Title : Word Of Love

Summary : Aku sudah memberikan ilmunya sayang,, dasar dari semua penulisan novel. Yang terpenting coba merasakan dan membiarkan imajinasimu berputar,, dan lebih baik lagi jika kau mengalaminya langsung seperti saat ini, aku yakin jantungmu berdetak dengan kencang, saat kau menulis nanti, peraaan seperti itulah yang bisa kau gambarkan. Saat jantungmu berdegup, menahan semua gejolak peraaan yang seakan ingin meledak dalam dirimu, apa kau bia menangkap yang kumaksud. Intinya, merasakan langsung apa yang ingin kau ungkapkan dalam tulisanmu.

Word Of Love : First Word

Terik siang matahari terasa begitu menyengat. Musim panas tengah berada dipuncaknya, hingga sinar surya terasa membakar sampai ke pori-pori kulit. Suasana di distrik itu terlihat lengang. Hanya ada sesosok berambut tak lazim sedang berjalan menyeret kopernya.

"Kim Jonghyun Pabo!… benar-benar. Lihat saja nanti. Kalau aku bertemu dengannya. Mitchioso...!" Geramnya entah pada siapa.

Kakak semata wayangnya, yang berjanji akan menjemputnya di Bandara mendadak membatalkan janjinya setelah dia sudah menghabiskan waktu dua jam hanya untuk menunggu. Yah, Hyuna atau lebih tepatnya Kim Hyuna -nama gadis itu- baru saja tiba di Bandara Incheon setelah menetap di Thailand selama hampir tiga tahun.

"Awas….!"

Terdengar teriakan nyaring dari belakang Hyuna, kemudian dia merasakan sesuatu -tepatnya seseorang- menerjang tubuhnya hingga dia terguling bersama di trotoar jalan raya.

Dia merasakan tubuhnya mendarat diatas tubuh seorang pria, dan mendapati sesuatu yang hangat, manis, lembut dan kenyal menempel dibibirnya. Gadis beriris sewarna coklat madu itu hanya bisa menganga dengan shock, bukan hanya karena "sesuatu" itu, tapi juga karena hampir saja nyawanya melayang jika dia tidak diterjang seorang pria. Tunggu, seorang pria? Batinnya. Jadi,, yang menempel didibirku, bibir seorang namja dan itu artinya kami berciuman,,,

"Kyaa,,,"jerit Hyuna yang sungguh telat.

"Kau,, kau mencuri ciuman pertamaku,,"seru Hyuna sambil bangkit dan menunjuk wajah tampan milik namja tadi.

"Aishh.. harusnya kau berterimakasih denganku nona." Pria tampan dengan rambut cpklat kehitaman itu berdiri dengan wajah malas.

"Karena aku sudah menyelamatkan nyawamu. Dan mengenai insiden kecil barusan, itu bukan sebuah ciuman, tapi kecelakaan." Lagi suara baritone si pemuda coklat itu terdengar, dengan ekspresi cuek dan sedikit arogan, membuat Hyuna semakin naik pitam.

"Tidak bisa,, kau mengambil kesempatan untuk mencuri ciumanku,"bantah Hyuna.

"Terserah kau saja nona,,"sahut pria itu seraya berjalan pergi dengan wajah angkuh.

"Ya,, jangan pergi kau,,"teriak Hyuna, namun tidak mendapat sahutan karena pria tadi sudah menghilang ditikungan.

"Argghh,,, sungguh hari yang sial,,"geramnya.

Hari ini adalah hari pertama bagi Hyuna untuk menjejakkan kakinya di Universitas Chungdam. Sehari setelah kedatangannya di Korea, kakaknya yang bahkan belum Hyuna temui hingga sekarang sudah memberitahu bahwa semua urusan administrasi sudah beres. Dia hanya perlu registrasi ulang dan pendataan saja.

Hyuna berdiri dengan ragu didepan gerbang kampus, dia merasa asing dengan semua suasana ini. Tiga tahun meninggalkan Seoul, membuat Hyuna merasa berada di hutan belantara saking bingungnya.

Sebenarnya kalau boleh jujur, alasan kembalinya dia ke Korea sedikit konyol, selain untuk menemui dan menghabiskan waktu dengan kakaknya. Tujuan Hyuna sebenarnya adalah untuk bertemu dengan pengarang favoritnya bernama Kim Kibum, Hyuna begitu kagum dengan tulisan dan semua karangan Kim Kibum. Apalagi di usianya yang masih muda -alasan kekaguman sebenarnya karena Kibum dan Hyuna seumuran- dia sudah menghasilkan Novel-novel yang berkualitas dan kumpulan puisi indah yang membuat Hyuna terbuai.

"Chogiyo,, apa da yang bia dibantu nona?"seseorang menepuk Pundak Hyuna pelan.

"Ah,, ne,,"Hyuna berbalik dan mendapati 2 orang namja berdiri dibelakangnya. Seorang namja jangkung yang terlihat berkarisma dan namja imut yang memiliki raut wajah feminim.

"Itu,, bisakah kalian memberituhuku arah menuju kantor administrasi."tanya Hyuna dengan senyum tersungging.

"Oh,, kau mahasiswi baru ya? Kantor administrasi berada di belakang gedung auditorium, dari sini kau belok kekanan, terus lurus sampai bertemu auditorium, nah, tinggal menuju kesana, karena kantornya kelihatan dari depan situ."terang namja feminim tadi.

"Uh,, Gamsahamnida,, eh,, apa aku boleh bertanya kembali, apa kalian mengenal Kim Kibum? Seorang pengarang novel?"tanya Hyuna lagi.

"Kim Kibum?"dahi namja jangkung itu berkerut.

"Oh,, kau temannya Key hyung?"sahut si namja imut.

"Key?"

"Oh,, maksudku Kibum hyung,, kenalkan namaku Lee Taemin, dan ini Minho hyung, kami berdua teman akrab Kibum hyung,,"Taemin memperkenalkan diri dan namja jangkung yang bernama Minho.

"Hmm,, Kim Hyuna,, kalau boleh memanggiku Hyuna,,"jawab Hyuna.

"Kalau begitu aku permisi dulu,, terimakasih Taemin~ssi,, Minho~ssi,,"Hyuna membungkukkan badan sekilas dan beranjak pergi.

"Hyung,, Kim Hyuna? Seperti nama adiknya Jonghyun hyung? Dan dia bilang mencari Key hyung? Apa dia salah satu dari sekian banyak yoeja Key hyung?"tanya Taemin pada Minho yg masih menatap sileut tubuh Hyuna.

"Molla,, aku tidak tahu,,"Minho hanya mengendikkan bahu seolah berkata aku tidak tahu apa-apa.

Hyuna berjalan menyusuri koridor bangunan kampus yang terlihat begitu megah. Mata liarnya berputar mengamati sekelilingnya. Kemudian senyum mengembang begitu menemukan tulisan "ruang sastra" karena dari awal itulah yang dia cari.

Hyuna berjalan dengan perlahan, tangannya memegang sebuah buku novel berjudul "One for me" by. Kim Kibum. Dia membuka pintu dengan semangat, tapi raut wajahnya langsung berubah tertegun mendapati sebuah pemandangan yang menyambutnya. Disudut ruangan sana, terlihat seorang yoeja tengah menyudutkan namja, tubuh mereka merapat. Dan satu tangan yoeja itu bergerak impulsif dirambut tebal coklat sinamja.

"Joasengmnida,,"Hyuna membungkuk dengan kikuk saat si yoeja menolehkan wajahnya.

"Sayang,, sepertinya ada tamu,, kita kanjutkan nanti ya?"ucap si Yoeja sambil berlalu setelah sebelumnya mencium pipi si namja dengan genit. Yoeja tadi melirik Hyuna denga tajam saat melewatinya.

"Kau,, namja pencuri itu!"seru Hyuna saat wajah namja tadi terlihat jelas dimatanya.

"Ohh, kau nona,, berapa kali aku bilang itu bukan sebuah ciuman. Hanya insiden kecil, kau tidak bisa membedakan mana ciuman mana yang bukan sepertinya."ujar namja itu seraya berjalan mendekat.

"Aih,, whateverlah,, aku kesini bukan untuk mencarimu, tapi aku mencari Kim Kibum."balas Hyuna dengan malas.

"Kau sudah bertemu dengan orangnya,, aku Kim Kibum"sahut namja tadi.

"Tidak mungkin Kim Kibum seorang pria mesum sepertimu."bantah Hyuna.

"Kau tidak percaya,, lihat ini."Kibum mengeluarkan kartu mahasiswanya.

"Dan kuingatkan sekali lagi,, aku bukan namja mesum. Jika kau tidak bisa membedakan mana ciuman mana yang bukan, dengan senang hati akan kuajarkan."dengan gerakan tiba-tiba, Kibum meraih pinggang Hyuna dengan tangan kanan dan menarik tubuh rampingnya hingga merapat tanpa jarak, sedang tangan kirinya sudah bergerak dan mengunci tengkuk Hyuna.

Wajah mereka sangat dekat, hingga bibir mereka kembali bertemu, Kibum mencium dan melumat bibir Hyuna dengan gerakan perlahan dan penuh kelembutan. Hyuna sendiri hanya bisa terdiam membatu, matanya mengerjap dan memandangi wajah Kibum. Dia terlalu shock, hingga tidak menyadari buku yang dipegangnya sudah jatuh berdebum. Lima menit, bahkan mungkin lebih, akhirnya Kibum melepas tautan bibirnya dan tersenyum evil.

"Apa kau sudah bisa membedakannya nona?"Bisik Kibum atau yang saat ini lebih pas dipanggil Key.

"Dasar Pervert, mesum!"seru Hyuna begitu tersadar dengan apa yang terjadi barusan.

"Oh,, kau penggemar novelku ternyata?"Key tidak menghiraukan teriakan maraha gadis dihadapanya, tubuhnya sedikit membungkuk untuk mengambil buku yang tadi dijatuhkan oleh Hyuna.

"Tidak lagi,,"sembur Hyuna seraya melangkah pergi sambil mengusap-usap bibirnya dengan jengkel.

"Greeb,,"sebuang rangkulan menahan langkahnya.

"Hmm,, biar kutebak, kau mencariku untuk bertanya bagaimana tips agar bisa menciptakan sebuah tulisan yang menakjubkan seperti ini bukan?"bisik Key ditelinga Hyuna dengan posisi kedua tangan melingkar dileher gadis itu.

"Aku bersedia memberimu les privat, bagaimana menjadi penulis yang baik. Tapi tentunya dengan suatu imbalan."lanjutnya lagi, saat Hyuna hanya diam saja.

"Imbalan? Imbalan apa? Uang?"Hyuna sepertinya tergoda dengan penawaran Key.

"Jangan pikir aku namja matre sayang,, setiap satu tips yang kuberikan, maka kau harus memberiku imbalan."

"Imbalan apa memangnya yang kau inginkan?"balas Hyuna dengan penasaran.

"Cukup dengan satu sentuhan bibirmu?"jawab Key masih dengan berbisik ditelinga Hyuna, membuat dia bergidik sendiri.

"Hah?!"

"Satu tips dariku, maka aku berhak satu kecupan atas bibirmu,,bukankah itu tawaran menarik? otte?"seriangai Key dengan tawa puas.

"Orang gila,,,"teriak Hyuna dengan kesal,lalu segera pergi setelah membebaskan diri dari cengkraman tubuh Key.

"Hahaha,, sungguh gadis yang polos,, hm,, tapi bibirnya benar-benar terasa manis,, kau harus jadi milikku nona,,, tinggal menunggu waktunya saja, lalu Fiuh,, kau akan bertekuk lutut padaku."gumam Key, dengan gerakan seolah menembak kearah Hyuna. Senyum arogan muncul diparasnya yang tampan.

Hyuna duduk di halte bis sambil mengumpat dan menggerutu sendiri setelah pulang kuliah. Dia masih kesal dengan perlakuan Key.

"Haishh,, dasar Pria mesum, Pervet"umpatnya.

"Siapa yang kau panggil mesum cantik?"sebuah suara menimpali.

"Hyaa,, kau,,"Hyuna terlonjak begitu mendapati Key sudah duduk manis disampingnya.

"Apa sudah kau pikirkan,, tawaranku cukup menarik bukan?"Key tertawa usil melihat raut wajah Hyuna.

"Stay away from me, tuan Kim!"Seru Hyuna saat Key tiba-tiba merangkul pundaknya.

"Oh ayolah,,, akui bahwa kau terpesona denganku seperti kau terpesona pada Novel dan puisiku?"Key sengaja mendekatkan wajahnya, membuat Hyuna bergidik. Jantungnya berdebar dengan kencang merasakan jarak yang begitu rapat.

"Sreet,,"tiba-tiba Key mengambil notes yang dipegang Hyuna dan menggoreskan penanya dengan wajah serius. Hyuna menatap wajah Key yang terlihat berbeda saat dia sedang serisu seperti ini. Semua kesan badboy nya menguap begitu saja.

"Jangan terpesona olehku!"ujar Key dengan narsisnya.

"Igoe,,"lanjutnya seraya mengulurkan notes tadi.

"Apa ini?"Tanya Hyuna, mata membulat kaget mendapati sebait puisi.

Cinta bisa datang secara tiba-tiba

tanpa kita duga sebelumnya.

Cinta bagai ilusi yang bia membutakan

bagai desau angin yang melenakan

tapi cinta tidak pernah menipu hati

jika cinta datang, maka sambutlah kehadirannya

karena dia akan membawa kebahagiaan

seberapa jauhnya kau mencoba menghindar,

cinta akan menemuimu jika waktunya telah sampai

Hyuna tercengang, tak menyangka bahwa pria arogan disampingnya itu benar-benar Kim Kibum novelis idolanya.

"Chup~ sebuah kecupan ringan mendarat di pipinya.

"Kali ini imbalanya cukup dipipi,, sebagai permulaan. Lain kali, jika kuberikan sebuah tips lagi, kuharap kau siap memberiku bibirmu manismu itu sayang."desah Key seraya mengerling genit, dan berjalan menjauh.

"Kim Kibum,,"seru Hyuna denga kesal. Tapi kemudian dia sudah sibuk menekuri baris demi baris tulisan di Notesnya.

"Bagaimana bisaa,,, ini gila!"erangnya frustasi. Tak menyangka bahwa novelis yang dia kagumi itu sangat jauh dari bayangannya. Selama ini, dia selalu menghayalkan bahwa Kim Kibum seperti sosok Park Jungsu atau Leeteuk Super Junior yang terlihat kalem dan tenang.

berhari-hari dia berusaha untuk menghindari namja bernama Kim Kibum itu. Dari teman-temannya, Hyuna bisa tahu bahwa Kibum adalah sosok manusia berkepribadian ganda, dia akan menjadi Kibum yang terlihat nerd dilingkungan kampus yang sehari-hari kerjaanya adalah berkutat dengan laptop,notes atau novelnya didalam kelas sastra.

Namun, dia akan bertransformasi menjadi sosok berbeda saat diluar jam kuliah. Dia akan lebih suka dipanggil Key, dan bersikap arogan,badboy,cuek dan yang paling menyebalkan adalah narsis serta sifat play boy-nya. Dan biasanya Hyuna akan mendapati Kibum yang menjadi Key tengah duduk di kafetaria bersama dua namja lain dikelilingi tatapan memuja dari fans mereka. Dan jika Hyuna tidak salah, dua namja yang bersama Key itu bernama Lee Taemin dan Choi Minho, dua namja yang Hyuan temui saat pertama menjejakkan kaki di Chungdam ini.

"Tok,, tok,,"terdengar ketukan dipintu apartement Hyuna saat dia tengah duduk disofa kamar sambil menatap layar PSP nya.

"Iya,, sebentar,,"ujar Hyuna sambil berjalan kedepan untuk membukakan pintu.

"Sayangkuuu,,"sebuah teriakan dan pelukan hangat menyambut tubuh ramping Hyuna begitu membuka pintu.

"Wuah,, boghosippo Sweety,,"suara heboh kakaknya, terdengar.

"Kim Jonghyunnn,,"protes Hyuna dengan perlakuan kakak semata wayangnya.

"Waeyo sayang,, apa kau tidak merindukan oppa tampanmu ini huh?"Jiongyun melepaskan pelukannya dan memasang wajah cemberut.

"Berhentilah bersikap berlebihan., aku sudah dewasa oppa,,"

"Haishh,, bagi oppa kau tetap gadis kecil oppa yang manis dan menggemaskan."lagi-lagi Jonghyun memeluk adiknya dan mencubit pipi Hyuna dengan gemas.

"Pletakk,,"sebuah jitakan mendarat dikepala Jonghyun.

"Coba katakan sekali lagi,,"ancam Hyuna.

"Kau tetap sesadis Dulu Kim Hyuna,, pantas saja sampai sekarang kau belum pernah punya kekasih,,"sahut Jonghyun yang masih mengusap kepalanya.

"Kau,,"geram Hyuna, tangannya melayang untulk menjitak kakaknya kembali, namun urung begitu mendengar sbuah teriakan.

"Hyung,, ini mau ditaruh dima_na?"teriakan itu terhenti sejenak saat melihat Hyuna.

"Noe,,"tunjuk mereka bersama.

"Kau sudah mengenal adikku Key?"Jonghyun menatap Key yang tengah membawakan kopernya dan Hyuna bergantian. Ada sebuah senyuim jahil yang tersungging dibibirnya.

"Oppa,, kau berteman dengan pria mesum ini"seru Hyuna tak percaya.

"Hyung? Kau tidak pernah berkata bahwa adikmu secantik ini,,"goda Key,

"Kau kan tidak pernah bertanya,, wahh,, Hyuna~ya,, oppa sungguh merindukanmu,,"jawab Jonghyun, lalu memeluk tubuh Hyuna lagi hingga gadis itu merasa sesak.

"Kim Jonghyun,,, lepaskan,, aku tidak bisa bernafas."protes Hyuna.

"Tidak akan,, sampai oppa puas menuntaskan rindu selama tiga tahun tidak bertemu denganmu."tolak Jonghyun membuat Hyuna semakin melotot.

Key hanya tersenyum simpul melihat kelakuan sahabatnya. Dia tak menyangka bahwa gadis menarik itu adalah adik seorang Kim Jonghyun.

"Oppa,, mom sama Dad merindukanmu,, kau tidak pernah menemui mereka sejak tiga tahun lalu,,"Kini ketiganya sudah duduk disofa didalam apartement yang akan ditinggali Hyuna dan Jonghyun.

Selama ini Jonghyum hidup terpisah dari keluarganya, dia memilih hidup sendiri saat orang tuanya bercerai, sedang Hyuna tinggal bersama ibunya di Thailand. Dan niatnya datang ke Seoul sebenarnya untuk menemui novelis idoalnya , Kim Kibum. Tapi yang membuat dia sedikit kecewa, Kim Kibum yang dia temuai sungguh jauh dari bayangannya.

"Kan oppa biasa menitip salam lewat dirimu my sweety,,"jawab Jonghyun kalem.

"Oppa,, berhentilah memanggilku dengan sebutan norak,, membuat perutku mual saja"

"Dan kau,, berhentilah protes dengan panggilan sayangku,, kau jauh-jauh datang kesini hanya untuk mengajak oppamu bertengkar."Jonghyun mendelik pura-pura marah.

"Oppa,, kau jahat,, selama tiga tahun ini tak pernah sekalipun menemuiku, hanya berkomunikasi lewat email. Kau pikir aku tidak merindukanmu, aku sangat dan teramat merindukanmu, setiap malam hanya bisa menatap fotomu, aku tersiksa karena sikap keras kepalamu tak mau menerima perpisahan orang tua kita."tiba-tiba Hyuna menunduk dan meneteskan air mata.

"Hyuna~ya,, "Jonghyun terkejut melihat adiknya menangis, tak menyangka sang adik yang biasanya terlihat cuek dan sadis itu bisa terlihat begitu menyedihkan.

"Mianhe,, oppa, benar-benar meminta maaf,,"Jonghyun menarik wajah Hyuna dan menghapus air matanya dengan perlahan.

"Ah,, hyung,, sepertinya aku berada diwaktu yang salah."ucapan Key memecah keharuan yang dirasakan Kim bersaudara itu.

"Ternyata kau sadar, jika kehadiranmu tidak tepat."balas Hyuna yang sudah berwajah ketus begitu menyadari Key masih disana.

"Jangan hiraukan uacapan Hyuna, Key, dia memang selalu seperti itu,, dia selalu ketus jika berhadapan dengan namja, pantas saja sampai sekarang tak kunjung memiliki kekasih, padahal umurnya sudah mulai dewas,,"sambut Jongyun dengan cengiran lebar, merasa tertolong karena sudah terbebas dari suasana haru yang membuat dia merasa tak nyaman.

"Kim Jonghyun,,"Hyuna memukul lengan kakanya dengan kesal.

"Kurasa juga begitu hyung,, tapi bagaimana kalau aku tidak takut dengan sifat liarnya, dan membuat Dia jatuh cinta padaku, apa kau keberatan hyung?"Key meliirik Hyuna dengan seringai nakalnya melihat gadis itu menganga tak percaya mendengar ucapannya.

"Sepertinya ide yang menarik,,"tukas Jonghyun.

"Oppa,,, kau sadar dengan ucapanmu. Bagaimana bisa seorang kakak membiarkan adiknya didekati oleh playboy macam dia. Kau sayang tidak sih denganku?"seru Hyuna semakin kesal sambil memukul Jonghyun dengam bantal sofa,

"Justru aku sayang padamu my sweety,, makanya oppa lebih suka melihatmu kencan dengan Key, daripada kau pacaran terus menerus dengan PSP bodohmu itu, dan juga poster-poster Lionel Messi yang bahkan tak bisa diajak bercanda."ujar Jonghyun sambil berusaha menahan pukulan Hyuna.

"Idemu sangat menarik hyung,, lihat saja, aku pasti bisa mengalihkan perhatiannya dari Lionel Messi, jangan panggil aku Key jika tidak bisa membuat adikmu jatuh cinta padaku,,"Timpal Key dengan senyum jahilnya, membuat Hyuna mengalihkan lemparan bantalnya ke wajah Key.

"Kalian berdua sama saja,, sama playboy-nya dan sama menyebalkanyanya,,"teriak Hyuna sebelum beranjak menuju kamarnya dan menutup pintu kamar dengan kesal.

"Blammm,,"suara pintu ditutup dengan kasar, membuat Jonghyun dan Key cekikikan sendiri dengan tingkah Hyuna.

"Tiga tahun berlalu,, tapi dia tetap sama saja seperti dulu,, dongsaengku,,"gumam Jonghyun dengan raut wajah bahagia.

"Hyung,, adikmu benar2 lucu,, pantas saja kau begitu menyayanginya."gurau Key.

"Yahh selain lucu,, dia juga galak,, tapi sangat cantik dan polos,, bahkan saking polosnya sampai sekarang belum pernah berpacaran,"cerita Jonghyun dengan antusias yang disambut lemparan boneka dikepalanya.

"Berhenti membicarakan hal itu Kim Jonghyun,, dan kau tuan Kim, lebih baik segera kembali kerumahmu,, jangan buat rusuh di apartementku,,"teriak Hyuna dari balik pintu kamar yang lagi-lagi hanya dibalas tawa berderai dua namja itu.

Malam yang tenang berselimut awan gelap yang menutup sebagian bulan sabit. Seorang yoeja tengah duduk diatas ranjangnya dengan raut wajah serius. Ditanganya tergenggam sebuah Gadget yang bernama PSP.

"My Sweety,, kau didalam kan sayang?"sebuah ketukan dipintu tak mampu membuat gadis itu mengalihkan tatapan dari layar PSP.

"Hyuna~ya,,"Jonghyun membuka pintu kamar,langsung kesal begitu melihat dia lagi-lagi diacuhkan karena sbuah PSP.

"Ya,, malam minggu begini masih ayik berkutat dengan benda bodoh itu,,"sergah Jonghyun sambil berusaha merebut PSP Hyuna.

"Hisshh,, Oppa,, kau mengganggu saja,,"seru Hyuna sambil menjauhkan PSP dari tangan Jonghyun tanpa mengalihkan tatapanya.

"Ya tuhan,, apa salah dan dosaku, mengapa aku mempunyai adik yang kerjaannya hanya bermain PSP bodoh , membaca novel dan memandangi poster wajah-wajah yang bahkan tampannya tidak sebanding denganku,,"gerutu Jonghyun sambil menatap poster-poster Lionel Messi,Iker Cassilas,Ricardo Carvalho dan sederet bintang besar sepakbola dunia. Bahkan dikamar adinya terpasang poster Jose Mourinho,sir Alex Ferguson dan Pep Guardiola sang pelatih bertangan dingin.

"Oh ya,, Hyuna,, Oppa malam ini tidak pulang,, menginap dirumah Onew, dan setengah jam lagi Key akan menjemputmu,, kau harus siap-siap,, arasso,,"perintah Jonghyun akhirnya.

"Hmm"Hyuna hanya menjawab dengan gumaman tanpa benar2 mendengar apa yang kakaknya ucapkan.

"Sudahlah,, capek hati bicara denganmu,, jangan lupa,, Key akan menjemputmu."Jonghyun sudah pasrah dan berjalan pergi meninggalkan kamar Hyuna.

"Tadi oppa bilang apa ya? Aishh sudahlah,, terserah dia,,"gumam Hyuna saat Jonghyun sudah tak ada.

Setengah jam kemudian, pintu kamar Hyuna terbuka kembali, seorang namja masuk tanpa permisi. Dia hanya bersandar dipintu kamar karena si empunya kamar tengah asyik berkutat dengan PSP-nya, bahkan Hyuna tidak mendengar derit suara pintu saat Key membukanya.

Dia hanya berdiri diam memandangi tingkah Hyuna yang tengah menelungkup diatas kasur. Bibirnya tersenyum setiap kali menangkap ekspresi wajah Hyuna yang berganti-ganri, kadang tertawa,memekik kesal atau memukul lantai kasur dengan gemas. Key begitu menyukai ekspresi gadis itu yang terlihat begitu lepas tanpa dibuat-buat.

"Ahh,, sial,,"gerutu Hyuna sambil membanting PSP-nya dengan kesal saat dilayar muncul tulisan Game over. Dia meregangkan kedua tangannya, dan berbalik terlentang, matanya membelalak terkejut mendapati Key tangah berdiri dipintu kamarnya dengan senyum dikulum.

"Ya,, bagaimana kau bisa masuk,, siapa yang menyuruhmu masuk."Hyuna bangkit dan berdiri didepan Key dengan wajah ketus.

"Hyungmu yang menyuruhku masuk,, bukankah dia sudah bilang bahwa aku akan menjemputmu."jawab Key masih dengan senyum yang tampak sedikit cool.

"Menjemputku? Untuk apa?"

"Tentu saja untuk mengajakmu kencan sayang,, benar sekali kekhawatiran kakakmu,, lihatlah bahkan kamarmu penuh dengan poster2 yang tidak bisa diajak berkencan."Key mengedarkan pandanganya, tertawa rendah melihat suasana kamar seorang yoeja yang jauh dari kesan feminim dan entah kenapa, hal itu membuatnya semakin tertarik dengan seorang Kim Hyuna.

"Kau membuang waktumu tuan Kim,, seharusanya kau tidak datang kesini jika ingin berkencan dengan seorang gadis, toh kau bisa datang kesalah satu koeksi yoejamu diluar sana."balas Hyuna yang kini terlihat asyik membuka halaman sebuah novel berjudul Twilight.

"Aku sudah bosan dengan semua koleksiku,, dan berharap bisa mendapatkan satu koleksi yang baru disini,,"sahut Key dengan suara tenang.

"Harapanmu terlalu berlebihan kupikir,,"kali ini Hyuna sudah merebahkan diri ditempat tidur dan menarik selimut sampai menutup kepalanya. Berharap Key akan pergi melihat dia siap tidur.

"Hei,, bukankah kau ingin mengetahui rahasiaku menciptakan sebuah novel yang menyentuh!?"Hyuna terlonjak kaget mendapati Key justru menghimpti tubuhnya dan menyibakkan selimut sari wajah Hyuna. Tubuh Hyuna bergidik dan sedikit menegang meraksakan hembusan nafas Key dipipinya.

"Atau memang kau lebih menyukai aku mengajarkan hal lain yang bisa kita lakukan diatas tempat tidur ini,,"lanjutnya lagi masih dengan posisi yang sama, bahkan sekarang bibirnya sudah menempel dipipi lembut Hyuna.

"Menyingkir dariku Tuan Kim,,"gertak Hyuna, tapi suaranya terdengar sedikit gugup merasakan tubuh Key mendesak ditubuhnya.

"Kau memilik tiga pilihan sayang,,"jemari Key bermain dipipi Hyuna yang satunya, sedang bibirnya mulai bergerak kearah rahang gadis itu dengan perlahan.

"Yang pertama, menghabiskan malam yang menyenangkan diatasa tempat tidur ini yang aku yakin kau tidak akan sanggup menolaknya, pilihan kedua kau mengganti pakaianmu dan ikut pergi denganku atau kau lebih suka aku yang mengganti pakaianmu dan aku tidak bisa menjamin apa yang akan terjadi saat aku melakukanya untukmu ma Cherry,"desah Key dengan jemari yang semakin lincah bermain diparas cantik Hyuna.

Jantung Hyuna sudah berdegup semakin kencang, dia ingin berontak namun tubuhnya kaku tak bia digerakkan sama sekali. Seolah pandangan Key sudah membuatnya terhipnotis.

"Arra,, arra,, aku pilih yang kedua,, sekarang menjauhlah dariku,,"Hyuna mulai menguasai akal sehatnya lebih baik cepat-cepat menghindar dari keadaan yang bisa membuatnya terlena, dan mendorong tubuh Key menjauh.

"Tidak semudah itu sayang,,"balas Key,

"Chupp,, sebuah ciuman mendarat dibibirnya,, hanya sebuah ciuman ringan dan sekedar menempelkan bibir.

"Ya,, apa yang kau lakukan!"Teriak Hyuna walau dengan wajah merah padam.

"Mengambil imbalanku?"sahut Key dengn wajah polos,,

"Imbalan atas apa? Bahkan aku tidak merasa menerima sebuah tips pun darimu,, dasar pria mesum!"Dengus Hyuna dengan kesal.

"Aku sudah memberikan ilmunya sayang,, dasar dari semua penulisan novel. Yang terpenting coba merasakan dan membiarkan imajinasimu berputar,, dan lebih baik lagi jika kau mengalaminya langsung seperti saat ini, aku yakin jantungmu berdetak dengan kencang, saat kau menulis nanti, peraaan seperti itulah yang bisa kau gambarkan. Saat jantungmu berdegup, menahan semua gejolak peraaan yang seakan ingin meledak dalam dirimu, apa kau bia menangkap yang kumaksud. Intinya, merasakan langsung apa yang ingin kau ungkapkan dalam tulisanmu, itu saja."urai Key panjang lebar dengan gaya seolah tengah mengajari anak SD belajar menghitung.

Hyuna sendiri hanya bisa diam sambil mencerna apa yang Key terangkan. Rasa kesalnya sedikit berkurang, matanya menerawang berusaha menyelipkan pelajaran dari Key disudut otaknya yang sudah terlalu sesak dengan starcraft,winning eleven,digimon dan jadwal-jadwal pertandingan Barcelona musim ini.

"Sepertinya aku mengerti maksudmu,,"gumam Hyuna dengan wajah polos,, "Sudah sana ganti baju, atau akau yang akan menggantikan bajumu,"Key mendorong tubuh Hyuna kekamar mandi.

"Andwae,, berani kau mengintip, lihat saja apa yang akan terjadi pada kedua matamu?"ancam Hyuna dengan tatapan tajam. Yang dibalas senyum geli oLeh Key.

Setelah melalui pedebatan panjang, akhirnya Key dan Hyuna memilih perg ke taman hiburan. Entahlah, Hyuna bilang sangat ingin pergi kesana. Keduanya menikmati waktu bagai dua anak kecil yang dilepas di neverland.

Banyak sisi lain dari seorang Kim Kibum yang Hyuna ketahui, seperti Key yang ternyata takut ketinggian saat mereka menaiki bianglala, Key yang tidak bisa memainkan permainan crab it, sebuah permainan untuk mengangkat boneka dari kotak kubus dengan mesin pencapit yang bisa digerakkan dengan tuas penggerak.

Mereka berdua tidak menyadari bahwa sedari tadi ada 4 pasang mata tengah mengawasi mereka.

"Hyung,, kau yakin mau menjodohkan mereka berdua."Minho menatap Jonghyun yang dipanggilnya hyung.

"Waeyo Minho~ya?"jawab Jonghyun pelan sambil matanya tetap mengawasi gerakan Key dan Hyuna dari tempatnya duduk saat ini.

"Kau tidak lupa dengan gelar Kibum bukan? Player number one?"jelas Minho.

"Yahh,, tidak jauh beda dengan Jonghyun hyung sendiri sebenarnya."Timpal Taemin dengan kekehan pelan.

"Entahlah,, aku juga heran. Saat melihat Key menatap Hyuna didepan rumah waktu itu, aku merasa mereka ditakdirkan untuk bersama. Ingat, aku bahkan lebih mengenal Key dari Key sendiri."ujar Jjong dengan tatapan menerawang.

"Tapi resikonya Jjong, kau tidak memikirkan perasaan Hyuna jika akhirnya Key meninggalkannya seperti dia meninggalkan yoeja-yoeja koleksinya yang lain."Onew berusaha mengingatkan.

"Mungkin aku bertaruh terlalu tinggi, setidaknya jika ini berakhir buruk, Hyuna bisa merasakan perasaan yang manusiawi."sahut Jonghyun yang dibalas tatapn bingung Onew,Minho dan Taemin.

"Aku tidak mengerti maksudmu hyung?"Tanya Minho.

"Aku hanya ingin Hyuna merasakan hal-hal yang seharusnya dialami oleh gadis seusianya, merasakan jatuh cinta,rindu,cemburu bahkan sakit hati. Dia terlalu larut dalam dunianya sendiri, dunia PSP, dunia bola, dan novel-novelnya. Aku merasa bersalah, karena meninggalkan dia tiga tahun lalu, sehingga Hyuna menjadikan tiga hal itu sebagai pelarian atas rasa sepinya. Dan akhirnya dia justru tumbuh jadi kurang peka dan terlalu cuek pada dirinya sendiri."Raut wajah Jonghyun sedikit muram setelah menjelaskan panjang lebar.

"Semoga saja,, semuanya berakhir indah." Onew menepuk pundak Jonghyun, dia sangat tahu apa yang dirasakan sahabatnya itu.

"Yah, tinggal memikirkan hasil baiknya saja, Key hyung bisa meredam sifat playboynya, Hyuna noona mendapatkan kebahagiaan dan Jonghyun hyung mendapatkan Key hyung sebagai adik iparnya seperti harapan hyung sejak dulu."sambut Taemin yang dibalas pelukan hangat dari Jonghyun.

"Yahh,, semoga saja,, hyung,, jika kuperhatikan, Hyuna cukup cantk juga,,"ujar Minho sambil memandangi Hyuna dan Key yang sekarang sedang duduk diepan arena Rollercoaster sepertinya tenga memperdebatkan sesuatu.

"Tentu saja cantik,, kau tidak lihat seperti apa kakaknya,,"sahut Jonghyun dengan pedenya.

"Kau tidak akan bilang bahwa kau menyukai Hyuna kan Choi Minho?"selidik Onew.

"Mungkin,, jika Kibum tidak mendekatinya lebih dulu, kurasa aku dan Hyuna bisa cocok karena kami memiliki minat yang sama digame dan sepakbola."jawab Minho kalem.

"Ternyata kau sama playboynya hyung,, ckckc dari kita berlima hanya aku dan Onew hyung yang tidak terlalu dipusingkan dengan urusan yoeja."Ejek Taemin.

"Yah,, karena Onew terlalu mencintai ayamnya hingga titik kewarasan, sedang kau sendiri entah lah aku ragu kau ini namja atau yoeja."balas Minho yang disambut pukulan dibahunya oleh Taemin.

"Hmm, ngomong-ngomong so'al ayam., bagaiman kalau kita bertaruh. Sampai mana Key bias bertahan dengan Hyuna, 1 bulan, 2 bulan?"ujar Onew tiba-tiba.

"Ah,, tawaran menarik hyung,, kau bertaruh apa? Bagaimana jika Key sanggup bertahan lebih dari lima bulan, maka Onew hyung tidak boleh mendekati apalagi menikmatai daging ayam selama sebulan."sahut Jonghyun dengan antusias.

"Hmm, setuju, dan jika Key hyung hanya mampu bertahan mengejar Hyuna noona kurang dari lima bulan, maka Jonghyun hyung yang harus menjauh dari semua yoeja koleksi hyung dan dilarang menyanyi selama sebulan?"usul Taemin dengan wajah semangat.

"Baik,, aku setuju, lalu bagaimana dengan kalian?"Tanya Jonghyun pada Taemin dan Minho.

"Kami? Tentu saja kami menjadi wasit,,"balas Taemin dengan wajah polos.

"ya,, kalian curang,,"teriak Jonghyun dan Onew bersamaan.

Hyuna memandangi sosok yang kini tengah menjadi Kibum dari balik jendela perpustakaan. Gadis itu hanya bisa geleng-geleng kepala dengan takjub melihat satu orang memiliki kepribadian ganda seperti itu. Dia mengawasi Kibum yang tengah berkutat dengan sebuah novel classic berjudul Pride & Prejudice, gadis itu tak bisa menyembunyikan tawanya melihat penampilan Kibum saat ini, dia terlihat lebih berwibawa dengan kacamata tutup botolnya dan model rambut coklat gelap belah pinggir.

Hyuna akui, Kibum termasuk namja yang fashionable, terlebih saat dia tengah menjelma menjadi Key. Jika orang yang tidak tahu bahwa Kibum dan Key adalah satu orang yang sama, mungkin mereka akan berpikir bahwa Kibum dan Key adalah dua personal berbeda namun memilik karakteristik wajah yang sama alias kembar.

"Hm,, hm,,"terdengar teguran pelan.

"Kim Hyuna~ssi,, apa ada yang ingin kau sampaikan padaku? Sepertinya kau memperhatikanku dari tadi."

Hyuna terlonjak kaget mendapati Kibum tiba-tiba sudah berdiri disampingnya, bahkan dia tidak menyadari pergerakan Kibum sama sekali.

"Annie,, maaf kalau kau merasa terganggu Kibum~ssi,,"Jawab Hyuna dengan Kikuk, merasa asing melihat Key atau Kibum terlihat begitu sopan dan kalem.

"Sepertinya ada yang terlewatkan,, kalau kau tidak keberatan, bisakah ikut denganku. Ada yang ingin kubicarakan apadamu."tawar Kibum masih dengan ekspresi sopan.

Hyuna hanya mengagguk sekilas dan berjalan mengikuti Kibum menuju sebuah ruangan diujung koridor.

"Mengapa pintunya ditutup Kibum~ssi?"tanya Hyuna merasa aneh saat Kibum menutup pintu ruangan setelah keduanya masuk.

"Suapaya tidak ada yang mengganggu kita sayang,,"jawab Kibum yang kini telah menjelma menjadi Key,tatapan nakalnya tampak jelas begitu dia membuka kaca mata tutup botolnya.

"Aku sungguh berharap yang bersamaku saat ini adalah Kibum bukan Key."dengus Hyuna merasa tertipu.

"Oh,, maaf harus mengecewakan harapanmu sayang,, karena yang menikmati saat-saat bersama Kim Hyuna adalah Key, bukan Kibum"balas Key dengan evil smirk andalanya.

"Jadi,, apa yang ingin kau bicarakan, tuan Kim."

"Hmm,, seperti layaknya orang belajar, kita butuh sebuah evaluasi untuk menilai sampai dimana perkembanganmu dalam menyerap ilmu yang kuberikan."Key mengerling dengan tatapan yang sungguh membuat Hyuna ingin melemparkan sesuatu keparas yang dia akui cukup tampan itu.

"Bisa kita mulai ujianya sayang?"Key mendekati tubuh Hyuna dan menariknya menduduki sebuah bangku, kemudian mengulurkan secarik kertas dan pulpen yang diambil dari dalam tasnya.

"Sekarang kau tulis sebuah karangan yang menggambarkan perasaan seorang gadis yang tengah jatuh cinta, gadis itu bernama Kim Hyuna dan namja yang membuatnya jatuh cinta adalah Kim Kibum."perintah Key sambil duduk disebelah Hyuna dan memainkan seberkas rambut panjang si gadis dengan sesekali meniupkan nafasnya ditengkuk Hyuna dengan sengaja.

"Kenapa nama tokohnya mirip denganku dan denganmu?"protes Hyuna seraya mendorong wajah Key menjauh.

"Aku tidak bermaksud bahwa kedua tokoh itu adalah aku dan dirimu sayang,, tapi, seperti yang pernah kukatakan, sebuah karangan akan terasa hidup jia diambil dari pengalaman pribadi seorang, jadi apa kau punya pengalaman jatuh cinta padaku?"

"Haishh,, Nan Michosso,, bagaimana mungkin kau memperdayaiku!"sergah Hyuna dan berdiri dengan kesal, lalu beranjak meninggalkan ruangan.

"Johta! Semakin menarik permainan ini,, ayo kita lihat, seberapa kuat kau mampu bertahan melawan pesona Kim Kibum ini sayang,,,"gumam Key disertai tawa bahagia, entahlah, dia begitu senang mempermainkan emosi gadis itu dan melihat setiap perubahan ekspresi Hyuna yang membuatnya begitu tertarik.

"Hyuna~ya,, mulai hari ini Key akan tinggal disini dan menempati kamar kosong disebelahmu."Jonghyun membuka percakapan saat Kim bersaudara tengah menikmati sarapan bersama.

"Uhukk,, uhukk,,"Hyuna langsung tersedak susu coklatnya begitu mendengar ucapan Jonghyun. Dia melemparkan tatapan "membunuh" pada kakaknya.

"Jangan membantah,, ini sudah keputusan oppa, karena sejak oppa pindah kesini, Key tinggal sendirian, oppa kasihan padanya."tegas Jonghyun membuat Hyuna enggan untuk membantah.

"Oppa, kau benar-benar menjerumuskanku,, bagaimana mungkin aku tinggal bersama namja mesum itu."sahut Hyuna dengan nada memelas.

"Sudahlh sayang,, oppa tidak ada waktu berdebat lagi denganmu,, hari ini Key akan pindah,, dan kau bantu dia membereskan barang-barangnya,,"

"Shirroo,,"balas Hyuna cepat, kemudian melangkah pergi dengan wajah ditekuk.

"Ya tuhann,, cobaan apalagi ini,, sudah cukup aku bertemu dengannya dikampus. Sekarang aku harus tinggal satu atap dengan namja ganda itu,,, adakah yang lebih sial dari ini."gerutu Hyuna yang dibalas cekikikan oleh Jonghyun.

Suara berisik burung-burung berceloteh memenuhi udara pagi. Sinar surya begitu lembut dan hangat membelai wajah manis seorang gadis yang tengah terlelap dalam dunia mimpinya. Tak lama kemudian, mata kecilnya mengerjap sebelum benar-benar membuka untuk menyambut indahnya dunia.

"Apa ini?"gumam Hyuna begitu mendapatai setangkai tulip diatas bantal yang berada disampingnya. Tulip yang begitu harum, tergelatak diatas secarik kertas biru.

Cinta telah datang

dan mencoba mengetuk pintu hatimu

akankah kau biarkan ia masuk

atau tetap merana ditempatnya

aku mencintaimu,

mungkin kau tak percaya

aku menginginkanmu

mungkin kau tak menghiaraukannya

tapi aku tetap mengatakanya

bahwa aku mencintaimu selamanya

bahkan akan kuteriakkan sampai berpuluh purnama menjelang

akan ku katakan padamu hingga muncul pelangi saat malam datang

aku mencintaimu,,

Morning sayang

Hyuna hanya tersenyum simpul. Ini adalah bunga keempat belas sejak Key tinggal dirumahnya 2 minggu yang lalu. Hyuna selalu saja terbuai dengan kalimat-kalimat indah dan romantis dari Key. Jika dibilang Hyuna luluh, mungkin memang gadis itu mulai luluh. Karena Key menyerang Hyuna langsung dititik kelemahannya. Puisi, yah Hyuna sangat menyukai puisi dan karya-karya dari seorang Kim Kibum.

"Kau kenapa my sweety?"tegur Jonghyun yang merasa aneh mendapati adiknya terus tersenyum saat menikmati sarapan bertiga. Hyuna begitu terlihat manis saat tersenyum seperti pagi ini.

"Annie,, "sahut Hyuna datar, sambil matanya melirik Key yang menatapnya dengan senyum yang tak kalah lebar.

"Hah, sepertinya oppa tahu,, kau sedang jatuh cinta ne~?"goda Jonghyun.

"Ah,, oppa apaan sihh?"Hyuna tersipu malu, benar-benar bukan Hyuna yang Jonghyun kenal. Biasanya jika digoda seperti itu, Hyuna akan langsung marah-marah.

"Hmm,, baguslah,, kalau kau bisa jatuh cinta. Oppa pergi dulu ya,, hari ini kau berangkat bersama Key"Jonghyun berdiri lalu beranjak pergi sebelum Hyuna sempat protes.

"Tenang my dear,, aku akan mengantarmu dengan selamat. Jadi, bisa berangkat sekarang?"Key mengulurkan tangan kananya,berharap Hyuna akan menyambutnya. Dan Gotcha! Gadis itu menurut.

"Jadi,, apa jawabanmu sekarang sayang?"tangan Key membelai pipi Hyuna dengan lembut saat mereka tengah berada didalam mobil didepan parkiran.

"Jawaban apa?"Jawab Hyuna dengan gugup, jantungnya bertalu begitu nyaring.

"Jangan perpura-pura tidak tahu my dear,,"Key pura-pura merajuk.

"Mollayo,,"sahut Hyuna dengan malu.

"Hm,, tubuhmu harum sayang,,"Key mendekatkan wajahnya untuk mencium tengkuk Hyuna.

"Dinn,,"suara klakson dibelakang membuyarkan konsentrasi dua sejoli yang tengah dimabuk asmara itu.

"Hei,, masih pagi bro,,"teriak Mir, salah sau teman Key dari dalam mobilnya yang berisi Minho,Taemin dan Myungsoo disana,

pipi Hyuna bersemburat merah.

"Sebaiknya aku turun disini?"ujar Hyuna sambil membuka pintu mobil

"Jangkaman,,"seru Key seraya menarik wajah Hyuna dann,,

Chup~ sebuah kecupan kilat mendarat dibibir gadis itu.

"Kutunggu disini pulang kuliah nanti."pesan Key dengan wajah teduhnya. Hyuna sendiri langsung melesat menahan malu, karena empat namja tadi sudah tertawa terbahak-bahak melihat adegan tadi.

"Hei,, kau kenapa Hyuna~ya,,"seorang yoeja menggerak-gerakkan tangan didepan wajah Hyuna yang sepertinya tengah asyik melamun. Wajahnya terlihat berbunar, dengan sesekali tersenyum sendiri.

"Ahh,, anniyyo,,"jawab Hyuna terbata.

"Apa kau sakit,, dari tadi senyum-senyum sendiri, seperti orang gila"

"Haish,, aku tidak sakit ataupun gila,, mungkin aku sedang jatuh cinta. Apa kau pernah merasakan jatuh cinta."Hyuna lagi-lagi tersenyum, sepertinya gadis ini tengah terserang penyakit senyum. Bibirnya seolah tak lelah mengembang sejak tadi.

"Ah,, pantas saja,, ternyata seorang Kim Hyuna bisa jatuh cinta. Hmm,, biar kutebak. Kau jatuh cinta dengan Key bukan? Atau Kibum?"Hyemi -nama teman Hyuna- mulai menggodanya.

"Ya,, Hyemi~ya,, jangan keras-keras, kau membuatku malu."Hyuna berusaha membekap mulut sahabatnya itu.

"Ternyata benar, kau jatuh cinta padanya. Chukkae,, kau beruntung Hyuna~ya,, Key bisa bertahan mengejarmu sampai berbulan-bulan. Biasanya yoeja yang dikejar Key hanya sanggup bertahan sehari atau dua hari akan langsung tunduk. Seperrtinya palay boy itu mulai menemukan tambatan hatinya."

"Itu yang membuatku ragu Hyemi~ya,, aku takut namja sial itu hanya bermain-main denganku."Hyuna menundukkan wajah diatas meja. Ekspresinya berubah sendu.

"Aku bahkan tidak tahu, dia bener-benar ,emcintaiku atau tidak."

"Jalani saja, semuanya hanya butuh waktu untuk menjawab. Kau tidak akan tahu sampai mana keseriusannya padamu kalau tidak mencoba. Tapi harus diingat, kau tetap waspada, jangan terlalu larut, atau kaku yang akan sakit hati jika semuanya berakhir buruk"Hyemi menepuk bahu Hyuna dengan lembut.

"Gumawo Hyemi~ya,, tidak salah Minho memilihmu,,"

"Ya,, jangan ucapkan nama namja menyebalakna itu."rutuk Hyemi kesal mengingat tingkah konyol Minho, namja yang sifatnya sebelas dua belas dengan Key dan Jonghyun.

TBC