Hi pembaca setia Day By Day Team Natsu! Kali ini saya mempublish-kan Day By Day Team Natsu : Adolescence!

Selamat membaca! :D

(dianjurkan membaca Day By Day Team Natsu terlebih dahulu sebelum membaca fic ini)

Pairing : Lucy H & Natsu D.

Genre : Humor

Disclaimer : Hiro Mashima

Warning : Semoga reader menyukai fic ini seperti kalian menyukai Day By Day Team Natsu yang telah tamat.

Pagi hari di taman komplek yang biasa.

"Aduuuh...bosen neh!" Kata seorang pria berambut pink yang lagi duduk-duduk di salah satu kursi taman yang ada di sana.

"Main congklak yuk!" Kata seorang gadis berambut kuning pucat sambil menyodorkan sebuah kantong yang isinya congklak.

"Gak ah." Tolak Pria itu.

"Natsu gimana sih! Permainan tradisional harus dilestarikan biar gak punah!" Kata gadis berambut kuning pucat itu dengan wajah marah.

"Haaah? Kayak dinosaurus aja pake punah segala..." Jawab Natsu dengan malas.

"MAVIS! Jangan seenaknya ngambil mainan orang giutu dong!" Kata Zeref yang berlari dari kejauhan dengan kecepatan tinggi. Mavis yang kaget pun langsung bersembunyi di balik tubuh Natsu.

"Kembalikan!" Kata Zeref pada Mavis yang masih bersembunyi di belakang Natsu.

"Nih! Nih!" Kata Mavis sambil menyodorkan congklak itu dengan kasar. Zeref pun mengambil congklak itu dengan kasar.

"Napa sih kalian berdua? Berantem terus!" Kata Natsu sambil mendorong Mavis yang masih bersembunyi di balik tubuhnya.

"Berantem itu seru tau! Cari gara-gara gitu!" Kata Mavis sambil nyengir.

"Mana Lucy?" Tanya Mavis melihat sekeliling.

"Lagi cuci piring. Kan abis sarapan..." Jawab Natsu sambil nyengir.

"Emangnya tadi sarapan apa?" Tanya Mavis dengan Kepo mode.

"Don't be so kepo lah!" Kata Natsu dengan nada sedikit tinggi. "Tadi cuma makan roti pake sele kacang kedele." Jawab Natsu asal.

"Makan roti pakai selai kacang kedelai! Pake bahasa yang benar dong!" Gerutu Mavis sambil berkacak pinggang.

"Ya maap...nilai bahasaku 5.0 sih..." Kata Natsu dengan wajah sinis.

"Eh! Eh! Liat deh! Gua nemu sesuatu!" Kata seorang pria yang sedang berlari dengan riangnya kayak baru dapet rejeki nomplok.

"Kenapa lu Gray?" Tanya Natsu pada pria yang duduk di sebelahnya sambil memeluk sebuah buku.

"Nih! Gua nemu sesuatu!" Jawab Gray sambil menyodorkan atau lebih tepat memperlihatkan sebuah album foto tua berwarna coklat kusam kepada Natsu, Mavis, dan Zeref.

"Apaan tuh?" Tanya Mavis sambil mengambil album foto itu dari tangan Gray dan membukanya.

Zeref dan Natsu pun ikut melihat.

"Ini... " Gumam Natsu saat melihat foto-foto yang tertempel di album foto tua itu. "Ini kan foto kita waktu TK... " Lanjut Natsu sambil menunjuk salah satu foto yang ada di dalam album. Gray cuma ngangguk-ngangguk.

"Kok aku gak ada ya?" Tanya Mavis membolak-balikkan halaman album itu. "Jelas. Kita aja sekelas dari SMP kok." Jawab Nastu sambil menarik album itu dengan kasar dari tangan Mavis.

"Jadi inget masa lalu... " Gumam Natsu. Dan saat itu juga, muncul awan besar dari kepala Natsu. Zeref, Mavis dan Gray pun melihat rekaman masa lalu mereka.

Flash Back waktu TK.

Terlihat seorang anak laki-laki berambut pink sedang berlari dan terjatuh karena kepeleset.

"Aduh!" Ringis anak laki-laki yang memakai sebuah karton yang diikatkan di lehernya bertuliskan 'Natsu Dragneel'.

"Ya ampun, ni anak pake acara jatoh segala lagi!" Kata ibu dari anak itu, nyonya Dragneel.

Anak itu pun mulai menangis. "Hiks... hiks... huaaa!" Anak itu terus menangis dan tidak mau berdiri meski sudah diangkat ibunya. "Anak nakal! Cepat berdiri!" Kata nyonya Dragneel dengan nada yang agak tinggi. Terlihat anak itu ketakutan dan berusaha menahan tangisannya. Kemudian, nyonya Dragneel pun menggendong anak tunggalnya itu.

Di dalam kelas.

Sekumpulan anak-anak TK sedang bermain di dalam kelas. Ada yang main puzzle, masak-masakan, ada yang gak mau lepas dari orang tuanya, dll.

Nyonya Dragneel pun menurunkan Natsu dari gendongannya. Awalnya Natsu tidak mau bergabung bermain bersama teman barunya dan hanya menggenggam kaki ibunya. Tapisaat ia melihat anak laki-laki berambut hitam yang lagi duduk anteng di salah satu kursi, Natsu langsung menghampirinya.

"Hey!" Kata Natsu menyapa anak laki-laki yang sedang duduk itu. Ia pun duduk di kursi yang masih kosong di sebelah anak laki-laki itu.

Anak laki-laki yang dipanggil itu diam dan hanya menengok ke arah Natsu yang lagi senyum. Lalu Natsu pun membaca tulisan yang ada di karton yang diikatkan di leher anak laki-laki itu.

"G... ge... er... a... ye...Gray! F... ef... ul... el... be... u... es... te... er... Fullbuster! Gray Fullbuster!" Kata Natsu mengeja nama anak laki-laki itu. Anak laki-laki itu hanya memandangi Natsu dengan tatapan datar.

"Kenapa sih! Kok kamu diem aja! Ngomong dong!" Kata Natsu setengah berteriak kepada anak laki-laki yang bernama Gray Fullbuster itu. "Apa?" Tanya Gray masih menatap Natsu dengan tatapan datar.

"Namaku Natsu Dragneel! Anak paling imut dan ganteng di dunia! Salam kenal!" Kata Natsu yang dengan pe-denya memperkenalkan dirinya.

"Salam kanal." Balas Gray singkat. Natsu pun tertarik untuk melihat wajah Gray. Seperti ada sesuatu yang aneh, pikirnya.

"Ada apa?" Tanya Gray dengan suara cempreng khas anak kecil. Tiba-tiba Natsu menepuk pipi Gray dengan keras. "APAAN SIH!?" Tanya Gray yang segera melompat dari kursinya.

"Ada nyamuk."

Gray masih memandangi Natsu dengan wajah sinis. Sedangkan Natsu memandangi Gray dengan wajah tanpa dosa.

Tak lama, seorang anak perempuan berambut scarlet datang dengan gagahnya. Rambutnya diikat ekor kuda dengan jepiran berbentuk pita berwarna merah marun. Dengan yakin ia duduk di kursi yang ternyata adalah kursi Natsu.

"Wha... " Gumam Natsu dan Gray saat melihat anak perempuan gagah itu, yang mereka lihat sebenarnya bukan anaknya, melainkan tas Natsu yang diduduki olehnya. Anak perempuan itu pun melihat ke arah Natsu dan Gray.

"Ada apa?" Tanyanya dengan nada serius. "A... anu... tas aku itu... " Kata Natsu dengan gugup sambil menunjuk tas bergambar transformers yang sedang diduduki oleh anak perempuan itu.

"Oh? Ini? Nih!" Kata anak perempuan itu sambil melemparkan tas itu tepat ke wajah Natsu.

"Ukh... " Natsu meringis kesakitan sambil memegangi wajahnya.

"A... anu... itu tempat duduknya aku..." Kata Natsu dengan gugup sambil menunjuk kursi yang sedang diduduki anak perempuan itu. Lagi-lagi, anak perempuan itu melemparkan kursi itu ke arah Natsu, untungnya Natsu bisa menghindar.

"Anu... mejanya juga... " Kata Natsu sambil melindungi kepalanya. Dan seperti dugaan Natsu, anak perempuan itu melemparkan meja kecil itu ke arah Natsu, tapi malah Gray yang kena.

"Ish!" Kata Gray dengan nada marah sambil memegangi kepalanya.

Anak perempuan itu pun berjalan ke kursi yang berada tepat di depan Gray. Gray menatapnya horor.

"Ah sial! Kenapa duduk di situ!" Gumam Gray sambil memukul pahanya dengan tangannya dengan wajah kesal.

"Kenapa emangnya?" Tanya Natsu bingung. "Ngeri!" Jawab Gray masih dengan wajah marah. Mereka pun kembali duduk di tempatnya masing-masing. Natsu berusaha membaca tulisan yang tertulis di karton yang diikat di leher anak perempuan itu.

"Er...zza...es... ce...a...? Bacanya gimana? Sca?" Tanya Natsu pada Gray yang duduk di sebelahnya.

"Es...ce... a...er... Scaer kali... " Jawab Gray asal. "Ooh..." Gumam Natsu.

Natsu pun memanggil anak perempuan itu tanpa rasa takut. "Erza Scaer!"

Anak perempuan itu langsung menengok dengan kecepatan cahaya. "Yang bener tuh Erza SCARLET!" Kata anak perempuan itu dengan wajah horor. "iya, iya, iya... " Jawab Natsu sambil menutup kedua matanya.

Tak lama setelah itu, datanglah seorang anak perempuan berambut blonde yang rambutnya diikat dua rendah dengan mata berwarna karamel. Dia datang bersama kedua orang tuanya dan dia duduk di depan Natsu.

Natsu, Gray, dan Erza yang penasaran berusaha membaca tulisan di karton yang dipakai anak perempuan itu.

"Lu... ce...ye... ha...te...fui... ah susah!"

Gray, menyerah.

"El... u... ci... hea...er... te...ef... i...li...a...Luci Heartfilia!"

Natsu, salah dikit doang.

"Lucy... hea...erte...filia...Lucy Heartfilia."

Erza, berhasil sempurna.

Anak bernama Lucy itu tampak ketakutan saat akan ditinggal orang tuanya. Tapi saat melihat Natsu, Gray dan Erza, Lucy pun tersenyum dan berkata, "Aku Lucy Heartfilia, salam kenal." Kata Lucy sambil tersenyum lebar. "Aku Erza Scarlet!" Kata Erza sambil mengangguk. Natsu dan Gray masih terpesona melihat keimutan –bukan kecantikan- dari seorang Lucy Heartfilia.

"A-aku Natsu Dragneel!"

"Aku Gray Fullbuster!"

Mereka berdua saling berebut untuk bisa bersalaman dengan Lucy.

"Kalian ini kayak apa aja! Duduk aja sih!" Kata Erza sambil menabok kedua anak laki-laki itu. Lucy hanya tertawa kecil melihatnya.

"Ka-kawaii...!" Gumam Mereka berdua sambil melihat Lucy dari jarak yang suaaaaaangat dekat. Erza yang melihat itu hanya menahan marah sambil menjewer telinga mereka.

Wali kelas mereka pun datang. Dan mereka mulai bermain sambil belajar. Tidak sedikit orang tua yang masih menunggu di luar, seperti tuan dan nyonya Heartfilia yang menunggu sampai pulang sekolah, padahal masih 2 jam lagi. Ada juga anak yang tidak betah di dalam kelas sehingga orang tuanya tidak bisa pulang karena harus membantu Si guru menenangkan Si anak.

Beda dengan komplotan yang satu ini.

Natsu, Gray, Erza dan Lucy lebih memilih untuk ngobrol-ngobrol layaknya orang-orang dewasa.

"Lucy! Rumahmu dimana?" Tanya Natsu antusias, bersama Gray yang siap mencatat jawaban Lucy, seperti reporter yang sedang mewawancarai artis.

"Aku tinggal di komplek B." Jawab Lucy singkat. Erza, Natsu dan Gray kaget serempak. Lalu mereka berkata, "Aku juga tinggal di sana!" Lalu mereka saling bertatap-tatapan.

"Apa ini takdir?" Tanya Erza. "Sekolah yang sama, tempat duduk yang berdekatan, dan komplek rumah yang sama...! Sungguh kebetulan!" Lanjut Erza sambil mengepalkan tangannya. Natsu, Gray dan Lucy hanya diam melihat Erza.

"Pulang sekolah kita main yuk! Nih tulis alamat rumah kalian di kertas ini!" Usul Natsu sambil meletakkan secarik kertas dan pensil di atas lantai.

"Aku gak inget alamat rumah aku. Banyak angkanya sih..." Kata Gray dengan nada kecewa.

"Aku juga gak inget." Kata Erza dengan wajah sedih.

"Kalo aku cuma inget angka belakangnya doang... " Kata Lucy sambil nyengir.

"Udah! Nanti kita ngumpul di taman komplek aja!" Usul Natsu sekali lagi. "Taman komplek yang deket pos satpam itu?" Tanya Lucy.

"Bukan, yang deket itu lho, tukang bakmie!" Kata Natsu dengan wajah yakin. "Ooh... " Semua hanya ber'oh'ria. "Oke, jam berapa?" Tanya Gray.

"Umm...maunya jam berapa?" Tanya Natsu.

"Jam 4 sore aja. Gak panas. Lagi pula jam segitu ibu kita kan pada gak sibuk, jadi bisa nemenin kita ke taman." Kata Erza sambil mengangkat tangannya.

"Bagus tuh!" Kata Natsu sambil menulis sesuatu di kertas yang berbunyi 'jam 4 sore di taman komplek deket tukang bakmie.'

"Boleh! Boleh!" Kata Gray semangat.

Lucy tampak tidak yakin. "Kenapa Lucy-chan?" Tanya Natsu sambil menatap Lucy. "Aku kayaknya gak bisa deh, soalnya orang tuaku belum pulang kerja..." Kata Lucy dengan wajah sedih. Wajah Natsu dan Gray pun jadi ikut-ikutan sedih.

"Rumah Lucy pagernya warna apa?" Tanya Erza sambil memegang bahu Lucy. "Warna krem. Di depan ada kebunnya." Jawab Lucy.

"Oh rumah yang itu! Aku pernah lewatin rumah itu! Iya! Iya! Aku tau!" Kata Erza semangat.

"Eh! Eh! Kalo rumahku yang catnya warna biru tua sama biru muda! Pagernya warna item!" Kata Gray sambil menunjuk dirinya sendiri.

"Rumah yang ada patung libertynya itu?" Tanya Erza. "Iya, pernah lewatin ya?" Tanya Gray sambil nyengir.

"Bukan! Tapi, rumahmu itu bersebelahan sama rumahku!" Jawab Erza yang bikin Gray shock.

"Ja-jadi kita tetangga?" Tanya Gray dengan wajah shock. Erza hanya mengangguk. "Yang cat merah atau yang cat ijo?" Tanya Gray penasaran pada rumah Erza.

"Yang cat merah." Jawab Erza singkat. "Nanti aku main ke rumahmu ya! Abis pulang sekolah!" Kata Gray sambil nyengir.

Pulang sekolah, pukul 4 sore.

Lucy dan Natsu lagi ngobrol-ngobrol di taman, tepatnya di samping perosotan. Sedangkan ibu mereka ngobrol-ngobrol ringan di bangku taman dekat anak-anaknya.

"Untung ya, ibumu udah pulang tadi..." Kata Natsu sambil nyengir. Lucy pun membalasnya dengan senyuman pula.

Tak lama, Gray dan Erza datang ditemani ibu mereka masing-masing. Mereka pun bermain bersama. Setelah lelah bermain, mereka pun makan bakmie deket taman.

"Aku mau yang ada baksonya!" Kata Natsu yang berada di gendongan ibunya sambil menunjuk kearah bakso di gerobak itu.

"Aku gak mau pake cabe ya bang!" Kata Gray yang lagi duduk di samping Erza. "Aku juga! Nanti kalo pake cabe sakit perut!" Kata Erza dengan ekspresi imut seorang anak kecil.

"Aku dagingnya yang banyak ya!" Kata Lucy yang sedang duduk di pangkuan ibunya.

Mereka pun makan disuapi ibunya masing-masing, Erza dan Lucy yang mie-nya gak abis, akhirnya diabisin sama ibunya. Mereka pun pulang pukul 6 sore.

"Bye-bye!" Teriak Lucy sambil melambai-lambaikan tangannya.

"Besok kita ke sekolah lagi ya!" Teriak Natsu pada Lucy yang sudah berjalan cukup jauh.

Mereka pun pulang ke rumah dengan perasaan senang.

End Flach Back waktu TK

"Widih! Dari TK sekelasnya!" Kata Mavis kagum.

"Waktu itu kita pertama kali sekelas waktu SMP. SD kalo gak salah temen sekelasnya Jellal sama Juvia." Kata Natsu sambil menutup album foto tua itu.

"Aah...waktu SD..." Gumam Gray lemas saat mengingat suatu kejadian memalukan waktu dia SD.

Lucy pun datang sambil menggendong Yuna, anak bungsu mereka. "Natsu! Popoknya abis! Cepet pergi beli sana!" Kata Lucy sedikit berteriak. "Oke, oke... " Jawab Natsu lemas. Mereka pun melihat seorang Natsu yang pergi ke supermarket untuk membeli popok.

"Benar-benar seorang ayah... " Gumam Mavis.

"Ya udah, kalo gitu gua pulang dulu ya!" Kata Gray yang kemudian berjalan pulang menuju rumahnya.

Mavis dan Zeref masih terdiam melihat Natsu yang berjalan seperti gelandangan galau.

"Kasihan... "

To Be Continued

Bagaimana dengan fic ini? Lucu? Menarik? Ada yang mau kalo saya buat Day By Day Team Natsu dengan bagian yang berjibun?

Silahkan Review! :D