Kau tahu rasanya terluka?

Membenci?

Lalu rindu.

Apa rasanya seperti ingin melukai?

Membunuh?

Atau ingin memeluk.

Semuanya tidak bisa kau jabar kan saat menyukai dan dilukai.

LOVE

PAIRING : NARUSASU

GENRE : ROMANCE

NARUTO © MASASHI KISHIMOTO

.

.

.

Chapter 1

Enjoy, RnR yah ^^~

Harum musim semi terbawa angin, pelan masuk lewat jendela, tercium dengan nyaman saat melewati hidung seorang pria, yang sedari tadi sibuk menggores tinta pada sebuah kertas, rambut pirang jabriknya sesekali bergoyang mengikuti irama angin yang berhembus tenang lewat sebuah jendela yang terbuka lebar.

Ia tersenyum puas saat pekerjaan terselesaikan, sekilas ia melirik jam tangan, waktu istirahat begitu pikirnya. Pena kesayangan yang sedari tadi dipegang, ia lihat sebentar hadiah kecil dari Ayah sebelum beliau mangkat.

Ia kemudian membuka laci kerja, bermaksud menyimpan pena tapi, tatapannya berubah sendu ketika matanya melihat sebuah bingkai dalam laci tersebut, foto yang menampilkan dirinya yang memakai seragam merangkul seorang pria dengan wajah ceria, berbeda terbalik dengan pria dalam pelukannya berwajah datar dan sombong.

Ia terkekeh mengingat momen-momen mareka ketika remaja.

Pelan, ia elus foto tersebut kemudian menciumnya membabi buta dengan kerinduan yang sangat, sehingga air liur menetes sedikit di bingkai foto tersebut.

TOK TOK

Suara ketukan pintu menginterupsi kegiatannya, ia kembali terkekeh melihat hasil perbuatannya di foto itu. Sebegitu rindu kah ia pada pria itu? Foto tersebut kemudian dimasukkan kembali ke dalam laci dan ditutup.

"Masuk!" perintahnya pada seseorang yang menganggu kegiatanya, tak lama berselang seorang wanita dengan pakaian kerja ketat dan rok yang super pendek berjalan lambat kearahnya.

Cara ia jalan memang disengaja untuk mengoda pria yang statusnya pemimpin di Perusahaan tempat ia bekerja, sengaja agar pemimpinya bisa memandang lama-lama pada betisnya yang indah.

"Uzumaki-san?" ia memposisikan dirinya duduk diatas paha si pria dan sedikit menyenggol dari 'pribadi' pria tersebut.

Pria yang dipangil dengan Uzumaki tanpa malu-malu memasukkan tangannya yang besar kedalam rok si wanita mengelus paha dalam wanita tersebut, sesekali mengoda daerah pinggir celana dalamnya, menyebabkan wanita itu mendesah.

"Eum, Uzumaki-san…ah… jadi mengajak ku makan siang bersama?" suaranya mengoda Pria itu untuk terus menjamah tubuh seksinya.

Wanita itu tidak dapat menahan desahan, ketika lehernya digigit dan dihisap kuat oleh bibir Atasannya.

Kekehan si pria membuat siwanita memalingkan mukanya. Atasan itu tersenyum lebar kearahnya menampilkan susunan gigi yang indah, membuat ia terpesona.

Atasannya memang pria yang aduhai.

"Kau mengotori celanaku." Wanita itu cepat-cepat berdiri ia panik saat melihat bekasnya dicelana tersebut.

"Maafkan saya Uzumaki-sama." Ia membungkuk dalam-dalam. Ia malu keenakan dengan cara seperti itu, ia mengambil tisu basah yang ada di meja kerja pria itu dan terburu-buru membersihkanya. Mulutnya tidak berhenti minta maaf.

Pria tersebut berdiri lalu masuk ke kamar kecil yang ada di ruangan kerjanya, meninggalkan perempuan itu yang memerah karena malu dan kesal, ia takut pria itu tidak tertarik lagi padanya.

Uzumaki Naruto adalah seorang pemimping diperusahaan Namikaze Corp, pada usianya yang muda ia sudah mampu membawa Perusahaannya ketaraf Internasional, sejak ia kecil ia memang sudah menjadi keluarga terkaya no. 3 dijepang.

Namun karena bakat atau apa, pria itu mampu melampaui 2 Perusahaan saingannya dan menduduki peringkat no.1.

Namun kekayaan tidak merubah sifatnya, ia tetap tergila-gila pada yang namanya wanita, ia adalah Cassanova, suka membawa wanita keranjangnya dan mencampak mareka ketika ia bosan. Sifatnya yang ceria tidak membuat wanita-wanita takut untuk mendekatinya.

Mungkin karena sifatnya itu banyak wanita yang ingin menaklukkannya.

Padahal ia sudah bertunagan dengan wanita pemilik butik ternama pilihan ibunya, wanita yang anggun, namun tidak mampu merubah sifat brengseknya.

"Sasuke! Kenapa menolak sih?" Pria yang memiliki tato segitiga dipipinya terus mengekori Pria disampingnya. Pria itu memiliki wajah sempurna dengan garis rahang yang begitu menawan, sorot matanya tajam memandang Pria yang terus berisik didekatnya.

"Hn" sasuke tidak komentar banyak, tidak akan mempengaruh pada pria disebelahnya.

"Apanya yang 'hn.' Sakura adalah gadis yang paling caktik di Devisi kita, apanya yang kurang sih? Kenapa menolak tawarannya?" Kiba nama pria terus saja mengoceh, ia heran wanita semenarik Sakura tidak mempan pada pria ini.

"Berisik"

"Ah, kalau aku jadi kau, sudah lama ku pacari." Ia bergumam lirih, menyesalkan wajahnya yang biasa-biasa saja.

"Kalau begitu, kau saja yang pergi dengannya." Kiba tersenyum memandang teman kerjanya tersebut, kalau bisa, bolehkah ia mengantikan wajahnya dengan pria ini?

"Sasuke ke kantin kelas 1,bagaimana?" Sasuke memandan heran temannya, tidak biasa bagi mareka untuk makan ditempat mewah itu, memang di kantornya lebih tepat Namikaze corp. Namanya, memiliki 2 Kantin sekaligus, Kantin kedua adalah untuk pegawal-pegawai rendah sepertih Kiba dan Sasuke serta OB-OB yang ada disana.

Sedangkan untuk kelas satu diisi oleh oleh orang-orang yang jabatannya lebih tinggi. Entah apa maksudnya dibangun kantin yang memisahkan mereka. Kadang mereka tidak mengerti dengan jalan pikiran Atasannya tersebut.

"Tenang, aku yang taktir." Sasuke semakin curiga, temannya satu ini pasti melakukan sesuatu hal bila ada maunya.

Kiba tertawa hambar saat melihat sorot tajam mata Sasuke, dan ia kibas-kibaskan tangannya.

"Jangan dipikirkan, ayo." Tanpa terima protes Sasuke, Kiba langsung menarik tangan pemuda ini.

Memang sudah diperkirakan Sasuke, temannya ini pasti melakukan suatu hal kalau kata gratis muncul dihadapannya.

Ya, gratis. Yang berhubungan dengan dirinya, ajakan kencan Sakura diterima oleh perantara dirinya tanpa persetujuan Sasuke, ia merasa tidak enak pada perempuan yang sedari tadi tersenyum manis padanya.

Dasar Kiba sialan! kalau mau makan enak, jangan suka manfaatkan dirinya.

Kiba hanya cengengesan melihat tatapan membunuh Sasuke yang diarahkan padanya.

"Arigato sasuke-kun" perempuan ini pipinya memerah, Sasuke tidak merespon banyak, sebenarnya ia tidak terlalu suka situasi ini, padahal ia sudah beberapa kali menolak Sakura. Tapi pemimpin Devisinya ini cukup keras kepala.

Ia memang tidak terlalu suka bermain dengan perasaan, ia sudah banyak tersakiti dengan namanya perasaan dan cinta, mungkin ia juga pernah menyakiti orang lain, jadi ia sebisa mungkin untuk menghindari hal-hal tersebut.

"Lihat" kiba berbisik, telunjuknya mengarah pada deretan kursi didekat jendela, tempat yang nyaman buat makan siang, itu tempat khusus Atasan mereka. Sasuke memperhatikan Pemimpin Perusahaannya bersama seorang wanita.

"Itu pacar Boss yang keberapa ya? Katanya wanita itu adalah model yag lagi naik daun, lho." kiba terus berbisik, ia memandang iri pada Atasan mereka yang sedang mengoda, atau entah apapun yang dilakukannya. Sehingga membuat wanita yang disebelahnya memerah.

"Bukan urusanmu Kiba, makan saja." Sakura memandang kearah Kiba lalu melakukan kode 'jangan campuri urusan orang lain' yang dibalas cengiran oleh Kiba.

Namun pandangan Sasuke tidak berpindah ia masih setia mengamati gerak-gerik dua orang yang dibicarakan oleh Kiba, matanya tidak memandang si wanita seksi melainkan Atasan mareka yang jadi pusat perhatiannya.

Ya, Naruto. Pria brengsek yang pernah hadir dalam hidupnya.

Ia menyeringai ketika tahu apa yang Naruto lakukan disana, ia dengan jelas melihat tangan Naruto berada didalam rok pendek si wanita yang katanya model, pantas saja muka si wanita itu memerah sejak dari tadi, mungkin ia menahan desahannya sendiri.

Lalu ia tersenyum sinis menyadari kalau pria itu tidak pernah berubah. Dasar bajingan mesum sialan!

"Aku ke toilet sebentar." Sasuke berdiri, Sakura menganguk, Sasuke bernafas lega, sebenarnya ia kurang nyaman berada didekat perempuan ini.

Sebelum ia benar-benar menghilang dari tempat tersebut sekilas ia melirik Naruto. Sejujurnya ia sangat merindukan laki-laki itu.

Naruto masih asyik dengan kegiatan yang menyenangkan, sebentar-sebentar terdengar kekehannya.

Tidak terlalu keras hanya mampu didengar oleh wanita yang duduk disampingnya, yang sibuk menahan sesuatu di perut dan mulutnya, pria ini berhasil membuat kacau dirinya.

AHH

Desahan akhirnya tak bisa ia bendung kala ia pada batasnya, membuat Naruto tertawa keras, desahan wanita itu menyita perhatian tamu di kantin tersebut, membuat ia malu dan menutup mulutnya.

Namun ia lebih malu lagi saat Naruto memperlihatkan tangannya yang basah, dan dengan seksi ia menjilat tangannya sendiri.

"Uzumaki-San, Nyonya Tsunade ingin bertemu dengan anda." Sai sekretaris pribadinya, membungkuk pada Atasannya, Naruto segera berdiri menjabat tangan orang yang sangat penting ini.

Tsunade jelas tidak menyukai pria ini, walaupun ia tidak melihat kekurang ajarnya namun bisa ia lihat sesuatu ditangan Pemimpin Perusahaan itu, yang jelas itu bukan air.

Pandangannya beralih pada perempuan yan ada dihadapannya, ia tahu perempuan ini seorang model yang banyak menyita perhatian publik, namun sekarang ia disini kelihatan tidak berdaya bersama pria yang terkenal brengsek. Keh, jalang.

Tsunade akhirnya menerima uluran tangan Naruto yang disambut senyum ramahnya, sedikitnya membuat perempuan dengan usia kepalang ini merona, namun ia harus lebih berhati-hati pada pemilik Namikaze corp, ia sudah terkenal dengan sifat petualangannya, pria ini tidak pernah mengenal umur untuk menbawa wanita keranjangnya.

Sekilas Naruto melihat walaupun ia tidak terlalu yakin, tapi mata hitam sewarna malam jelas melihat kearahnya, walaupun setelah itu dengan cepat menghilang.

"Tunggu sebentar." Naruto segera berlari cepat, keluar dari kantin tersebut.

"Uzumaki-sama!" panggilan Sai tidak digubris olehnya, Tsunade jelas terlihat kesal.

"Maafkan Atasan kami Tsunade-sama. Saya akan melihatnya." Sai membungkuk pada wanita itu, Sai mengumpat dalam hati, apa yang terjadi pada Atasannya itu?

Padahal Atasannya tahu kalau hari ini ada pertemuan dengan Senju Tsunade untuk membicarakan perkembangan kelanjutan hubungan kedua Perusahaan mareka, namun dengan seenaknya Pemimpinnya itu membawa perempuan murahan.

Sekarang. Ia malah membuat Nyonya itu marah dengan meninggalkannya begitu saja, Sai bergesas mencari Atasanya tersebut yang sudah tidak waras.

Naruto terus mencari dan memanggil orang yang tadi dilihatnya, ia nyakin pria yag tadi dilihatnya orang yang sudah ia kenal begitu lama.

Rambut dengan style itu tak pernah dimiliki oleh orang lain, kecuali pria itu.

"Sasuke! Dimana kau." Naruto mencari bagai orang gila, ia bahkan sampai keluar dari gedung Perusahaan Namikaze, mungkin ia akan bertindak lebih jauh lagi, kalau Sai tidak datang dan menahannya.

"Sai, aku melihatnya. Sasuke. Ia ada disini." Sai memandang Naruto heran.

"Tapi Nyonya Stunade lebih penting sekarang." Naruto tidak peduli namun lagi-lagi Sai menahannya.

"Aku harus pergi."

Sai tidak tahu siapa itu Sasuke, tapi ia belum pernah lihat wajah Atasannya kacau begini. Ada kecemasan disana, ketakutan, gembira dan terluka dalam waktu bersamaan. Tapi ia tidak bisa menghancurkan perusahaan itu hanya karena emosi sesaat Atasannya.

Sasuke bukannya tidak tahu kalau Naruto mengejar dirinya, saat pria itu berlari kearahnya ia dengan cepat bersembunyi, namun ia juga merasa sedih melihat wajah cemas Pria itu.

"Hey Sasuke, sialan kau!" Kiba memandang tajam kearah Sasuke yang berdiri disebuah jedela yang cukup besar untuk melihat pemandangan diluar, ada obyek yang sangat menarik sedari tadi dilihatnya. Namun wajahnya tidak menunjukkan apapun hanya datar sepertih biasa.

"Kenapa? Meninggalkan aku dan Sakura disana."

"Hn" perempatan muncul di dahi Kiba, percuma aja diajak ngomong orang ini. Sebenarnya ia cukup kesal dengan Sasuke yang seenaknya meninggalkan ia dan wanita penggila pria ini.

Walaupun salahnya sih memanfaatka pria ini, ia bahkan tidak bisa menjelaskan apapun ketika wanita itu berubah murung.

"Apa yang kau lihat?" Kiba ikut melihat obyek yang dilihat temannya. Oh Boss pikirnya.

"Kau tahu? Atasan kita hampir menghancurkan perusahaan ini, lho." Kiba terkekeh sekilas ia teringat kejadian di kantin.

"Aku tidak tahu apa yag dikejar Atasan kita. Tapi ia begitu berani mengacuhkan Nyonya yang katanya punya akses dengan Perusahaan-Perusahaan asing." Sasuke lagi-lagi tidak merespon, membuat Kiba tambah kesal.

Kiba akhinya memilih pergi sebelum ia dengan terpaksa harus mencakar wajah pria ini yang kelewat datar, dan mungkin ia akan mati sebelum idenya terlaksana.

Sasuke masih memperhatikan Naruto, yang sedang kalap mencari sesuatu yang ia nyakin adalah dirinya.

Apakah ia begitu penting bagi pria itu? Atau… ia masih sama memperlakukannya seperti dahulu.

Ia tidak tahu kenapa tetesan bening mengalir dari matanya. Membasahi wajahnya yang tanpa ekspresi.

Entah kenapa Naruto bisa terdampar disini, ia juga tidak mengerti.

Sudah lama sekali Naruto tidak mengunjungi tempat ini, setelah lulus dari SMA ia melanjutkan kuliahnya diluar Negeri melupakan mimpi masa muda yang begitu bergelora.

Disalah satu gedung yang berhimpit dengan gedung lainnya. Basement itu berada ditengah-tengah, kemudian ia tersenyum miris tempat ini betul-betul untuk rakyat jelata.

"Naruto, ya?" Seorang pria dengan rambut berkucir mengaruk-mengaruk pipinya dengan malas, tapi bibirnya memberikan senyuman.

Naruto menghelas napas.

"Masih tinggal di Basement jorok ini? Shikamaru." Pria itu tertawa.

"Itu karena kami Rocker." Naruto nyengir, pria ini masih sama seperti dahulu, saat mareka masih remaja.

"Uh, kenapa dari dulu para Rocker tidak bisa lepas dari Basement ya?!" lagi-lagi pria ini tertawa.

"Karena kemiskinan yang melekat pada mareka sebagai kelompok minoritas." Ia memincingkan matanya pada pria yang bernama Shikamaru, perkataan itu rasanya ditunjukkan untuknya, ia seperti dituduh menelantarkan orang-orang ini.

Shikamaru mendekat dan menepuk bahunya. "Ayo kedalam."

"Gaara, lihat siapa yang datang!" Shikamaru membuka pintu tersebut dan disambut oleh 2 orang yang didalam sana, seseorang disana sudah dikenal oleh Naruto lama, ia adalah Gaara, teman lamanya pemain Baas andalan mareka.

Dulu sewaktu SMA ia memiliki sebuah Grup musik, ia sebagai Drummer, Shikamaru pemain gitar dan… Sasuke vocalist.

"Hn." Masih tetap sama, minim ekspresi seperti biasa, mengingatkan pada seseorang yang begitu ia rindukan.

"Hallo? Senior Naruto…dulu kamu Drummer kan? Wah, senang bertemu. Aku Konohamaru." Seseorang disebelah Gaara menjabat tangan Naruto, kesan pertama anak itu sangat ramah.

"Ia Drummer baru kami. Dulu ia sering ke pertunjukan kita. nggak ingat ya?" Naruto balas tersenyum ramah ke arah Konohamaru.

'Ya, senang bertemu." Naruto lalu mengambil tempat duduk disamping Gaara yang kelihatan sibuk memakan ramennya.

Ia tersenyum lebar dengan makanan yang mareka makan, Gudang Basement dan mie instan setiap hari, mengingat ia pada masa-masa mareka melakukan pertunjukan kesana-kemari, disini banyak kenangan, serta mimpi-mimpinya yang tidak pernah terwujud.

"Ah, nyamannya." Ia langsung merebut sumpit yang ada ditangan Gaara yang tak merespon sama sekali, dan melahap ramen yang disana tanpa peduli siapa pemiliknya.

Mengundang kekehan ringan dari Shikamaru dan wajah datar Gaara, Konohamaru sedikit syok.

"Dia meman seperti itu." Shikamaru masih terkekeh Konohamaru mengangguk maklum, biarpun ia tidak terlalu banyak tahu tentang orang ini. Namun Naruto adalah Senior yang dikaguminya, ya sedikitnya ia tahu prilaku orang ini.

"Serasa kembali ke rumah." Selesai makan ia langsung merebahkan diri kelantai Basement, matanya memandang langit-langit dan diding basement, foto mareka terpampang disana.

Foto mareka berempat. Masih segar diingatannya pria yang ada disamping Shikamaru, pria tampan berwajah cantik memandang datar kearah kamera, dan dirinya yang merangkul Gaara tapi matanya tidak lepas dari pria bekulit putih itu.

"Sasuke." Desisnya. Membuat Gaara menoleh kearahnya.

"Kau sudah bertemu dengannya?" Naruto terkejut, ia segera bangun dan mencengkeram bahu Gaara.

"Dia kesini?" perasaannya membuncah, tiba-tiba ia menjadi sangat rindu pada pria itu. Gaara mengangguk.

"Sebulan yang lalu."

"Ia kesini, tapi tidak mau bertemu denganku." Mukanya berubah sendu, Naruto tidak tahu apakah Sasuke masih membencinya? Tidak adakah, sedikit ruang rindu pada pria itu? Seperti ia yang merindukannya.

"Mungkin ia hanya menghindari mu," Shikamaru menepuk bahu Naruto. "Kau tau kan? Ia merasa bersalah padamu juga."

Naruto masih memperhatikan pria didalam foto itu, merasa bersalah? Mungkin sebenarnya ialah yang bersalah, ia tidak pernah mau tahu permasalahan pria itu, selalu menutup mata padanya. Berpikir kalau Sasuke selalu ada untuknya, tapi ia tidak pernah ada ketika Sasuke membutuhkannya.

Sekelabat masa lalu langsung menerpa ia, memukul ingatan tentang dirinya.

FLASHBACK

Suara kegaduhan serta suara-suara barang terjatuh membuat suasana Basemen itu kian gaduh, dan pekikan wanita serta jeritan mareka menginterupsi pada kejadian perkelahian yang terjadi dalam Basemen tersebut.

"Hentikan Naruto!" Gaara berusaha melerai dua pria yang saling tonjok. ia sudah jengah pada emosi dua pria itu.

"Jadi ini maksudmu sebenarnya, Hah, Sasuke?" Naruto menenangkan dirinya sendiri untuk tidak menerjang pria yang hampir sekarat dipojok diding, ia memukulnya kuat sekali sehingga Sasuke tidak dapat berdiri.

Sasuke terkekeh pelan. "Ya, kau sama sekali tidak berarti." Kemarahannya meledak, ia segera menerjang Sasuke kembali dan memukul wajahnya membabi buta, Sasuke tidak tinggal diam ia menendang perut Naruto membuat Naruto tersungkur.

Jeritan gadis-gadis itu tidak membuat Naruto menghentikan kemarahannya, ia bangkit bersiap menerjang Sasuke kembali namun ditahan oleh Shikamaru.

"Tenangkan dirimu, Naruto." Ia terengah-engan marah pada pria itu, lalu sakit saat Sasuke mengeluarkan darah disudut bibirnya.

"Karena aku kaya? Jadi kau memanfaatkan aku!" Sasuke kembali terkekeh. Ia menyapu darah di bibirnya.

"Ada hal lain, yang bisa dilihat dari dirimu?" Wajah Naruto mengeras, sasuke berhasil menghancurkan hatinya, padahal ia begitu mencintai pria ini. namun ia bersikap seolah-olah ia tidak berarti baginya.

"Sasuke!" Gaara mencekeram bahu Sasuke, ia tidak tahu apa yang dipikirkan lelaki ini.

Naruto melihat Sasuke sekilas, Naruto tahu kalau ia lebih lama disini, ia akan membuat pria itu masuk kubur. Ia menendang botol kaleng cukup keras melampiaskan kekesalan dihati, setelah itu ia pergi, tidak pernah kembali.

FLASHBACK END.

Naruto menghela napas panjang, mengingat pertemuan terakhir mereka kembali.

"Semestinya ia bilang kalau Kakaknya sakit, tidak perlu mencuri" setetes air mata hampir keluar dari pelupuk matanya, namun segera ia palingkan wajahnya tidak ingin Shikamaru dan Gaara melihat kerapuhannya.

"Kau tahu sifat Sasuke, Naruto." Shikamaru pun ikut merebahkan tubuhnya, kedatangan Naruto sedikitnya mengingatkan pada memori tentang mereka berempat.

Gaara berdiri, ia tidak mau berlarut pada pada masa lalu.

"Konohamaru, ayo cuci piring ini." Naruto memandangi kepergian Gaara dalam diam.

Gaara, Shikamaru sudah banyak berubah mareka tidak terikat pada masa lalu, tidak seperti dirinya yang tidak pernah beranjak. Ia selalu merasa bersalah pada Sasuke.

Terakhir kali ia tahu Gaara dan Shikamaru sudah menikah,Gaara menikahi Matsuri gadis yang dulu selalu mengejarnya, entah bagaimana ia bisa terjebak dengan perempuan itu. Naruto tidak mau memikirkannya,

Sedangkan Shikamaru menikahi kakak perempuan Gaara, Temari adalah cinta pertama Shikamaru. mungkin mareka sudah punya anak. Naruto tidak pernah bertanya tentang hal itu.

"Senior Gaara?" konohamaru yang masih asyik mencuci piring tidak kuasa menahan rasa penasarannya, pada pembicaraan para Seniornya.

"Aku tidak begitu mengerti apa yang para Senior bicarakan. Memangnya apa yang terjadi pada Senior Naruto dan Senior Sasuke dimasa lalu?"

"Hn." Tidak ada jawaban. Konohamaru gigit kuku, ia belum terbiasa dengan Seniornya yang satu ini.

"Dulu aku sangat mengagumi Senior Naruto, sekarang pun kekaguman ku belum berkurang." Wajah Konohamaru bersinar, ia memang sangat mengagumi Naruto sejak ia SMP, Naruto Drummer yang hebat begitu pikirnya.

"Katanya idolamu Pamela Anderson, kan?" Konohamaru mengibaskan tangannya, tentu saja itu lain, Seniornya satu ini aneh, masa menyamain Senior Naruto sama sidada besar sih. Ya, jelas beda.

"Naruto itu Gay, lho." Konohamaru membeku.

…TBC…

Boleh minta kritik dan sarannya Minna.

Soalnya aku masih kurang ngerti dengan penulisan baik dan benar. Mohon bantuannya.