Di Tepi Sungai Seine
Naruto Fanfiction
Disclaimer: Naruto milik Masashi Kishimoto
Tidak ada keuntungan bersifat materi yang saya peroleh dari fanfiksi ini
.
Romance - Drama - College!AU
SasuSaku/Slight GaaSaku
InoSaku&SasuNaru friendship
.
Dont like, dont read!
.
Prolog
Langkah-langkah Sasuke membawanya mendekat persis di depan mobil, di mana suara seorang pria bersama wanita yang sayup-sayup terdengar. Ia menoleh dan tersentak melihat siluet dari balik kaca depan mobil sejelas ia mengenali wajah yang tampak di sana.
Seketika langkahnya terhenti. Sasuke terpaku.
Sosok yang di balik mobil balik menatapnya dengan reaksi yang sama; mata membola dan mulut menganga.
Sasuke melupakan iPhone dan alasan keberadaannya di sini.
Sesaat, ia merasakan dunia di sekelilingnya runtuh dan menggelap.
Itu sakura, bersama pria lain.
Tenggorokannya tercekat dan lidahnya terasa kelu.
Alih-alih menghampiri Sakura untuk melabrak atau pun menumpahkan umpatan kekesalan, Sasuke justru membatu di tempat. Menikmati rasa dingin yang seketika menusuk tepat di jantungnya.
Terjawab sudah, segenap asumsi dan untaian tanya yang selama ini terpendam. Seperti, mengapa Sakura tidak pernah benar-benar membuka diri padanya. Dan fakta yang disembunyikan Sakura, berwujud pria berambut merah, dengan penampilan mentereng ala bos perusahaan besar, yang kini ikut linglung menyaksikan adegan dramatis di hadapan.
Pandangan pria itu bergantian antara Sasuke dan Sakura.
Dahinya berkerut tak suka. Mata serupa mata panda menatap Sakura yang tengah menundukkan kepala. Raut wajahnya tersembunyi di antara helaian merah muda yang membingkai kedua sisi wajah. Barangkali, sendu adalah yang mewarna di sana.
Lalu pandangan pria itu beralih lagi pada Sasuke, yang masih membatu dengan tatapan nanar yang sulit terbaca. Tanpa satu pun tanya, ia paham apa yang sebenarnya terjadi di sini. Sang pria mendecih pelan.
Suara bantingan kasar pintu mobil, dua kali, menyapa pendengaran Sasuke, namun ia tidak bergeming.
Deru mesin dinyalakan dan kepulan gas buang yang membumbung menerpa tubuh lesu Sasuke adalah penutup 'hidangan' berita buruk ini. Dari balik punggungnya, Sasuke seolah bisa mendengar gelak tawa arwah-arwah penasaran, menertawakan kemalangan beruntun yang tanpa ampun menghujaniya di sore yang menyedihkan.
