Embitte

Rate T

hurt/comfort, drama.

SasufemNaru, GaarafemNaru, ItafemKyuu

Naruto by M-K

This story belong to me.. ^▿^

Words: 2556

.

.

Ketika sebuah cinta dapat melahirkan kebahagiaan dan obsesi, membuat buta terhadap kenyataan dan kebenaran yang ada apabila sudah tertutup kabut cemburu yang pekat, serta menghasilkan penyesalan di akhirnya. Menyakitka hati bagi setiap pelakunya.

.

.

A-K

.

.

"Sasuke… tunggu.." Naruto berjalan lebih cepat, berusaha untuk menyamai langkah SAsuke.

"kau ini terlalu lama dobe." Omel Sasuke, mereka berjalan menuju ke gerbang depan, dimana mobil Itachi sudah terparkir di seberang jalan.

"kamu jalannya terlalu cepat, Sasuke..." sangkal Naruto, dia sudah berjalan dibelakang Sasuke, tanpa menoleh, Sasuke menggandeng tangan Naruto dan berjalan sejajar dengan gadis yang berstatus sebagai teman kecilnya ini.

Namikaze Naruto adalah putri tunggal dari pasanganNamikaze Minato dan Uzumaki Kushina. Gadis bersurai pirang dengan tubuh mungil dan wajah manis ini memiliki nasib yang cukup menyesakkan hati, disaat usianya baru menginjak tujuh tahun, dia harus kehilangan kedua orang tuanya karena kecelakaan. Dalam waktu sekejab, Naruto menjadi sebatang kara, pertama karena kakek neneknya juga sudah tiada, lalu dia hanya putri tunggal dan kebetulan ayahnya tidak punya saudara.

Sedangkan dari pihak sang ibu, Naruto memiliki saudara jauh bernama Uzumaki Kyuubi, tapi gadis berparas cantik dan galak sekaligus ini masihlah tergolong remaja saat Naruto ditinggal kedua orangtuanya. Dan keluarga Uchiha, tepatnya Uchiha Mikoto adalah sahabat baik Namikaze Minato dan Uzumaki Kushina, begitu juga dengan sang kepala keluarga, Uchiha Fugaku.

Maka, Mikoto memutuskan untuk merawat Naruto, Naruto kecil akhirnya tinggal bersama keluarga Uchiha sampai dirinya masuk SMU. Setelah SMU, Naruto memutuskan untuk tinggal terpisah dari keluarga Uchiha, dan memilih tinggal di kediamannya sendiri bersama dengan Kyuubi.

"salah siapa tadi nggak segera keluar kelas." Kilah Sasuke, Uchiha muda ini sepertinya tidakmau disalahkan. Mereka kini duduk di bangku kelas 3 SMU, baik Naruto maupun Sasuke tidak dapat dipisahkan, kemanapun Ssuke pergi disitu pasti ada Naruto dan dimanapun Naruto berada, Sasuke pasti juga ada disekitarnya.

"bukankah sudah kubilang, tadi ada rapat kelas, aku sebagai pengurus kelas kan harus bertanggung jawab…" sahut Naruto, toh dirinya juga tidak salah.

"siapa yang suruh menjadi pengurus kelas."

"kamu sendiri kan jadi ketua OSIS, apa salahnya kalau aku ingin mencoba berorganisasi?" debat Naruto tidak mau kalah. Uchiha Sasuke memang terkenal over protective jika sudah menyangkut segala hal tentang Naruto. Bahkan dia pernah menghajar habis-habisan preman sekolah yang berani mengganggu Naruto. Dari kecil Sasuke selalu melindungi Naruto, jadi jangan heran kalau sampai sekarang sifat protective dan possessive-nya masih terpatri dalam dirinya.

"berhentilah mendebatku dobe."

"uhh...kamu mau menangnya sendiri.." cicit Naruto, sedikit takut juga dengan nada yang digunakan Sasuke, meskipun Sasuke bersikap seenaknya sendiri, tapi Naruto tau kalau Sasuke bertindak demi dirinya juga.

"hahh...maaf." ucap Sasuke, sedikit menyesal juga sampai membuat Naruto mencicit takut seperti tadi. Sejujurnya banyak sekali yang salah sangka dengan hubungan kedua manusia ini. Jika orang yang tidak benar-benar dekat dengan Sasuke maupun Naruto, mereka pasti mengira kalau dua anak muda ini adalah sepasang kekasih.

"ada apa dengan Naruto? Kalian bertengkar lagi?" tanya Itachi saat keduannya sudah memasuki mobil, sedangkan Kyuubi hanya memperhatikan dari kaca mobil saja.

"nggak ada." Sasukelah yang menjawab pertanyaan Itachi, dia sudah melepaskan genggaman tangannya sesaat sebelum memasuki mobil tadi.

"kalian tau, kalian berdua ini bertingkah seolah-olah kalian terikat satu sama lainnya." Komentar Kyuubi, tunangan dari Uchiha Itachi ini memang sedikit gemas melihat tingkah polah Naruto dan Sasuke. Dia tau kalau keduanya saling menyukai, tapi sama-sama tidak mau mengungkapkannya. Salahkan saja Uchiha dan harga diri mereka, kalau Naruto? Mana berani gadis pirang ini mengungkapkan perasaannya, setelah apa yang dilakukan keluarga Uchiha untuk dirinya.

"diam kau rubah."

"jaga bicaramu Sasuke, bagaimanapun Kyuu ini calon kakak iparmu." Tegur Itachi, meskipun Sasuke adalah adik kesayangannya, tapi kalau Sasuke salah, maka Itachi tidak akan segan untuk menegur Sasuke.

"kak... bisa antar aku ke toko buku dulu? Ada yang harus kubeli." Pinta Naruto, mencoba mengalihkan pembicaraan dan mengurangi ketegangan yang ada.

"ah, baiklah." Itachi segera menjalankan mobilnya menujuke toko buku yang sudah menjadi tempat langganan Naruto. Gadis ini memang sering datang ke toko buku untuk membeli keperluan belajarnya. Apalagi saat ini sudah mendekati ujian akhir.

"kau mau beli buku apa lagi dobe? Bukankah bisa meminjam dariku saja?"

"kamu kan nggak punya, kemarin aku udah tanya kan?" Sasuke hanya mendengus kecil,

"Naruto, kami tunggu diparkiran ya" pesan Itachi saat Naruto turun dari mobil,

"uhmm.. baiklah, tapi aku akan sedikit lama, kalau menurut kakak aku kelamaan, kalian boleh duluan kok." Sahut Naruto, seulas senyum tercetak diwajahnya.

"memangnya buku apa yang kamu cari, Naruto?" kini giliran Kyuubi yang bertanya.

"ah, buku arkeologi." Jawaban Naruto membuat ketiga orang yang ada didalam mobil mengernyit eran.

"bukankah kau mau ambil ekonomi nanti, kenapa cari buku arkeologi?"

"sebenarnya itu buku milik temanku, tapi nggak sengaja kuhilangkan, makanya aku mau cari gantinya. Aku masuk dulu" Jawab Naruto, dia melambaikan tangan dan berjalan memasuki toko buku yang cukup besar tersebut.

"aku baru tau kalau Naruto menyukai hal-hal seperti arkeologi begitu." Komentar Itachi setelah Naruto pergi.

"dia suka kok. Sudah hampir satu tahun ini Naruto selalu membawa pulang buku tebal. Sepertinya dia meminjam dari seseorang bernama... Sabaku Gaara... ya, itu nama temannya." Jelas Kyuubi, berusaha mengingat nama yang ada di sampul buku yang sering Naruto pinjam.

"cih.." baik Itachi maupun Kyuubi, segera menoleh kebelakang saat Sasuke mendecih dan mendapati Uchiha muda itu yang sudah bergegas keluar dari mobil.

"kenapa dia?"

"sepertinya... aku salah bicara..." gumam Kyuubi.

Naruto masih sibuk berkeliling mencari buku yang sama persis dengan buku milik Gaara yang ia hilangkan, saat Sasuke sudah berdiri dibelakangnya.

"buku apa yang kau cari?" tnay Sasuke, tentu saja membuat Naruto terlonjak kaget.

"Sa-sasuke… kau mengagetkanku…" keluh Naruto, dia berusaha untuk menenangkan detak jantungnya.

"kau melamun? Sampai nggak sadar aku ada dibelakangmu.."

"bukan begitu... ah sudahlah.."

"hn, jadi, buku apa?"

"buku arkeologi, ensiklopedia sih, cukup tebal edisi 7." jawab Naruto, matanya msih melirik kesana kemari mencari buku yang dimaksud. Sasuke sendiri pergi kebagian ensiklopedia dan tidak begitu lama, dia menemukan buku yang dimaksud.

"ini?"Sasuke menunjukan buku yang setablnya mencapai lima sentimeter tersebut ke Naruto.

"eh? Iya. Kamu dapat dari mana?" kadang Sasuke kesal juga dengan kebodohan gadis pirang didepannya ini. Kalau mencari ensiklopedia, bukankan seharusnya cari di bagian ensiklopedia? Entah polos atau bodoh temannya ini.

"sudahlah, cepat bayar." Naruto mengangguk dan mengikuti Sasuke ke kasir. Setelah membayar buku tebal tersebut, Sasuke menarik tanan Naruto dan berjalan menuju ke parkiran.

"makasih ya Sasuke. Kalau kamu nggak datang, mungkin aku masih nyari buku ini.." mendengar ucapan terima kasih dari Naruto, Sasuke hanya bergumam 'hn' andalannya. Mobil hitam tersebut segera melaju, setelah Naruto dan Sasuke memasukinya.

"Gaara… makasih ya bukunya, dan maaf… aku menghilangkan bukumu." Aku Naruto, dia menyerahkan bingkisan pada Gaara.

"nggak apa kok, eh? Kamu menggantinya?" Naruto hanya mengangguk sebagai jawabannya.

"seharusnya nggakperlu, Naru."

"nggak. Aku harus menggantinya. Karena aku yang menghilangkannya.. kalau Gaara nggak mau menerimanya, maka rasa bersalahku nggak akan hilang."kata Naruto dengan wajah yang terlihat melas dan bersalah.

"baiklah, aku terima… makasih ya."

"uhm! Kapan-kapan aku pinjam bukumu lagi ya..." sahut Naruto, nada cerianya sudah kembali lagi.

"tentu saja. Oh iya, memangnya kamu mau melanjutkan sekolah dibidang arkeologi juga?" tanya Gaara, hatinya sedikit berharap bahwa Naruto akan mengangguk.

"nggak sih, aku ambil ekonomi. Tapi entah kenapa aku tertarik sekali dengan buku yang dulu kamu bawa, makanya aku pinjam. Dan ternyata isinya bagus." Jawab Naruto antusias. Bukan rahasia lagi kalau Gaara menyukai Naruto, karena pemuda Sabaku tersebut pernah mengungkapkan perasaannya pada Naruto, tapi apa mau dikata, dirinya ditolak gadis pirang ini secara halus. Dan akhirnya mereka berdua memutuskan untuk menjadi teman.

"kenapa ekonomi?"

"uhm...nggak apa sih, kan kalau aku nggak paham nanti bisa tanya Sasuke atau kak Itachi."

"memangnya Sasuke mau ambil jurusan apa?" tanya Gaara, sebenarnya dirinya sudah bisa menebak apa yang akan diambil Sasuke.

"dia ambil bisnis. Paman Fugaku juga sepertinya berharap kalau Sasuke mau membantu di perusahaannya. Jadi nggak heran kalau Sasuke ambil bisnis." Jawab Naruto, dan tebakan Gaara benar. Sasuke nggak mungkin ambil Fakultas yang berbeda dengan Naruto.

"di universitas mana?"

"uhm... Konoha mungkin. Entahlah."

"kalau kamu?"

"aku kalau bisa sih mau ambil di Konoha juga, tapi kalau nggak bisa juga nggak apa. Tergantung nanti diterima dimana, karena aku mau daftar di tiga universitas. Kalau Gaara?"

"aku di Universitas Konoha, dan cadangannya Suna."

"Suna? Waah... aku juga mau ikuti ujian masuk disana." Jawab Naruto antusias, Naruto dan Gaara larut dalam obrolan mereka, sehingga tidak memperhatikan sosok Sasuke yang sedari tadi memperhatikan mereka dengan kilat tidak suka. Mungkin lebih tepatnya hanya Narutolah yang tidak menyadari keberadaan Sasuke, sedangkan Gaara? Dia sudah tau sejak awal.

"jadi... kamu sudah menyatakan perasaanmu pada Sasuke?" tanya Gaara, Naruto cukup terkejut dengan pertanyaan mnedadak dari Gaara.

"kenapa...bertanya begitu?"

"hahh... kau ini, cobalah untuk mengungkapkan perasaanmu."

"kamu kan tau sendiri... aku berhutang banyak oada keluarga Uchiha, jadi aku nggak mungkin mengungkapkan perasaanku padanya. Bagaimana kalua paman Fugaku sudah memilihkan calon pendamping hidup buat Sasuke?" jawab Naruto panjang.

"astaga Naru... kamu ini kan hanya mengungkapkan perasaan, bukannya mau melamar Sasuke." Kadang Gaara berpikir, betapa polosnya gadis ini jika sudah mengenai percintaan.

"bukankah sama saja?" dan pertanyaan polos dari Naruto mendapatkan ancungan jempol imajiner di atas kepala Gaara, benar kan apa yang ia pikirkan tadi, gadis didepannya ini tidak bisa membedakan antara melamar dan mengungkapkan perasaan.

"oh ya ampun... tentu saja berbeda. Mau kubantu?"

"maksudnya?

"kamu nggak penasaran dengan perasaan Sasuke padamu?"

"uhm... dia pasti hanya menganggapku gadis yang merepotkan..."

"hahh, jadi, kamu mau kubantu nggak? Biar tau seperti apa perasaan Sasuke padamu." tawar Gaara, yah sebuah ide memang muncul dikepalanya beberapa saat lalu.

"boleh." Dan Gaara segera memeluk Naruto yang duduk disampingnya, tentu saja hal itu membuat Naruto terkejut, bukan hanya Naruto saja, Sasuke yang cukup jauh dari tempat mereka juga tidak kalah terkejut. Tanpa aba-aba, Sasuke segera beranjak menuju ketempat Gaara dan Naruto berada, dan dengan segera memisahkan pelukan mereka.

"jangan berani kau sentuh Naruto." Geram Sasuke, Naruto yang tadinya ada dipelukan Gaara, kini berpindah berada di dekapan Sasuke.

"kenapa nggak? Toh dia belum punya pacar." Tantang Gaara, dia menatap Naruto seolah berkata 'sebentar lagi kau akan tau'.

"dia milikku. Dia pacarku." Ucap Sasuke, mematenkan Naruto sebagai miliknya. Tentu saja mendapatkan reaksi yang sesuai dugaan Gaara awalnya. Terkejut.

"eh? Pa-pacar? Sejak kapan?" tanya NAruto dengan tampang bingung dan aneh, benar-benar bikin gemas.

"diam dobe."

"tapi Sasuke..." cicit Naruto

"ck.." dan kejadian selanjutnya yang Naruto alami adalah, ada yang memangut bibirnya dan memeluk pinggangnya. Awalnya dia tidak tau apa yang terjadi, tapi saat Sasuke mulai melumat bibirnya, barulah ia sadar, bahwa Sasuke tengah menciumnya. Gaara yang ada didepan mereka hanya bisa membuang muka dan segera pergi dari sana.

"bisa diam sekarang?" Naruto hanya mengangguk dengan wajah yang sudah merah merona.

"mulai sekarang, jangan biarkan lelaki lain menyentuhmu, dobe. Karena kau milikku." Tegas Sasuke, menangkup kedua pipi Naruto dan menyatukan kening mereka, menatap langsung kedalam manik biru milik Naruto.

"ja-jadi.."

"ya, kamu kekasihku mulai sekarang.." ucap Sasuke melembut, dia menggesekkan hidungnya ke hidung Naruto.

"apa Sasuke mencintaiku?" tanya Naruto dengan polosnya.

"ya, dari dulu aku selalu mencintaimu…" bisik Sasuke, membuat seulas senyum tulus terukir diwajah Naruto.

"aku juga mencintai Sasuke…" Sasuke segera membawa Naruto kedalam pelukannya. Mereka berdua berpelukan di taman sekolah, tidak memperdulikan setiap mata yang memandang iri kearah mereka. Setiap siswi yang memandang iri Naruto dan setiap siswa yang patah hati melihat malaikat mereka telah resmi menjadi milik orang lain. Mereka berdua baru melepaskan pelukan saat mendengar bel tanda pelajaran dimulai berdentang.

"aku antar ke kelasmu..." Sasuke menggandeng tangan Naruto dan membimbing gadis yang resmi menjadi pacarnya tersebut ke kelas 3-4.

"berhentilah tersenyum konyol.." gerutu Sasuke, karena sedari tadi Naruto hanya tersenyum sendiri.

"habisnya... aku senang sekali..." gumam Naruto lirih, tapi masih dapat didengar Sasuke.

"hm?"

"kupikir... Sasuke tidak menyukaiku. Lalu, saat paman Fugaku mencarikan pendampingmu nanti, kau akan menerimanya, jadi kupikir aku nggak akan punya kesempatan... tapi ternyata.."

"aku mencintaimu, makanya kamu senang?" Naruto mengangguk sebagai jawabannya. Yah mereka berdua terlihat serasi dan hal itu membuat iri setiap mata yang memandang mereka.

"belajarlah, nanti kujemput saat makan siang." Naruto hanya mengangguk, lagi, dan segera memasuki kelas.

Waktu berlalu, dan tiba saat upacara kelulusan bagi anak kelas 3. Sasuke saat ini tengah berdiri di podium, sebagai mantan ketua OSIS juga sebagai siswa dengan nilai terbaik, menyampaikan pidato terakhirnya di bangku SMU. Naruto memandang Sasuke dengan tatapan bangga dan bahagia.

"sekian dan terima kasih..." suara riuh tepuk tangan terdengar di seluruh penjuru aula, dan acara dilanjutkan pelepasan para siswa kelas 3.

"Sasuke hebat..." puji Naruto tulus, dia menghampiri Sasuke yang berjalan kearahnya. Uchiha muda tersebut merentangkan tangan dan menyambut Naruto kedalam pelukannya.

"hn. Kau bangga padaku bukan"

"uhm! Tentu saja. Sasuke yang terbaik." Naruto menyamankan diri dipelukan Sasuke, sepertinya mereka berdua sudah terlarut dalam dunia mereka sendiri, sehingga tidak memperdulikan sekeliling mereka.

"kita pulang sekarang." Titah Sasuke, dan Naruto hanya mengangguk dan menyetujuinya. Sepasang kekasih ini berjalan pergi meninggalkan area sekolah, tanpa memperdulikan teman-teman mereka yang ingin merayakan kelulusan secara bersama-sama. Bagi Sasuke, ada hal yang lebih penting ketimbang merayakan kelulusan bersama. Bungsu Uchiha tersebut membawa Naruto menuju kediaman Uchiha dengan mobilnya. Tidak perlu waktu lama, mobil berwarna biru dongker tersebut sudah tiba di tempat parkir kediaman Uchiha.

"lho? Cepat sekali kalian pulangnya? Nggak merayakan kelulusan?" tanya Mikoto yang melihat Sasuke memasuki rumah bersama Naruto disampingnya.

"hn, ada yang lebih penting dari itu ibu. Apa ayah ada dirumah?" tanya Sasuke to the point,

"ada, kakakmu dan Kyuu-chan juga ada, mereka di ruang tengah." Mikoto berjalan mendahului keduanya menuju ke ruang tengah. Fugaku memang sengaja menyuruh Itachi dan Kyuubi untuk etap dirumah, demi merayakan kelulusan Sasuke dan Naruto.

"ayah... ada yang ingin kubicarakan.." ucap Sasuke secara langsung, tanpa basa basi sama sekali. Dia sudah duduk di depan sang ayah bersama Naruto disampingnya.

"ada apa Sasuke? Serius sekali?" tanya Itachi, merasa sedikit heran dengan polahadik kesayangannya ini.

"aku ingin menikahi Naruto setelah kami lulus kuliah nanti, bisakah ayah merestui kami? Dan aku harap ayah juga menyetujui pertunanganku dengan Naruto" ucapan Sasuke sukses membuat seluruh anggota keluarga yang ada disitu menatap pemuda tersebut tidak percaya, begitu juga Naruto. Dia tiak menyangka kalau Sasuke akan melamarnya seperti ini.

"hmmm... memangnya kapan pertunangan kalian dilakukan?"

"Sasuke..."

"kak, bolehkan dihari pernikahanmu nanti, bersamaan dengan pertunanganku dengan Naruto?"

"Sasuke..."

"ada apa dobe?"

"kenapa mendadak?"

"apa kamu nggak suka?"

"bukan begitu... tapi.. kita belum dapat restu Sasuke..." cicit Naruto, melihat raut ketakutan diwajah Naruto, Sasuke menggenggam tangan Naruto.

"tenang saja…" bisik Sasuke.

"ayah, apa kau merestui kami?" tanya Sasuke menatap sang ayah. Fugaku hanya diam dan menatap keduanya dalam. Mikoto yang ada disamping Fugaku, meluai meremat lengan Fugaku.

"sayang...jangan buat mereka menunggu..." tegur Mikoto.

"kau yakin dengan pilihanmu Sasuke?" pertanyaan dari Fugaku ini, langsung membuat Naruto menundukan wajahnya.

"uhm... kalau paman tidak memberi restu, aku pasti akan menjauhi Sasuke..." cicit Naruto, masih menundukan wajahnya. Dia terlalu segan pada kepala keluarga Uchiha tersebut.

"kalau ayah tidak memberi ijin, maka aku akan segera pergi dari keluarga ini. Aku akan tetap menikahi Naruto dengan atau tanpa restu ayah." Tegas Sasuke. Keputusan Sasuke yang tidak bisa diganggu gugat ini membuat seulas senyum terpatri diwajah Fugaku.

"hm, syukurlah kalau kau benar-benar serius dengan keputusanmu ini. Karena ayah tidak akan memaafkanmu jika kau hanya mempermainkan Naruto." Mikoto yang sudah tau tabiat suaminya hanya tersenyum geli melihat wajah Naruto dan Sasuke saat ini, beda Mikoto, maka beda Itachi dan Kyuubi. Pasangan ini terlihat geli dan puas karena nasib mereka sekarang tidak jauh berbeda saat Itachi melamar Kyuubi dulu.

"eh?"

"ayah memberi ijin. Jangan pasang tampang bodoh seperti itu dobe." Naruto yang mendengar ejekan Sasuke, segera mencubit paha Sasuke gemas.

"kau menyebalkan Sasuke, dasar teme." Sungut Naruto, merajuk lengkap dengan wajah cemberutnya, membuat tawa pecah di ruang tengah kediaman Uchiha.

To be continued...

Kuu's box: aaaa... nande? Nandesu ka…?! Oh ampun deh, bukannya ngelarin cerita yang lain, kuu malah buat cerita baru, parah deh! Tapi mau gimana lagi, semalem kuu dapet ide sih tiba-tiba, makanya kuu buat aja. embitte thu kalo nggak salah artinya menyakitkan, semoga kalian suka ya dengan cerita diatas. Kuu buat ini, mungkin utamanya lagi-lagi dan lagi Naruto versi cewek pula. Dan Kuu lagi pengen buat cerita yang menyedihkan, makanya lahirlah cerita ini. Mohon kritik dan sarannya, apakah kalian dapet feel dari cerita ini.

Last, review kudasai...