High School of Trouble

=x=x=x=x=x=

Hiyama Kiyoteru © AH-Software & Yamaha Corp.

Vocaloid © Yamaha Corp. & perusahaan lainnya

Voyakiloids/Fanmade Vocaloids/UTAUloids/apapun-loid (?) © Creator masing-masing

Cover image © Umetani Tarō

=x=x=x=x=x=

Ayamaha High School.

Sebuah SMA biasa dengan fasilitas dan para penghuninya yang biasa saja. Terletak di daerah Saitama, Tōkyō.

Setiap hari (kecuali hari libur, pastinya), pukul 8 pagi, bel sekolah akan berbunyi, lalu para murid ― yang disusul para guru ― berjalan menuju kelas masing-masing dan kemudian memulai kegiatan belajar-mengajar. Kegiatan tersebut berlangsung sampai bel pulang sekolah berbunyi. Setelah itu, para siswa akan merapikan buku-buku mereka, mengucapkan salam kepada guru masing-masing, lalu langsung pulang ke rumah atau mampir ke tempat-tempat hiburan terlebih dahulu. Semuanya selalu seperti itu, berlangsung sesuai jadwal, seperti robot yang telah diatur.

Tidak ada yang spesial dari SMA ini.

Ya, sama sekali tidak ada.

… Kecuali jika kita menghitung biaya sekolah ini yang termasuk murah.

Dan, oh, nasib seorang guru di sini untuk esok hari dan seterusnya yang luar biasa.

Yup, nasibnya amatlah luar biasa.

.

.

.

"Hiyama Kiyoteru-sensei."

Pria tua berkacamata tebal itu menatap pria muda yang sedang berdiri di hadapannya.

Pria muda bernama Kiyoteru itu hanya diam, menunggu sang kepala sekolah untuk melanjutkan ucapannya.

Sang kepala sekolah membetulkan kacamatanya, dan kemudian, seraya memberikan beberapa lembar kertas yang telah dikipling dengan rapi kepada Kiyoteru, ia berujar, "Mulai hari ini, Anda dipecat."

Mendengarnya, Kiyoteru tidak bisa menyembunyikan rasa kaget, panik, sedih, dan takut yang tergambar dengan sangat jelas di wajahnya. Ucapan sang kepala sekolah seakan merupakan hantaman telak yang tak terduga baginya. "K-kenapa…?" tanyanya kemudian. Suaranya pelan dan gemetar. "A-apa saya… t-tidak pantas menjadi s-seorang guru…?"

Kiyoteru tidak mengerti. Kenapa tiba-tiba saja, Kepala Sekolah memecatnya? Baru satu tahun ia mengajar, dan selama itu, ia nyaris tidak pernah melakukan kesalahan ― paling-paling hanya satu-dua kesalahan kecil yang sepele. Dan selama ia mengajar, ia selalu melakukannya dengan senang hati dan bersungguh-sungguh. Ia tidak pernah bosan meskipun kesehariannya selalu sama.

Kepala sekolah menggeleng. "Saya mendapat kabar dari para guru dan siswa bahwa rumah Anda terletak cukup jauh dengan Ayamaha High School ini," ia menjawab. "Kami, pihak sekolah sendiri, tidak ingin membebani para guru dan pekerja lainnya dengan jarak jauh ini."

"T-tapi…!" Kiyoteru berkilah. Ia bisa merasakan jantungnya berdebar dengan sangat keras. Apapun alasannya, ia tidak mau dipecat ― ia tidak mau berhenti mengajar! Menjadi seorang guru adalah cita-citanya sejak kecil! "S-saya sama sekali tidak merasa terbebani dengan jarak jauh ini!" Ia menatap tajam mata hitam milik si kepala sekolah, menggebrak mejanya. Ia akan melakukan apapun untuk mempertahankan pekerjaannya sebagai seorang guru di sini! "Saya menyukai pekerjaan saya sebagai seorang guru di sekolah ini! Saya rela mengorbankan diri saya untuk―"

"Tolong diam."

Dan Kiyoteru terdiam. Kedua tangannya jatuh ke samping tubuhnya dengan lemas.

"Saya belum selesai berbicara, Hiyama-sensei," sahut Kepala Sekolah. Ia memutar kursi berodanya, mengambil sebuah map coklat dari sebuah laci, dan menyerahkannya pada Kiyoteru. "Saya tidak benar-benar memecat Anda. Lebih tepatnya, saya mentransfer Anda untuk mengajar di sekolah lain," ia menjelaskan, memperhatikan ekspresi wajah Kiyoteru yang sekarang tersenyum lega. "Mulai besok, Anda akan mengajar di Vocaluta School."

Kiyoteru, masih sambil tersenyum, terbengong cukup lama, sebelum akhirnya, ia berkedip. "… Apa?"

Kepala Sekolah mengulangi ucapannya, "Saya mentransfer Anda untuk mengajar di Vocaluta School ― yang terletak cukup dekat dengan rumah Anda ― mulai besok. Kebetulan, teman dekat saya yang merupakan kepala sekolah Vocaluta School sedang membutuhkan seorang guru matematika. Dan ini adalah dokumen-dokumen yang akan Anda butuhkan nanti."

Vocaluta School. Siapa yang tidak tahu nama sekolah ini?

Vocaluta School adalah sebuah sekolah elit yang terdiri dari tingkat SD, SMP, dan SMA yang merupakan sekolah idaman para pelajar dan guru di seluruh Jepang. Banyak sekali yang mencoba tes masuk ke sana (baik pelajar maupun guru), namun hanya 1/10nya yang diterima. Terlebih lagi, katanya, ada satu kelas yang diisi oleh siswa-siswi yang merupakan aktor, aktris, dan idol terkenal.

Hiyama Kiyoteru. Pria. 22 tahun. Single. Mulai besok, akan mengajar di sekolah ter"wah" di Jepang.

Sebuah senyum lebar yang menyilaukan mata tersungging di bibir pucat Kiyoteru.

"T-TERIMA KASIH BANYAK, KŌCHŌ-SENSEI! S-saya―TERIMA KASIH! SAYA SANGAT BERTERIMA KASIH KEPADA ANDA!"

Kiyoteru benar-benar tidak bisa menyembunyikan rasa bahagianya.

Guru mana, sih, yang tidak akan sebahagia Kiyoteru, jika tiba-tiba saja, ditransfer untuk mengajar di sekolah terelit nomor satu di Jepang?

-つづく-

Sebenarnya, fanfic ini sudah direncanakan sekitar 1-2 tahun lalu, tapi baru bisa di-publish sekarang orz
Sebenarnya lagi, saya mau publish fanfic ini Senin kemarin, sekaligus untuk menyambut tahun ajaran baru di sekolah, tapi, err…

Mungkin akan saya update minggu depan. Atau dua minggu lagi. Tergantung. *woi*

Mohon maafkan chapter yang pendek ini. Baru prologue, sih (_ _")

Fanfic-fanfic in-progress saya yang lainnya akan menyusul entah kapan. *dilempar*

~Seiryuu Sakurane