Ohaaaaa~ Kembali lagi bersama dengan Kaoru di karya terbaru dengan pairing NaruHina! Disini aku akan memberitahukan, ternyata fic-ku yang bertema awan harus kutunda dulu karena aku tidak memiliki inspirasi dalam membuatnya. Jadi kuganti dengan yang satu ini~

Bagaimana? Apa sudah satu tahun? Aku tidak tahu karena aku tidak memperhatikannya #plak. Yosh! Dari pada aku lama-lama berbicara dalam sebuah tulisan, silahkan menikmati karya terbaruku yang satu ini~ Arigatou sudah mampir~ Dan jika kalian tidak tertarik, lebih baik kalian menekan tombol back~

::

::

Happy Reading Minna

::

::

Teng.. Tong.. Neng.. Nong..

Bel pertanda sekolah telah usai telah berbunyi, para siswa-siswi dengan bahagianya merapihkan buku-bukunya dan memasukkannya ke dalam tasnya. Mereka bersiap mengakhiri pelajaran pada hari ini, tenaga yang seharian penuh dikeluarkan untuk belajar akhirnya terbalas dengan suara bel tersebut.

Setelah selesai merapihkan bukunya, para murid langsung berhamburan keluar kelas karena sudah tidak sabar lagi untuk pulang ke rumah mereka masing-masing. Tentu saja juga dengan siswi yang satu ini, namanya adalah Hyuuga Hinata. Ia masih sibuk merapihkan tasnya. Setelah ia yakin tidak ada barang yang tertinggal, ia pun menutup tasnya dan menentengnya di pundaknya.

Ia berjalan menuju pintu kelas, disana sudah menunggu sahabat Hinata yang memiliki rambut softpink dengan mata beririskan emerald. Wanita dengan rambut sebahu itu mendekat ke arah Hinata, Haruno Sakura, itulah namanya. Wajahnya terkesan dewasa walaupun sifatnya dapat dikatakan lumayan kekanakan.

"Ayo Hinata" ajak Sakura, ia menarik tangan Hinata menuju keluar kelas. Lorong sudah terlihat sepi karena sudah banyak murid yang pulang. Mereka pun berjalan keluar menuju gerbang sekolah.

Dalam perjalanan, mereka berdua berbincang-bincang tentang kejadian hari ini. Sakura banyak membicarakan tentang orang yang dikaguminya dan banyak hal lainnya.

"Ahaha, Hinata-chan. Sasuke itu benar-benar keren ya!" Sakura menggenggam tangannya dan menerawang menatap matahari senja dengan mata yang berbinar-binar.

"Kau lihat tadi saat istirahat? Blablabla-..." Hinata hanya bisa tertawa kecil melihat tingkat sahabatnya itu. Ya kalau sudah menyangkut Sasuke, Sakura pasti akan menjadi semangat.

Hinata terus berjalan menatap Sakura dan kembali lagi menatap jalan. Tidak lupa dengan senyumnya yang terbentuk akibat tingkah Sakura. Sampai akhirnya mereka melewati sebuah perempatan sebelum mereka berbelok.

"Panggil aku, keluarkan aku dari sini"

"Eh?" Hinata berhenti dari langkahnya, ia menengok kebelakang. Ia mendengar suara, tapi saat ia menengok ia tidak menemukan sosok apapun disana.

"Ada apa?"

"Ano.. Bukan apa-apa"

¤• Blue Devil •¤•

Disclaimer: Naruto © Masashi Kishimoto-sensei

Genre: Romance, Fantasy & Friendship

Pairing: Naruto Uzumaki & Hinata Hyuuga

Rated: Teen

::

::

"Ohayou Hinata-chan" sapa Sakura. "Tumben jam segini baru datang, ada apa?" lanjutnya, ia menghentikan aktivitasnya membaca sebuah mejalah yang sedang trend di kalangan para remaja. Memang benar, Hinata yang biasanya datang tiga puluh menit lebih cepat sebelum bel. Kini hampir telat karena tersisa tujuh menit lagi.

"Aa.. Bukan apa-apa. Kemarin malam aku memaksa ayahku untuk segera tidur tapi ia menolak. Sehingga aku harus memastikannya benar-benar tertidur sampai tanpa kusadari jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam" Hinata meletakan tangannya di belakang kepalanya, ia bingung harus menyusun kata yang seperti apa supaya sahabatnya itu mengerti.

"Haha, kamu ini memang anak yang baik ya Hinata-chan. Ayahmu beruntung memiliki anak yang perhatian seperti dirimu" Sakura membuka lembaran baru dari majalah tersebut dan kembali ia perhatikan.

"Haha, bisa aja dirimu. Ngomong-ngomong majalah apa yang sedang Sakura-chan baca?" tanya Hinata, ia meletakan tasnya diatas mejanya dan menarik bangkunya mendekati meja Sakura supaya ia dapat lebih mudah melihat majalah tersebut dan ia pun duduk.

"Hinata-chan ketinggalan berita nih! Ini majalah sedang trend di kalangan anak perempuan karena di dalamnya terdapat informasi bagaimana menjadi perempuan yang modis dan juga alamat-alamat blog yang menjual aksesoris manis secara online! Dan tentunya dengan harga yang terjangkau bagi kita para siswi-siswi" jelas Sakura panjang lebar, ia kembali membuka lembar demi lembar majalah tersebut. Berharap ia menemukan sesuatu yang manis dan yang cocok dikenakan olehnya. Dan usahanya tidak sia-sia, ia menemukan barang yang unik dan cocok dengan warna rambutnya.

"Nah ini contohnya, Lihat!" Sakura mengangkat majalahnya meletakannya tepat di depan mata Hinata. Jari telunjuknya ia letakan pada sebuah gambar perhiasan yang ia maksudkan.

"Sebuah jepitan dengan buah cherry sebagai hiasannya~ cantiknya~" Hinata melihatnya dengan tatapan intens. Lama-lama ia terhanyut dengan sebuah aksesoris yang berada di sebelah jepitan tersebut.

"Iya, benar-benar bagus" wajah Hinata memerah karena sebuah kalung yang terlihat indah yang terbuat dari crystal gem berwarna biru muda itu. Seperti warna laut.

"Hei Hinata-chan, yang mana kau lihat sebenarnya" tak berapa lama kemudian guru pun tiba di kelas sehingga mereka berdua harus menghentikan kegiatan mereka melihat-lihat aksesoris tersebut.

"Baiklah anak-anak, pelajaran akan dimulai dengan halaman lima puluh lima" guru bernama Kurenai itu langsung mengambil spidolnya untuk menulis di papan tulis. Murid-murid pun langsung membuka buku mereka.

::

::

"Baik, pelajaran sudah selesai. Terima kasih atas perhatiannya. Selebihnya silahkan belajar sendiri dirumah" Kurenai-sensei pun pergi meninggalkan kelas tersebut. Kelas kembali dipenuhi dengan gosip yang menyebar kesana-kemari dari para gadis di kelas tersebut.

Konoha Highschool adalah sekolah yang memiliki sistem sekolah campur. Walaupun begitu, pembagian kelas tidak mencampurkan antara siswa laki-laki dengan siswi perempuan. Sekolah terebut memiliki bagian-bagian sebagai pemisah, bagian barat tempat dimana siswa laki-laki berkumpul. Kelas, toilet, perpustakaan dan semacamnya. Sedangkan bagian timur adalah tempat untuk siswi perempuan. Tempat bagi para siswa-siswi itu bertemu ya hanya satu tempat. Yaitu kantin, kantin itu dibuka untuk semua murid sehingga mereka bisa mengobrol satu sama lain.

Tentu saja mereka juga dapat bertemu di saat pulang sekolah, karena tempat untuk keluar dari sekolah itu hanya satu jalan. Kepala sekolah tidak ingin membuat kelas menjadi ribut karena percampuran murid kelas seperti itu. Sehingga ia membuat keputusan begini, ya itulah sekiranya sebuah informasi singkat mengenai seperti apa sekolah Hinata itu.

Kembali lagi kepada Hinata dan Sakura, kini Sakura yang mendorong kursinya mendekati meja Hinata. Ia kembali menunjukkan majalah tersebut "Lihat ini, jepitan ini sangat terjangkau harganya. Jadi aku akan membelinya" Sakura menunjukkan tempat penulisan harganya pada Hinata. Mata Hinata kembali tertuju kepada kalung tersebut, sepertinya kalung itu sudah melekat pada hatinya.

"Apa Hinata-chan akan membeli kalung itu?" tanya Sakura. Ia menatap Hinata yang masih bingung dengan keputusannya.

"Akan kupikirkan sekali lagi" Hinata tersenyum dan kembali melihat majalah tersebut, lalu ia mengambil pulpen dan kertas untuk mencatat alamat blog tersebut untuk berjaga-jaga jika dia menginginkannya.

"Tapi kamu jangan terlalu lama Hinata-chan, ini ada tulisan limitid edition dan diadakan pengocokan undian bagi siapa yang beruntung maka ialah yang akan mendapatkannya" Sakura kembali menunjukkan informasi yang berada di samping benda tersebut.

"Wah benarkah? Kalau begitu aku akan pesan malam ini. Semoga saja aku beruntung" ucap Hinata melupakan perkataan sebelumnya yang akan kupikirkan sekali lagi dan kini ia berniat untuk membelinya. Setelah selesai menulis ia meletakan kertas tersebut dalam saku seragamnya.

"Tapi dilihat dari bentuk dan terbuat dari apa kalung itu, terlihat harganya mahal. Tapi coba lihat ini! Harga dan terbuat dari apa barang itu sama sekali berbeda jauh, ini sih terlalu murah untuk kalung yang terbuat dari kristal" seru Sakura sekali lagi, Hinata melihat tulisan harga yang berada di sebelah kalung itu.

"Benar juga ya, aneh" seru Hinata.

"Ya dengan itu mungkin Hinata-chan akan menjadi kesekian banyak orang yang memesan kalung itu. Belum tentu kamu mendapatkannya" ucap Sakura lagi.

"Ya sebaiknya malam ini kamu memang harus memesan karena batas pemesanan sampai jam sebelas malam hari ini"

"Baiklah, terima kasih atas pemberitahuannya"

::

::

"Terima kasih atas perhatian kalian hari ini, kalian boleh pulang sekarang" selesai berkata tersebut, guru itu pun pergi meninggalkan kelas mereka. Hinata merapihkan tasnya dan setelah ia siap ia bangkit dari kursinya dan berjalan menuju kursi Sakura yang bersebelahan di sampingnya.

"Sudah selesai?" tanya Hinata kepada Sakura.

"Tunggu, sedikit lagi" seru Sakura memasukkan peralatan tulisnya. Ia pun selesai lalu bangkit berdiri, mereka keluar kelas dan berjalan menuju lorong dan sampai juga mereka di gerbang sekolah. Disana ia dapat melihat siswa laki-laki yang juga baru pulang tapi ia masih menunggu di depan gerbang sekolah.

"Lihat itu Hinata! Sasuke!" seru Sakura menjerit pelan di samping Hinata. "Tumben belum pulang, kenapa ya?" ucap Sakura lagi.

"Ntahlah, menunggu sesuatu mungkin" Hinata terus berjalan dan mereka melewati Sasuke tanpa mengucapkan sepatah katapun. Sakura belum cukup berani untuk menyapa pemuda berambut raven tersebut, karena menurut Sakura, Sasuke itu begitu menyilaukan sehingga sulit untuk didekati.

"Ya sudah, ayo kita pulang" seru Sakura mempercepat langkah kakinya meninggalkan Hinata di belakangnya.

"Tunggu aku Sakura-chan!"

Akhirnya mereka sampai di tempat mereka berpisah, setelah mereka berpisah, Hinata pun melanjutkan perjalanan pulangnya sendiri.

"Tadaima~" serunya setelah ia sampai di rumah. Hinata melepaskan sepatunya dan ia langsung berjalan masuk ke dalam kamarnya.

Meletakan tasnya di atas meja belajar, berganti pakaian dan duduk di kursi. Membuka laptop yang berada di atas meja belajar dan menyalakan wi-fi. Di rumah Hinata ntah kenapa ada fasilitas wi-fi sehingga ia dapat menggunakan internet sepuas hatinya jika ia inginkan.

Hinata pun mengetikkan alamat blog tersebut www . Konogirlsblogspot . com dan setelah blog tersebut terbuka ia mencari kalung kristal yang ia inginkan tersebut. Disana tertulis sudah sekitar tiga ratus orang yang sudah memesannya dan saingan Hinata sangat amat banyak. Hinata tidak yakin kalau ia akan mendapatnya, tapi tidak salah kan untuk dicoba?

Ia pun memasukkan data-data yang harus diisi seperti nama, umur, alamat dan alasan kenapa menginginkan kalung tersebut. Selesai dari itu, ia mengirimkan data tersebut dan selesai sudah. Hinata menutup laptopnya setelahnya dan menghela nafas.

"Semoga aku beruntung. Aku sangat tertarik dengan kalung itu, pasti akan terlihat lebih indah jika ada orang yang mengenakannya" Hinata bangkit dari bangkunya dan berjalan menuju ranjangnya, merebahkan tubuhnya ke atas ranjang yang empuk tersebut. Ia pun tertidur terlelap.

::

::

"Nee, sudah jam setengah lima pagi. Hoam~" Sakura berjalan menuju jendela kamarnya, dibukanya jendela tersebut. Dirasakannya angin pagi sepoi-sepoi yang melewati wajahnya. Sakura menutup matanya, ia ingin merasakannya lebih mendalam lagi.

Saat ia sudah merasa kedinginan, Sakura menutup jendela kamarnya dan berjalan menuju kamar mandi lalu mengambil handuk. Ia menyikat giginya dan menyuci wajahnya, selesai dari itu ia keluar. Matanya tertuju pada laptopnya yang berada di atas meja belajarnya.

"Hm~" Sakura berjalan, menyalakan laptopnya dan mengetik blog tersebut. Melihat kalung kristal tersebut apakah sudah terjual atau belum. Dan ia melihat tulisan Sold Out, berarti kalung tersebut akan menjadi milik seseorang.

"Sudah rupanya ya" Sakura meminum secangkir teh hangat yang belum lama ini ia buat.

"Nee, semoga Hinata beruntung"

::

::

Hinata berjalan menuju lemari pakaiannya, mengambil seragam yang tergantung di dalamnya. Selesai memakai seragam, Hinata menyisir rambutnya yang panjang dan sesudah rapih ia meletakan sisirnya kembali pada tempatnya. Sampai ia mendengar suara teriakan seseorang dari bawah yang memanggilnya.

"Hina-nee! Ada paket untukmu!" Hanabi, adik perempuan Hinata memanggil-manggil nama Hinata. Mendengar namanya dipanggil, Hinata pun berjalan keluar dari kamarnya.

"Ada apa Hanabi?" tanya Hinata kepada Hanabi disaat ia sudah berada di depannya.

"Ini" Hanabi menyodorkan sebuah paket yang dibungkus dengan kertas coklat kepada Hinata.

"Ada paket untuk Hina-nee" kotak tersebut pun di ambil oleh Hinata, Hinata menatap kotak tersebut.

"Apa isinya?" tanya Hinata.

"Mana kutau"

"Hanabi-chan, jahatnya dirimu sama nee" seru Hinata melihat Hanabi yang dengan singkatnya membalas perkataan Hinata sebelumnya.

"Ya lebih baik nee segera bersiap-siap dari pada nee telat sekolah" Hanabi pun pergi meninggalkan Hinata dan berjalan menuju kamarnya.

"Oh benar!" Hinata berlari menuju kamarnya, karena buru-buru Hinata menaruh paket tersebut langsung ke atas meja belajarnya tanpa membukanya terlebih dahulu.

Dan akhirnya Hinata berangkat sekolah, sesampainya dikelas, ia melihat Sakura yang seperti biasanya masih melihat majalah tersebut. Mungkinkah Sakura masih ingin membeli sesuatu dari blog tersebut? Hinata mendekat dan meletakan tasnya, ia melihat jepitan yang kemarin diinginkan oleh Sakura kini sudah ia kenakan.

"Pengantaran barangnya cepat ya Sakura-chan?" tanya Hinata.

"Eh? Oh.. Ini? Iya! Memang seperti itu, makanya banyak yang suka membelidi blog tersebut" seru Sakura meletakan majalahnya. Sakura menatap Hinata, dan menopang dagunya.

"Tadi pagi aku sudah lihat, kalung yang kamu inginkan sudah terjual. Apa kamu mendapatkannya?" tanya Sakura, ia memastikan apakah Hinata beruntung atau tidak.

"Ntahlah, aku tidak tahu. Mungkin aku belum beruntung" ucap Hinata pada Sakura.

"Eh tapi tadi pagi aku mendapatkan sebuah paket"

"Mungkin saja kamu beruntung" seru Sakura.

"Mungkin saja"

"Dan dimana paketmu?" tanya Sakura.

"Dirumah, nanti pulang sekolah akan kulihat" sesaat sesudah itu guru pun tiba di kelas mereka, seperti sebuah rutinitas setiap siswi di kelas itu pun akhirnya memulai pelajarannya.

::

::

Bel istirahat berbunyi, Hinata mengeluarkan kotak bekal yang sudah ia siapkan dari rumah. Begitu pula dengan Sakura, rencananya mereka akan memakan bekal mereka di atap sekolah. Kali ini mereka tidak akan makan bekal di kantin karena pasti hari ini kantin akan penuh sesak karena sedang ada diskon untuk setiap makanan yang dijual disana.

"Hinata-chan, ayo" seru Sakura mengajak Hinata. Hinata pun bangkit dari kursinya dan mereka berjalan menuju ke atap sekolah.

Sesampainya disana, Sakura membuka pintu atap tersebut. Disaat mereka menginjakkan kakinya di atap tak sengaja Sakura melihat seorang anak laki-laki yang sedang tertidur disana. Sakura mendekat, ia begitu terkejut. Ternyata orang yang dilihatnya adalah Sasuke!

"Hinata-chan, bagaimana ini?" langkah Sakura menjauh dari tempat Sasuke berbaring. "Apa sebaiknya kita pergi saja dari sini?" tanya Sakura lagi. Ia menatap Hinata, Sakura menunggu keputusan dari gadis indigo tersebut.

"Baiklah, kita makan dikelas saja" ucap Hinata, mereka pun bersiap keluar lagi. Bukannya ingin menghindari pemuda tersebut, tapi Sakura hanya merasa kurang percaya diri apalagi jika membangunkan pemuda tersebut. Maka itulah jalan terbaik yang harus ia tempuh.

"Dingin~" mendegar suara berat tersebut, Sakura langsung tahu pemiliknya. Ia pun berhenti sebentar, menengok ke arah Sasuke. Sakura yang kebetulan menggunakan sweater yang berwarna pink itu melepaskannya dan meletakannya di atas tubuh pemuda itu. Walaupun ia tahu itu tidak akan menutup semua bagian tubuh Sasuke.

Selesai dari itu Sakura kembali berjalan menuju Hinata, mereka pun menuruni tangga "Apa tidak apa-apa Sakura-chan menyerahkan sweater-nya begitu saja?" Hinata menatap Sakura. Sakura menggeleng, ia tersenyum tipis.

"Tidak apa-apa, aku tidak mungkin membiarkan orang yang kedinginan begitu saja kan? Aku tidak keberatan jika benda itu dibuang ataupun diapakan yang penting orang tersebut tetap merasa hangat" Sakura menuruni dua tangga sekaligus dengan melompatinya.

Lalu ia tersenyum lebar "Ayo Hinata! Nanti waktu istirahat keburu selesai!"

"Iya"

::

::

"Kalau begitu sampai disini ya Hinata! Besok jangan lupa perlihatkan paket yang kau terima hari ini padaku!" Sakura melambai-lambaikan tangannya dan berlalu dari Hinata. Hinata pun kembali berjalan menuju rumahnya. Sesampainya ia disana, Hinata melepaskan sepatunya di depan dan masuk ke dalam kamarnya.

Matanya tertuju kepada paket yang ia terima hari ini, tapi ia urungkan membukanya karena ia harus melakukan sesuatu dulu. Ia membersihkan dirinya, merapihkan kamarnya, dan menyiapkan buku pelajaran untuk besok.

"Hah~ akhirnya selesai juga" Hinata mengelap keringatnya yang muncul hanya setetes. Ia pun berjalan menuju meja belajarnya, dan bersiap melihat isi dari kardus itu.

"Hinata, kemari nak" mendegar namanya dipanggil, akhirnya Hinata kembali mengurungkan niatnya untuk membuka paket tersebut. Ia letakan paket tersebut ke dalam saku pakaiannya dan segera turun berlari ke bawah ke ruangan ayahnya bekerja.

"Ada apa ayah?" tanya Hinata dikala ia sudah tiba, ia berdiri di hadapan ayahnya. Hinata mendekat dan menatap sosok dari pemimpin clan Hyuuga tersebut.

"Ayah mau minta bantuanmu, kamu sedang tidak sibuk kan?" tanya Hiashi, ia menatap mata putrinya tersebut.

"Tidak, memangnya ayah ingin aku melakukan apa?" tanya Hinata lagi, ia kebingungan karena pertanyaannya dari tadi tidak dijawab oleh ayahnya itu.

"Ayah beberapa hari lalu memesan sebuah barang, dan katanya barang tersebut sudah jadi. Jadi hari ini dapat diambil, karena ayah sibuk jadi ayah minta tolong padamu. Bisa kan?"

::

::

"Tempatnya ini kan?" Hinata menatap sebuah toko yang berada di perempatan jalan sebelum berbelok dan sampai di tempat perpisahannya dengan Sakura setiap hari.

"Tempatnya ada di perempatan jalan Konoha distrik A" Hinata kembali mengingat perkataan ayahnya, toko tersebut dilihat dari luar juga kelihatan bahwa itu adalah toko barang antik. Jadi Hinata memutuskan untuk memasuki toko tersebut, ia menggeser pintu dan terdengar suara lonceng berbunyi.

"Setelah sekian lama kamu tidak berkunjung pasti kamu lupa, jadi ayah sekalian membuatmu mengingatnya kembali. Jangan pulang malam-malam ya"

"Aku tahu ayah, aku tidak akan pulang malam-malam pastinya"

Bel yang berbunyi itu adalah tanda supaya petugas mengetahui kalau ada tamu yang datang. "Selamat datang" dari dalam ada yang menyambut Hinata.

"Iya" Hinata hanya bisa membalas sapaan petugas itu seperti itu. Petugas itu menatap Hinata dan ia menyadari sesuatu.

"Hinata ya? Wah sudah lama sekali"

"Eh?" Hinata kebingungan, ia tidak mengenali siapa petugas itu apalagi setengah wajahnya ditutupi oleh masker. Dan hanya mata kanannya yang terlihat karena mata kirinya ditutupi oleh eyepatch seperti bajak laut. Tapi kenapa petugas itu mengetahui namanya.

"Mungkin kamu sudah lupa karena kamu sudah tidak pernah datang kesini lagi saat umurmu sepuluh tahun" Hinata menatap sekelilingnya, benar. Ia merasa tidak asing dengan tempat tersebut.

"Kamu datang kesini untuk mengambil barang pesanan ayahmu ya?" Hinata mengangguk. "Tunggu sebentar ya, akan kuambilkan" seru petugas tersebut dan memasuki sebuah ruangan.

Hinata melihat ke sekelilingnya, banyak barang-barang antik yang cantik-cantik disana. Dari yang terbuat dari tembaga, perak, macam-macam jenis pot, cangkir teh dan lain-lain. Mata Hinata tertuju kepada sebuah lukisan yang tidak berada jauh dari ambang pintu dan menurutnya itu menarik, ia pun berjalan ke arah lukisan itu dan berjongkok supaya ia dapat melihat dengan jelas lukisan yang tak berbingkai tersebut.

Dari warna kertasnya, dapat disimpulkan bahwa itu lukisan jaman dahulu kala karena kertasnya sudah menguning. Hinata memperhatikannya, ia terhanyut dengan lukisan tersebut. Sungguh benar-benar lukisan yang memukau. Akhirnya petugas itu tiba dan bangkit dan berjalan menuju petugas tersebut.

"Ini pesanannya, maaf lama" seru petugas itu, Hinata menerima barang tersebut yang sudah terbungkus ke dalam sebuah kotak.

"Terima kasih"

"Ano.."

"Ada apa?" tanya petugas tersebut.

"Sebenarnya itu lukisan apa?" tanya Hinata, Hinata mendekat ke arah lukisan tersebut dan menunjuknya.

Sebuah lukisan yang didalamnya tergambar sebuah wujud laki-laki berambut kuning pudar karena warna pada lukisan itu memang sudah memudar. Dengan tiga garis halus di setiap pipi kanan dan kirinya, menggunakan pakaian berbelit-belit karena dilapisi oleh banyak kain yang indah seperti seorang dewa. Tidak lupa juga Hinata melihat ada sepasang kuping kucing dan ekornya disana, entah dewa apa yang memiliki kuping dan ekor seperti itu.

Petugas itu pun ikut berdiri di depan lukisan itu, ia menatapnya. "Oh ini, Dia dari rumor yang kudengar ia merupakan dewa mimpi. Ia akan mengabulkan lima permohonan yang menjadi mimpi kepada manusia yang berhati baik. Tapi itu hanya rumor saja, lihat saja kuping, kumis dan ekornya. Mana ada dewa yang memiliki bagian tubuh seperti hewan, ia kan? Mungkin ini hanya imajinasi dari pelukis yang membuatnya" jelas petugas itu panjang lebar dan menjelaskannya se-detail mungkin supaya Hinata tidak bingung dengan penjelasannya.

"Oh begitu, tapi setauku di India ada dewa yang memiliki hidung seperti belalai" seru Hinata memberitahukan informasih yang dikiranya ia mengetahuinya.

"Oh, aku kurang tahu itu" ucap petugas itu setelahnya.

"Kira-kira lukisan ini sudah berapa tahun? Sepertinya sudah sangat tua ya?" tanya Hinata lagi.

"Ntahlah, mungkin benar iya. Aku menemukan ini di gudang saat membersihkan barang-barang milik kakekku"

"Lalu, kira-kira nama dewanya siapa ya?" rasa penasaran Hinata semakin menjadi-jadi. Ia ingin tahu semua hal tentang lukisan yang menarik perhatiannya tersebut.

"Ntahlah, tidak ada yang mengetahuinya" Hinata menatap petugas itu, dan ia kembali menatap lukisan tersebut. Beberapa lama kemudian Hinata menatap jam tangannya, waktu sudah menunjukkan pukul enam malam. Hinata pun bangkit dan memberi salam kepada petugas tersebut. Dan akhirnya ia pun membuka pintu dan akan segera keluar dari toko tersebut.

"Aku merasakannya, reaksi kalungku. Dia, adalah orang yang selama ini selalu kutunggu"

::

::

Selesai! Chapter pertama telah selesai! Bagaimana menurut kalian? Apa plotnya kecepatan? Dan apakah ceritanya kurang memuaskan? Itu semua silahkan kalian tuangkan ke dalam kotak review.

Dalam cerita ini akan kubuat juga slight SasuSaku, jadi silahkan kalian menikmati karya terbaruku ini ya. Oh ya, Naruto akan muncul pada chapter selanjutnya, jadi jangan sampai dilewatkan ya~. Jika tidak ada halangan, aku akan update sekali seminggu. Sampai bertemu lagi denganku di chapter selanjutnya~ Jaa na!

::

::

::

V