FRIEND?

namminra (C) 2017


Tahu tidak, rasanya mencintai sahabatmu sendiri?

Chenle merasakan hal itu saat ini.

Dimana judul 'PERTEMANAN' terstempel dengan permanen diatas namanya dengan Renjun.

Tidak ada yang tahu dengan perasaannya itu. Chenle mengunci semua kalimat cinta di bagian terdalam hatinya, berharap Renjun suatu hari akan membalas rasa itu dan berakhir bahagia selamanya.

Lelaki itu tidak tahu bagaimana Ia bisa jatuh begitu dalam ke kubangan bernama cinta yang harusnya indah, tapi nyatanya begitu sakit.

Mereka berdua begitu dekat. Pertemuan itu berawal dari Renjun yang menemukan Chenle tengah menangis di pojok kelas sembari menghafalkan kata-kata berbahasa Korea dengan terbata-bata. Saat itu, lelaki yang lebih muda langsung jatuh cinta.

Ia begitu lega saat itu, saat Renjun memeluknya, berbisik bahwa semua akan baik-baik saja. Chenle merasa aman, dan hangat dalam dekapan lelaki berambut cerah tersebut.

Sejak saat itu, seperti anak ayam, Chenle mengikuti Renjun kemana-mana. Mereka menjadi sahabat dekat, selalu bersama. Duduk di bangku yang sama setiap hari, di kelas bersama saat jam istirahat, pulang bersama, saling bergandengan tangan, saling tersenyum, tertawa, serta berbagi air mata.

Chenle saat itu begitu kagum, begitu bahagia, begitu mabuk oleh cinta.

Dan pada suatu hari, saat sang pujaan hati itu akan pulang sekolah, Chenle memberanikan diri untuk mengungkapkan perasaannya.

Dengan jantung berdetak begitu kencang, dan pipi yang bersemu sangat merah, Chenle berujar,

"Renjun-ge, 我爱你 (wǒ ài nǐ)."

" 我也爱你 (wǒ yě ài nǐ), Chenle. Kau benar-benar sahabat terbaik serta adikku yang manis~"

Chenle terdiam, menatap kosong Renjun yang tersenyum dengan tulus. Setelah memproses perkataan Renjun, lelaki itu tertawa kecil. Suara tawa khas lumba-lumbanya terasa begitu susah keluar, sementara air matanya memberontak untuk membasahi pipinya.

Ia memeluk Renjun dengan erat setelah itu, mendapat tepukan hangat dari gege kesayangannya.

Chenle pulang dengan langkah tidak bersemangat, sekitarnya terlihat hambar, otaknya lelah, dan hatinya ngilu. Ia masuk rumah, tidak menyapa ibunya dengan ceria seperti biasanya, langsung masuk ke kamar begitu saja.

Lelaki itu langsung terjongkok setelah pintu kamar tertutup, merasakan air mata yang Ia tahan jatuh begitu saja, seakan menyambut cinta pertamanya yang bahkan tidak bisa Ia dapatkan. Dirinya takut sekarang, jika Renjun tahu makna asli dari perkataannya tadi, bagaimana Ia akan bereaksi?

Jijik? Kecewa? Marah? Kasihan?

" 我爱你, 我爱你, 我爱你.." gumam Chenle diantara isakannya. Ia mengepalkan tangannya begitu erat, berharap rasa sesak ini akan cepat hilang.

Malam itu Chenle terus menangis. Ia melupakan makan, melupakan mandi, melupakan sekitarnya dan hanya mengingat tentang Renjun, Renjun dan Renjun. Lelaki itu berbaring, menyetel lagu-lagu tentang patah hati dan akhir yang menyedihkan.

Chenle tahu ini salah, Ia tidak seharusnya begitu sedih hanya karena cinta.

Tapi Ia tidak peduli, Renjun begitu spesial baginya. Menempati bagian hati yang khusus lelaki itu sisakan untuk gege tersebut.

Chenle menutup wajahnya dengan selimut, dan kembali menangis dengan sesenggukan.

Ia benci label teman diatas namanya dengan Renjun.
Sangat, sangat benci.


(A/N)

since my friend requested renle, i wrote this short fic. It's kinda messy and really short but hope u guys still like it TT

see you in next ff! review please, sayang?