Oke, Annyeong Chingudeul! Kembali lagi dengan author edan/gaje/stress sepanjang massa ini Choi Hee Jung!
Kalau kemarin aku nge-post FF ''Weird Love Chap 2'' sama ''Friendship or Relationship''
Sekarang waktunya untuk…jengjengjeng! SOMEONE LIKE YOU!
About this, FF:
Gaje/TYPO/ABAL/Sok Galau
Sesuai judulnya, sangat terinspirasi dari salah satu lagu barat yang sanggup bikin orang galau nangis! ketahuan author tukang galau-_-
Pairingnya bisa kalian pikir sendiri #PLAK
Ini FF murni asli made in Choi Hee Jung
Autho labil nan galau ini sekarang lagi cinta sama kisah Eunhyuk yang tersiksa*dirajam batusamaJewels*
Oh ya Readers tercinta, bisakah kalian memberikanku review? Aku terima saran dan kritik yang baikkk ya, jagi #PLETAK
Mau flame? Sama yang lain aja yaa, masa author udah galau mo ditambahin galaunya T_T tar aku laporin suamiku tercintah nih, Siwon #dilindesSiwonest#
Yodah, langsung Goyang! Eh langsung dibaca! :D
Cast :
Donghae
Eunhyuk
Sungmin
Kyuhyun
Kangin (numpang lewat#PLAK)
Someone Like You
Suasana meriah terlihat di salah satu Ball Room yang ada di hotel yang sangat mewah ini. Dan pemiliknya lah yang sedang merayakan pernikahannya disini.
Di altar ada seorang namja tampan dan yeoja yang sangat manis nan cantik tersenyum bahagia. Karena di sinilah, mereka bisa menunjukkan statusnya yang sudah berubah menjadi pernikahan.
Sementara di ujung sana terlihat seorang yeoja cantik yang sejak tadi bibirnya menguntai senyum bahagia, tetapi matanya tak bisa berbohong. Sekalipun dia menunjukkan eyesmile atau apapun, tetap saja kelihatan kalau dia sangat rapuh dan sedih sekali.
Eunhyuk's POV
Saat ini aku berusaha untuk tetap tersenyum, menahan tangisku. Tak ingin ada air mata yang mengalir dalam pesta yang sangat meriah ini. Di altar, aku melihat seorang namja tampan yang aku sangat cintai bersanding dengan seorang yeoja yang sangat cantik. Aku tetap berharap kalau akulah yeoja yang bersanding dengannya.
Tapi tak apa, bukankah ini yang terbaik? Yeoja itu memberikan semua yang dibutuhkan oleh namja yang sangat ku cintai. Tetapi aku? Hanya seorang yeoja biasa yang tak berguna untuknya.. Aku hanya akan memastikan kalau aku selalu tersenyum saat ini!
"Daebak! Kalian akhirnya menikah dengan pesta yang sangat meriah di hotel mewah begini, aku harap kalian akan selalu bahagia sampai selama-lamanya." Aku mengucapkan kalimat yang sangat indah terdengar untuk mereka berdua, tapi sangat menyakitkan untukku. Aku memeluk mereka berdua,
"Gomawo, Hyukkie. Aku sangat senang kamu bisa datang ke acara pernikahanku." Sungmin, nama yeoja yang bersanding dengan namja yang bernama Donghae ini tersenyum bahagia. Tentu saja, dia sekarang sudah sah menjadi seorang istri dari orang yang dicintainya.
"Cheonmanaeyo, Minnie. Dan Donghae, kamu jaga baik-baik ya istrimu ini! Aku akan membunuhmu kalau kau menyakitinya, haha." Aku berusaha tedengar tenang saat tertawa, saat aku mengatakan itu Donghae hanya tersenyum tanpa menatapku tapi….menatap Sungmin. Aku tak tahan melihat ini semua,
"Annyeong, sampai ketemu saat kalian sudah selesai honeymoon." Kataku sambil mengedipkan sebelah mata lalu turun dari altar.
Aku menahan tangisanku, hatiku sangat hancur. Aku adalah kekasih Donghae, ah tepatnya mantan kekasih Lee Donghae. Dan Sungmin adalah sahabatku, sungguh rumit kisah cinta yang aku dapatkan bersama Donghae…
"Hey, Eunhyuk!" aku berbalik dan mendapatkan sebuah senyuman menggoda(?). Aduh! Siapa sih yang punya senyum menggoda kalau bukan Kangin *heh?*.
"Kangin-ah. Waeyo?"
"Waeyo katamu? Tentu saja kita sudah lama tak bertemu, aku sangat merindukanmu." Kangin merangkul pundakku, langsung saja aku melepasnya.
"Kau ini, kan banyak orang. Nanti dikira aneh-aneh." Aku selalu saja sensitive, tapi itulah aku! Eunhyuk…
"Hanya merangkul saja tak boleh?"
"Tentu saja, tidak! Walau hanya merangkul juga bisa membuat orang berpikir aneh-aneh." Aku memanyunkan bibirku, seperti biasa pura-pura marah.
"Sudahlah, biasa saja. Oh ya, aku sangat kaget saat tahu yang menikah dengan Donghae itu Sungmin bukan kamu." Jleb…hatiku rasanya sakit saat mendengar penuturan Kangin, rasanya aku tak bisa membendung air mataku. Maka aku langsung menunduk dan berkata,
"Aku pergi ya.." aku langsung kabur, tak memedulikan orang yang menatapku aneh karena aku langsung berlari keluar. Saat melihat pintu lift terbuka aku langsung masuk. Dan di dalam lift aku langsung mengeluarkan seluruh air mata yang telah aku tahan tadi. Tanpa aku sadari, ternyata ada seseorang di sampingku!
"Eunhyuk? Kau kenapa?" aku langsung menghapus air mataku dengan kasar lalu menatap wajah namja yang ada di sampingku.
"Kyu-Kyuhyun? Aku-aku, ah gwenchanaeyo. Hehe, hanya terharu dengan pernikahan Sungmin dan Donghae tadi." Aku berbohong, tapi aku yakin Kyuhyun tahu apa yang aku rasakan.
"Sudahlah, tak usah berbohong." Kyuhyun tersenyum ini bukan evilsmile miliknya, tapi sebuah senyuman tulus. Saat aku mau menjawab pertanyaannya, pintu lift terbuka. Dan ini adalah lantai yang aku tuju, saat aku keluar si Kyuhyun juga ikutan keluar.
"Aku akan menemani kamu, malam ini. Bagaimana?" Kyuhyun menawarkan sesuatu yang menurutku agak aneh, tapi tak apalah. Aku memang sedang membutuhkan seseorang yang merasakan hal yang sama denganku.
"Baiklah, kita ke apartemenku." Aku berjalan cepat, kukira Kyuhyun akan ketinggalan. Tetapi dia menyeimbangi jalannya supaya bisa ada di sampingku mungkin.
"Hum, oke." Kita berjalan dengan diam sampai di parkiran.
"Berhubung aku tidak bawa mobil, jadi kita ke apartemenku naik mobil kau saja. Kau bawa mobil kan?" aku menatapnya, dia hanya diam saja tidak menjawab pertanyaanku. Lalu karena aku tidak sabaran jadi aku jitak kepalanya,
"Hey, jawablah pertanyaanku PABO!"
"Auu, appooo. Kau itu yang pabo, yasudah. Masuk!" aku memandanginya, bingung dengan suruhannya barusan.
"Ku bilang masuk! Yang dihadapan kita kali ini adalah mobilku, Hyuk."
"Oh, aku kira kau mengerjaiku." Aku langsung masuk ke mobilnya, dan dia juga masuk di pintu sebelah, tempat untuk pengemudinya.
"Baiklah, dimana apartemenmu?" Kyuhyun tidak langsung jalan-_- dasar aneh,
"Bukankah kau tahu dimana apartemenku? Kau amnesia ya?" Aku memandanginya dengan tatapan kesal.
"Tentu saja tahu, dasar pabo! Aku hanya bohong haha. Tunggu, berjanjilah untuk menceritakan tentang keadaanmu saat kita sampai. Bagaimana?" aku menatapnya lagi, tapi suasana dingin di mataku mulai mencair.
"Ne, aku janji." Hanya dengan jawaban singkatku ini, Kyuhyun langsung menancapkan gas dan mobil melesat di tengah jalan raya yang sangat sepi. Hanya ada cahaya temaram lampu-lampu di sepanjang pinggir jalan yang menerangi gelapnya malam.
"Aku tahu yang dapat kau rasakan, Hyuk. Karena aku juga merasakannya, bukankah kau tahu itu?" Kyu mulai mengajakku berbicara, tapi aku agak kesal dengan topiknya.
"Bukankah kau bilang kalau aku akan menceritakan tentang itu setelah kita sampai di apartemenku? Kau yang melanggar janjimu sendiri, Kyu." Aku memutar bola mataku, kesal!
"Baiklah, baiklah. Kalau begitu hal apa yang bisa untuk dibicarakan?" Kyu selalu bisa merubah nada bicaranya yang tadi serius menjadi tenang, walau matanya tetap fokus pada jalanan.
"Tak ada." Jawaban singkatku sekarang ampuh untuk membuat keheningan di dalam mobil. Akhirnya kita sampai di apartemenku,
*apartemenEunhyuk*
"Daebak! Apartemen kamu sangat rapi, Hyuk. Berbeda dengan apartemenku, hehe." Kyu langsung ngeloyor masuk ke apartemenku. Dan dia? Membuka kulkas dan melahap cemilan kripik kentang yang ia dapatkan dari kulkas.
"Kau juga! Daebak! Kau orang pertama yang sangat tidak sopan yang pernah masuk ke apartemenku, Kyu!" aku masuk ke dalam kamar hendak mengganti baju, sementara aku mendengar dengan samar balasan Kyu.
"Menyidirku heh?" Aku tak peduli, saat selesai ganti baju. Aku menyuruh Kyu untuk ganti baju juga,
"Ini baju siapa? Aa..aku tahu ini baju Donghae kan? Tunggu! Jangan nangis dulu sebelum aku kembali ganti baju!" Kyuhyun selalu saja penuh dengan kejahilannya, sementara aku selalu dingin dan cuek. Aku sabar menunggu, sampai akhirnya dia mengeluarkan suaranya kalau sudah selesai ganti baju. Dan Kyuhyun langsung duduk di sebelahku sambil tetap memakan keripik tadi.
"Kau masih sedih, Hyuk?" Kyuhyun menatapku dengan wajah datar, aku yakin apa yang kurasakan saat ini juga lagi dirasakan Kyu,
"Bagaimana dengan kamu, Kyu?" aku sengaja bertanya balik ke dia.
"Hey, jangan malah balik bertanya dong! Kau cerita dahulu baru aku, pokoknya kau harus menangis dulu baru aku yang cerita haha." Kyu menertawaiku! Selalu saja bercanda-_-
"Hah, kau ini serius."
"Baiklah, apa yang kau rasakan saat ini? Bukankah kau yang seharusnya bersanding dengan Donghae?" nyuut..hatiku lagi-lagi berdenyut sakit.
"Tentu saja, aku akan sedih. Tapi aku tahu kalau aku ini pengecut! Tak bisa mempertahankan hubunganku dengan Donghae, karena Sungmin adalah sahabatku." Aku menundukkan kepalaku, pipiku panas. Karena saat ini, air mata mengalir lewat pipiku. Aku menahan isakku, dengan menarik napas lalu menghembuskannya supaya lebih tenang.
"Lalu, bagaimana denganku Lee HyukJae? Aku juga menahan sakit! Melihat kekasihku menikah dengan lelaki lain. Sungmin sama sekali tidak mengucapkan kata putus saat kami masih sama-sama di New York dulu. Hanya karena sebuah pertengkaran yang seharusnya bisa di selesaikan, dia main pergi saja. Saat aku mengejarnya ke Korea….." Aku menatap mata Kyuhyun yang nanar. Kelihatan kesedihan yang dia tahan,
"Aku tahu semuanya, Kyuhyun. Tapi…asal kau tahu, Sungmin mungkin masih mencintaimu."
"Maksudmu, Hyuk? Kau bercanda, heh?" aku menundukkan kepalaku, menahan rasa sakit didadaku. Semua hal itu masih teringat jelas,
#Flashback on
"Hyukkie, kau tahu kan ini mungkin yang terbaik untuk kita." Saat ini aku menatap nanar kea rah seorang namja yang sangat ku cintai.
"Maksudmu? Kita putus? Aku…..aku sangat mencintaimu Lee Donghae! Tidakkah kamu mengerti?" Aku bertahan, aku tidak ingin melepaskan kekasihku ini. Aku sangat mencintai Donghae.
"Kamu…Pokoknya kita harus memutuskan hubungan ktia!" Donghae berlari meninggalkanku, tetapi aku terus mengejarnya. Dan mencegatnya,
"AKU TIDAK MAU PUTUS! Aku tahu mungkin, saat ini aku tidak bisa membantu kamu untuk menyelamatkan perusahaa appa mu. Tapi….tapi aku mencintaimu… Bukankah kamu juga mencintaiku?" aku meledakkan seluruh emosiku! Air mata yang kutahan-tahan langsung pecah begitu saja.
"Aku….Ne, aku mencintaimu tapi itu dulu! Tidak sekarang. Aku tidak mau hanya karena cinta perusahaan yang sudah dibangun appa bangkrut. Lebih baik kau pergi sana!" Donghae mendorong tubuhku hingga aku terjerembab ke tanah. Sakit rasanya! Bukan….bukan fisikku, tapi hatiku.
"DONGHAE! Jangan tinggalkan aku! Aku mohon!" Aku berteriak-teriak memanggilnya sambil terisak seperti orang gila memang, tapi aku hanya memedulikan cintaku. Donghae sama sekali tidak menengok ke belakang, hanya sekedar untuk melihatku~ Aku berdiri, hendak pulang. Trililing…trililing…aku mengambil ponselku.
"Yoboseyo?" Ah, Sungmin ternyata. Aku harus terdengar baik-baik saja! Jangan sampai dia tahu kalau keadaanku sedang seperti ini.
"Waeyo, Minnie?" Untung saja, suaraku tak terdengar serak. Aku melihat ada bangku di seberang jalan, jadi ku putuskan untuk duduk di situ.
"Aku ke apartemen kamu ya? Ada sesuatu yang ingin ku ceritakan padamu, Hyuk." Sungmin? Suaranya terdengar serak, mungkin ada sesuatu..
"Ne, kutunggu jam 7 malam ya?"
"Baiklah." Klik, karena dia bilang akan ke apartemenku maka kuputuskan untuk pulang.
-Apartemen Eunhyuk-
Saat aku buka pintu apartemenku, rasanya di sini masih tercium bau Donghae. Aku tak tahan untuk tidak mengeluarkan air mataku. Karena kupikir masih ada waktu 2 jam sebelum Sungmin datang, aku akan membereskan kamar. Dan membuang segala tentang Donghae! Walau aku…aku tak bisa melupakan dia atau bahkan membencinya. Karena aku begitu mencintai Donghae! Aku menyapu, mengepel, lalu membersihkan kaca. Dan yang terakhir! Mengepak seluruh barang-barang dari Donghae!
Ting tong ting tong… ah itu pasti Sungmin! Aku langsung menatap cermin sebentar, lalu membuka pintu…..
"Hyukkiieee, aku sangat senang." Sungmin langsung memeluk, aku bingung? Tadi suaranya serak sementara sekarang dia tampak bahagia.
"Oh iya kenalkan ini tunanganku, ah maksudnya calon suamiku." Sungmin tersenyum lalu mataku menatap seorang namja di sebelahnya…. DONGHAE! Aku langsung membulatkan mataku, jelas saja aku kaget. Namja yang 2 jam lalu baru saja memutuskan hubungannya denganku. Sekarang datang ke apartemenku, bukannya untuk meminta maaf tetapi datang bersama sahabatku, Sungmin.
"Annyeonghaseyo, Naneun Lee Donghae-imnida. Bangapseumnida," Donghae memperkenalkan dirinya padaku sambil setengah membungkuk. Ku pikir untuk apa? Apa dia berpura-pura tak mengenalku? Aku akan membalasmu!
"Nado annyeong, Naneun Lee Hyuk Jae-imnida. Nado Bangapseumnida," Aku juga memperkenalkan diriku lalu menyuruh mereka masuk dan duduk di sofa ruang tamuku.
"Humm, wanginya berbeda. Kau baru selesai beres-beres ya, Hyuk? Dan hey itu apa? Kok banyak kardus-kardus sih?" tanya Sungmin sambil menghirup aroma di apartemenku. Tentu saja! Aku tidak mau ada bau Donghae lagi, tetapi kau membawanya ke sini…
"Kardus-kardus itu adalah barang rongsokan. Sudah tak berguna lagi," Dengan nada dingin dan sedikit amarah aku mengatakan hal itu pada Sungmin, sementara Donghae? Dia menatap sayu ke arah kardus-kardus itu. Tuhan! Ingin sekali aku membenci pria yang satu ini, tetapi aku tak bisa.
"Oh, kalau begitu. Cepat buanglah! Aku takut akan mengotori ruanganmu, lagipula kau tahu kan aku benci debu, Hyuk? Kalau kau masih menyimpan barang rongsokan apalagi sampai berdebu, aku tidak mau ke sini ah!" Sungmin pura-pura marah, aku tersenyum. Sepertinya aku ingin membuat Donghae menyesali perbuatannya.
"Tentu saja, Minnie. Nanti juga penjaga kebersihan akan datang, dan barang-barang ini akan dibakar di tempat pembuangan sampah terakhir." Teruntai senyum di bibirku, aku ingin kau tahu Donghae! Rasanya dilupakan bahkan di buang seperti apa.
"Baguslah, Oh ya. Ini untukmu." Baru saja aku ingin membalas Donghae, justru aku yang dibuat diam tak berkutik. Karena Sungmin memberikanku sebuah….
"Undangan pernikahan kami. Datang yaaa." Kata Sungmin sambil bergelayut ria di lengan Donghae, dulu…aku suka menggelayutkan tanganku di lengan Donghae. Tapi sekarang rasanya..hanya mimpi.
"Ne, aku pastikan akan datang." Aku berkata sambil memberikan senyum palsuku. Rasanya ingin teriak dan menangis terisak…..tapi aku tak bisa! Dia Sungmin, sahabatku.
"Huahhh, Gomawo Hyuk. Kau cari pacar juga dooong, aku ingin kau juga berkencan hehe." Sungmin, tahukah kau? Siapa lelaki di sampingmu itu?
"Aku baru saja putus." Ucapku singkat, aku lihat Donghae yang tadi menunduk langsung menatap tak percaya kepadaku. Mungkin saja dia takut kalau sampai aku bercerita tentang hubungan kami,
"Mwo? Jadi kau sudah pacaran? Dengan siapa? Beritahu aku!" Saat ini aku menatap Donghae yang juga menatapku tajam. Ada sinar ketakutan di matanya,
"Kubilang sudah putus. Aku tak mau mengingatnya," Aku langsung mengalihkan pandanganku, nyutt.. dadaku mulai sakit, ingin meledak rasanya. Saat yang tak tepat untuk bercerita tentang putusnya hubunganku dengan kekasihku. Karena tepat saat ini, mantan kekasihku itu ada disini!
"Kau sedih ya? Memangnya siapa sih? Paling tidak beritahu aku namanya! Akan kubalas dia karena sudah menyakitimu." Sungmin sepertinya tahu perubahan raut wajahku, tetapi aku langsung tersenyum tak mau ada yang sulit terjadi.
"Aku sama sekali tak mengingat namanya." Aku menatap lurus, tatapan kosong yang tak berarti apapun. Sulit rasanya untuk mengekspresikan keadaanku sekarang,
"MWO? Apa kau tidak mencintainya?" Sungmin merangkum wajahku dengan telapak tangannya, memintaku untuk menatapnya.
"Aku mencintainya, tetapi dia…tidak mencintaiku sama sekali." Aku bisa tahu, kalau saat ini Donghae menatap kaget padaku. Karena sudah mengatakan hal itu, biar saja dia tahu apa yang masih ku rasakan terhadapnya.
"Begitukah? Kejam sekali namja itu! Dia pasti mempermainkanmu, Hyuk. Sudahlah, lupakan saja." Sungmin memelukku sesaat lalu melepasnya.
"Kalau begitu tinggalkan aku sendiri, Minnie. Aku ingin tidur, bisakah kamu mengerti?" Aku menatap Sungmin lalu membukakan pintu untuknya.
"Rasanya seperti di usir. Tapi, aku bisa mengerti kok. Baiklah kami berdua pergi ya, permisi Hyuk. Jaga dirimu baik-baik!" Sungmin melambaikan tangannya ke arahku sementara Donghae hanya tersenyum kecil dan mereka berlalu~
Tengah malam, Sungmin meneleponku.
"Kau tahu, Hyuk?"
"anniyo" aku benci tidurku diganggu jadi aku jawab sekenanya.
"Aku masih mengingat Kyuhyun, ituloh kekasihku saat aku masih di New York." Mwo? Mataku yang tadinya sayup-sayup karena mengantuk refleks langsung melotot. Bukankah dia akan menikah dengan….Donghae?
"Lalu?" aku menahan diriku untuk memarahinya, memang rasanya kesal sekali.
"Aniyo, bantu aku untuk melupakannya."
"Ne" klik, aku menatap diriku lewat cermin yang ada dihadapanku sekarang. Apakah aku jauh lebih buruk dari Sungmin?
#Flashback OFF
"Yah, saat malam setelah aku diputuskan Donghae lalu tiba-tiba Sungmin datang bersama Donghae memberiku sebuah undangan. Dan tengah malam Sungmin meneleponku, berkata bahwa dia masih mengingat kau. SUNGGUH GILA!" tak dapat lagi ku tahan air mataku.
"Aku tahu, sangat sulit. Dalam 1 hari, seluruh hal buruk datang padamu."
"Ne, kau benar. Kau tak salah, tak ada satupun kata yang salah. 1 hari tersial dalam hidupku! Aku ingin membenci pria seperti Donghae, tapi….aku tak bisa. Semakin aku ingin membencinya, semakin dalam cintaku padanya. Kau tahu dia memutuskanku demi apa?"
"…." Kyuhyun diam tak bergeming, sama sekali tak bersuara. Karena mungkin dia tahu aku akan meluapkan seluruh amarahku mala mini.
"DEMI HARTA! Hanya karena….hanya karena aku tak mampu menyelamatkan perusahaannya, aku memang bukan orang kaya. Tapi aku masih mempunyai penghasilan! Aku ini adalah seorang yeoja. Apakah ada seorang namja yang meminta di nafkahi selain pria BODOH itu?" aku menangis terisak-isak meratapi nasibku. Sangat buruk memang, aku ingin hanya akulah yeoja yang merasakannya.
"Sementara Sungmin memang seorang Yeoja kaya. Yang bisa membantu perusahaannya, ya aku tahu aku tak bisa melakukan semua itu. Lalu, untuk apa dia menginginkan aku menjadi kekasihnya? Dan membuat aku sangat mencintainya? Kalau dia hanya menginginkan harta? Sungguh menjijikan kalau menjadi aku!" aku benar-benar emosi saat ini aku mengacak-acak rambutku, lalu teriak dan menangis terisak-isak. Kacau! Itulah pendeskripsian terhadap diriku.
"Aku seorang yeoja yang sangat-sangat pabo! Bisa dimanfaatkan selama 5 tahun kami menjalin hubungan, dan ternyata semua itu hanya palsu! Hanya kebohongan! Oh Tuhan! Ingin sekali aku membenci Lee Donghae, tapi kenapa tidak bisa. Kenapa Kyu? Kenapa aku begitu bodoh?" aku menarik-narik kerah kemeja Kyuhyun, dia menatapku sendu. Lalu memelukku, menyandarkan kepalaku di dada bidangnya.
"Aku tahu, Hyuk. Aku tahu yang kau rasakan. Sabar ya, aku mengerti." Kyuhyun memelukku, lalu mengelus kepalaku. Seperti ada sesuatu yang membasahi kepalaku, saat aku mendongak. Aku melihat Kyuhyun menangis, OMO!
"Kau juga menangis? Aku tahu, kau pasti juga akan menangis. Memang seharusnya begitu, Kyu. Keluarkan perasaanmu, bukankah itu yang akan kau ungkapkan setelah aku?" aku merasa lega karena sudah meluapkan emosiku, aku yakin Kyu selanjutnya.
"Aku-aku…" Kyu menundukkan kepalanya, lalu…
$^$^To Be Continued$^$^
Akhirnya TBC juga FF ''sok galau'' ini! Oh iya, author curhat dongg! Saat aku buat nih FF air mataku bercucuran loooh *ceileh* karena ngebayangin kalo sampe aku yang ngalamin itu bakalan jadi gila! Dan, yang terakhir. R&R yaa, aku udah cape-cape nangis masa gak di review (readers: siapa suruh lo nangis heh?).
