Judul : Finding Daeul
Cast : Kim Jongdae, Kim Minseok, Daeul and Other
Author : chen21ina
Rate : T
Chapter 1 ~
.
.
"Appa !"
"Hmmmmm"
"Appaaaaaa ~"
"Iyaa"
"Haiiisshh appaaaa " Jongdae melepaskan kaca mata bacanya lalu mulai memfokuskan diri pada bocah kecil berusia lima tahun yang kini sedang melipat kedua tangannya di depan dada,oh jangan lupakan bibir kecilnya yang mengerucut menandakan ia tengah merajuk.
"Iya sayang " Jawab Jongdae lembut.
"Daeul bossaaaannnn " rengek Daeul.
"Main dengan Jung ahjuma dulu ya ?"
"Tidak mau ! Daeul mau main dengan appa" Jongdae menghela nafas mendengar penuturan putranya.
"Sayang appa masih ada pekerjaan yang belum selesai"
"Appa selalu seperti itu. Daeul benci appa !" Kemudian Daeul pergi berlari meninggalkan ruang kerja sang ayah.
Jongdae hanya menatap sedih pada sosok kecil yang kini berlari menjauh darinya, ia akui dirinya adalah orang tua yang buruk ia tidak mampu untuk menjadi ayah sekaligus ibu untuk Daeul. Seojoong eomma dari Daeul meninggal saat usia Daeul masih satu tahun dan sejak itu Jongdae berjuang sendiri membesarkan putranya.
Jongdae masuk ke dalam kamar Daeul, putra kecilnya kini sedang tidur menyamping dan Jongdae sangat tahu jika Daeul belum tidur.
"Sayang" panggil Jongdae namun Daeul hanya diam tak memberikan respon. Jongdae berjalan perlahan untuk mendekati putranya. Diusapnya sayang kepala Daeul sehingga membuat bocah lima tahun itu berbalik. Hati Jongdae terasa sesak ketika mata kecil itu kembali mengeluarkan air mata.
"Maafkan appa yah" Ucap Jongdae penuh ketulusan namun Daeul kini menggelengkan kepalanya.
"Maafkan Daeul juga appa, Daeul hanya bosan bermain dengan Jung ahjuma. Seandainya saja ada eomma, Daeul pasti tidak akan mengganggu appa" ucap Daeul polos. "Appa sebenarnya eomma itu kemana ? kenapa hanya Daeul yang tidak punya eomma. Semua teman-teman Daeul punya " Jongdae meringis saat mendengar pertanyaan dari Daeul, putranya masih terlalu kecil untuk mengerti bahwa eommanya telah meninggal dunia.
"Eomma sedang pergi ke tempat yang jauh, disana sangat indah "
"Lalu kenapa Daeul tidak diajak ? Daeul mau ikut eomma"
"Sayang dengarkan appa" Jongdae memandang serius ke arah putranya "tempat tinggal eomma sekarang adalah tempat yang sangat istimewa hanya orang baik hati yang bisa pergi kesana." lanjut Jongdae.
"Appa bagaimana kalau kita jemput eomma saja, eomma pasti nanti akan senang jika kita menjemputnya" Jongdae kembali menghela nafas.
"Iya nanti kita akan menjemput eomma, tapi tidak sekarang "
"Kapan ?" tanya Daeul penuh semangat.
"Saat Daeul sudah berhasil menjadi anak baik"
.
.
Perkataan Jongdae sangat membekas di otak Daeul setelah malam itu ia pun mulai mengubah kebiasaan buruknya karena Daeul yakin jika ia menjadi anak baik maka eommanya akan pulang. Orang pertama yang menyadari perubahan Daeul adalah Jung ahjuma, wanita paruh baya yang Jongdae pekerjakan sebagai pengasuh untuk Daeul.
"Ahjumaa" Jung ahjuma yang berada di samping Daeul pun menoleh ketika suara kecil itu memanggilnya.
"Tinggi mereka tidak jauh dengan Daeul tapi kenapa mereka tidak sekolah ?" Jung ahjuma melirik ke arah objek yang sedari tadi Daeul perhatikan, keduanya kini tengah berada di dalam taksi untuk menuju taman kanak-kanak tempat Daeul belajar. Jangan tanyakan mengapa Jung ahjuma yang mengantar dan mengapa mereka menggunakan taksi karena jawabannya hanya satu Jongdae yang terlalu sibuk bahkan untuk mengantar putranya sekolah pun ia harus mengandalkan orang lain. Mata Jung ahjuma menatap sedih pada dua anak laki-laki yang sedang duduk di depan emperan toko, entah apa yang keduanya lakukan yang jelas mereka dari kalangan menengah ke bawah, di usian mereka yang masih kecil kedua anak tersebut sudah harus mengalami kehidupan yang sulit.
"Sayang mereka bukan tidak sekolah, hanya saja mungkin mereka belum bisa bersekolah. Tidak semua orang bisa pergi ke sekolah, jadi Daeul adalah anak yang beruntung, makanya Daeul harus menjadi anak yang baik agar appa tidak sedih" Daeul memandang Jung ahjuma tanpa berkedip, kemudian senyumnya mengembang
"Daeul akan menjadi anak baik ko, karena jika Daeul baik nanti eomma akan pulang lalu menjemput Daeul" Jung ahjuma memusatkan perhatiannya pada sosok bocah kecil di sampingnya sungguh miris nasip Daeul, ditinggalkan oleh sang eomma dan memiliki appa yang bahkan terlalu sibuk.
.
.
Ini adalah hari minggu, hari libur untuk semua pegawai termasuk Jung ahjuma. Rencananya setiap hari minggu adalah quality time antara Jongdae dan Daeul setelah selama enam hari Jongdae selalu disibukan dengan pekerjaan. Namun rencana hanyalah rencana karena faktanya seorang Kim Jongdae tetap sibuk bahkan di hari libur sekalipun.
"Appa aku menemukan mu !" teriak Daeul senang saat ia berhasil menemukan tempat persembunyian sang ayah. Keduanya kini tengah bermain petak umpet dan Daeul selalu bisa menemukan persembunyian Jongdae.
"Anak appa memang pintar ! Baiklah sekarang Daeul yang sembunyi jika appa tidak bisa menemukan Daeul maka kau menang dan appa akan berikan hadiah ice cream"
"Yeaaayyy Daeul suka ice cream !"
"Baiklah appa akan mulai menghitung dan Daeul sembuyiiii"
1
2
3
Permainan kembali di mulai Daeul berlarian di sekitar rumahnya untuk sembunyi, pokoknya ia harus menang karena akan ada ice cream.
Kaki Daeul melangkah keluar area rumah, bibirnya membentuk senyuman lebar saat melihat sebuah mobil box dengan banyak kardus di sekitarnya. Tanpa berpikir panjang Daeul pun masuk kedalam mobil tersebut dan bersembunyi di balik kardus yang sudah tertumpuk rapi, ia terkikik sendiri ketika membayangkan wajah sang ayah yang akan kesulitan mencarinya lalu menyerah.
Jongdae berhenti menghitung di angka ke 21 karena ponselnya berdering, panggilan kantor.
"Yeoboseiyo"
"Jongdae-ah maaf mengganggu mu, tapi bisakah kau kirim ulang email untuk Tuan Tanaka, masih ada beberapa materi yang harus ku pelajari untuk meeting besok"
"Baiklah"
Jongdae berjalan kearah kamarnya ia mulai membuka laptop dan seketika garis - garis memusingkan mata pun terpapar jelas disana.
"Jongdae kurasa ini masih belum sempurna, bisa kau perbaiki lagi ? " Ucap Yifan, ia adalah atasan Jongdae lalu apakah Jongdae memiliki jawaban lain selain "Baik akan saya perbaiki" ?
Tangan itu terus bergerak lincah mengetik huruf dan angka secara bergantian tanpa ia sadari sudah satu setengah jam ia habiskan di depan laptop. Jongdae mendesah, pekerjaan sangat banyak dan sebagai manager tanggung jawab Jongdae pun tidaklah sedikit.
"Astaga Daeul "
Jongdae berlari keluar kamar matanya mengedar mencari sang putra.
"Daeulll"
"Sayanggg"
"Daeuuuulllll"
"Appa menyerah, kau bisa keluar" Jongdae mengernyit ketika ia tidak mendengar jawaban dari putranya.
"Daeul ayo keluar lalu kita beli ice cream " Jongdae sengaja mengencangkan suaranya agar Daeul dapat mendengar dan keluar dari tempat persembunyiannya namun lagi-lagi panggilan Jongdae diabaikan.
Jongdae mulai mencari lagi keseluruh penjuru rumah, hingga matanya menatap pada pintu halaman luar yang terbuka, Jongdae tersenyum pasti tadi Daeul terlalu lama menunggunya hingga anak itu bosan dan pergi bermain dengan teman-teman sebayanya di taman dekat komplek perumahan mereka.
Ada perasaan khawatir di hati Jongdae namun ia abaikan karena laki-laki tersebut yakin jika putranya akan baik-baik saja.
Detik berganti menit, dan menit berganti jam ini sudah pukul empat sore dan Daeul masih belum kembali. Segala pikiran buruk mulai menyerang, akhirnya laki-laki berusia 29tahun itu pun bergegas untuk mencari putranya.
peluh sudah membanjiri tubuh Jongdae namun ia tetap berlari kesana kemari untuk mencari Daeul. Hatinya mulai di lingkupi perasaan takut.
"Kau yakin tidak melihat putra ku Daeul ?" Jongdae bertanya lagi pada petugas keamanan disana, mustahil jika tak ada yang melihat securyti itu tetap saja menggeleng membuat Jongdae semakin frustasi.
"Apa kau tidak melihat ada mobil atau orang mencurigakan ?" tanya Jongdae lagi.
"Tidak ada, hanya saja tadi ada mobil box pengangkut barang-"
"Mobil box apa ?" tanya Jongdae cepat.
.
.
Daeul mengerjap, ia tidak sadar jika tadi ia tertidur. Daeul mendengar suara berisik dari arah luar ada banyak orang dewasa disana namun Daeul tidak tahu tempat apa ini. Bocah kecil itu turun perlahan dan mulai berjalan menjauh dari mobil, ia tidak suka melihat banyak tumpukan barang .
"Hiks ini dimana ? Appa ~ Daeul takutt "
Jongdae bergerak cepat entahlah perasaannya mengatakan jika Daeul terbawa oleh mobil oengangkut barang dan jika itu benar maka putranya kini pasti berada di Busan. Ini pertama kali dalam hidupnya Jongdae merasakan takut, takut jika sang putra benar-benar hilang dan pergi meningalkannya.
Dan disinilah ia sekarang berdiri di tengah-tengah kota Busan di pukul sembilan malam. Jongdae menjambak rambutnya frustasi ia bahkan tidak tahu harus melangkahkan kakinya kemana.
Tap
Tap
Bruk
"Heii hati-hati" Jongdae berteriak setelah dua orang laki-laki lain menabrak tubuhnya.
Jongdae bangkit ia mencoba untuk membersihkan pakaiannya yang kotor karena tadi Jongdae sempat terjatuh.
Tunggu
Jongdae meraba bagian belakang celananya, dompetnya hilang. Jangan-jangan dua orang tadi adalah pencuri ?
"Oh astaga " desah Jongdae ia mengusak rambutnya kemudian berjalan untuk mencari dua orang tadi.
"Pencuriiiiiii" langkah Jongdae terhenti saat mendengar suara wanita berteriak, dan matanya menangkap wanita lain memegang erat sebuah tas sambil berjalan cepat.
"Tolong hentikan wanita ituuu "
Drap
Drap
Grep
"Yakk apa yang kau lakukan ?!"
"Pencuriii " ucap Jongdae tajam .
Sret
Jongdae mengambil tas yang sedari tadi di bawa oleh wanita yang kini tangannya ia pegang erat.
"yakkkkk !" teriak wanita itu namun Jongdae mengabaikannya.
"Agashi ini milik anda, lain kali berhati-lah" Jongdae menyerahkan tas tersebut sontak wanita yang sedari tadi ia cengkram meronta keras.
"Terima kasih "
"Kau katakan padaku dimana komplotan mu yang lain ?" kali ini Jongdae bertanya tanpa melepaskan pandangannya sedikit pun dari wanita tersebut.
"Minseokiee ~ terima kasih yaaa bibi mencintai mu " teriak wanita yang tadi Jongdae berikan tas membuat Jongdae mengedipkan matanya.
"Kauu ! Laki-laki pengganggu tukang ikut campur karena mu aku jadi kehilangan uang hasil tabungan ku selama 4 tahun bekerja ! "
.
.
"Jadi ?" tanya Jongdae memastikan kini ia berada di rumah wanita yang ia ketahui bernama Minseok yang tadi Jongdae kira sebagai pencuri.
"Ck, kau harus mengganti uang ku yang tadi kau berikan pada bibi Ahn 7 juta won !"
"Kalau aku tidak mau " Tanya Jongdae lagi.
Sret
Jongdae membulatkan matanya saat Minseok merobek bajunya sendiri .
"Aku akan berteriak dan mengatakan bahwa kau melakukan tindakan pelecehan lalu semua orang akan datang dan menghakimi mu. Bagaimana ?" ucapan Minseok membuat Jongdae menatapnya tak percaya.
"Kau masih tidak mau ganti ?" tanya Minseok lagi "Jangan salahkan aku jika besok keluarga mu melihat kabar di koran bahwa kau masuk penjara" lanjut Minseok.
"Baiklaahh 7juta won bukan. Aku akan memgganti nya "
...
Tbc
Holllaaaaaaaaaaaa saya comeback
Bukannya lanjutin ff malah buat yg baru *timpuk mala*
Chap awalnya aneh ya .. Absurd ya .. Ia sih emang .. Ini ff sbebernya terinspirasi dari film 'Finding Nemo' hehehehehe
Dan juga choco bank .. Jadi klo mirip2 yah memang .. Tapi buat next chap beda ko .. Ini pengantar aja hahaha
Btw itu jongdae bakal gitu ajj kasih uang ke Minseok ? Masa sih ?
Hhheeee
Ripiw juseiyooooo
Paii paiiii
