Namjoon's Attention
By : Allamanda Cathartica
All BTS casts, and other casts.
Oneshot!
RATE : Teenage
AUTHOR POV
WARNING!
INI FF PERTAMA MANDA UNTUK NAMJIN COUPLE! A romance and general FF! Well, semoga FF pertama Manda ini nggak mengecewakan yaa!
SHOUNEN-AI
ALL CHARACTERS BELONG TO ©BIGHIT ENTERTAINMENT, BUT THE STORY-LINE IS MINE!
Inspirasi dapet dari fmv di yutub!
.
.
"Yap! BTS segera bersiap ke atas panggung!"
Terdengar suara koordinator backstage dari dekat panggung, menatap setiap 7 namja yang tengah bersiap-siap. Wajah mereka terlihat cukup tegang, tapi beberapa masih sempat-sempatnya mengobrol.
"Ayo! Ini comeback stage pertama kita untuk Blood, Sweat, and Tears! Lakukan yang terbaik untuk para fans!"
Sang leader–Kim Namjoon–menatap kawan-kawan satu band-nya dengan mantap. Mereka semua mengangguk, setuju dengan ucapan Namjoon. Namjoon merentangkan tangannya, bermaksud untuk melakukan fighting slogan.
"BANGTANSONYEONDAN!"
"FIGHTING!"
"KYAAAAAAAA!"
Terdengar teriakan fans dari luar yang mulai membahana, menyahuti nama BTS dengan begitu semangat. Namjoon menatap namja di sampingnya yang tengah menangkup tangan, berdoa dengan khidmat.
"Amin."gumamnya iseng, ketika namja itu selesai berdoa.
"Kau mendengar doaku?"tanya namja itu, dan Namjoon hanya terkekeh.
"Tidak. Apa aku harus mendengarnya?"tanya Namjoon, dan namja itu–Kim Seokjin, lawan bicaranya–hanya terkekeh.
"Aku berharap semoga tidak ada yang cedera."ucap Seokjin, menatap setiap member yang tengah bersiap naik panggung, menunggu instruksi koordinator stage.
"Kita akan baik-baik saja. Percayalah."ucap Namjoon, disenyumi Seokjin.
"Aku tahu."
Namjoon tahu, di balik senyuman Seokjin, terlihat sekali bahwa namja manis itu tengah gugup. Berniat untuk menghilangkan kegugupannya, Namjoon bergeser mendekat dan langsung menggenggam tangan kanannya.
"Eh?"
Seokjin menatap tangannya, kemudian menatap Namjoon. Namjoon terkekeh gemas, lalu memberikan wink kecil. Seokjin terdiam, pipinya mulai bersemu merah.
"Kau benar-benar tidak tahu tempat, hm?"ucap Seokjin, dengan mulut yang berusaha untuk menahan senyumannya.
"Biarin saja. Toh, aku tahu kalau kau takkan menolaknya, hyung."
BLUSH!
Oke, itu sangat to the point dan Seokjin sangat menyadari bahwa saat ini wajahnya sudah merah semerah tomat. Dia menunduk malu, dan genggaman tangannya tanpa sadar mengerat. Namjoon tersenyum, dan ibu jari tangan kirinya–tangan yang menggenggam tangan Seokjin–berputar perlahan, mengusap tangan empunya lembut.
Oh, inilah yang dia maksud dengan menghibur Seokjin.
"Ayo, BTS masuk!"
Serentak dengan ucapan dari koordinator backstage, para member BTS langsung masuk ke atas stage. Namjoon melepas genggaman tangannya, dan membiarkan Seokjin jalan terlebih dahulu untuk naik ke atas panggung.
"Huft, semoga semua berjalan lancar."gumam Namjoon.
Dan kemudian, dia yang terakhir naik ke atas stage, memastikan semua member sudah masuk.
Dan setelahnya, bisa kita dengar lagu Blood, Sweat, and Tears yang menggema hebat di stasiun televisi tersebut, disertai dengan fanchant dari para fans yang bersorak semangat.
-XOXO-
"ANNYEONGHASEYOOOO!"
"KYAAAAAAA!"
Kurang dari sedetik setelah Jimin berteriak di mic dan menyapa para fans, teriakan fans langsung menggema hebat–bisa-bisa meruntuhkan studio syuting tersebut. Member BTS membungkuk hormat pada para fans. Wajah mereka mungkin lelah, tapi tidak dengan batin mereka yang semangat karena fans yang hadir.
"Kami sangat berterimakasih karena kalian sudah datang ke pre-recording kami untuk comeback stage pertama Blood, Sweat, and Tears. KAMSAHAMNIDAAA!"ucap Taehyung, dengan wajah yang sungguh serius–he means it.
"KYAAAAAAAA!"
Setelahnya, Taehyung mengoper mic tersebut kepada Yoongi yang berdiri di sampingnya.
"Kami melakukan yang terbaik untuk album ini, dan semoga kalian semua bisa menikmati lagu BTS dan kami akan berusaha yang terbaik untuk kalian!"pekik Yoongi, disambut oleh teriakan para fans.
Setelahnya, Yoongi mengoper mic tersebut kepada Seokjin. Namun, dia berhenti dan menatap wajah Seokjin yang tampak tengah menahan tangis.
"Seokjin hyung, kenapa?"tanya Jungkook, menyadari keterdiaman Yoongi.
Seluruh member dan fans memusatkan mata pada Seokjin yang tengah menangis. Satu tangannya menutup mulut, satunya lagi bersidekap di depan dadanya. Dia menatap para fans, sejurus kemudian tersenyum haru.
Tanpa kata-kata, dia membentuk love sign besar dengan tangannya.
"KYAAAAAAAAAAAAA!"
Melihat Seokjin yang menangis haru, Namjoon segera menghampirinya dan mendekapnya. Pekikan fans semakin menggema. Seokjin menenggelamkan wajahnya pada lekuk leher Namjoon, dan sang leader mengusap punggungnya lembut.
"Berikan mic-nya padaku."ucap Namjoon pada Yoongi.
Yoongi menyerahkan mic itu pada Namjoon. Masih dengan mendekap Seokjin, satu tangan Namjoon memegang mic. Dia mulai berbicara.
"Kami benar-benar berusaha keras dalam album ini, dan kami berharap agar para fans bisa terus menyenangi karya kami. Seokjin hyung beruntung memiliki fans seperti kalian, dan semoga kita semua bisa terus seperti ini, menikmati lagu-lagu kami bersama."ucap Namjoon, dengan wajah yang sungguh serius.
"KYAAAAAAAAA!"
Setelah menjauhkan mic-nya dari mulut, Namjoon menatap Seokjin yang masih dia dekap. Bisa terlihat bahwa pertahanan namja manis itu benar-benar runtuh.
"Kau mau berbicara?"tanya Namjoon, diangguki Seokjin.
Seokjin meraih mic itu, kemudian menatap para fans. Dia tersenyum di atas tangisnya, lalu mengarahkan mic itu ke mulutnya. Bibirnya bergetar, tapi terlihat sekali bahwa dia sangat ingin berbicara.
"Mendengar teriakan kalian.. membuatku terharu. Aku.. sedang bersedih, dan kalian.. berhasil menghiburku. KAMSAHAMNIDA! SARANGHAEYOO!"pekik Seokjin.
Para member BTS kaget mendengar ucapan Seokjin. Bersedih? Seokjin sedang punya masalah? Terlihat sekali bahwa tidak ada satu pun yang mengetahui arti ucapan Seokjin. Para fans juga tampak kaget, berteriak kencang dan mengucapkan satu kata.
"ULJIMAA! ULJIMAA!"
Seokjin menutup matanya dengan satu tangan, menangis lagi. Setelahnya, Namjoon langsung mendekatinya lagi dan mendekapnya. Kali ini, bukan hanya Namjoon, tapi seluruh member BTS pun ikut mendekap Seokjin.
Oh, andai saja mereka tahu apa yang sedang berkecamuk dalam pikiran Seokjin..
-XOXO-
Seharian, Seokjin diam saja di dalam mobil. Dia duduk di kursi paling belakang, tertidur. Namjoon ada di sampingnya, membiarkan pundaknya menjadi sandaran kepala Seokjin. Keduanya berbagi earphone, mendengarkan lagu bersama-sama.
Taehyung yang duduk di samping Namjoon pun mulai angkat suara.
"Namjoon hyung tidak tahu soal masalah Seokjin hyung?"tanya Taehyun, digelengi Namjoon.
"Aku juga baru tahu. Dia tidak terlihat seperti punya masalah."jawab Namjoon, dengan nada pelan–tidak ingin Seokjin terbangun.
"Member lain tidak tahu, Yoongi hyung?"tanya Taehyun pada Yoongi yang duduk di depannya.
"Tidak. Jimin bahkan bertanya terus di backstage soal itu. Kita sama sekali tidak tahu masalah apa yang menimpa Seokjin hyung."ucap Yoongi, diangguki Jimin yang duduk di sampingnya.
"Mungkin Namjoon hyung bisa menanyakannya?"ucap Jungkook, memberi usul–dia duduk di sisi Jimin yang lain.
"Akan kucoba."
Namjoon menoleh pada Seokjin, yang masih tertidur. Mata itu sembab sehabis menangis, terpejam erat. Namjoon menyampirkan poni Seokjin yang berjatuhan. Setidaknya, namja itu tidak mengalami hal buruk selama mengarungi mimpinya.
"Kau kenapa, Princess?"
-XOXO-
Mobil yang mereka tumpangi telah sampai di dorm, dan satu persatu member keluar. Tinggallah Namjoon dan Seokjin, yang masih berada di belakang mobil. Namjoon meminta kepada manager untuk menyerahkan kunci mobil, takut-takut kalau mereka akan keluar lebih lama.
"Eungh.."
Namjoon menoleh, begitu mendengar lenguhan dari Seokjin yang sudah terbangun. Seokjin mengerjapkan matanya, mengusapnya dengan satu tangan. Dia membukanya pelan, dan menyadari bahwa masih ada Namjoon di sampingnya. Mereka masih berada di mobil.
"Kau tidak turun?"tanya Seokjin, bingung.
"Dan meninggalkanmu sendirian di sini? Tidak, terimakasih."ucap Namjoon, menyamankan dirinya di samping Seokjin.
Seokjin menarik nafas pelan, kemudian tersenyum dan mengangguk. Namjoon benar-benar membenci senyuman Seokjin sekarang. Seakan-akan, namja itu tidak memiliki masalah dan hidup bahagia.
"Kau mau mulai bercerita?"tanya Namjoon, memulai pembicaraan mereka.
Entah ini hanya perasaan Namjoon, atau dia bisa melihat raut wajah kaget Seokjin. Tapi, hanya sekilas, karena Seokjin langsung memamerkan senyumnya.
"Bercerita? Apa yang kau bicarakan? Ayo, kita masuk. Member lain pasti sudah kelaparan."ucap Seokjin, baru saja akan meninggalkan kursinya.
GREP
"Ceritalah."
Seokjin terdiam dan menatap Namjoon, mendapati wajah seriusnya. Namjoon mengeluarkan aura leader-nya sekarang, dan itu membuat Seokjin sedikit bergidik ngeri. Aura itu benar-benar tidak mau dibantah.
Aura yang mendominasi, mengisyaratkan bahwa dia bukanlah orang yang suka dibantah.
"Kemarin, aku melakukan medical check up sendirian ke klinik. Dokter menyatakan bahwa aku sakit."
Mendengarnya, membuat Namjoon kaget. Seokjin menatap Namjoon, kemudian menghela nafas pelan. Dia menelan ludahnya gugup, kemudian kembali angkat bicara.
"Itulah mengapa aku berharap tidak ada yang cedera hari ini, karena aku takut aku cedera sendiri. Saat menari tadi, aku kesulitan bernafas dan nyaris tumbang, kalau saja aku tidak mendengar teriakan ARMY. Tapi, aku baik-baik saja sekarang. Aku hanya perlu istirahat."
Penjelasan Seokjin membuat dada Namjoon berdenyut nyeri. Dan namja di depannya ini masih sempat-sempatnya tersenyum, berharap Namjoon tidak terlalu memikirkan masalahnya. Apakah Seokjin lupa bahwa Namjoon bukanlah tipikal orang yang mudah melupakan satu masalah?
"Dan kenapa kau tidak bercerita padaku?"tanya Namjoon, dengan nada agak menuntut.
"Aku tidak mau merusak performance kita. Ini comeback stage pertama Blood, Sweat, and Tears. Aku tidak mau merusaknya."ucap Seokjin, dengan nada agak bergetar.
Namjoon menaruh punggung tangannya pada kening Seokjin, bisa merasakan tubuhnya yang memanas. Namjoon menghela nafas pelan, kemudian segera berdiri dan berjalan keluar dari mobil itu. Seokjin terdiam, menatap Namjoon yang keluar lebih dulu.
"Hari ini kau tidur di kamarku. Ayo, keluar."
Seokjin terdiam mendengar ucapan Namjoon. Seokjin berjalan keluar dari mobil, dan Namjoon membantunya untuk turun. Namjoon menggenggam tangan Seokjin erat, kemudian menuntunnya untuk berjalan masuk.
Belum sampai pintu masuk, Seokjin sudah memegangi lengan Namjoon. Namjoon bisa merasakan kedua tangan Seokjin yang agak bergetar.
"Namjoon-ah."gumam Seokjin, dengan mata agak terpejam.
Tanpa berbicara apapun, Namjoon segera menempatkan tangannya pada pundak dan belakang lutut Seokjin. Dan dengan sekali gerakan, dia langsung mengangkatnya ala bridal style. Seokjin mendekap leher Namjoon erat, matanya terpejam.
Sesampainya di dalam dorm, member lain langsung menatap ke arah Seokjin yang terlihat lemas. Namjoon berjalan langsung ke arah kamarnya, memasukinya.
"Namjoon hyung?"gumam Jungkook, kaget menatap sang leader yang memasuki kamar mereka.
"Hari ini kau tidur dengan Yoongi hyung. Seokjin hyung tidur di sini."ucap Namjoon, memberi perintah.
Tanpa bertanya lebih lanjut, Jungkook langsung mengangguk dan mengambil satu gulingnya. Setelahnya, dia langsung berjalan ke luar kamar, menemui member lain.
Namjoon menempatkan Seokjin di atas kasurnya, perlahan dan dengan lembut. Nafas namja itu pelan, dan terasa panas di pipi Namjoon. Namjoon membenarkan posisi tidur Seokjin, tak lupa melepas sepatunya.
"Harusnya hari ini kau tak usah ikut perform."gumam Namjoon, namun tak terdengar Seokjin.
Namjoon langsung bangun, kemudian berjalan ke arah lemarinya untuk mengambil baju tipis dan celana longgar. Ia berjalan ke arah Seokjin, kemudian menarik pelan baju namja itu. Rasa-rasanya, Namjoon jadi tidak tega. Dia bisa merasakan kulit putih Seokjin yang panas akibat demam.
Setelah mengganti baju dan celana Seokjin, Namjoon segera membawa pakaian tersebut keluar. Di luar, dia disambut member lain yang menatapnya dengan cemas.
"Bagaimana Seokjin hyung?"tanya Jimin, khawatir sekali.
"Dia perlu istirahat. Besok dia tidak akan ikut kita promosi Blood, Sweat, and Tears di radio. Kalau dia ikut, bisa-bisa dia tumbang."ucap Namjoon, terdengar sekali bahwa dia sangat sedih.
"Aku sudah memberitahu manager hyung. Dia bilang kalau manager menyerahkan keputusannya pada Namjoon hyung, dan kalau Seokjin hyung tidak bisa ikut promosi, maka Namjoon hyung harus konfirmasi ke manager hyung."jelas Taehyung, diangguki Namjoon.
"Oke. Nanti aku sampaikan. Terimakasih, kawan-kawan."ucap Namjoon, diangguki mereka semua.
"Ayo, kita tidur. Besok kita masih ada jadwal promosi."ucap Yoongi.
Para member segera berjalan ke kamar masing-masing, kecuali Namjoon yang berjalan ke dapur untuk mengambil air dan membuat bubur.
-XOXO-
CKLEK
Seokjin menoleh ke arah pintu, mendapati Namjoon yang berjalan sambil membawa nampan. Namjoon duduk di pinggir kasur, menatap Seokjin dengan sangat khawatir.
"Kau membuat semua orang khawatir hari ini."ucap Namjoon, membuat Seokjin sedikit murung.
"Mianhae."gumam Seokjin, membuat Namjoon tersenyum kecil.
"Tidak apa-apa. Mereka pasti mengerti. Ini, aku bawakan bubur. Kau harus makan."
Seokjin menggeser tubuhnya, membiarkan Namjoon duduk di sampingnya–ikut bersandar pada kepala kasur. Namjoon meraih bubur yang ia bawa, kemudian menyendokkannya sekali dan menyodorkannya ke mulut Seokjin.
"Aaaaaaaaa..."ucap Namjoon, dan Seokjin membuka mulutnya.
Seokjin mengecap rasa bubur itu, kemudian menelannya. Rasanya agak aneh, tapi hangat dan membuat perut Seokjin nyaman. Namjoon kembali menyuapinya beberapa kali, sampai mangkuknya nyaris habis.
"Kenyang."gumam Seokjin, setelah menelan bubur itu.
"Oke."
Namjoon menaruh mangkuk bersisa itu, kemudian meraih segelas teh manis dan memberikannya pada Seokjin. Seokjin menerimanya, kemudian meminumnya pelan-pelan. Well, sepertinya Seokjin dehidrasi–sampai-sampai isi gelas itu tinggal setengahnya.
"Sudah lebih baik?"tanya Namjoon, diangguki Seokjin pelan.
"Gomawoyo."ucap Seokjin, disenyumi Namjoon.
"Lain kali jika kau merasa tidak enak badan, kau harus memberitahu member lain, minimal aku. Aku benar-benar khawatir, kau tahu?"ucap Namjoon, membuat Seokjin menunduk dan mengangguk pelan.
Namjoon mendekap pinggang Seokjin, kemudian mengecup pelipis namja cantik itu. Seokjin mendekap tangan Namjoon yang mendekapnya, memejamkan matanya. Dia sungguh menikmati perhatian Namjoon padanya, dan dia suka.
"Besok kau tak usah ikut promosi ke radio, oke? Lusa kita ada perform, dan kau harus sudah sembuh agar bisa tampil lagi."ucap Namjoon, diangguki Seokjin.
"Aku akan istirahat total besok."ucap Seokjin.
Namjoon dan Seokjin merendahkan tubuh mereka, membaringkannya di atas kasur. Seokjin menaruh kepalanya di atas lengan kiri Namjoon, menjadikannya bantal. Namjoon mendekap Seokjin, menepuk punggungnya lembut. Seokjin mendekap pinggang Namjoon, menenggelamkan kepalanya pada ceruk leher kiri Namjoon.
"Sudah lama semenjak kita tidur seperti ini."gumam Seokjin, membuat Namjoon tersenyum.
"Ya, karena kita semua sudah sibuk dengan kegiatan BTS. Aku bersyukur kau sakit, jadi aku bisa tidur seperti ini denganmu."ucap Namjoon, membuat Seokjin terkekeh ringan.
"Bagaimana dengan Jungkook? Dia tidur di kamar Yoongi?"ucap Seokjin, diangguki Namjoon.
"Aku mengusirnya. Aku tidak mau ada yang mengganggumu. Aku berani bertaruh kalau dia meminta untuk tidur sekamar dengan Taehyung."ucap Namjoon, membuat Seokjin kembali terkekeh.
"Ada-ada saja."
Namjoon menatap wajah Seokjin yang dekat dengannya, bisa merasakan tatapannya terkunci oleh kedua mata indah itu. Seokjin tersenyum lembut, membuat Namjoon benar-benar bersyukur bahwa BTS memiliki namja seperti seorang Kim Seokjin.
"Tidurlah. Aku di sini."ucap Namjoon, membuat Seokjin mengangguk patuh.
"Selamat malam, Namjoon."
"Selamat malam, Princess."
THE END
AAAAAAAAAAAAAA INI ABSURD BANGET DEMIAPA. Oke, Manda tau ini cuman iseng-iseng aja, dan Manda seneng banget karena di sini Namjoon perhatian banget sama Seokjin.
LIKE SRSLY MEREKA UNYU BANGET KALO BENERAN KAYAK BEGINI ARGH
Oke deh sip! Mind to REVIEW and FAVOURITE?
©Allamanda Cathartica, 2017
