5 Countries, 5 Loves, 5 Wars
Summary: Disaat perang datang dan akan merenggut semuanya, cinta tumbuh dalam masa-masa sulit dan penuh dengan pertumpahan darah. Akankah cinta tetap bertahan dalam cobaan yang tiada henti? Ataukah mereka akan menyerahkan cinta itu begitu saja?
Warning: Human name used, war scene, OC!
Disclaimer: Hetalia Axis Power – Himaruya Hidekazu ; Story & other character – Star-BeningluvArthur
Main Pairing: Russia X China – Ivan B. X Wang Y. Slight Japan X China – Kiku H. X Wang Y.
Chapter 1: Republic of Water
Water, tahun 45, bulan 24, hari 18
-Ivan's POV-
Aku menatap kearah pegunungan Oceaena yang menutupi pandanganku ke laut Morskoĭ Les dari serambi gedung kemiliteran. Hari ini salju turun deras dan angin bertiup kencang. Tak peduli bahwa hari ini merupakan hari besar untuk setiap senior yang akan mendapat kenaikan pangkat. Satu lagi hari yang dingin dan penuh salju.
"Semua telah menunggu Anda, Jenderal." Sebuah suara membuatku mengalihkan pandangan. Mata violetku bertemu dengan mata hijaunya. "Aku tahu, da~" jawabku singkat. Aku berjalan melewatinya. Ia memberi hormat saat aku berjalan tepat didepannya. "Ah, Toris, apa kau sudah menemukan Wang Yao?" tanyaku. Ia mengangguk. Aku pun kembali berjalan lalu masuk kedalam gedung.
-End of Ivan's POV-
Lapangan pelantikan
Kembali hari yang sangat dingin di Oceaena, Water. Alam daerah kutub dari Naturevalley ini memang tak pernah mengasihani siapapun. Selalu saja dingin dan membekukan. Bahkan sepatu boot militer terpaksa terendam dalam tebalnya tumpukkan salju sedalam 14 senti. Namun, keadaan itu tak sebanding dengan apa yang akan mereka dapatkan hari ini. Yah, bagi semua senior tingkat 4. Mereka rela berdiri dalam terpaan salju dan angin yang menusuk tulang demi emblem itu.
"Wang Yao dari Horizonè, dengan hasil akhir 789, memasuki lapangan pelantikan. Barisan diistirahatkan." Satu orang pertama terpanggil. Ia, yang siap untuk menerima emblem itu dan menjadi senior tingkat 3. Dialah Wang Yao. Terdengar suara para Kapten yang menjadi pemimpin barisan memberi aba-aba untuk istirahat ditempat.
Melangkahkan kaki dengan pasti, untuk mendapat kehormatan itu. Sambil mencuri pandang ke arah 45 orang petinggi militer negaranya yang berdiri tegap dalam balutan seragam biru tua dengan sabuk dan high neck berwarna biru muda. Namun, yang diapandangnya, bukanlah orang-orang itu. Namun emblem yang tersemat di dada kanan mereka. Emblem kemiliteran Water. Emblem bertuliskan 'BG' sampai 'HG' berjejer rapi mulai dari ujung panggung hingga ujung panggung lainnya. "Brigadir Jenderal Ivan Braginski dan Letnan Kolonel Toris Laurianitis memasuki lapangan pelantikkan."
Sesampainya di tengah lapangan, tepatnya didepan podium penyerahan kenaikkan pangkat, seorang brigadir jenderal menghampirinya dibuntuti oleh seorang letnan kolonel. Ivan membawa buku janji jabatan, sedangkan Toris membawa sebuah kotak bludru besar. 'Aku harus siap, aru! Jangan sampai aku gugup, aru!' batinnya. "Sebelum saya melantik anda, da. Apakah anda siap untuk dilantik sebagai senior tingkat 3 dalam kemiliteran Water, da? Karena pelantikkan berhubungan dengan keamanan negara. Dan pelantikkan ini, seutuhnya akan disaksikan bukan hanya oleh semua yang hadir disini, namun juga oleh Tuhan Yang Maha Esa." tanya Ivan.
Dengan mantap Yao menjawab, "Saya siap, aru!" jawab Yao. Sang brigadir jenderal hanya tersenyum, namun auranya sangat mengintimidasi. "Baiklah, ikuti ucapanku, da. Dengan ini saya.." kata sang brigadir jenderal. "Dengan ini saya..." kata Yao.
"Bersumpah setia.."
"Bersumpah setia.."
"Untuk menjalankan setiap tugas sebagai senior tingkat 3..."
"Untuk menjalankan setiap tugas sebagai senior tingkat 3..."
"Sampai akhir dari masa jabatan atau..."
"Sampai akhir dari masa jabatan atau..."
"Sampai kemiliteran memberikan jabatan baru..."
"Sampai kemiliteran memberikan jabatan baru..."
Ivan berbalik ke arah Toris. Mengambil kotak emblem kemiliteran itu darinya. Lalu menyerahkannya pada senior tingkat 4 bernama Wang Yao itu. "Dengan ini, engkau kunyatakan dan kulantik menjadi senior tingkat 3." Katanya mengakhiri. Yao menerima kotak emblem itu, lalu membawanya dengan tangan kiri. Tangan kanannya diangkat ke kepala, menyatakan hormat pada Ivan. Ivan membalasnya, ia pun kembali dalam keadaan siap. "Senior tingkat 3 Wang Yao meninggalkan lapangan upacara. Senior tingkat 4..." Orang kedua dan seterusnya dipanggil.
Namun, entah kenapa, sepasang mata violet itu tak bisa melepaskan diri dari tubuhnya. Yang perlahan menjauh dari dirinya.
.
-Sesaat setelah pelantikan-
Keramaian terdengar diseluruh penjuru lapangan. Suara orang berbincang selalu tertangkap telinga. Yao yang sedari tadi mencari teman lama sekaligus rekan baiknya, Kiku Honda, hampir kelelahan sampai..., "Yao-san!" suara Kiku terdengar dari arah belakang. Ia berbalik. Namun saat ia berjalan mendekati Kiku, dua tangan besar merengkuhnya. "Ikut denganku sebentar ya, da~"
Seorang itu menggendongnya. Ia memberontak. Tentu saja! Ia seorang senior tingkat tiga 3! "Lepaskan aku, aru! Lepaskan aku!" katanya. Ia dibawa ke pinggir lapangan. Jauh dari keramaian. Perlahan, ia diturunkan. "Ah, maafkan aku, da~ Aku tak bermaksud membuatmu takut, da~" Ivan menenangkannya.
Yao berbalik dan melihat seorang Brigadir Jenderal yang melantiknya "Ah, maafkan saya, Pak! Saya tidak tahu..." namun sebuah jari telunjuk mengatupkan bibirnya. "Tidak apa, da~ Aku mengerti. Yah, langsung ke topiknya saja ya, da~ Sebenarnya aku ingin kau bergabung dengan pasukan khusus Water. Jika kau menerima tawaranku ini, kau bisa hadir di kamp militer distrik 4 jam 8 minggu depan. Hanya itu, da~" kata Ivan. "Oh, iya, namaku Ivan Braginski, da~ kau tak perlu memanggilku 'Pak' lagi. Aku masih muda, da~ Kolkolkolkolkolkol" Yao mundur dua langkah karena aura hitam dari seorang petinggi militer di depannya. Ia menelan ludah, "Errr..., s-senang b-b-bertemu Anda, Brigadir Jenderal Ivan Braginski..." kata Yao. Ivan menatapnya serius. Lalu tersenyum dan berjalan pergi.
Setelah Ivan menghilang di balik kerumunan orang, Yao terduduk lemas di atas tanah bersalju, "Aku yakin penderitaanku akan jauh lebih berat..."
.
Keesokan harinya di Asrama Senior Tingkat 3
"Yao-san!" suara Kiku tertangkap telinga Yao. Yao berbalik dan mendapati Kiku berlari kearahnya. Grab! Kiku memeluknya. "Yao-san..., kemana saja kau kemarin? Aku tidak dapat menemukanmu dimanapun! Tahu-tahu kau sudah disini pagi ini..." kata Kiku sambil tetap memeluk Yao. Kedua pipi Yao merona. "Maafkan aku, aru..." kata Yao sambil membalas pelukkan Kiku dengan malu-malu.
Sesaat kemudian, Kiku melonggarkan pelukkannya. "Berjanjilah padaku untuk tidak melakukan itu lagi Yao-san..." kata Kiku sambil menggenggam tangan Yao erat. Sangat erat. Yang tangannya digenggam hanya bisa blushing parah sampai,
"Kiku, kau sudah jadi Letnan 2, aru.." katanya. Kiku terdiam. Ya, tadi malam, seorang Letnan Kolonel bernama Toris Laurianitis mengangkatnya menjadi ajudan sekaligus Letnan 2. "Ah..., iya." Jawabnya kikuk. Namun tanpa disangka Yao memberi hormat pada Kiku. Tentu saja Kiku jadi tambah kikuk. Setelah Yao kembali dalam posisi siap, ia berkata, "Jadilah pemimpin yang hebat."
.
Water, Camp Militer Distrik 4, tahun 45, bulan 28, hari 25
Ivan bergegas memasuki gedung utama Camp Militer Distrik 4. Gara-gara Toris bangun kesiangan, ia pun juga bangun kesiangan. Ia mengeluarkan aura hitam keunguan sejak tiba di depan gerbang . "Kalau kau telat bangun lagi, aku akan menghukummu, da~ Jangan sampai pipaku kotor lagi gara-gara bekas darahmu, da~" katanya tenang dengan senyum innocent bernada mengintimidasi.
Toris membuka pintu besi didepannya. "Semuanya, BERSIAP!" katanya lantang. Semua senior yang ada di sana langsung berbaris di kiri dan kanan dengan masing-masing dua barisan. Setelah itu, mereka kompak memberi hormat pada Ivan. Sedangkan Ivan hanya tersenyum sambil menambah aura kejamnya. "SIAP, GRAK!"
"Baiklah, yah, pertama aku cuma bisa mengatakan selamat datang ke pelatihan militer khusus, da~ Aku harap, selama 6 bulan ini, kalian bisa tahan dengan pelatihan ini. Jika tidak, kalian bisa mengundurkan diri sewaktu-waktu, da~ Mengerti?" kata Ivan memberi kata sambutan. Sebetulnya bukan sambutan, malah seperti ancaman.
"Baiklah, baris pertama, hadap kiri kanan, GRAK!" Serentak semua mengikuti. "Baris kedua hadap kiri kanan, GRAK!" baris kedua pun mengikuti. "MERAPAT!" Dua barisan di kiri dan kanan itu akhirnya bergabung dalam 4 barisan. "Ikuti aku!" Toris menggiring mereka keluar. Ivan memperhatikan dari samping barisan. Saat 4 barisan itu keluar, ia mengikuti mereka dari belakang.
Namun, tak ada sosok itu... Tak ada mata coklat dan tubuh kecilnya itu.
.
Di stasiun distrik 4
-Kiku's POV-
Aku baru sampai di stasiun. Jarak stasiun dengan camp masih 4 kilo lagi. Tak ada waktu untuk naik kendaraan, jadi kuputuskan untuk berlari ke sana. Pesan dari Mayor Jenderal Igor Swachrovskii harus segera kusampaikan. Tak pernah menyangka bahwa Light akan memulai penyerangannya...
Flashback
"Honda!" sebuah suara memanggil. Aku membalikkan badanku, melihat Mayor Jenderal Igor Swachrovskii berjalan mendekatiku. Aku memberi hormat. "Kau anak buah Toris bukan?" tanya beliau. Aku mengiyakan. "Sampaikan ini kepadanya. Maksudnya pada Braginski. Kau tahu kan Ivan Braginski? Light telah memulai serangan pertamanya di perbatasan. Kita harus mengirim pasukan tambahan secepatnya. Dan katakan pada Braginski untuk memimpin pasukannya ke perbatasan sekarang juga. Kau bisa menemukan Braginski di camp militer distrik 4" Katanya. Aku mengangguk, berusaha mengingat semua yang dikatakan oleh seorang Mayor Jenderal di hadapanku ini.
Setelah memberi hormat lagi pada beliau, aku pun pergi ke stasiun kota. Memesan kereta tercepat ke distrik 4. Aku terus mengingat informasi penting itu sepanjang perjalanan. Sesekali aku membalas hormat beberapa senior tingkat 6 yang sedang dipindah tugaskan ke distrik 4. Perjalanan selama 1 jam pun akhirnya mengantarku ke distrik 4.
Flashback End
Aku baru menempuh jarak 2 kilo. Masih ada 2 kilo lagi untuk ditempuh. Ahh..., bisa-bisa informasi ini terlambat disampaikan. "Letnan Honda!" ada yang memanggilku. Aku melihat ke arah belakang. Ada sebuah truk militer yang mengangkut senior tingkat 6 ke camp militer. "Kami mendengar anda disini, Letnan Honda. Anda bisa ikut kami ke camp." Kata seorang dari mereka. Aku mengangguk dan berterimakasih. Paling tidak, informasi ini bisa sampai lebih cepat.
-End of Kiku's POV-
.
Kembali Camp Militer Distrik 4
Ivan benar-benar kecewa karena Yao tidak datang hari itu. Ia segera menelepon Markas Utama Kemiliteran Water di Oceaena. Berharap akan ada penjelasan yang cukup diterima olehnya untuk menjelaskan mengapa Yao tidak datang. Di hologram ear-cellphone-nya, ia menyentuh tulisan Bagian Komunikasi Oceaena. "Dengan Bagian Komunikasi Markas Utama Kemiliter-" jawab seseorang diujung sana sesaat setelah telepon di angkat. "Dimana Wang Yao?"
-Ivan's POV-
"Brigadir Jenderal! Pesan dari Mayor Jenderal Swachrovskii!" Suara Toris membuatku menoleh padanya. "Dari Mayjend Swachrovskii, da? Ada apa dengannya?" tanyaku. Toris menoleh kearah Letnan dua dibelakangnya. Letnan dua itu maju, lalu memberi hormat padaku.
"Lapor, Pak. Pesan dari Mayor Jenderal Igor Swachrovskii. Light telah mencapai perbatasan dan menyerang pangkalan perbatasan. Anda diminta untuk segera memimpin pasukan tambahan yang akan dikirim kesana. Laporan pesan dari Mayor Jenderal Igor Swachrovski, selesai." Katanya.
"Siapa namanya, Toris?" tanyaku. Toris meliriknya, "Ia Letnan dua Kiku Honda dari camp militer distrik 11, jenderal." Jawabnya. "Siapkan pasukanmu Kolonel, kita berangkat ke perbatasan Raindrop sekarang. Kabari Letnan Kolonel Mitchel Rekrovan di camp militer distrik 1 dan Brigadir Jenderal Samuel Ashzreit Andrewson di camp militer kota Horizonè untuk membantu kita."
"Tidak perlu Braginski." Kami menoleh mencari sumber suara itu. "Aku sudah dapat kabar itu dari Mayor Jenderal Swachrovskii" ternyata Samuel sudah datang bersama Mitchel dan anak buahnya. Di lengan mereka, terikat bendera Water. Berlatar belakang biru tua dan biru muda, melambangkan lautan luas.
"Hmm..., baiklah, kita bicarakan strateginya di dalam." Kataku.
-End of Ivan's POV-
.
Ruang rapat
"Jadi, jika kita bisa sampai di sini sore ini, kita bisa melakukan serangan di malam hari, da." Suara Ivan terdengar dari dalam ruangan rapat strategi itu. Rapat itu dihadiri Ivan, dan Letkolnya, Toris, dan Toris menyuruh Kiku untuk bergabung. Samuel dan Mitchel karena mereka mempunyai pasukan tambahan untuk pasukan Ivan. "Izin untuk memberi pendapat, Jenderal." Kata seorang berpangkat Letnan Kolonel, Ivan mengangguk.
"Menurut saya, akan lebih baik jika kita menggunakan taktik gerilya, Jenderal." Katanya. Ivan mengangkat kepalanya yang sedari tadi tertuju ke arah peta besar di atas meja. "Siapa namamu, Letkol?" tanya Ivan.
"Firmansyah. Jono Firmansyah. Kakek saya adalah penduduk di bumi. Tepatnya di Indonesia. Kakek saya pernah bercerita tentang keberanian para pejuang revolusioner Indonesia dalam melakukan taktik gerilya. Taktik itu sendiri merupakan taktik yang cukup mudah, namun dibutuhkan ketelitian. Caranya adalah, kita harus bisa menyusup ke dalam kemah utama mereka. Jika mereka menyerang perbatasan Raindrop, saya yakin, mereka pasti membangun tenda di desa Bulb. Karena desa itu yang paling dekat dengan perbatasan Water dan Light."
Semua terdiam. Samuel tersenyum bangga terhadap Letkolnya yang satu ini. "Tapi kapan kita akan menyusup?" tanya Toris. Letkol Jono Firmansyah menjawab dengan pasti, "Saat mereka sudah bergerak untuk menyerang kota Raindrop."
.
.
TBC to next Chapter
.
.
A/N: Yah! Ini adalah fic saya ke..., ah saya lupa... Fic ini saya ambil berdasarkan novel yang sedang saya tulis. Naturevalley adalah sebuah palnet di galaksi Andromeda. Di fic ini, kejadiannya udah tahun 2xxx yang teknologinya udah maju banget. Oh iya, planet itu (dibayangan saya) berevolusi 2 tahun lebih lambat daripada bumi. Namun dengan waktu rotasi yang sama yaitu 24 jam. Bentuknya sama seperti bumi, dengan udara dan SDA yang super banyak. Dan disini, saya tambahkan banyak OC karena saya bingung mau masukan negara mana. Ini saya udah masukkan 4 negara lho ya. Tenang, next chapter bakalan seru karena ada adegan perangnya. Taktik gerilya disini saya ambil dari taktik perang dari film Darah Garuda. Untuk yang ngaku orang Indonesia harus lihat. Tuh film gila banget ceritanya! Keren! Nasionalisme dan Patriotismenya tinggi banget...
Samuel Ashzreit Andrewson kembali saya masukkan di fic ini setelah sebelumnya saya masukkan di Alles von zum Geburtstag, meine liebe chapter 2. Mitchel Rekrovan asli punya saya! Igor swachrovskii juga. Yang penasaran sama bentuk emblem kemiliteran Water dan benderanya, saya juga bisa uploadkan.
OK, sekian dari saya, tetap read and review dan tunggu chapter selanjutnya...
DIRGAHAYU INDONESIAKU!
