Ini fic gue setelah sekian lama.

Coba aja dibaca dulu.

Masih selalu terima kritik ama sarannya lho.


Oia, gue buat multichapter nih.

Update terus iya, doain bro!


Disclaimer: Masashi Kishimoto

Story: Pikiran yang Berbicara


"Mereka engga pernah ngerti gimana rasanya jadi kamu. Mereka hanya bisa mengeluh, mereka hanya memanfaatkan kamu! Apa kau tidak pernah sadar akan hal itu? Sadarlah, kau lebih baik sendiri, daripada selalu terima sakit seperti ini! Aku, cukup sebagai teman dalam pikiranmu. Yang selalu siap dengarkan keluhmu. Engga seperti mereka yang hanya bisa angguk dan gelengkan kepala! Mereka engga berguna, mereka hanya menyusahkan! Sadarlah Gaara, sadarlah!"

"Argh!", kepalaku sakit, sangat sakit.

Aku mengambil segelas air di meja. Tenggorokanku serasa terbakar.

Sesuatu telah merasuki pikiranku!

Pikiran itu sepertinya hidup!

"Gaara, sarapan telah siap! Cepat turun! " Ibuku memanggil dari bawah.

"Iya." aku menjawab dengan lemas, sambil berjalan menuju kamar mandi untuk bercuci muka. Kemudian menuju tangga untuk turun ke bawah.

"Gaara, kenapa kamu? Pucat sekali kau nak." Ibuku bertanya, sesampainya ku di meja makan.

Sepertinya wajahku memang pucat.

"Engga ada masalah. Hanya mimpi buruk" kataku berbohong.

"Baiklah kalau begitu, ayo makan." Ibu

Aku tak berselera pagi itu.

"Aku selesai" aku pergi meninggalkan meja makan dengan sisa makanan masih banyak diatas piringku.

Ku merasa, Ibu sedang memperhatikanku.

Ketika ku menengok, Ibu sedang memandangku dengan wajah cemas.

Aku hanya bisa tersenyum untuknya.

Akupun berjalan menuju tangga, ke atas, kekamarku.

Aku duduk di atas tempat tidurku yang masih berantakan.

Aku masih berpikir, apa sebenarnya yang tadi pagi itu.

"Argh!" kepalaku sakit lagi.

"Aku adalah kamu. Kita dalam satu tubuh Gaara. Aku disini sebagai temanmu, bukan musuhmu. Aku tidak sama dengan mereka yang meninggalkanmu dalam keadaan hancur berantakan. Percayalah padaku Gaara, aku disini untukmu."

"Tapi, siapa kau sebenarnya?! Kenapa kau ada dalam pikiranku?"

"Sudah kubilang, aku adalah kamu. Aku ada, karena kau inginkan teman yang lebih bisa memahami persaanmu. Bukankah begitu? Kamu selalu saja terpojok oleh teman-temanmu yang lain. Mereka bukanlah teman Gaara. Mereka hanya manfaatkanmu!"

"Kau engga tau apa-apa!"

"Aku tau segalanya tentang dirimu Gaara. Aku hidup dalam pikiranmu."

"Enyah kau dari kepalaku!"

"Kau tak akan bisa Gaara. Karena bila ku hilang, kaupun akan hilang. Kau mengerti?"

"…"

"Tenanglah Gaara. Aku tak akan sakitimu. Aku hanya akan melindungi kamu. Itukan yang kamu mau? Aku tau, tak ada seorangpun yang mengertimu! Tapi aku, sangat mengerti apapun tentangmu Gaara. Karena aku, adalah kamu."

"ARGH" aku berteriak.

"Gaara, Gaara!" Ibu sudah ada didepanku ketika aku membuka mata.

"Gaara, kamu kenapa nak?" Ibu, sambil memberiku segelas air.

Akupun meneguk habis air itu, "Engga, kepalaku pusing" aku hanya bisa menjawab itu.

Aku tak mau Ibu terlalu khawatir dengan ini semua.

"Kamu yakin? Wajahmu pucat, Gaara! Jangan berbohong pada Ibu!" Ibu memandangku dengan wajah lebih cemas dibanding tadi di ruang makan.

"Serius, kepalaku cuma agak sakit" kataku meyakinkan.

"Baiklah. Istirahatlah kau Gaara. Ibu sayang kamu." kata Ibu sambil mengelus kepalaku, kemudian beranjak pergi dari kamarku.

Aku masih memegangi kepalaku yang sakit.

"Aku harus cari tau apa ini sebenarnya. Aku tau harus ke siapa untuk hal ini. Dia, hanya dia yang tau bagaimana caranya untuk masuk ke dalam pikiranku ini! Ya, hanya dia!" aku berjalan kekamar mandi, untuk mandi, kemudian ketempat orang yang kuyakin bisa membantuku.


Well, chapter pertama selesai

Update buat bagian cerita selanjutnya

Jangan lupa reviewnya!!