yang dapat menaklukkan kerajaan lainnya untuk mempersatukan Cina, maka muncullah tiga kerajaan dengan kaisar masing-masing. Cina akhirnya dipersatukan oleh keluarga Sima yang merebut kekuasaan dari kerajaan Wei dan menaklukkan Wu serta mendirikan Dinasti Jin." jelas Wa kembali.

"Lengkap sekali Nona! Sepertinya kau sangat tertarik akan cerita ini!" kata Guo Jia.

"Wah... Hebat..." balasku, benar benar dimengerti...

Mataku terbinar binar, Wa memang hebat! Walau malas begitu, ternyata otaknya berkerja juga yah? (*plakk!). Jujur aja! Diantara keluarga, dia yang paling males, kerjanya selalu dikamar! Tetapi, dia sangat menghormati moral rumah, dan teradisi yang menjadi turun-menurun.

Lalu, aku menatap curiga dengan lelaki ala Eropa yang bernama Guo Jia ini. Apakah aku dan Wa, harus menjaganya? Yang benar saja! Aku bisa disebut aneh bisa-bisanya! Tetapi, aku yakin Wa pasti berpikir dulu, karena dia malas mau berkata-kata dan mengurus!

"Ya, tetapi... Wa tidak yakin bisa memberimu disini... Karena, kemungkinan kau akan merepotkan tradisi keluarga" kata Wa, menoleh kearah lain.

"Tenang saja, Nona! Aku akan menjaga nama baik keluargamu ini!" kata Guo Jia.

"Jangan dipercaya Wa-san! Nama keluarga kita, bisa-bisanya keluarga kita berantakan! Apalagi, dia dari zaman perang!" bentakku, tidak percaya.

"Benar juga..."

"Kumohon! Sebagai tanda terima kasih, kulakukan, apapun!"

"Hm..."

Wa berpikir sejenak, aku menunggu jawabannya yang pasti tidak jelas (?), dia jarang sekali serius! Selalu main main! Dan lagi, Wa itu orang yang bicaranya cepat dan gagap. Pasti bakal gak jelas... Aku memohon, mohon dalam hati. Kalau ada orang gila (?) setengah waras (?) ini, bagaimana reputasi keluarga? Kumohon Wa...

"Kau ini sedikit error dan agak gila... Datang-datang langsung meminta-minta pertolongan secara tidak jelas... Baiklah!" lanjut pikir Wa.

"APA!? Pliss deh Wa-san! Kayak mana aku bisa tahan dengan orang setengah waras ini!" bentakku, tidak terima.

"Benarkah!?"

"Tunggu! Wa blom selesai! Kau bilang, akan melakukan apapun bukan? Jadi, lakukan, apa saja suruhan dari Aupu-chan. Sepupu dekatku, bagaimana?"

"Ehm..."

"Kalau tidak mau, kau boleh pergi"

"Ba... Baiklah!"

Aku senang, sekaligus sedih... (*mana yang bener seh?) Dia akan melakukan apapun yang kusuruh, dan sedihnya, apakah dia akan selalu didekatku? Karena terpaksa mengikuti perintahku? Pliss deh Wa... Walau cakep, aku gak bisa tahan! Apalagi dia itu COWOK!

Aku menghela nafas sebentar.

Tuhan, apa maksud darimu, mengirim orang kuno setengah waras ini? (?) Ampun, walau aku sudah berPuppy Eyes sekalipun, Wa tetep aja memalingkan wajah dan melanjutkan Ficnya dileptop.

"Jadi, Nona Aupu? Benar namamu itu? Lucu sekali..." Kata Guo Jia, seperti merayu sedikit.

"MENYEBALKAN!"

Aku melempar komik-komik diRak toko padanya. Tetapi, Wa malah cuek saja, karena pasti dengan gampangnya dia akan mengatakan "Susun lagi, kau yang berantakin" pasti gitu! Dasar, apakah dia mengerti perasaanku? Kalau papa dan mamaku tau, Guo Jia pasti dikubur hidup-hidup!

Menurut keluarga kami, lelaki tidak boleh masuk, jika itu bukan keluarga kita. Makanya, setiap kali, aku hanya membawa teman perempuan... Tapi, pokoknya bagaimanapun juga... Dia itu... COWOK! Bahkan dari zaman perang yang belum tau apa itu PELAJARAN!

"Susun komiknya, A-U-P-U-C-H-A-N" kata Wa, menunjuk komik dan mulai menunjuk rak.

"Iya..."

Aku mulai mengambil ambil, Guo Jia juga membantuku. Padahal aku tidak menyuruhnya... Apa ini namanya kesal? Ini pekerjaanku! Pekerjaanku satu-satunya yang sangat kusukai! Aku tidak butuh bantuan orang aneh, karena dia itu orang diluar kerja, kalau Wa... Aku tidak kesal!

Tadi, Wa tidak kelihatan marah bukan? Jujur saja, dia itu orang yang paling penyabar, dan... Sebaiknya jangan buat dia marah, maupun kesal... Karena... Jamin, toko bisa rusak kalau dia marah! Huh... Daripada memikirkan itu, sebaiknya aku memikirkan orang-orang diluar yang sangking ramenya.

"Wah... Bulat-bulat itu namanya apa? Baozhi kecil?" tanya Guo Jia menunjuk mangkok pelanggan.

"Itu namanya bakso... Campuran daging, ada juga yang isinya telur"

"Oh... Kalau air dalam kaleng ini?"

"Itu minuman kaleng yang namanya semacam Soft Drink"

"Kalau minuman dari karet (?) ini?"

"Itu bukan minuman dari karet! Itu namanya jelly!"

"Terus, benda keras warna hitam, yang bersuara ini apa? Banyak benda-benda aneh yah?"

"Itu loudspeaker! Dan, itu barang yang akan ada saat zaman ini! Zaman moderen!"

Aku kembali duduk didepan Wa yang sedang melanjutkan mengetik, kenapa dia suka sekali mengetik? Padahal bagiku itu pekerjaan yang mencapekkan... Aku menatap Wa tajam, lalu tiba-tiba Wa melihat diriku.

"Kenapa tatapanmu begitu?" tanya Wa.

"Oh? Tidak, hanya sedang berurusan dengan orang yang tidak tau benda-benda zaman sekarang"

"Namanya, zaman dulu dia belum mengerti..."

"Aku tau itu..."

"Lagipula, dia lumayan juga... Karena dia, toko kita jadi banyak orang! Gaji harus dinaikin ni!"

"Tapi... Bukan tipeku sama sekali!"

Aku berdri dan mengebrak meja depan, tetapi Wa tetap tenang sambil melanjutkan mengetik. Aku duduk kembali dan menghela nafas. Jujur saja, aku ini tidak suka dengan cowok yang lebih atas padaku! Tetapi, kenapa Wa bisa-bisanya biasa saja? Bagaikan tidak ada yang terjadi?

"Wa tidak menanyakan tipe yang kau sukai" kata Wa menatap kembali padaku.

"A... Aku tau..."

"Hanya saja, pakaiannya terlalu mencolok untuk kerja di Indonesia ini"

"Iya, pakaiannya ala Eropa"

"Dan, kau. Bisa memerintahnya"

"A... A... Aku!?"

"Wa sibuk, harus membuat Fic lanjutan..."

"Huuh..."

Aku berdiri dari kursi dan berjalan pelan-pelan ke Guo Jia, menarik jubah yang mirip jubah Superman (?) yang agak pendek, warna biru. Aku menariknya dan menyeretnya, walau aku tau ini didepan tamu-tamu...

Wa... Bantulah aku... Menjauh dari lelaki ala Eropa alias Guo Jia ini... Hari-hari yang berat, akan bertambah lebih berat lagi... Jika ada, lelaki ini, tuhan... Apa salahku?

.

.

.


Akhirnya, ga nyangka kalau wa malah membawa si Playboy... =,=''
Tetapi, ga mungkin wa membawa Cao Pi yang disukai Aupu, karena Cao Pi sudah beristri... ^^''

Review!? Silakan mengisi kotak dibawah ini!
Any Idea, guys?