FFN YOONMIN COUPLE / RAIN ALONG WITH YOU / MIN YOONGI X PARK JIMIN
Chapter 1
Title : Rain Along With You
Cast : YOONMIN COUPLE.
PARK JIMIN - a.k.a Jimin
MIN YOOONGi - a.k.a Yoongi
ALL MEMBER BTS.
Gender : Romance, Drama.
Warning : Boy x Boy, typo bahasa berteberan, don't like don't read, tidak suka pairingnya silahkan tidak untuk membaca.
Rate : T
Disc : Min Yoongi hanya Park Jimin, dan couple ini real, dan BTS milik Bighit Ent, author cuma pinjem aja ko heehe. ini kaya maksa banget Yoongi ama Jimin biar besatu, author baper-_- abaikan!
Cinta itu seperti harapan...
Harapan yang selalu di harapkan oleh banyak orang..
Bisa seperti angin yang berhembus kencang..
Mungkin juga bisa seperti sinar matahari yang begitu hangat...
Cinta itu bisa saja datang tiba-tiba..
Tanpa tidak kita ketahui sekalipun...
Seperti itulah cinta...
Cinta Min Yoongi terhadap kekasihnya Park Jimin.
~Rain Along With You~
Happy Reading^^
Semua member BTS kini telah menyelesaikan latihan dance practice nya setengah jam yang lalu, mengingat sebentar lagi boyband dengan sebutan bangtan boys ini akan segera comeback. Terlihat dari semua member sudah mempersiapkan diri untuk berlatih dan bekerja keras setiap harinya, lihat saja kini wajah-wajah lelah itu terlihat di sana.
Di lihat dari Jungkook yang duduk dilantai dan sibuk mengipasi dirinya, Namjoon dan Seokjin yang sedang bercengkrama, atau Hoseok, Jimin dan Taehyung yang duduk melingkar di pojokan ruangan dance. Yoongi? Tentu saja dia akan tertidur setelah sebelumnya menegak habis air minumnya. Bukankah itu adalah kebiasaan seorang Yoongi? right!
"Hyung, bagaimana nanti malam kita makan bimbimbap?" tawar Taehyung.
"Bimbimbap? hmmm.. ke dengaran nya enak juga."
"Baiklah aku akan memasak bimbimbap hari ini." pasrah Seokjin dan mengelap keringat di dahinya.
"Yeaahhhh asik makan enak~" teriak Taehyung dengan girangnya.
"Berisik!" suara Yoongi menyahut dan masih memejamkan matanya.
"Opss mianhe hyung." suara Taehyung dengan takutnya.
Setelah Yoongi bersuara tidak ada lagi member yang berani membuat keributan, mengingat bagaimana hyung tertua ke dua setelah Seokjin itu bisa saja marah membabi buta atau yang lebih parahnya lagi mulutnya itu. Mulut dengan semerah cherry itu bisa saja membuat semua member terkena kutukan pedasnya. Haaah dan karena itu semua member memilih diam dan berkutat dengan ponsel pintarnya masing-masing.
"Dimana Yoongi hyung?" tanya Hoseok.
"Yoongi... OMG! kita melupakan Yoongi. Yoongi masih tertidur di ruang dance." panik Seokjin dan mencoba menghubungi nomor Yoongi.
"Ya sudah, kalau begitu salah satu dari kita susul Yoongi hyung."
"Tidak!" jawab Taekook serempak.
"Yak! Kalian ini, bagaimana? Ppali lah."
"Aisshh anak itu tidak mengangkatnya juga." desis Seokjin dan terus menghubungi ponsel Yoongi.
"Aku tidak mau kena amukan Yoongi hyung, hyung kan tau sendiri bagaimana Yoongi hyung."
"Hoseok hyung saja kalau begitu." celetuk Jungkook.
"Aku? Ah tidak, tidak, jangan aku."
"Jimin hyung?"
Semua member dengan cepat menolehkan kepalanya ke arah Jimin yang memang sejak tadi tidak ikut bicara. Jimin yang di tatap seperti itu hanya menatapnya dengan bingung, seperti mengatakan 'mengapa harus aku hyung?' dan semua member hanya menatapnya dengan tatapan membunuh, dan sungguh itu membuat Jimin mau tidak mau harus mengalah dan pasrah saja di perintah oleh hyung tertuanya.
"Aisshh baiklah."
Jimin akhirnya keluar dari van berwarna hitam metalic tersebut, setelah sebelumnya semua member sudah bersiap-siap untuk pulang ke droom. tetapi yang terjadi justru Yoongi yang masih tertinggal di sana dengan mimpi indahnya, sementara para member melupakan dirinya.
Perlahan-lahan Jimin membuka pintu yang menjadi satu-satunya ruang dance di sana, pintu dengan warna abu-abu itu terbuka lebar ketika Jimin membukanya dan menolehkan kepalanya di sudut ruangan dance.
Bisa Jimin lihat hyung nya itu masih tertidur dengan damainya di pojokan ruangan, dan tidak ada tanda-tanda hyung nya itu akan bangun. Jimin perlahan mendekatkan dirinya ke arah Yoongi dan duduk di samping Yoongi yang masih tertidur dengan nyenyak nya.
Jimin merasa jadi tidak tega untuk membangunkan hyung kesayangan nya itu, Yoongi terlihat damai ketika tertidur bahkan wajah dan mata indahnya saja tidak ingin terbuka meskipun kini Jimin sudah duduk berada di samping nya sekalipun.
To : Seokjin Hyung
Hyung sepertinya kalian pulang duluan saja, aku akan menunggu Yoongi hyung sampai dia bangun. Oh ya, hyung sisakan makanan untukku dan juga Yoongi hyung~
Tiba-tiba saja ponsel Seokjin berbunyi dengan kencang, refleks Seokjin membuka notif pesan di ponselnya.
Seokjin hanya tersenyum-senyum dan mengetik balasan di sana untuk Jimin.
"Manager hyung ayo kita pulang~" ucap Seokjin dengan senyum indahnya.
"Lantas Yoongi hyung dan Jimin bagaimana?" tanya Hoseok
"Mereka akan menyusul, nanti."
Semua member hanya mengangguk mengerti saja dan kembali pada kegiatan masing-masing. Mobil berwarna hitam metalic itu kini sudah menancapkan gasnya dan membelah jalanan kota seoul.
From : Seokjin hyung
Baiklah, bangunkan Yoongi dengan perlahan. Ya akan ku sisakan makanan untuk kalian berdua. Fighting Jimin!^^
Jimin hanya terkekeh kecil ketika membaca pesan dari Seokjin, hyung nya ini sangat lucu di matanya. Meskipun Seokjin itu yang tertua tapi terkadang tingkahnya bisa menjadi sangat ke kanakan sewaktu-waktu.
"Kau masih di sini?"
Dengan cepat Jimin menoleh kepala nya ke arah Yoongi, ternyata hyung nya itu sudah bangun sejak tadi. "Hyung kau su..sudah bangun?" Jimin berucap pelan.
"Aku akan mengemasi barangku terlebih dulu."
Yoongi beranjak dari duduknya dan mengambil tas jinjing berwarna hitamnya di dalam loker, Jimin hanya menatap punggung nya dan ikut beranjak dari sana.
"Hyung tapi semua member sudah pulang."
Yoongi menolehkan kepalanya dan menutup pintu loker dengan kencang, Jimin masih bisa mendengar nya Yoongi bergumam tidak jelas di sana.
"Aku akan menelpon manager hyung untuk menjemput kita." jelas Jimin dengan cepat.
Jimin tidak mau kena amukan Yoongi saat ini, jadi dengan cepat Jimin bersuara takut-takut nanti Yoongi akan melepar tas jinjing nya itu ke arah dirinya.
Hening hanya itu yang Jimin rasakan, tidak ada lagi percakapan di sana. yang tersisa hanya suara-suara gemercik air hujan yang menetes dengan indah nya ke daratan bumi, sementara Yoongi masih duduk dengan tenang di salah satu sofa yang di sediakan di ruangan tersebut.
Jujur saja Jimin tidak suka dengan situasi seperti ini, situasi di mana untuk pertama kalinya harus gugup ketika berhadapan dengan seorang Min Yoongi. Jimin akui ia memang mengagumi sosok hyung kesayangan nya itu sejak pertama kali mereka tinggal dan training bersama.
Awal yang mengagumi itu justru membuat Jimin jatuh dalam pesona sosok hyung nya itu, tidak ini bukan sekedar mengaggumi tapi ini cinta. Jimin tidak akan salah pada detak jantungnya yang berpacu di atas normal setiap kali menatap senyuman yang terukir indah di bibir milik seorang Min Yoongi.
JDERRR...
JDERRRR...
Suara kilatan petir dan air hujan kini menjadi satu di luar sana, Yoongi dengan refleks berlari ke arah Jimin yang tidak begitu jauh dari jangkauan nya.
Sebenarnya Yoongi tidak pernah takut hujan bahkan ia sangat menyukai hujan. tetapi suara petir di luar sana justru membuat nya kaget dan dengan refleks memeluk seorang Park Jimin, yang hanya terdiam mematung karena perlakuan hyung nya itu dengan tiba-tiba.
"Kumohon biarkan tetap seperti ini." Yoongi merengkuh tubuh Jimin semakin erat di sana.
Jimin hanya tersenyum dan merengkuh tubuh Yoongi untuk semakin mendekat pada dirinya. Sementara di balik sana Yoongi merasakan wajahnya kian memanas dan degup jantung nya yang seolah-olah terpompa dengan sangat cepat ketika Jimin juga merengkuh tubuh kecil nya.
Ini perasaan ini Yoongi pernah mengalami sebelumnya perasaan ini, perasaan yang tiba-tiba hinggap begitu saja di lubuk hatinya. Perasaan yang membuat Yoongi tidak akan pernah tenang dan membuat nya harus terus bertanya dan bingung dengan kenyataan dirinya sekalipun.
Hujan semakin terdengar deras di luar sana, membuat Jimin dan Yoongi masih saling berpelukan. Jimin mengelus-ngelus pundak Yoongi dengan perlahan, karena sejak tadi tubuh Yoongi bergetar seiring dengan suara petir yang semakin berkilat-kilat.
Jimin tau sangat tau bahwa Yoongi hyung nya itu sangat takut dengan suara petir, bahkan cengkraman di bajunya begitu terasa kuat karena Yoongi yang terus menerus mencengkram nya karena takut.
"Hyung ada aku di sini, kau tidak perlu takut." Jimin terus berusaha mengelus pundak Yoongi.
Sementara sang empu di pelukan nya hanya bisa terdiam dan terus menutup matanya karena takut. Entah mengapa dalam pelukan Jimin membuat Yoongi merasa nyaman dan tenang, Yoongi tidak pernah setenang ini jika berdekatan dengan orang lain kecuali Ayah dan Ibunya.
"Hyung kau masih takut?"
Yoongi tidak menjawab yang ia lakukan hanya terus menelusupkan wajahnya di dada bidang milik Jimin. Yoongi merasakan hangat saat Jimin memeluk nya begitu erat, Yoongi akui Yoongi menyukai nya dan ini benar-benar merasa membuat hati Yoongi begitu tenang dan damai.
"Boleh aku mengatakan sesuatu hyung?" tanya Jimin to the point.
Yoongi mendongkakkan wajahnya dan menatap wajah Jimin, Yoongi tidak tau ada apa dengan dirinya saat ini. tatapi mata Jimin seperti telah mengunci pergerakannya di sana, membuat Yoongi tidak bisa menghindar dalam situasi ini.
"Apa." jawab Yoongi singkat.
"Aku..aku me menyukai Yoongi-." Jimin menjadi gugup, ketika Yoongi menatapnya dengan sangat intens. "mu mungkin saat kita debut, maksudku saat-saat kita menjadi training dan tinggal bersama di droom. Aku tau tidak seharusnya aku mengatakan ini, tapi aku hanya ingin Yoongi hyung tau tentang perasaanku." ucap Jimin dengan lembut, dan takut Yoongi nya akan marah.
"Ji.. Jimin."
Dengan cepat Jimin memotong ucapan Yoongi. "Hyung sungguh aku tidak memaksa hyung untuk menjawab pertanyaan cintaku, aku tau ini terdengar konyol tapi-"
"Hentikan!" teriak Yoongi.
"Hyung.." Jimin hanya menunduk ketika melihat Yoongi nya berteriak, seperti itu.
"Maaf Jimin, tapi.. aku aku bahkan tidak tau dengan diriku sendiri. Terimakasih telah menyukaiku, tapi aku tidak bisa. Maaf." Yoongi mengatakan nya dengan suara parau, Yoongi takut itu akan membuat adiknya di member group itu sedih karena dirinya.
"Tidak apa-apa ko hyung." Jimin menampilkan senyuman lebar seperti biasanya, setelah sebelumnya mengusak rambut Yoongi.
Pelukan keduanya bahkan sudah terlepas setelah insiden teriakan Yoongi, Yaa Yoongi tidak tau kenapa tapi senyuman Jimin membuat sedikit sakit di bagian dada nya. Sakit dan Yoongi tidak mengerti karena apa? Apa karena Yoongi juga mulai menyukai seorang Park Jimin yang di anggap hanya sebagai adik di member group nya? Atau lebih dari itu?
Yoongi tidak tau kenapa, tapi hatinya sangat sakit ketika mengatakan hal yang begitu jujur namun sedikit naif disana. Yoongi hanya tidak yakin, apakah Jimin nya itu sungguh-sungguh mengatakannya? Atau hanya sedang bergurau saja untuk menenangkan hati Yoongi saat ini.
Yoongi bahkan jadi bingung sendiri karena hal ini.
"Ayo hyung, kita pulang ke droom. Manager hyung sudah menunggu kita di depan." ajak Jimin dan menarik tangan Yoongi untuk mengikutinya. "Soal pernyataan cintaku tadi, aku bersungguh-sungguh hyung. Aku mencintai Min Yoongi." terdengar suara Jimin yang lemah di sana.
Jimin tau hal ini akan terjadi pada dirinya, ini terlalu cepat mungkin tapi perasaan Jimin terhadap Yoongi terlalu besar. Sehingga Jimin tidak bisa menutupi persaannya yang kian meletup-meletup hanya karena seorang Min Yoongi. Tidak Jimin tidak boleh menyerah begitu saja, Jimin sudah berusaha sejauh ini dan ia tidak mau ini sia-sia. Mungkin Jimin akan menunggu Min Yoongi untuk menyadari semua perasaan nya, senyum Jimin sedikit sedih rasa sedih yang menyelinap di sana.
Yoongi masih busa mendengarnya meskipun Jimin mengatakan dengan suara kecilnya, Yoongu hanya menurut saja dan merasakan genggaman hangat Jimin kembali membuatnya berdesir dan Yoongi menyukai itu. Kini suara petir sudah tidak terdengar lagi saling beradu, hanya menyisakan sisa-sisa rintikan air hujan yang masih mengguyur kota negeri dengan julukan gingseng itu.
Dan hujan saat ini seperti membekas di hati Yoongi, karena untuk pertama kalinya ia harus menolak cinta yang tulus dari seorang Park Jimin.
To be continued...
감사합니다 sekali lagi Terimakasih, sudah me-review beberap one shot cerita Yoonmin hehehe. Mianhe baru bisa update karena kesibukan kuliah, ini untuk pertama kalinya saya buat chapter. yaa semoga cerita ini tidak membosankan hehehe...
Tapi ceritanya kaya di paksa banget buat cepet hehehe, mungkin ini kecepetan. Mianhe~ Maafkan author yang masih menebarkan benih-benih typo disana-sini heeh. Review juseyo!
Annyeonggg~
