The Hidden Love
.
Super Junior Ffn
.
Author, Cho Hyunsung
.
WARNING!
GS, TYPO, OOC, dan gangguan penyakit lainnya.
.
Cerita ini hanyalah fiksi semata, kesamaan tempat dan tokoh memang disengaja, tapi kalau jalan cerita ini murni milik AUTHOR!
….
Seorang namja berjalan dengan cepat saat dentingan jarum jam tangannya semakin mengarah pada angka sembilan. Jika hal itu sampai terjadi maka dapat dipastikan ia akan melompati pagar sekolahnya yang tinggi itu seperti yang dilakukannya beberapa hari yang lalu dan hal itu cukup membuatnya kewalahan sehingga ia tidak ingin hal itu sampai terjadi lagi, setidaknya untuk hari ini.
"Sial! Malam hari harus lembur bekerja dan paginya harus berolahraga seperti ini. Kapan hidupmu bisa berjalan dengan tenang, Cho Kyuhyun?!"
Sambil mengomel, namja itu terus saja berlarian ditengah hiruk pikuk sebuah ibukota yang dipadati oleh ribuan atau bahkan jutaan aktivitas yang penduduknya lakukan. Tanpa memerdulikan orang-orang yang berada disekitarnya, namja bernama Cho Kyuhyun itu segera melesatkan tubuh rampingnya itu diantara pintu pagar yang akan segera ditutup rapat oleh seorang penjaga sekolah.
"Hari ini kau beruntung, nak."
Kyuhyun menolehkan kepalanya kebelakang, kemudian ia tersenyum sambil membungkukan sedikit tubuhnya pada Si penjaga sekolah. Untuk hari ini, ia bisa bernafas cukup lega. Semua kekhawatirannya pun menghilang.
"Kau tidak terlambat? Tumben sekali."
"Kau mengejekku? Kau lupa siapa aku?"
"Yah, Cho. Aku tahu siapa kau. Pemuda beruntung."
Lagi-lagi Kyuhyun tersenyum pada seorang teman dekatnya, Lee Donghae. Namja itu sudah cukup lama menjadi teman setia Kyuhyun. Dimana ada Kyuhyun pasti ada Donghae begitu juga sebaliknya. Lama diperhatikan, mereka seperti saudara kembar karna hampir tiada hari keduanya terlihat berpisah.
….
"Operasi logaritma merupakan kebalikan dari operasi perpangkatan…"
"Ssstt.. Kyuh~"
"Apasih, Hae?"
"Kau tahu tidak kalau siang ini jam olahraga kita adalah bermain bola?"
"Benarkah? Kalau begitu, aku yang akan menjadi keepernya!"
"Ck, kau ini payah sekali. Dimana-mana semua orang ingin menjadi penyerang, kenapa kau malahan ngotot ingin menjadi keepernya sih?"
"Itu keahlianku. Tangan dan kakiku panjang, tubuhku juga ramping. Semuanya terlihat mendukung."
"Apa kau sedang menghinaku?"
"Apa? Aku tidak menghina siapapun. Apa Hyung merasa tersinggung?"
"Ah? Tidak. Hanya perasaanmu saja."
"Kyuhyun! Donghae! Apa yang sedang kalian berdua diskusikan?"
"Anniyeo, Seonsaengnim. Saya hanya ingin meminjam pulpen pada Kyuhyun."
"Ya sudah. Jangan membuat kegaduhan lagi!"
"Ne, Seonsaengnim."
Karna mereka berdua tidak mau diusir dari dalam kelas, maka keduanya pun menyibukan diri dengan membaca buku matematika yang sayangnya hanya membuat kepala mereka berdua semakin pusing. Alhasil, keduanya pun tertidur dibalik buku pelajaran yang sengaja mereka berdirikan diatas meja agar dapat menutupi wajah polos mereka saat tertidur.
….
Jam pelajaran akhir yang paling mereka terutama para namja itu tunggu-tunggu akhirnya datang juga. Semua namja yang sudah mengganti pakaian mereka dengan seragam olahraga, segera berhamburan dilapangan bola yang ditumbuhi rumput hijau seperti dilapangan bola pada umumnya.
Semua namja melakukan pemanasan, sedangkan para yeoja lebih memilih untuk menyaksikan kehebatan para namja yang ada dikelas mereka. Setelah pemanasan selesai, Kyuhyun baru saja muncul dari sudut sekolah.
Dengan baju berlengan panjang, celana pendek, serta sarung tangan yang semuanya berwarna hitam, Kyuhyun terlihat tampan dengan satu buah bola yang mengapit diantara tangan kiri dan pinggangnya. Anak poninya seakan menari-nari saat hembusan angin menerpa wajahnya yang entah sejak kapan berubah menjadi bersinar.
"Dia seperti Edward Cullen, saat tubuhnya terkena sinar matahari pasti terlihat bersinar~"
"Huwaaa~ Aku baru tahu kalau Kyuhyun setampan itu~"
"Bagaimana ini? Kyuhyun~ Saranghae!"
"Kyaa… kyaa.. kyaaa…"
Kyuhyun berusaha mengabaikan teriakan-teriakan para yeoja yang dengan seenak jidatnya baru menyadari kalau sebenarnya dirinya itu memang sudah tampan sejak ia baru saja dilahirkan kedunia ini.
Namun, otak jahilnya sedang dalam keadaan mood yang baik sehingga ia mempunyai ide yang akan membuat popularitasnya akan semakin meningkat.
Dengan segaja ia membuat gerak jalannya menjadi slow motion sambil melambaikan tangan dan tidak lupa tersenyum lima jari kekiri. Ya, hanya kekiri. Dia tidak sepenuhnya tersenyum. Dia hanya menyerigai. Tanduk sang iblis pun kemudian menyangkut dikepalanya dan Si bola pun berubah menjadi tongkat Harry potter, oh bukan, maksudnya menjadi tongkat raja iblis.
STOP!
"Kyuhyun! Kenapa lama sekali?!"
"Woy! Berhenti tebar pesona!~"
DOENG!
Seketika semua bayang-bayang indah seorang Cho Kyuhyun pun musnah. Semuanya kembali seperti semula. Dengan tampang cemberut, Kyuhyun berjalan menuju kedua tiang penyangga yang akan dijaganya sampai pertandingan ini usai.
"Baiklah, karna dikelas kita hanya terdapat enambelas orang namja, maka dua orang akan menjadi keeper sedangkan empatbelas orang lainnya akan menjadi pemain. Tujuh orang dikubu Kyuhyun dan tujuh orang lagi dikubu Siwon, kalian mengerti?"
"Ya!"
Semuanya berteriak paham saat Donghae membagi timnya yaitu satu dikubu Kyuhyun dan yang satunya lagi dikubu Siwon.
Pertandingan ala kadarnya itupun diakhirnya dimulai setelah Kyuhyun meniupkan peluitnya. Semua pemain segera berhamburan mengejar bola kesana kemari. Kyuhyun dan Siwon hanya bertugas menjadi penjaga gawang sehingga mereka berdua tidak perlu berlari-larian seperti keempatbelas teman mereka lakukan.
Karna kedua pertahanan mereka sama kuatnya, Kyuhyun pun mulai merasa bosan. Dari tadi, bola itu hanya mengambung ke sana kemari tidak tentu arah. Dirinya yang menjadi keeper yang hanya menunggu serangan bola dari para lawannya pun jadi hanya berdiam diri saja. Karna kesal, Kyuhyun pun menghampiri para yeoja yang duduk bersama dikursi penonton.
"Kyuhyun! Kyaa~ sedang apa kau disini?"
"Aku lapar."
"Bagaimana kalau kau makan kimbab ini saja? Oh atau kau mau kimchi? Emm, aku juga bawa bulgogi~ Jadi kau mau yang mana?"
"Kau ini niat sekolah atau berjualan disekolah sih, Chul?" ledek Kyuhyun pada yeoja yang teramat cantik dan sexy seperti Kim Heechul. Disebelah Heechul ada Leeteuk yang tidak sengaja tertawa. Pandangan mematikan Kim Heechul pun segera mencekik lehernya, seketika Leeteuk pun berhenti tertawa.
"Kalau mau bilang saja. Jangan bicara yang tidak-tidak!"
"Baiklah. Aku ingin keripik jagungmu saja."
"Ini. Ambilah."
"Termakasih, cantik!"
"Kyu~ Apa kau baru saja mengatakan bahwa aku ini cantik?" kedua mata Heechul berbinar-binar.
"Ya~"
Kyuhyun tidak peduli dengan apa yang baru saja ia katakan. Yang terpenting untuknya saat ini adalah ia mempunyai camilan yang akan menemaninya menjaga gawan dari serangan lawan.
Kyuhyun tidak terlihat seperti keeper, ia lebih terlihat seperti seorang penonton yang menerobos masuk kelapangan bola. Sambil memakan keripik jagungnya, Kyuhyun mengomeli teman-temannya yang sampai dipertengahan waktu ini belum juga ada yang berhasil membobol gawang yang dijaga Siwon.
"Ya! Yak! Ya! Lee Donghae! Sekali-sekali oper ke Kangin jangan biarkan Si sipit Yesung menghalangimu! Awas ada Shindong! Tulangmu akan remuk Donghae! Berikan bolanya pada Kangin!"
Kurang lebih seperti itulah suara sorakan seorang Cho Kyuhyun dengan mulut yang tidak berhenti mengunyah keripik jagung.
Waktu pun semakin berputar dengan cepat. Dimenit-menit terakhir, bola berpindah arah. Kyuhyun pun terpaksa menyudahi acara menyemilnya.
"Gawat! Bolanya datang! Huwaahh.."
Kyuhyun dengan mantap memasang kuda-kudanya untuk menghalangi masuknya bola ke dalam gawang yang sejak tadi dijaganya sambil memakan keripik jagung pemberian Heechul.
"Kyuhyun! Kyuhyun! Kamu pasti bisa! AYO CHO KYUHYUN!"
Kyuhyun pun semakin merasa bangga dengan dirinya sendiri. Dengan penuh percaya diri, ia akan memblokir masuknya bola dari serangan Yesung.
SATU..
DUA..
TI…
DUGH..
SYUNG..
GREP..
TUING..
BUGH..
"AAAAAA!"
BRUGH..
THE END
"KYUHYUN!"
Semua para pemain dan penonton segera berlari kearah Kyuhyun. Si Keeper yang punya body perfect untuk seorang keeper itu memang berhasil menangkap bola hasil tendangan Yesung, tapi mungkin karna terlalu bersemangat Kyuhyun lupa menghindari tiang gawang sehingga kepalanya tidak sengaha membentur tiang gawang dan ia pun tidak sadarkan diri.
Sambil memeluk bola, Kyuhyun pingsan didepan gawang yang ia jaga. Semua mata memandangi tubuh Kyuhyun. Dengan segera, Donghae memangku kepala Kyuhyun. Ia mencoba untuk menyadarkan namja itu dengan menepuk-nepuk pipinya. Namun, Kyuhyun tetap tidak juga bagun.
Saat Donghae mengangkat tangan kirinya yang semula menjadi bantal untuk kepala Kyuhyun yang berada dipangkuannya, Donghae dan semua orang melihat kalau tangan Donghae belumuran darah segar yang ternyata berasal dari kepala Kyuhyun.
"KYUHYUN! Gwaenchanayeo? Kyuhyun.. Hiks.. Apa kau bisa mendengar suaraku?! Kyuhyun, katakan sesuatu padaku! KATAKAN!"
Teriakan Donghae tidak membuahkan hasil sama sekali. Yesung yang merasa bersalah, terduduk dihadapan Kyuhyun yang masih menutup kedua matanya.
"Hiks, aku sama sekali tidak bermaksud untuk melukaimu, Kyu. Aku tidak tahu kalau jadinya akan seperti ini. Maafkan aku, Kyu~~"
"Yesung Hyung, sekarang bukan saatnya kita semua menangis seperti ini. Sebaiknya kita segera memanggil ambulan dan membawa Kyuhyun kerumah sakit agar dia segera mendapat pertolongan." Kata Siwon mengingatkan teman-temannya.
"Apa yang dikatakan Siwon betul. Kita harus segera memanggil ambulan." Setuju Kangin pad aide Siwon.
Shindong, Leeteuk, dan Heechul pun segera berlari menuju ruang kesehatan untuk memanggil guru Pembina yang akan membawakan mereka ambulan untuk Kyuhyun.
….
Tiga jam kemudian..
Hari sudah semakin sore, semua teman-teman Kyuhyun sudah banyak yang mengundurkan diri untuk pulang kerumahnya masing-masing. Saat ini yang tersisa hanyalah Donghae, Siwon, Yesung, Kangin, Leeteuk, Heechul, Shindong, dan seorang guru Pembina.
"Kalian semua pulanglah kerumah kalian masing-masing. Orang tua kalian pasti akan merasa khawatir dengan kalian. Biar Kyuhyun Seonsaengnim saja yang menjaganya."
"Tapi Seonsaengnim, ini semua salah saya. Kalau saja saya tidak menendang bolanya meleset hingga kearah tiang gawang, Kyuhyun pasti tidak akan seperti ini." sesal Yesung.
Siwon dan Shindong segera merangkul Yesung untuk sekedar memberinya sedikit ketenangan. Namun, hal itu tidak akan pernah merubah segala sesuatu yang telah terjadi hari ini.
"Hyung, apa yang dikatakan oleh Seonsaengnim ada benarnya juga. Sekarang kita pulang saja ke rumah karna hari sudah semakin larut. Besok setelah pulang sekolah, kita datang saja lagi kemari untuk menjenguk Kyuhyun." Kata Kangin yang berdiri tepat dihadapan Yesung.
Yesung pun mulai menimang-nimang perkataan Kangin barusan. Setelah mendapat anggukan kepala dari Siwon dan Shindong, akhirnya Yesung pun memutuskan untuk pulang ke rumah saja.
"Baiklah. Karna sudah malam, kami akan segera pulang. Donghae, kau tidak mau pulang bersama kami?"
"Anniyeo, Yesung Hyung. Aku sudah meminta ijin pada Eommaku, kalau aku akan merawat Kyuhyun disini. Besok Eomma ku akan datang kemari bersama Hyungku. Hyungdeul dan Seonsaengnim juga sebaiknya pulang saja ke rumah."
"Tapi Donghae…"
"Gwaenchana Seonsaengnim. Aku akan tetap berada disini menjaga Kyuhyun sampai anak itu benar-benar sembuh. Seonsaengnim juga harus pulang kerumah karna keluarga Seonsaengnim pasti juga akan mengkhawatirkan keadaan Seonsaengnim."
Seonsaengnim Yeoja itupun memikirkan baik-baik perkataan Donghae. Dan pada akhirnya ia mengambil keputusan yang sama dengan Yesung dan para muridnya yang lain.
"Baiklah. Kami akan segera pulang. Jika terjadi sesuatu dengan kau ataupun Kyuhyun, segeralah menghubungi Seonsaengnim. Kau juga tidak boleh lupa istirahat dan mengganti bajumu yang penuh dengan darah Kyuhyun itu dengan baju yang baru."
"Ne, Seonsaengnim. Kalau begitu, berhati-hatilah dijalan!"
"Ne~ sampai bertemu besok Hae~!"
Semua teman Donghae melambaikan tangannya termasuk juga Si Seonsaengnim yang cantik.
Setelah kepergian mereka, Donghae menghembuskan nafas beratnya beberapa kali. Ia masih tidak percaya dengan apa yang terjadi pada Kyuhyun.
"Bahkan kejadian itu berjalan terlalu cepat."
Kemudian ia pun kembali menunggu dokter yang tadi menangani Kyuhyun. Sampai tengah malam, belum juga ada kepastian dari sang Dokter. Karna lelah menunggu, akhirnya Donghae tertidur diatas kursi besi dengan keadaan meringkuk agar hawa dingin tidak menerpa langsung dadanya.
CEKLEK..
"Oh? Sudah tidak ada orang? Hey, anak muda. Sedang apa kau disini?"
Si Dokter mulai membangunkan Donghae yang tertidur diatas kursi besi. Setelah mengguncang-guncang bahunya, akhirnya Donghae pun terbangun dari tidurnya. Kedua matanya memandang sayu Si Dokter yang hanya tersenyum memandangi wajah polosnya.
"Dokter! Bagaimana dengan keadaan Kyuhyun?! Apa dia sudah siuman?! Apa ada luka yang serius?!"
"Ya, hentikan! Kenapa kau malah mengguncang-guncang bahu seorang dokter seperti ini?!"
"Ah, mianhae dokter. Aku sangat khawatir dengan keadaan Kyuhyun. Dia teman satu-satunya yang aku miliki. Aku mohon padamu, dokter. Selamatkanlah dia!"
"Pertama, kau jangan khawatirkan mengenai keadaan Kyuhyun. Yang kedua, aku pikir temanmu lebih banyak dari apa yang kau katakan barusan kepadaku. Dan yang ketiga, aku ini hanyalah seorang dokter, bukan Tuhan. Jadi aku hanya melakukan apa saja yang aku bisa, sisanya kau harus menyerahkannya pada Tuhan."
"Baiklah, aku mengerti. Lantas, seperti apa keadaan Kyuhyun saat ini?"
"Dia coma."
"Coma?!"
"Jangan bilang kalau kau tidak tahu apa itu artinya coma.." kedua mata sang Dokter berubah menjadi segaris. -_-
"Ish, aku sering mendengarnya di drama-drama tv. Dokter, apa Kyuhyun masih bisa disembuhkan? Lagipula, kepalanya itu hanya membentur tiang penyangga gawang sekolah. Masa iya keadaannya sampai separah itu?"
"Sekarang aku yang bertanya padamu. Terbuat dari apa tiang penyangga gawang sekolahmu itu?"
"Emm, besi." Jawab Donghae polos.
"Lalu, jika kepalamu kau benturkan disana, maka apa yang akan terjadi?"
"Membengkak?"
"Hal yang lebih parah dari itu?"
"Mungkin mengalami pendarahan."
"Tepat sekali! Hal seperti itulah yang sedang temanmu itu alami saat ini. Jadi, jangan tanyakan padaku lagi kenapa dia bisa jadi seperti ini. Ingat! Mengalami benturan pada bagian kepala itu lebih sakit, ketimbang hanya lututmu saja yang membentur tiang gawang. Kalau begitu, aku permisih dulu."
Dokter itu segera berlalu meninggalkan Donghae yang masih mencerna setiap kata-kata yang baru saja keluar dari mulut Si dokter. Tidak ingin menerka-nerka keadaan Kyuhyun lagi, Donghae pun memutuskan untuk berjalan masuk kedalam kamar rawat Kyuhyun.
CKLEK..
BLAM..
Dari kejauhan, Donghae melihat tubuh Kyuhyun yang terbaring lemah diatas tempat tidur beroda. Dengan hati bimbang, Donghae mendekati tubuh Kyuhyun. Ia tersenyum miris melihat keadaan teman seperjuangannya itu.
"Kau tampan juga dengan lilitan perban dikepalamu seperti itu."
Ia kembali tersenyum miris. Donghae duduk dikursi yang berada tepat disamping tempat tidur Kyuhyun. Ia menggenggam tangan dingin itu dengan kedua tangannya. Tangan kanan Kyuhyun benar-benar terasa dingin dan wajahnya pun terlihat sangat pucat.
"Apa yang sekarang kau rasakan? Apa kau sudah merasa lebih baikan sekarang?"
"Jawab aku Kyuhyun! Kau tahu? Saat ini kedua orang tuamu sudah mengetahui keadaanmu. Kau ingin melihat mereka menertawakanmu dengan keadaanmu yang seperti saat ini? Apa kau masih ingat dengan ucapanmu yang sering kau ucapkan padaku dulu?"
"Jika kau mengingatnya, sekarang buka matamu. Kita pergi dari sini dan lupakan semua masalah ini."
Monolog Donghae terdengar semakin melemah. Namja itu berusaha agar ia tidak menangis didepan Kyuhyun yang hanya diam tertidur didepannya. Tanpa Donghae sadari, air mata Kyuhyun ikut turun bersamaan dengan suara isakan Donghae didalam kamar rawat Kyuhyun.
"Hiks, kau bilang padaku kalau kau tidak ingin menemui mereka lagi. Mereka, mereka orang yang telah meninggalkanmu karna terobsesi akan harta sehingga mereka melupakanmu dan hanya menjadikan kau sebagai boneka jenaka mereka. Hiks.. Sadarlah, kau sendiri yang mengatakannya padaku kalau kau sudah lelah dengan semua omong kosong mereka. Sekarang, kau harus bangun. Segera bangun Cho Kyuhun!"
Sayangnya Kyuhyun masih saja tidak mendengarkan Donghae. Tubuh itu masih terlihat lemah dan masih belum mampu untuk sekedar membuka kedua matanya. Donghae yang sejak tadi sudah merasa lelah, akhirnya tertidur disamping Kyuhyun.
Donghae tertidur dengan posisi duduk dan kepalanya ia sanggahkan diatas tempat tidur Kyuhyun. Kedua tangannya masih ia satukan dengan jemari tangan Kyuhyun yang lebih panjang dari jarinya tersebut.
Roh Kyuhyun bangkit dari dalam tubuh Kyuhyun. Roh itupun terkejut saat melihat jasadnya tidak mengikuti pergerakannya. Roh itupun kembali membaringi jasadnya, namun ia tidak bisa kembali lagi. Roh itupun berpisah dengan jasadnya.
"Lho? Apa yang terjadi? Kenapa aku tidak bisa kembali? Apa yang sebenarnya terjadi?!"
Roh Kyuhyun mulai panik dengan keterpisahan rohnya dengan jasadnya sendiri. Ia pun mulai gelisah sambil berjalan mondar mandir mencari solusinya. Namun, sampai dijam berikutnya, ia tetap saja tidak menemukan jalan keluarnya sampai sebuah tiupan angin menyadarkannya.
Angin bertiup kencang menerpa gorden kamar rawat Kyuhyun, roh Kyuhyun pun mulai bingung dengan datangnya angin yang secara tiba-tiba itu. Ia pun berjalan mendekati sisi jendela kamar yang tiba-tiba terbuka.
"Ada yang aneh dengan angin itu. Apa akan segera turun hujan?"
Angin kembali bertiup menerbangkan rambut roh Kyuhyun. Tidak lama kemudian, sebuh bayangan dengan jubbah berwarna biru gelap datang memasuki kamar rawat Kyuhyun.
"Mwo? Siapa kau?!" tanya roh Kyuhyun panik.
Sosok berjubbah itu memutar tubuhnya dengan arogan. Wajahnya yang tertutupi topi jubbah itu terlihat gelap dan sama sekali tidak menampakan bentuk wajahnya.
"Si-siapa kau?"
"Jangan takut anak muda. Aku datang kemari karna hanya ingin membantumu kembali pada jasadmu yang terbaring lemah disana."
"Cepat katakan padaku bagaimana caranya? Aku akan membayarmu dengan seluruh uang gaji bulananku, asalkan kau benar-benar bisa membuatku kembali pada jasadku."
"Tenanglah sedikit. Aku tidak butuh semua uangmu itu. Aku adalah makhluk yang biasa mereka sebut dengan Bravo Mr. Park. Tapi untuk kau, kau bisa memanggilku Mr. Park saja. Apa kau mengerti?"
"Ya, terserahmu saja. Sekarang, katakan padaku bagaimana caranya agar aku bisa kembali ke jasadku sendiri.."
"Tidak sabaran sekali. Setidaknya kau harus menyuruh tamumu ini untuk duduk dulu. Baru kau mengajaknya berbicara."
"Baiklah, silahkan duduk."
Sosok itupun duduk diatas sofa yang tersedia didalam kamar rawat Kyuhyun. Roh Kyuhyun pun mengikutinya dan duduk diseberangnya dengan hati was-was.
SRET..
Sosok itu membuka topi jubbah yang sejak tadi dikenakannya. Roh Kyuhyun pun kembali terkejut dengan sosok yang duduk diseberangnya.
"Leeteuk?! Sedang apa kau disini? Oh? Rambutmu? Apa yang terjadi dengan rambutmu? Kenapa kau memotongnya? Bukankah kau yeoja yang tidak pernah mau kalau sampai ada orang yang menyentuh rambutmu? Lalu kenapa kau memotongnya?!"
Sosok itu menutupi kedua telinganya dengan kedua telapak tangannya sendiri. Roh Kyuhyun yang merasa risih dengan pandangan mematikan yang dilayangkan oleh sosok itupun jadi membuang muka ke samping.
"Aku bukanlah Leeteuk seperti apa yang kau katakan barusan. Nama asliku adalah Park Jungso. Kau harus mengingatnya dan aku bukan seorang yeoja. Mengerti?!"
"Tapi struktur wajah dan tubuhmu sangat mirip sekali dengan temanku itu."
"What ever~ yang terpenting saat ini adalah kau harus mendengarkan semua perkataanku. Kau adalah roh yang terpisah dari jasadmu sendiri. Hanya dengan cara kau bisa menemukan seorang yeoja yang dapat melihat keadaanmu seperti inilah yang bisa membantumu kembali pada jasadmu itu sendiri."
"Apa? Yeoja? Siapa yeoja itu?"
"Yeoja itu adalah yeoja yang akan menangis saat dia melihat jasadmu itu."
"Yeoja? Eommaku juga seorang yeoja. Itu artinya, aku akan segera bisa kembali pada jasadku sendiri, bukan?"
PLUK..
Jungso menepuk jidatnya sendiri lalu ia menggelengkan kepalanya.
"Bukan orang yang seperti itu yang aku maksudkan. Err.. kau membuatku kesal!"
"Lantas, orang yang seperti apa lagi?"
"Begini, kau dan bahkan aku sendiri sama sekali tidak mengetahui siapa dan bagaimana yeoja yang akan menolongmu nanti. Kau hanya perlu terus mencarinya sampai ke plosok-plosok Seoul sekalipun. Kalau ada seorang yeoja yang tiba-tiba bisa melihatmu, maka kau harus bisa memastikan yeoja itu untuk datang ke tempat ini dan kemudian dia menangis karna dia merasakan suatu perasaan yang aneh saat dia melihat keadaanmu yang seperti ini."
"Terdengar sulit."
"Yah, coba saja. Kau hanya diberi waktu selama tigapuluh hari mulai dari matahari terbit besok pagi. Jadi jangan sia-siakan waktu yang kau punya atau kau tidak akan pernah bersatu lagi dengan jasadmu sendiri. Karna tugasku sudah selesai, maka aku harus segera pergi dari sini."
"Oh Tunggu dulu. Jika aku ingin memanggilmu kembali bagaimana caranya?"
"Kau bisa memanggil namaku sampai tiga kali dan aku akan segera datang padamu. Tapi aku mohon padamu, untuk tidak memanggil namaku malam ini."
"Waeyo?"
"Karna aku ingin segera beristirahat. Mengerti?"
"Baiklah."
Sosok itu pun kembali melangkahkan kakinya mendekati sisi jendela. Namun, sebuah tangan kembali menghalanginya.
"Apalagi, bocah?"
"Kalau aku tidak percaya dengan semua perkataanmu, bagaimana?"
"Kau hanya perlu duduk diam tidak melakukan apapun sampai batas waktu yang telah ditentukan. Maka sejak hari itu kau akan menyesali seluruh perbuatanmu."
"Ah, tapi semua perkataanmu terdengar konyol. Kau harus tahu bahwa aku ini adalah manusia. Manusia yang nyata. Dikehidupan manusia tidak ada yang seperti ini."
"Dan kau perlu tahu satu hal. Kau bukan lagi manusia, kau hanya hidup disatu lingkungan dengan manusia. Sudah, jangan ganggu aku lagi."
ZEPP..
Jungso pun pergi melalui jendela yang terbuka. Roh Kyuhyun menyembulkan kepalanya keluar dari jendela, menatap langit yang dituju oleh Jungso tadi. Walau sedikit tidak percaya, roh Kyuhyun terpaksa melakukan semua yang dikatakan oleh Jungso tadi.
Roh Kyuhyun menutup kembali jendelanya. Lalu ia berjalan kearah jasadnya sendiri. Roh Kyuhyun dapat melihat dengan jelas bagaimana wajahnya yang pucat dan perban luka yang masih meliliti kepalanya.
"Ini semua benar-benar diluar dugaanku. Tapi, makhluk itu tetap saja setia denganku." Katanya sambil melirik Donghae yang tertidur meringkuk diatas kursi.
"Jika dia seperti ini terus sampai pagi, aku khawatir pinggang anak ini akan sakit besok pagi."
Roh Kyuhyun berjalan mendekati Donghae. Ia ingin memindahkan tubuh Donghae keatas sofa. Namun, ia tidak bisa menyentuh Donghae sedikitpun.
"Oh? Aku tidak bisa menyentuh anak ini? Tapi kenapa aku bisa menyentuh barang-barang yang ada?"
Roh Kyuhyun pun kembali berpikir bagaimana caranya memindahkan tubuh Donghae keatas sofa. Ia pun kembali teringat pada sosok yang mirip dengan teman yeojanya yang bernama Leeteuk itu.
"PARK JUNGSOOOO~~"
ZEPP..
"Ada apa, hah? Kenapa kau berteriak ditengah malam seperti ini? Apa kau tidak tahu kalau aku sedang bermimpi indah tadi, hah?"
"Berhentilah mengomel. Ini temanku."
"Lalu, apa urusannya denganku?! Kau selalu saja membuatku emosi padahal kita baru saja bertemu."
"Tolong pindahkan dia ketas sofa."
"Kenapa tidak kau saja sendiri yang memindahkannya? Kau kan bisa menggendongnya sampai disana."
"Jika aku bisa melakukannya sendiri, untuk apa aku memanggilmu bodoh!"
GLUK..
"Baru kali ini ada roh ingusan yang mengataiku bodoh." Batin Jungso.
"Baiklah.. baiklah.. aku lupa jika kau tidak bisa menyentuh siapapun terkecuali dirimu sendiri dan yeoja yang akan menolongmu nanti."
Roh Kyuhyun terlihat kesal dengan sikap Jungso yang terlalu arogan itu. Ia pun menggeser sedikit tubuhnya agar Jungso bisa memindahkan tubuh Donghae keatas sofa dengan menggunakan tongkatnya.
"Ah daebak~" puji roh Kyuhyun pada kehebatan tongkat yang dimiliki Jungso.
"Sekarang sudah beres kan? Kalau begitu, aku pergi dulu."
"Tunggu dulu!"
"Apalagi sih, bocah?"
"Itu, pakaian Donghae Hyung banyak dilumuri darahku. Aku yakin dia tidak akan bisa merasa nyaman dengan pakaian yang seperti itu. Kau bisa menggantikan pakaiannya kan?"
"Kalau hanya itu saja sih kecil. Serahkan padaku."
JTAKK..
Jungso menjentikan jarinya.
Tadda~
Pakaian Donghae pun berganti dengan jumper berwarna putih dan celananya pun juga berubah menjadi berwarna putih. Seragam sekolah yang tadi dipakai Donghae pun kembali bersih dari noda darah Kyuhyun.
"Wah~ Gomawo Jungso-shi."
"Ya sama-sama. Setelah ini, kau tidak boleh memanggilku lagi. Atau aku akan merubah temanmu ini menjadi ikan! Mengerti?"
Roh Kyuhyun hanya tersenyum sambil menganggukan kepalanya. Kemudian, ia pun membiarkan Jungso pergi melalui jendelanya. Setelah menutup kembali jendelanya, roh Kyuhyun duduk diseberang sofa yang ditiduri oleh Donghae.
Roh Kyuhyun menatap wajah lelah Donghae dengan kasihan. Ia tahu bahwa hanya Donghae lah orang yang paling setia berada disampingnya. Sejak beberapa bulan yang lalu ia mengenal Donghae dan menceritakan semua masa lalunya pada namja periang itu, ia dan Donghae pun tidak akan pernah terpisahkan.
Kyuhyun memutuskan pergi dari rumahnya setelah ia lulus SMP. Kemudian, ia mendaftarkan diri sebagai siswa SMA Kejuruan Inha dan mulai saat itulah dirinya dapat mengenal Donghae. Donghae pula lah yang membantunya mencari pekerjaan agar ia bisa menghidupi dirinya sendiri sampai saat ini. Sudah terhitung tujuh bulan pertemanan mereka. Kyuhyun pun merasa beruntung bahwa ia bisa mengenal sosok Donghae yang juga merupakan seorang Hyung untuknya.
Kyuhyun memutuskan pergi dari rumahnya karna keluarganya yang kurang harmonis. Kyuhyun yang merupakan anak tunggal dari pasangan Mr. Cho dan Mrs. Kim ini pun merasa jengah saat ia melihat kedua orang tuanya yang hanya sibuk dengan perkerjaannya masing-masing dan sama sekali tidak memikirkan keadaannya.
Kedua orang tuanya juga sering bertengkar dan jika sedang bertengkar, Kyuhyun hanya akan bersembunyi didalam kamarnya sambil menangis. Diluar sana, kedua orang tuanya hanya sibuk saling memaki dan menghancurkan barang. Kyuhyun pun pasrah dan tidak mau menganggap keduanya sebagai orang tuanya lagi.
Roh Kyuhyun menggelengkan kepalanya saat ingatannya kembali memutarkan piringan hitam masa lalunya. Mulai saat itulah, ia hanya bertekad untuk membahagiakan Donghae dan keluarga Donghae yang sudah banyak membantunya sampai saat ini.
"Hyung, bagaimana pun caranya aku akan tetap melindungi Hyung. Aku akan segera kembali. Maka dari itu, kau harus bisa mendoakanku."
….
Waktu terus berjalan, hingga saat sang fajar menggantikan tugas sang bulan untuk menyinari dunia. Saat pagi tiba, Donghae baru saja terbangun dari tidurnya. Roh Kyuhyun pun tersenyum melihat Donghae yang mulai menggeliat diatas sofa.
"Eungh.. sudah pagi rupanya. Oh? Ada apa dengan pakaianku? Siapa yang menggantikannya?"
Merasa tidak menemukan jawabannya, Donghae pun mengendikan bahunya kemudian ia duduk diatas sofa sambil memerhatikan sekitarnya. Ia melihat tubuh Kyuhyun yang masih terbaring lemah diatas tempat tidur beroda.
"Aku pikir kejadian kemarin hanyalah mimpi, tapi ternyata memang benar-benar terjadi."
Roh Kyuhyun hanya tersenyum miris mendengar monolog Donghae yang kemudian berjalan menuju tubuh Kyuhyun yang terbaring lemah diatas tempat tidur. Donghae kembali menitikan air matanya.
"Entah sampai kapan ini semua akan berlalu. Yang aku tahu, kau itu adalah namja yang kuat."
KROKK.. KROKK..
Donghae sibuk memegangi perutnya yang berbunyi meminta diisi makanan. Donghae baru ingat kalau dia hanya memakan roti siang kemarin bersama Kyuhyun.
"Kyu, aku lapar. Aku mau makan. Apa kau mau makan sesuatu bersamaku?"
Tidak ada jawaban.
"Aku mau Hyung." Sampai akhirnya hanya roh Kyuhyun yang bersuara, namun sudah jelas Dnghae tidak akan bisa mendengarnya.
"Jawab aku Kyuhyun!"
Namun, tetap tidak terdengar apapun. Donghae pun mulai putus asa.
"Baiklah. Aku tidak bisa menunggumu lebih lama lagi. Aku akan segera kembali kesini setelah perutku terisi makanan."
Donghae berjalan menuju pintu kamar rawat Kyuhyun. Roh Kyuhyun mengikutinya dari belakang. Saat berjalan di lobby rumah sakit, roh Kyuhyun melihat kedua orang tuanya yang sedang berjalan menuju meja receptionist. Ia ingin sekali menghentikan langkah Donghae, namun sayangnya ia tidak bisa melakukannya.
Dengan terpaksa, roh Kyuhyun meninggalkan Donghae sendirian untuk mengikuti langkah kaki kedua orang tuanya. Akhirnya mereka pun sampai dilantai sebelas dimana kamar rawat Kyuhyun berada. Dengan hati gelisah, roh Kyuhyun mengikuti langkah kaki kedua orang tuanya yang mulai memasuki kamar rawatnya.
"Kyuhyun! Apa yang terjadi padamu, nak?! Ini Appa sayang. Apa kau bisa mendengar suara Appa?"
"Kyuhyun sayang, ini Eomma nak. Eomma ada disini untukmu sayang. Kau harus segera sembuh dan Eomma akan membawamu pergi berlibur ketempat manapun yang kau inginkan. Eomma janji sayang. Hiks.."
"Memangnya aku boneka kalian apa? Aku tidak akan mendengarkan kalian lagi. Sekarang aku bukan keluarga Cho lagi, tapi keluarga Lee!" omel roh Kyuhyun sambil memasang wajah sewotnya.
"Ini semua karna kau! Kau itu Eomma macam apa yang tidak bisa menjaga anaknya sendiri. Kau tahukan kalau Kyuhyun itu hanya anak kita satu-satunya?! Tapi kenapa kau tidak bisa menjaganya seperti yang dilakukan oleh para Eomma dan istri lakukan?!"
"Jadi kau menyalahkanku? Bukankah selama ini kau juga tidak pernah berada disamping Kyuhyun? Apa kau pernah menyemangatinya saat ia ujian sekolah? Apa kau pernah memberinya selamat saat ia meraih juara terbaik disekolahnya? Lalu setelah semua yang kau lakukan, kau menyalahkan aku?! Dimana otakmu, Cho?!"
"CUKUP! Jika kau menjadi istri yang tidak membangkang pada suaminya, aku bisa jamin aku akan selalu berada disisi Kyuhyun. Kau juga sebagai Eommanya, apa pernah mengurusnya saat ia sakit? Saat ia tidak mempunyai teman? Bekerja adalah kewajibanku sebagai seorang Appa. Tapi menjaga Kyuhyun dan merawat Kyuhyun itu adalah kewajibanmu sebagai seorang Eomma! Tidakkah kau mengerti itu juga?!"
"Ohohoh… terus saja bertengkar sampai rumah sakit ini roboh. Aku tidak peduli. Sebaiknya kalian keluar dari sini daripada kalian hanya menambah rasa sakit dikepalaku saja."
CEKLEK..
"Maaf Tuan, Nyonya apa yang anda lakukan disini? Pasien masih dalam keadaan coma, maka tidak seharusnya kalian bertengkar ditempat seperti ini. Kasihan pasien. Ia pasti akan merasa terganggu."
"Baiklah suster. Maafkan kami. Kami mengaku salah." kata Appa Kyuhyun sambil menundukan kepalanya untuk meminta maaf.
"Kami tidak akan melakukannya lagi. Pasien ini adalah anak kami." Sambung Eomma Kyuhyun sambil menahan tangis.
"Baiklah saya mengerti. Tapi yang saya tahu pasien sedang dalam keadaan coma. Ia hanya butuh dukungan dari orang yang dekat dengannya. Jadi saya mohon, anda berdua bisa mengerti."
"Kami mengerti suster. Kami akan merawatnya dengan baik."
"Baiklah, kalau begitu saya pergi dulu. Permisih."
"Ne, suster."
Suster itupun berlalu. Roh Kyuhyun yang melihat semuanya sejak tadi hanya duduk diam disofa sambil menonton pertengkaran kedua orang tuanya. Kali ini, Kyuhyun tidak ingin menulikan pendengarannya atau bahkan menutup matanya sedetik pun. Ia hanya ingin tahu sampai mana batas perasaan kedua orang tuanya setelah mendengar perkataan suster barusan.
"Pasien sedang dalam keadaan coma. Ia hanya butuh dukungan dari orang yang dekat dengannya. Jadi saya mohon, anda berdua bisa mengerti."
"Aku pikir, kau juga mendengar perkataan suster barusan." Kata Appa Kyuhyun sambil memegangi tangan dingin Kyuhyun.
"Itulah yang menjadi pikiranku saat ini." jawab Eomma Kyuhyun sambil membersihkan wajah Kyuhyun dengan tisu basah.
"Lalu, apa yang kau rencanakan?" tanya Appa Kyuhyun dengan suara tertahan.
Eomma Kyuhyun menatap wajah Appa Kyuhyun.
"Apa aku baru saja salah bicara?" tanya Appa Kyuhyun lagi.
"Tidak. Hanya perilaku kita lah yang selama ini salah. Kyuhyun adalah korban dari keegoisan kita berdua."
"Aku juga sadar kalau semua ini salah, termasuk pertengkaran kita yang tadi. Kyuhyun sudah sebesar ini. Dia pasti merasa malu memiliki orang tua seperti kita sampai-sampai ia melarikan diri dan menjadi pelayan restorant padahal selama ini aku selalu membanjirinya dengan harta yang ku miliki."
"Kenyataannya Kyuhyun tidak menginginkan itu semua. Dia hanya menginginkan kita bersatu dan merawatnya. Tindakan kita salah. Aku akan mundur dari dunia fashion yang selama ini banyak menyita waktuku untuk Kyuhyun. Jika untuk kau, aku tidak akan mengganggu apapun dari kau. Jika itu yang kau inginkan, maka aku akan menghidupi Kyuhyun sendirian."
"Apa kau bermaksud untuk menceraikanku?"
"Jika itu kenyataan yang baik, aku bisa apa?"
"Lakukan hal yang terbaik. Kyuhyun anak kita. Aku tidak akan melepaskan kau dan Kyuhyun. Dia anak kita, maka kita harus membesarkannya bersama-sama."
Appa Kyuhyun ikut menitikan air matanya seperti yang dilakukan oleh Eomma Kyuhyun. Roh Kyuhyun yang mendengar semua perbincangan dari kedua orang tuanya pun merasa sedikit lega. Keadaannya yang seperti ini ternyata mendatangkan keuntungan juga untuknya.
CKLEK..
"Oh? Maaf, aku tidak tahu kalau Ahjusshi dan Ahjumma ada disini."
Donghae pun bermaksud untuk menutup pintunya kembali.
"Lee Donghae~"
"Ne. Ahjumma?"
"Apa kita bisa bicara sebentar disini?"
"Ne?"
….
"Hyung, apa kau ingin pergi ke rumah sakit untuk menjenguk Kyuhyun setelah pulang sekolah ini?"
"Itulah yang sejak tadi aku pikirkan Siwon-ah. Hari ini, Yeojachinguku baru pulang dari Jepang. Eomma menyuruhku untuk menjemputnya segera setelah pulang sekolah."
"Kalau begitu, kita datang besok saja sambil membawa yeojachingumu itu ke rumah sakit, Hyung." Usul Shindong yang kemudian disetujui oleh Siwon dan Kangin.
"Baiklah. Aku akan datang kesana sambil membawakan Kyuhyun bunga!" tekadnya penuh semangat.
"Sejak kapan Kuyhyun menyukai bunga? Setahuku dia hanya menyukai bunga bank. Keke~" goda Kangin.
"Oh, benar juga. Tapi tidak apalah. Selagi dia sakit, dia pasti akan menerima apapun pemberian dari orang yang menjenguknya. Hehe~" Kekeh Yesung sambil mengepalkan tangannya.
"Ya, terserah Hyung saja. Apapun itu yang terpenting adalah Kyuhyun bisa segera sembuh." Kata Siwon bijak.
"Aminnnn~~"
….
"Ahjumma ingin mengatakan sesuatu padaku?"
Donghae, Eomma, dan Appa Kyuhyun saat ini sedang duduk melingkar disofa yang ada dikamar rawat Kyuhun. Roh Kyuhyun pun merasa tergeser dan dia terpaksa duduk diatas kursi beroda yang berada persis disamping tempat tidurnya.
"Begini, apa selama ini Kyuhyun merepotkanmu dan juga keluargamu?"
"Anniyeo." Jawab Donghae cepat sambil melambaikan tangannya.
"Kyuhyun anak yang baik dan pekerja keras. Selama ini, dia tinggal sendirian dirumah kontrakannya yang sederhana itu. Saat aku, Eomma, dan juga Hyung memaksanya untuk pindah kerumah kami, Kyuhyun selalu menolaknya dengan alasan kalau jarak dari rumah kami dengan tempatnya bekerja itu berjauhan. Kyuhyun tidak pernah mengeluhkan apapun kecuali.."
"Kecuali apa?" tanya Appa Kyuhyun penasaran.
"Kecuali.. mengenai Ahjumma dan juga Ahjusshi."
"Benarkah? Apa yang dia katakan padamu?" tanya Appa Kyuhyun cepat.
"Kyuhyun hanya mau mengatakannya saat ia dalam keadaan mabuk saja. Saat itu, angin musim dingin berhembus lebih cepat. Kyuhyun yang merasa lelah dengan semua pekerjaannya mengajakku minum disebuah kedai minuman yang satu arah dengan jalan pulang menuju rumah kontrakan Kyuhyun."
FLASHBACK..
Hembusan angin menerpa wajah kedua namja yang sedang berjalan bersama menyusuri pusat kota yang mulai dipadati manusia-manusia penikmat kehidupan malam. Udara malam yang semakin dingin, membuat Kyuhyun ingin merasakan hangatnya sebotol soju yang akan mengalir kedalam kerongkongannya lalu bermuara didalam perutnya.
"Hyung, ada kedai minuman didepan sana. Bagaimana kalau kita mampir sebentar?"
"Apa? Sudah malam. Kau tidak lihat sekarang ini jam berapa?"
"Sudahlah. Aku yang traktir."
"Tapi.."
"Apanya yang tapi? Tempatnya sudah semakin dekat!"
Dengan penuh semangat, Kyuhyun menarik tangan Donghae menuju kedai yang sudah mulai dipenuhi oleh beberapa orang penikmat angin malam. Kyuhyun dan Donghae mengambil tempat outdoor karna bagian dalam café tersebut sudah penuh dan sesak.
Satu..
Dua..
Tiga..
Kyuhyun sudah menghabiskan tiga botol soju, sedangkan Donghae yang tidak kuat minum minuman beralkohol hanya meminum setengah botolnya saja. Kyuhyun ingin mengambil sojunya yang keempat, namun Donghae segera mencegahnya.
"Ada apa denganmu? Apa kau punya masalah sampai-sampai kau menghabiskan sebotol soju hanya dengan sekali teguk?"
"Hey Lee Donghae~ Apa kau tahu hal yang membuatku bertahan dalam hidup yang kejam dan menyakitkan ini?"
"Anniyeo. Apa itu?"
"Kau dan keluargamu. Kau tahu? Aku selalu iri saat melihat Donghwa Hyung mencoba membantu Eomma Lee membuat kimchi dengan tangannya sendiri. Apa kau tahu? Aku selalu menangis saat mengingat Eomma Lee menyuapkan satu gulung kimchi kedalam mulutku? Apa kau pernah berpikir bahwa aku ingin sekali melakukannya bersama Eommaku kemudian mengaduk kimchi bersama Appaku? Apa ada orang yang tahu tentang perasaanku? Hikk.. semua orang hanya bisa marah padaku jika kerjaanku tidak memuaskan kemudian melemparkan kain ke wajahku! Apa aku bisa marah dengan mereka yang berbuat seperti itu padaku?! Jika IYA! Katakan padaku bagaimana caranya?!"
Donghae sedih mendengar Kyuhyun yang kembali mengungkapkan masa lalunya. Ia memandang kasihan pada Kyuhyun yang selama ini menjadi boneka untuk kedua orang tuanya. Tapi saat dirinya berusaha untuk menjadi pembangkang, ia malah terkena omelan dari Si boss yang kemudian menyudutkannya dalam keadaan yang membuatnya semakin sulit menjalani hidupnya sendiri.
"Apa yang sebenarnya ingin kau katakan padaku? Apa Boss memarahimu hari ini?"
Kyuhyun menggelengkan kepalanya sambil menuangkan isi soju kedalam gelas kecilnya kemudian meminum isinya dengan sekali tegukan.
"Hidupku yang pada akhirnya membuatku semakin hancur dan rapuh hingga tidak berbentuk lagi. Apapun itu, apakah mereka pernah mendengarkan keluh kesahku? Mereka hanya menontonku dari jauh sambil menguap lebar kemudian mereka mengacuhkanku begitu saja."
"Apa orang tuamu membuat kesalahan lagi?"
"Apa mereka pernah terlihat berbuat kebaikan padaku? Jawabannya adalah NEVERRRR… Kau tahu? Aku selalu menangis sendirian. Ingin tahu seberapa sakitnya? Aku lebih baik menerima kenyataan bahwa mereka benar-benar pergi dari kehidupanku dan tidak akan pernah kembali lagi daripada seperti ini mereka ada tapi tidak pernah hidup dalam kehidupanku. Aku lelah Hyung. Lelah~~"
"Kyu, Appaku sudah tidak ada. Apa kau tahu seberapa sedihnya aku saat itu?"
"Ya, aku tahu. Hyung menangis sampai beberapa malam dan tidak mau memakan apapun. Disuatu malam, Hyung pernah berlari kemakam Appa Hyung lalu menangis disana. Aku tahu. Aku pernah mendengarnya sebelumnya."
"Apa sekarang kau masih mau menyia-nyiakan kedua orang tuamu?"
"Bukan aku yang melakukan hal sekeji itu. Tapi mereka! Demi harta, mereka melakukan itu semua. Aku boneka mereka. Tidak kah kau ingat itu Hyung?! Tidak kah kau ingat?! Air mata ini bahkan masih basah. Luka ini pun masih basah. Aku sakit Hyung. Sebentar lagi aku akan sakit…"
Kyuhyun tertidur diatas meja setelah memukul-mukul dadanya sendiri. Donghae pun menangis melihat Kyuhyun yang seperti itu. Sejak malam itulah, Donghae selalu memanfaatkan Kyuhyun yang mabuk untuk mengetahui bagaimana perasaannya. Jika Kyuhyun tidak dalam keadaan mabuk, maka Donghae tidak akan pernah tahu bagaimana rapuhnya seorang Cho Kyuhyun yang selama ini terlihat kuat dimatanya.
FLASHBACK OFF..
"Itulah yang aku ketahui Ahjumma, Ahjusshi. Jujur saja. Saat aku melihat kalian berada disini, aku sangat marah sekali. Tapi mengingat siapa kalian, aku jadi tersadar bahwa kalian jugalah manusia."
"Kau memang patut menyalahkan kami juga Donghae karna selama ini kami buta tuli dengan semua keinginan Kyuhyun. Kami akan merubahnya. Kami akan merubah itu semua. Kau maukan menolong Ahjumma dan Ahjusshi?"
"Tentu Ahjumma! Demi Kyuhyun, demi melihat anak itu tersenyum tulus lagi. Aku akan membantu kalian sekuat tenagaku."
"Terimakasih Donghae. Kau teman yang baik, sangat baik malahan untuk Kyuhyun."kata Appa Kyuhyun.
Appa Kyuhyun dan Eomma Kyuhyun pun memeluk Donghae sebagai gantinya mereka yang ingin memeluk Kyuhyun.
"Terimakasih semuanya. Dengan begini, aku akan tenang memperjuangkan kehidupanku sendiri. Aku akan mencapai tigapuluh hari itu! Kalian harus menungguku. Cho Kyuhyun akan segera kembali!"
….
CKLEK..
"Eomma, kenapa baru datang kemari? Dimana Donghwa Hyung?"
"Eomma sedang membuat kimchi pesanan paman Kim tadi. Banyak sekali, tangan Eomma sampai terasa sakit Hyungmu sedang mengantarkan pesanan kimchi milik paman Oh di kawasan Incheon. Dia akan segera datang kemari untuk menjenguk Kyuhyun. Oh iya, ini Eomma bawakan makan malam dan juga pakaian untukmu. Lalu, bagaimana dengan keadaan Kyuhyun?"
"Masih seperti itu sejak kemarin. Aku mau mandi dulu. Mana pakaiannya?"
"Ini. Jangan terlalu lama, cuaca diluar sana sangat dingin sekali."
"Baiklah."
Donghae segera masuk kedalam kamar mandi yang ada dikamar rawat Kyuhyun. Roh Kyuhyun terlihat tersenyum saat melihat Eomma Donghae yang membersihkan tubuhnya dengan tisu basah seperti yang dilakukan oleh Eommanya tadi pagi.
"Sudah hampir malam, kenapa jendelanya tidak juga ditutup oleh Donghae. Kalau Kyuhyun merasa kedinginan bagaimana? Hah, anak itu."
Eomma Donghae segera menutup jendela kemudian membersihkan seluruh ruangan.
"Oh, sepertinya baru saja ada orang yang datang kemari.."
Eomma Donghae segera membuang beberapa bungkus makanan kecil kedalam bak sampah. Kemudian menggelar tempat tidur kecil yang dibawanya. Lalu ia segera menata makan malam untuk Donghae.
"Terlihat Enak. Tapi sayang, aku tidak bisa memakannya. Perut dan tenggorokanku bahkan terasa hampa."sesal roh Kyuhyun saat ia betapa inginnya menyantap makanan hasil olahan Eomma Donghae tersebut.
Tidak lama kemudian, Donghae keluar dari kamar mandi sambil mengeringkan rambutnya dengan sehelai handuk. Ia tersenyum saat melihat kamar rawat Kyuhyun sudah kembali rapi dan beberapa jenis makanan juga sudah tertata rapi diatas meja.
"Eomma, gomawo."
"Ya, makanlah yang banyak. Menjaga Kyuhyun pasti membuatmu bosan dan kelaparan. Makanlah sebelum kau berubah menjadi lebih kurus lagi daripada sekarang."
"Hah, Eomma bisa saja. Kamar ini memiliki fasilitas nomer satu. Kyuhyun baru saja dipindahkan ke tempat ini. Dikamar ini juga ada tv, dvd, toilet pribadi, dan tempat tidur untuk penjenguk. Jadi Eomma tenang saja."
"Kalau begitu, aku sia-sia saja membawakan kau tempat tidur lipat."
"Anniyeo. Aku bisa tidur disitu, Eomma dikasur lipat, dan biarkan Donghwa Hyung nanti tidur di sofa. Bagaimana?"
"Ya, sudah makan sana. Eomma akan memotong kuku Kyuhyun dulu."
"Baiklah. Aku akan segera makan."
Cara makan Donghae yang begitu lahap, membuat roh Kyuhyun meneguk salivanya dengan susah payah. Ia begitu menginginkan makanan tersebut, tapi ia tidak bisa melakukan apapun.
"Ah, kenapa aku tidak bisa memakan makanan seenak ini? Jungso~ seharusnya kau memberiku kemudahan bukannya malah kesusahan seperti ini." suara roh Kyuhyun kembali terdengar, namun sayangnya tidak ada yang mendengarkannya.
"Donghae-ya~ kau bilang Kyuhyun baru saja dipindahkan kemari. Memangnya siapa orang yang memindahkannya kemari? Apa pihak sekolah yang melakukannya?"
"Anniyeo, bukan pihak sekolah yang melakukannya tapi kedua orang tua Kyuhyun sendiri yang melakukannya."
"Kedua orang tua Kyuhyun? Apa mereka datang kemari?"
"Ya, kenyataannya memang seperti itu."
"Apa yang mereka lakukan? Apa mereka ingin menyakiti Kyuhyun lagi?!"
"Anniyeo. Eomma tenanglah sedikit. Semula suster memang mengatakan kalau kedua orang tua Kuhyun sempat beradu mulut, tapi kemudian mereka berbaikan dan mau mendengarkan ceritaku mengenai kehidupan Kyuhyun selama ini. Mereka berjanji akan membenahi diri mereka dalam waktu dekat ini dan aku harus kembali menjaga Kyuhyun sampai mereka bisa menempatkan diri di Seoul lagi."
"Syukurlah kalau begitu. Kyuhyun pasti akan merasa senang jika ia mendengarnya. Hah, seharusnya mereka tidak pernah menyia-nyiakan Kyuhyun sejak dulu. Kyuhyun kan anak yang baik, sama seperti anak-anak Eomma."
"Kyaaa~~ Eomma bisa saja."
"Hahaha. Ya! Lee Donghae! Lepaskan, dada Eommamu ini sesak karna kau memeluknya terlalu kencang!"
"Ommo! Maafkan aku Eomma cantik~~"
"Ah, kau ini. Bisa saja~"
"Hehehe, Donghae sayang Eomma~"
"Na do. Eomma juga menyayangimu, Hyungmu dan juga Kyuhyun~"
Roh Kyuhyun tersenyum dan ingin berbaur dengan pelukan hangat mereka. Tapi, lagi-lagi usahanya tidak berhasil.
"Park Jungsoooo~~ Kau harus melakukan sesuatu untukku!"
Oops, roh itu kembali mengomeli Park Jungso Si Bravo Mr. Park yang akan membantunya bersatu dengan jasadnya lagi. Kita lihat saja nanti apakah Kyuhyun benar-benar akan berhasil menemukan yeoja itu atau tidak? Dan siapakah yeoja itu?
….
Hwwaahahaha. #disumpalsandal
Sudah lama enggak ngebuat ff dan malahan ide gila ini yang muncul.
Saya enggak tahu ini ff mau dilanjutkan atau tidak, semua terserah pada respon readerdeul semua. Semakin banyak review yang minta ini ff dilanjutkan, maka saya akan melanjutkannya semampu saya.
Oh satu lagi, diluar ff ini.. saya udah meluncurkan She is My Wife yang berhasil The End dengan chapter 16 sebagai penutupnya. Banyak yang bilang endingnya gantung dan rencananya saya akan membuat kelanjutannya setelah saya mengumpulkan lebih banyak ide lagi buat cerita itu.
Okeh, sekian curcol saya. Mohon reviewnya isi komentar readerdeul yaa..
Oke. See you~
#Bow..
