Beauty Chef

(Chap 1)

.

Cast : Kim Jaejoong (26 tahun), Jung Yunho (28 tahun)

Other Cast : Jung (Shim) Changmin (3 tahun)

Genre : YAOI/Shonen-ai

Note : Cerita ini terinspirasi saat saya memasak. Ya walaupun nggak jago-jago amat masak. #apaan sih, abaikan! Berhubung Jaejoong itu sangat gemar memasak, akhirnya membuat saya mendapatkan ide cerita seperti ini. Mudah-mudahan kalian berkenan.

Warning : Cerita nggak jelas dan pasaran, typo(s)bertebaran, kesalahan eja, bahasa tak baku.

.

::: Cerita ini adalah YAOI, jadi bagi yang tak suka silakan minggat :::

.

.

Jaa, tanoshimi ni oyomi kudasai

.

.

.

DOUZO

:::

..

YUNJAE

..

::

Disuatu senja disalah satu perumahan elit Cheondamdong yang kita ketahui adalah daerah kediaman Jung family, nampak seorang namja cilik yang tengah serius memandangi televisi menyala dihadapannya. Ditemani dengan berbagai macam cemilan yang bertebaran disekitar tempat duduknya, Jung Changmin tengah asik menonton acara ditelevisi itu.

Sesekali nampak kilat binar dimata namja cilik itu saat layar televisi itu menampilkan gambar yang membuatnya memekik girang. Dan tak jarang pula wajah gembul bocah cilik itu tersenyum senang saat televisi menampilkan gambar yang menggiurkan.

"Sambil menunggu airnya mendidih, kita akan potong bahan makanan yang lainnya. Wortel, kita akan potong dadu untuk wortelnya."

Terdengar suara dari arah televisi. Ah, hanya dengan mendengar suara itu, kita sudah pasti bisa menebak bukan, acara apa yang sedang ditonton oleh bocah manis nan gembul itu? Rupanya, namja cilik gembul itu kini tengah menonton acara memasak yang sekarang memang sudah menjamur(?)di stasiun televisi.

"Kelihatannya airnya sudah mendidih, dan sekarang kita bisa masukkan bahan makanan lainnya. Karena wortel memiliki tekstur sedikit keras, dan kita juga memerlukan sedikit waktu yang lebih banyak untuk memasak wortelnya, maka kita akan masukkan wortelnya terlebih dahulu."

Kini terdengar lagi suara dari arah televisi. Suara sang chef yang tengah menjelaskan urutan cara memasaknya. Sekarangpun, Changmin masih berkonsentrasi dengan acara memasak dihadapannya itu. Entah apa yang membuat bocah itu sangat konsentrasi menonton. Apakah karna dirinya memang menyukai acaranya, atau karna dirinya menyukai makanan yang tengah dimasak oleh sang chef? Atau mungkin malah bocah itu terpesona pada sang chef?

"Nah, sekarang kita sudah bisa membumbuinya. Masukkan garam setengah sendok teh, merica seperempat sendok teh. Dan kalau kalian suka, kalian bisa tambahkan kecap ikan, ah, ya jangan lupakan air perasan lemon, untuk menambah cita rasanya."

Lagi-lagi Changmin dengan serius memperhatikan sang chef menjelaskan tata urutan memasaknya. Mata kecilnya-yang mirip seperti sang appa-tak pernah lepas memandang layar televisi 48" dihadapannya.

"Yak, sudah matang! Humm, baunya sangat harum. Apa kalian bisa mencium aromanya juga?"

"Min, ga bica cium. Huh!" kesal Changmin karna ia tak bisa mencium aroma masakan yang disajikan chef diacara itu. Padahal dirinya sudah berada sangat dekat dekat layar televisi, bahkan pipi gembulnya sudah menempel dengan sukses di layar kaca itu.

"Saatnya menyajikan!"

Kembali terdengar suara ceria dari arah televisi, dan kini sang chef acara itu sudah memegang sebuah mangkok besar berwarna hijau ditangan kirinya, dan tangan kanannya tengah menyendok sup yang baru dibuatnya lalu dengan perlahan memasukkannya kedalam mangkok.

"Saigo de, kita taburi dengan potongan nori diatasnya. Umm, so yummy!"

Glupp

Changmin menelan saliva saat pemandangan dihadapannya menyajikan sup hasil karya sang chef dengan asap tipis yang mengepul diatasnya. Bibir mungilnya pun sudah terbuka lebar sangat ngiler dengan apa yang tersaji di layar televisi itu.

"Owatta. Sup abalon jamur dengan nori, ala chef Hero! Oishi sou da ne!"

"Umm umm, oichi oichi!" pekik Changmin girang menirukan kata-kata sang chef sambil terus menatap lapar pada hidangan ditangan chef itu. Tangannya pun terulur pelan menyentuh layar televisi, berusaha menyentuh masakan yang dibuat sang chef.

"Min mau~" rengeknya entah kepada siapa. Wajahnya kini sudah menampakkan raut sedih, mengingat dirinya tak bisa menyicipi makanan yang baru saja selesai dibuat oleh chef favoritnya itu. Yah, sebenarnya alasan Changmin menonton acara itu adalah, selain karna ia sangat gemar dengan acara masak memasak, ia juga sangat mengidolakan chef yang menjadi host untuk acara masak itu. Bahkan saat dirinya menonton acara masak itu pertama kalinya, ia sudah keranjingan dengan chef itu. Bahkan ia pernah merengek kepada sang appa untuk bisa bertemu secara langsung dengan chef itu. Ya, maksudnya sih supaya bisa merasakan secara langsung rasa masakan yang dibuat oleh sang chef.

"Bagaimana, mudah bukan membuatnya? Kalau kalian tadi ketinggalan mencatat bahan-bahannya, kalian tak perlu khawatir. Karna resep ini akan dimuat dalam blog resmi kami, dan kalian bisa kunjungi situsnya di www. oishiihero. com."

Suara merdu sang chef kembali terdengar, bisa dilihat kini sang chef tengah tersenyum kearah kamera sambil menyodorkan hasil masakannya itu mendekat kearah kamera.

Kruyuukkk kruyuukk

Dan suara perut Changmin yang meminta diisipun berbunyi nyaring bersamaan dengan berakhirnya acara masak itu.

"Uhh, Min lapel." ujarnya sambil berlari kecil menuju dapur kediamannya. Ah ya, jika kalian menanyakan mengapa bocah sekecil Changmin hanya tinggal seorang diri dirumah, jawabannya adalah karna sang appa yang sangat sibuk di kantor sehingga tak bisa mengawasi Changmin sepenuhnya.

Kalau kalian bertanya mengenai eomma Changmin, eomma Changmin sudah tiada karna sewaktu melahirkan Changmin, ia kehilangan banyak darah sehingga tak bisa bertahan. Itulah sebabnya mengapa Changmin hanya berada sendirian di rumah nan luas milik keluarga Jung itu.

Namun sebenarnya masih ada Ahjussi dan Ahjumma Changmin-Jung Yoochun dan Jung Junsu-namun mereka berdua sedari tadi tak keluar dari kamarnya. Entah apa yang dikerjakan keduanya didalam kamar, mungkin saja mereka sedang program untuk memberi Changmin sepupu.

Sedangkan Halmoni dan Harabeoji Changmin sekarang menetap di Gwangju. Mereka memang sengaja menghabiskan masa tua di kampung halaman Mr. Jung, setelah mewariskan seluruh aset perusahaan pada Yunho dan Yoochun, merekapun memilih untuk pergi meninggalkan rumah itu. Walaupun tinggal berjauhan, namun sebisa mungkin Yunho dan Yoochun akan menjenguk bumonimnya itu.

Dan, jika kalian bertanya kenapa Yoochun berada dirumah sementara Yunho sibuk bekerja, itu sebenarnya bukanlah sesuatu yang perlu dipertanyakan. Karna memang, Yunho mempunyai jabatan lebih tinggi dibanding Yoochun, dan Yoochun sebenarnya tak terlalu senang mengurusi perusahaan warisan appanya itu. Ia pun sebenarnya mempunyai usaha lain yaitu mempunyai suatu agensi yang dirintisnya dari nol bersama sang istri tercinta, Jung Junsu. Jadi tak mengherankan bukan, ia lebih sering berada dirumah bersama Junsu, selain juga karna diminta oleh Yunho untuk mengurusi anak semata wayangnya, Jung Changmin.

Ah, bicara soal Changmin, kemana bocah itu sekarang? Oh, rupanya ia sedang berkencan dengan kekasih kekasihnya di dapur sana. Kini ia tengah sibuk merampok makanan dari dalam kulkas dan membawanya masuk ke dalam kamar.

::

:

BEAUTY CHEF

:

::

Matahari sudah kembali keperaduannya, menyisakan semburat jingga dilangit yang perlahan berubah warna menjadi gelap. Disalah satu pusat perbelanjaan, nampak seorang namja dengan kadar ketampanan diatas rata-rata hingga menyentuh kata cantik, tengah mendorong troli yang penuh dengan beberapa bahan makanan.

Dengan kaos v-neck putih lengan panjang berbahu terbuka, ditambah celana skiny jeans hitam panjang yang membungkus kaki jenjangnya, dan jangan lewatkan kaca mata hitam yang bertengger manis diwajahnya, membuat penampilan namja itu sangat mempesona dan bahkan membuat beberapa orang yang kebetulan menoleh padanya berdecak kagum.

"Nanas yang ini atau yang ini ya?" gumamnya saat tengah memilih buah nanas yang ingin dibelinya. Diangkatnya dua nanas itu sebatas dada, lalu mulai mengamatinya dengan teliti.

"Yang ini saja." putusnya segera setelah mengamati dengan cermat dua nanas ditangannya. Nampaknya namja cantik itu ingin membuat masakan dengan menggunakan bahan nanas. Sekarang namja cantik itupun kembali mendorong troli dan bergerak menuju rak makanan ringan.

Sementara ditempat lain, nampak seorang namja kecil tengah mempoutkan bibirnya kesal karna permintaannya tak dituruti. Dan disebelahnya, nampak berjongkok namja dewasa yang terlihat lelah membujuk namja cilik itu untuk mau menuruti keinginannya.

"Ayolah Minie-ah, jangan marah ne. Bukankah kemarin kau sudah menghabiskan dua cup jumbo es krim rasa vanila dikedai itu? Nanti kau bisa sakit jika makan es krim terlalu banyak." bujuk Yunho-appa Changmin-dengan lembut dan hati-hati agar anaknya itu mau menurut.

"Huh! Itu kan kemalin appa. Kalo cekalang Min makan lagi gak akan cakit!" dengan kekerasan kepala yang sama, Changminpun membantah perkataan sang appa, membuat Yunho hanya bisa menggelengkan kepalanya pasrah dengan kekerasan kepala anaknya.

"Baiklah, appa akan mengalah. Tapi kau harus janji, seminggu setelah ini, kau tak boleh makan es krim! Dan lagi, jatah cemilanmu akan appa kurangi, supaya kau tak sakit, arraseo?"

Changmin menoleh mendengar perkataan sang appa, alisnya berkerut tanda tak setuju dengan apa yang dikatakan Yunho. Yang benar saja? Seminggu tak makan es krim dan jatah cemilan dikurangi? Ah, itu sama saja meruntuhkan dunia Changmin, perlu kalian ketahui, Changmin tak akan mampu hidup tanpa keberadaan kekasih kekasihnya itu disekitarnya. Ia lebih rela tak bertemu dengan appanya daripada harus kehilangan seluruh makanannya. Eoh? Anak yang kurang berbakti ne? Jangan ditiru!

"CHILUH!" jawabnya agak kencang dan menyebabkan beberapa orang yang kebetulan lewat disebelah mereka menolehkan wajah karna kaget mendengar teriakan Changmin.

"Ck, kau ini! Appa memberimu dua pilihan, kau mau minum es krim sekarang dan konsekwensinya kau dilarang makan es krim seminggu kedepan dan tak ada cemilan, atau tak jadi makan es krim dan jatah cemilanmu tetap?"

Yunho yang sudah kehabisan akalpun akhirnya memberikan pilhan kepada anaknya itu. Ya, walaupun sedikit kejam, tapi biarlah. Toh itu semua demi kebaikan Changmin sendiri.

"Emm-" Changmin nampak berfikir mengenai dua pilihan itu. Pilihan yang sama-sama tak menguntungkan baginya.

"Eotteokhae?" tanya Yunho lagi karna Changmin tak kunjung menjawab pertanyaannya.

"Oke. Min cudah pilih!" jawab Changmin lantang sambil memutar badannya kearah Yunho, "Min gak minum ecnya cekalang, tapi appa haluc beliin Min cemilan yang banyak." jawab Changmin sambil menatap sang appa. Rupanya Changmin tak mau rugi, walaupun tak bisa makan es krim tapi ia malah menyuruh Yunho untuk membelikannya cemilan. Tak ada es, cemilanpun jadi.

"Ne appa~" lanjutnya lagi sambil memasang puppy eyes yang sangat diyakininya tak akan mampu dilawan Yunho.

Ah, Yunho sudah sangat hafal kebiasaan anaknya itu. Diapun hanya mengangguk pasrah mendengar jawaban Changmin.

"Yeyyy, appa yang telbaik!" riang Changmin dan melompat memeluk sang appa.

"Kajja, appa kita belbulu cemilan~"

Dan bisa dipastikan sebentar lagi dompet Yunho akan terkuras isinya.

::

:

BEAUTY CHEF

:

::

Yunho dan Changmin tengah mendorong troli didalam supermarket, ah bukan keduanya, hanya Yunho saja yang tengah mendorong troli, sedangkan Changmin hanya memasukkan berbagai macam cemilan kedalam troli itu.

Setiap rak yang dilewatinya, Changmin selalu mengambil satu macam cemilan dan memasukkannya kedalam troli. Namun, walaupun ia sudah memasukkan ke dalam troli, Yunho akan kembali menaruh makanan itu, jika dirasanya makanan itu tak baik untuk pertumbuhan anaknya.

"APPA! KENAPA DIBALIKIN!" suara teriakan Changmin yang tiba-tiba seketika mengagetkan Yunho dan beberapa orang lainnya yang berada di rak yang sama dengannya, membuat makanan yang hendak ditaruh kembali oleh Yunho jatuh berserakan didekat kakinya.

"Huh appa nappeun!" teriak Changmin lagi yang kini sudah berdiri berkacak pinggang dihadapan Yunho.

"Ini semua tak baik untukmu. Ini terlalu pedas, kau bisa sakit perut. Dan ini, ini terlalu banyak coklat, nanti gigimu bisa sakit."

"Huh, tapi Min kan mau itu!" protes Changmin tak suka dengan perkataan Yunho.

"Kau boleh ambil yang lain, asal makanan yang tak berbahaya buat tubuhmu!" jawab Yunho lagi tanpa memperdulikan protes anaknya itu. "Kajja, kau mau lanjut atau kita langsung bayar?" tanya Yunho karena Changmin masih bergeming dibelakangnya.

"Eoh? Kau tak mau belanja lagi? Baiklah, kajja kita bayar." lanjut Yunho dan mulai melajukan trolinya, namun Changmin masih bergeming di tempatnya. Bahkan ia seperti terkejut dengan mata yang membulat sempurna dan mulut menganga lebar.

Yunhopun sempat panik mengira kalau Changmin kesambet, segera saja didekatinya anaknya itu lalu berjongkok dihadapannya.

"Minie-ah, Minie-ah, waeyo?" tanya Yunho panik sambil mengguncang sedikit keras tubuh Changmin. Changmin masih saja diam tak merespon ucapan Yunho.

"Changminie, Changminie. Jung Chang-"

"Helo cep, He..Helo cep." gumam Changmin terbata memotong ucapan Yunho. Yunho yang tak mengerti, hanya mengerjab bingung memahami maksud anaknya itu.

"Helo cep?" gumam Yunho sambil berfikir. Namun pikirannya seketika buyar ketika mendengar teriakan dari anaknya.

"HELOO CEEPPPPP-"

Duk

Bruukk

Suara benda berjatuhanlah yang terdengar beriringan dengan suara menggelegar dari Changmin. Seorang namja tak sengaja menjatuhkan sebungkus kripik yang baru diambilnya dari rak, ketika Changmin berseru tiba-tiba. Dan detik berikutnya, namja itu merasakan sebuah tubrukan yang sangat keras berasal dari bagian bawah tubuhnya.

Dan mata membulat sempurna saat menyadari apa yang baru saja menabraknya itu.

"OMO." teriaknya tak kalah kaget saat menemukan seorang namja kecil yang tengah memeluk kaki kanannya dengan sangat kencang. Bahkan saking kencangnya, namja itu tak bisa menggerakkan sedikit saja kakinya.

Tak perlu ditanyakan lagi siapa pelaku tindak kekerasan itu. Siapa lagi kalau bukan Jung Changmin, sang pelaku utama teriakan menggelegar itu. Kini ia-Jung Changmin-bergelayut pada kaki seorang namja yang diteriakinya 'Helo Cep' itu, kalian sudah bisa menebak bukan siapa namja yang diteriaki dan kini tengah dipeluk oleh cast cilik kita ini?

"Helo cep~" desis Changmin lagi yang nampak sangat bahagia dari suaranya itu. Ah, bertemu dengan idolamu memanglah sesuatu yang membahagiakan bukan?

"Hey adik manis, bisa kau lepaskan sebentar pelukanmu?" kata namja itu sambil memegang pelan tangan Changmin. Changmin hanya menggeleng kencang tak mau menuruti permintaan sang idola. "Kalau kau tak melepaskannya, bagaimana aku bisa melihat wajah fansku ini eoh?" lanjutnya masih mencoba membujuk namja cilik dihadapannya ini.

"Hihi, Helo cep mau liat muka Min?" tanya Changmin sambil mendongak menatap wajah idolanya itu. Sang idola hanya mengangguk dan tersenyum manis. Melihat itu, Changminpun sedikit melonggarkan pelukannya walaupun kedua tangannya masih setia melekat ditubuh idolanya.

"Ireumi mwoeyo?" tanya namja itu sambil berjongkok dihadapan Changmin, perlahan dibukanya kaca mata yang sedari tadi masih menempel dimatanya.

"Changmin, Jung Changmin imnida." jawab Changmin dengan senyum mengembang diwajahnya.

"Changmin, Changminie. Nama yang bagus."

"Hihi, Helo cep, Min cangat cuka cama Helo cep." kata Changmin dan memamerkan deret gigi susunya.

"Oya? Waa, aku senang sekali. Ada anak manis sepertimu yang menyukaiku." jawab namja itu sambil mengelus pelan pipi tembam Changmin.

"Hihi, Helo cep lagi apa dicini?"

"Aku sedang membeli bahan masakan, dengan siapa kau kemari?"

"Min kecini cama ap-, eoh? Appa, appa eodiya?" tanya Changmin panik saat tak melihat keberadaan sang appa disekitarnya. Segera saja ia kebingungan mencari batang hidung sang appa.

"Appa, appa~"

"Minie-ah! Appa disini!" sahut Yunho saat dirinya mendengar teriakan Changmin yang mencarinya. Tadi saat anaknya itu berteriak dan berlari entah kemana, tak sengaja ia menyenggol troli belanjaannya saking kagetnya dan malah menyebabkan beberapa makanan tercecer. Itulah sebabnya ia membereskan itu dulu karna belanjaannya mengahalangi orang yang akan lewat.

"Kau ini, kenapa berlari eoh?" tanya Yunho setelah dirinya berada dihadapan Changmin sambil menarik troli di belakangnya.

"Hihi, appa, Min ketemu cama Helo cep, itu itu, Helo cep." jawab Changmin keras sambil menunjuk kebelakang tempat idolanya berada. Yunhopun melihat kearah tunjuk Changmin untuk melihat siapa yang dimaksud anaknya itu.

Deg

"Dia-"

"Appa, appa, ayo cini. Ketemu cama Helo cep."

Seakan terhipnotis, Yunhopun tanpa perlawanan mengikuti Changmin yang menariknya. Perlahan, semakin dekat dirinya dengan sosok itu, semakin kencang jantungnya berdetak.

"Ini appa Min, Helo cep." kata Changmin bangga sambil tersenyum manis kearah idolanya. Sang idola hanya tersenyum membalas dan membungkuk sedikit menghormati appa Changmin itu.

"Annyeong." sapanya ramah saat matanya bertemu dengan mata Yunho. Dan sama seperti Yunho, iapun merasakan jantungnya sedikit berdetak kencang.

"Appa-" hardik Changmin kesal karna sanga appa hanya diam tanpa membalas sapaan idolanya.

Jelas saja ia hanya diam, bahkan Jung dewasa itu tengah terpesona dengan namja cantik dihadapannya. Rambut hitam legam sebatas bahu yang kontras dengan kulit putihnya, mata bulat dengan iris sehitam malam yang membuat Yunho seakan tersedot dan seakan terhipnotis dengan mata menawan itu. Tak ketinggalan kulit wajah yang seputih dan sehalus porselen dan bibir yang merona merah bagai cherry yang baru masak, jangan salahkan Yunho jika dirinya tak konsentrasi dan malah menikmati pemandangan indah yang terhampar dihadapannya itu.

"Ah, nde? Eoh mian, Jung Yunho imnida. Mian, gara-gara anakku kegiatan anda jadi terganggu." kata Yunho baru sadar dengan perbuatannya dan segera membungkuk meminta maaf.

"Anio, gwencanhayo. Apa dia anakmu? Anakmu sungguh manis Yunho-ssi. Ah, iya aku Jaejoong. Kim Jaejoong, tapi mungkin kebanyakan orang mengenalku sebagai Hero, termasuk anakmu ini Yunho-ssi." jawab Jaejoong-idola Changmin-sambil tersenyum ramah kepada Changmin. Sungguh, ia sangat menyukai anak-anak. Jadi tak mengherankan jika ia sangat senang menantap Changmin.

"Ne appa, Helo cep ini cep yang hebat. Macakannya machita!" pekik Changmin girang sambil membayangkan masakan Jaejoong yang baru saja siang tadi dilihatnya.

"Eoh? Jadi ini chef yang sering kau banggakan itu hmm?" tanya Yunho yang baru sadar kalau namja cantik dihadapannya ini adalah chef yang sering dibicarakan oleh Changmin. Ah, salahkan saja dirinya yang tak pernah menonton televisi, dan kalaupun Changmin mengajaknya menonton acara masak kegemarannya itu, dirinya malah tak fokus.

"Ne appa~, aaa, Min cenang bica ketemu cama Helo cep!" teriaknya girang dan bersiap kembali berlari kearah Jaejoong. Jaejoong yang melihat tanda-tanda Changmin akan kembali berlaripun sudah menyiapkan diri jika tubuh gembul anak itu akan menubruknya.

"Ne, gomawoyo sudah menyukai acaraku." jawab Jaejoong senang dan balas memeluk Changmin.

Sementara sang anak tengah memeluk bahagia namja cantik dihadapannya, Yunho hanya memandang keduanya dalam diam. Entah apa yang ada dipikirannya, namun yang jelas rona bahagia terlihat jelas di wajah tampan namja bermarga Jung itu.

"Helo cep cekalang mau kemana?" tanya Changmin setelah pelukan mereka terlepas. Ditatapnya mata bulat Jaejoong.

"Setelah ini aku akan pulang, hari ini jadwalku kosong."

Jaejoong terkejut sendiri dengan jawaban yang terlontar dari mulutnya, biasanya ia tak bisa langsung dengan enteng berbicara tentang kegiatan atau tentang dirinya, walaupun ia terkenal sangat ramah, namun ia juga sangat berhati-hati jika berbicara. Namun kenapa dengan anak manis dihadapannya ini ia malah dengan entengnya membeberkan kegiatannya? Entahlah, hanya Tuhan yang tahu.

"Helo cep mau pulang?"

"Ne."

"Apa Helo cep mau memacak dilumah Helo cep?" tanya Changmin lagi sambil tersenyum kecil.

Jaejoong awalnya mengernyit bingung dengan pertanyaan Changmin, namun setelahnya ia malah menjawab santai pertanyaan Changmin itu, "Tentu saja. Setiap hari bahkan aku memasak untuk diriku sendiri." jawabnya bangga dan diakhiri dengan senyum mengembang diwajah putihnya.

Dan detik berikutnya, seringai muncul diwajah Changmin. Otaknya segera berfungsi saat Jaejoong menjawab pertanyaannya itu.

"Helo cep, Min ikut ke lumah Helo cep ne~, Min mau makan macakan Helo cep."

"MWO?"

Teriakan nan kencang segera terdengar saat Changmin mengutarakan maksudnya, bukan, teriakan itu bukan berasal dari Jaejoong, melainkan dari Yunho. Ia sangat kaget karna Changmin meminta hal yang menurutnya aneh. Bagaimana mungkin ia ingin berkunjung ke rumah orang yang baru dikenalnya? Ah, memikirkannya saja Yunho sudah tak habis pikir, walau jauh dilubuk hatinya, ia juga sangat ingin untuk bisa pergi ke rumah Jaejoong. Yang diakuinya atau tidak, sudah membuat jantungnya berdetak abnormal.

"Haha, tak perlu terkaget begitu Yunho-ssi. Aku saja tak merasa kaget mendengar permintaan Changmin, kenapa justru anda yang merasa terkejut?" tanya Jaejoong dan tertawa pelan melihat tingkah lucu Yunho itu.

"Ah, mianhae. Aku hanya kaget." jawab Yunho salah tingkah, "Dan kau Minie, kau tak sopan! Mau apa kau berkunjung ke rumah Hero chef eoh?" tanyanya dan berpaling menatap Changmin.

"Huh! Min kan pengen makan macakannya Helo cep, habic kalo di tipi Min ga bica lacain macakan Helo cep!" jawab Changmin sambil mempoutkan bibirnya sebal.

"Aigoo, manis sekali. Kau ingin mencoba masakanku?" tanya Jaejoong yang sedikit senang karna Changmin ingin mencoba masakannya. Yang sangat amat disenangi oleh seorang chef adalah, kalau masakannya disukai oleh orang dan orang itu makan dengan lahap masakan yang dibuatnya.

"Ne, Min pengen cekali makan macakan Helo cep." jawab Changmin antusias dengan binar penuh harap dimatanya.

"Tapi kau akan mengganggu waktu Hero chef Minie." kembali Yunho mengemukakan pendapatnya, ia merasa tak enak hati pada Jaejoong. Baru saja mereka berkenalan, apakah pantas jika mereka pergi kerumah namja cantik itu ditambah ikut makan malam bersama? Rasanya kurang sopan.

"Anio, aku sangat senang jika ada yang ingin mencoba masakanku. Sebenarnya juga, aku sedikit bosan karna tak ada yang bisa kuajak berbagi hasil masakanku." jawab Jaejoong diplomatis dan seketika membuat duo Jung itu melebarkan matanya. Ah, bukankah itu artinya Jaejoong tak keberatan?

"Howaa, jinja? Jinja Helo cep, Min boleh main ke lumah Helo cep?" pekik Changmin girang karna keinginannya berjalan mulus.

Jaejoong hanya tertawa pelan sebelum menjawab, "Ne. Kau boleh makan sepuasmu nanti. Otte?"

Tanpa pikir panjang, Changmin segera menganggukkan kepalanya. Binar bahagia sungguh terlukis diwajahnya. Sebentar lagi keinginannya akan terkabul. Bisa makan masakan sang chef idola.

"Acik, Min makan macakan Helo cep. Acikkkk~"

"Emm, apa kami tidak merepotkan Jaejoong-ssi? Apa kami tak mengganggu waktumu?" tanya Yunho masih sedikit merasa tak enak.

Jaejoong seketika menghentikan tawanya saat melihat antusias Changmin, ia lupa kalau bocah gembul itu datang bersama sang appa.

"Ah, gwencanhayo Yunho-ssi, aku sama sekali tak keberatan. Malah aku sangat senang." ucapnya sambil memandang wajah Yunho.

Deg

Deg

Jantung keduanya berpacu cepat kala mata musang dan mata bulat itu bertemu pandang. Menghasilkan getaran-getaran aneh yang menyelimuti keduanya. Perasaan yang tiba-tiba saja muncul saat keduanya bertemu pandang seperti ini.

"Yeopo." lirih Yunho tanpa melepas pandangannya dari Jaejoong.

"Emm, a..apa kita berangkat sekarang? Na..nampaknya hari mulai gelap." kata Jaejoong terbata sesaat setelah memutuskan kontak mata dengan Yunho, Yunho sedikit kecewa dengan itu, karna ia kehilangan pemandangan indah dari mata Jaejoong itu.

"Ne, kajja kita ke kasir." jawab Yunho dan mulai mendorong trolinya menuju kasir sambil menggandeng Changmin. Dan dibelakangnya nampak Jaejoong yang juga tengah mendorong trolinya sambil menunduk menyembunyikan wajahnya yang tiba-tiba memerah.

.

.

.

.

.

.

.

TBC

Howaaa,, saya datang bawa cerita baru... Kekekeke

Ceritanya memang agak pasaran, tapi mudah-mudahan readers semuanya berkenan dan suka dengan alur yang saya buat. Saya hanya mencoba menuangkan ide yang menari-nari diotak saya, dan mewujudkannya dalam bentuk tulisan..

Part favorit kalian? Kalau saya sangat senang saat part Changmin marah-marah karna Yunho balikin cemilannya. Haha, membayangkan adegan Changmin yang berkacak pinggang dan ngomel ke Yunho. Haha,, tapi semua part saya suka.. Hihihi,, favorit kalian ?

Bagaimana untuk chap ini? Ada harapankah untuk saya melanjutkannya? Kalau ada,, sok atuh kasih tau saya pendapat kalian tentang cerita ini dalam bentuk review..

Minna san, review onegaishimasu ^^

.

Denpasar, 10 Desember 2013