Hallo semua! Ya aku tau aku seharusnya nge-update story ku yang lain, tapi sekarang aku lagi gila FIFA World Cup, jadi ingetnya Netherlands terus~! Eh nyambung-nyambung ke cerita-cerita deh~!
Oh ya! Cerita ini bisa dibilang lumayan sulit kalau kalian nggak bisa ikutin flownya, soalnya ini cerita bisa dari sisi pandang orang yang berbeda, timeline yang berbeda, dan ada beberapa OC yang bubkan Negara, melainkan provinsi. Cuman itu aja sih… enjoy ya~!
Disclaimer: I own nothing. Paling juga Cuma Yogyakarta. Indonesia aja bukan milikku… aku minjem banyak karakter… Btw Indonesia milik IlovechocolateMilk di deviantart.
Penjelasan: Italic= masa lalu.
Re-Write! Thank you LvNa-cHaN, 17goingon12, dan NakamaLuna, yang telah memberitahukan aku tentang kesalahan-kesalahanku! duuh smoga sekarang abis aku baca ulang lagi, kesalahannya telah mengurang...
"Heh! Masih berpikir kamu bisa mengalahkan aku, Jepang?" kata Netherlands di antara hembusan nafas yang berat.
"And the winner is Netherlands!" (Dan pemenangnya adalah Netherlands!) kata MC world cup.
Terdengarlah suara sorakan yang meriah.
"hmm… mungkin tidak… tapi…" kata Jepang, dia juga kelelahan sehabis pertandingannya, mengulurkan tangannya untuk bersalaman dengan Netherlands, "Semoga kita dapat bertemu lagi di pertandingan lainnya ya Netherlands-san… dan selamat atas kemenangan anda" Kata Jepang tersenyum manis.
"Tenang saja, aku akan mengurusnya dengan baik."
Mata Netherlands berubah dari tatapan sombong menjadi tatapan punuh kebencian, dan menabok tangan Jepang dengan tenang.
Jepang terlihat terkejut dan juga sedikit takut.
"Jangan berharap terlalu tinggi, kamu tak akan bisa se-level dengan aku" Kata Netherlands dengan dinginnya.
"Ta-tapi… saya…" Jepang mulai gagap, dan bingung tentang apa yang harus dia lakukan.
"Ingat Jepang, walaupun senyuman kamu dapat membuat banyak orang gembira, tetapi tetap saja aku mempunyai kebencian pribadi terhadap engkau" tatapan Netherlands tetap saja dingin dan tidak ada emosi yang keluar pada waktu dia bicara.
Jepang yang akhirnya sadar dengan apa yang Netherlands bicarakan segera menunduk, "Netherland-san kalau ini tentang Indonesia-kun, Maafkan saya! Saya sekarang sedang berjuang untuk memperbaiki hubungan saya dengan Negara-Negara lain yang telah saya sakiti, termasuk Indonesia-kun…"
Netherlands hanya membalikan tubuhnya, tidak memberi Jepang satu katapun tentang apa yang dia pikirkan.
'Apa gunanya membenci Jepang sekarang? Dia sedang berjuangkan? Bukannya seharusnya aku memberi dia lebih banyak penghargaan?'
"Jangan disentuh… masih sakit…"
Netherlands meringis saat dia mengingat keadaan Indonesia pada waktu dia menemukan pemuda itu.
Pemuda berambut acak-acakan itu mempunyai banyak sekali luka di punggungnya dari dia, dan juga yang paling menyakitkan, dari Jepang.
-.-.-.-.-.-.-.-
"INDONESIA!"
"HAH? HUH? EH-? Apa?" pemuda malang malang itu bagun dari tidurnya dengan kaget.
Bosnya Indonesia menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Ampun dah Indonesia… kamu kalau ngantuk jangan paksakan diri dong" Kata Bosnya Indonesia.
"Ah tapi Pak… masih banyak kerjaan… lagian kalau di tinggal sehari aja, 'tuh kerjaan menumpuk bisa-bisa aja buat anak gunung Krakatau nangis…" Indonesia kemudian menempelkan kepalanya lagi ke meja.
"Nggak se-extreme itu kale! Tapi Indonesia, kamu telah nginep di tempat ini selama 4 hari berturut-turut! Masa kamu nggak capek?"
Indonesia sudah tidur pulas di mejanya.
"INDONESIA! BANGUN!"
"AAAHHHH! OH! 'Napa Bos?"
Laki-laki yang terlihat lebih tua itu menghembuskan nafas, "Indonesia, ambillah cuti selama 1 minggu. Sehabis itu kamu boleh membawa kopiko sebanyak-banyaknya ke sini" mendengar itu Indonesia lompat dari kursinya dan memeluk Bosnya.
"Makasih banyak pak!" lalu lari keluar ruangan.
"Jangan memaksakan diri terlalu berlebihan ya Indonesia? Kamukan masih muda…" (1) senyum Bosnya Indonesia.
-.-.-.-.-.-.-
Sesampainya Indonesia di rumah dia segera mandi dan makan bakso, kerena masih lapar dia makan lagi nasi goreng.
"Ah! Enaknya bisa makan sebanyak ini!" menyenderkan dirinya di kursi ruang tamunya, dengan senyuman lebar.
"Mau ngapain lagi ya?" melihat-lihat ke sekeliling rumahnya dan menemukan buku tua yang mengambil perhatiannya.
Berdiri dari kursinya, Indonesia berjalan menuju rak buku itu dan mengeluarkan buku tua itu.
Ternyata buku tua itu adalah Photo book, foto-foto tua yang di simpan oleh Indonesia tentang masa lalunya dia, walaupun kenangan-kenangan itu bisa membuatnya kepikiran kembali ke masa lalunya yang baik dan yang buruk. Memutuskan untuk melihat-lihat kembali foto-foto tua itu Indonesia kembali duduk ke kursi ruang tamunya.
'Dari pada nggak ada kerjaan…' pikir Indonesia.
-.-.-.-.-.-.-.-.-
"Hey Netherlands! Good job out there!" (Hei Netherlands kerjaan bagus di luar sana!) teriak Denmark.
"Dank u" (Terima kasih) jawab Netherlands dengan muka datar.
"Hei! Kok gitu sih? Yo kita merayakan kemenangan kamu ini dengan minum-minum bir!" senyuman Denmark melebar, dan merangkul Netherlands.
"Nee, Dank je, ik ben echt moe, een andere keer oke?" (nggak usah makasih, aku sangat lelah, kapan –kapan aja ya?) kata Netherlands, memang terdengar di sangat lelah, dan Denmark tahu kalau alasan kenapa dia lelah bukan karena habis bermain bola.
"Oi! Ringe til mig, nar du har brug for noget!" (Oi! Telpon aku kalau kamu membutuhkan apapun!)
Netherlands hanya menjawab dengan mengangkat tangannya.
-.-.-.-.-.-.
Indonesia tersenyum sedih saat dia melihat foto –foto itu.
'Sekarang gue baru ingat Kenapa gue 'dah lama nggak buka buku foto ini…' pikir Indonesia dengan sedih.
Hampir semua foto yang di ambil adalah Foto-foto pada waktu dia masih kecil, dan pada waktu dia masih dalam 'jajahan' Netherlands.
"Heh…" Indonesia tersenyum kecil.
Membalikan halaman lagi.
"Aneh ya? Padahal dulunya perasaan gue nggak begitu terasa kalau gue di jajah deh…" melihat foto pada waktu dia berumur 7 tahun tersenyum lebar dengan laki-laki tinggi di belakangnya.
"oh iya… aku ingat hari itu…"
Membiarkan pikirannya kembali ke masa lalu, Indonesia memejamkan matanya.
-.-.-.-.-.-.-
Pintu rumah Netherlands terbuka, menarik perhatian Belgium yang tersenyum lebar setelah mengetahui kalau itu kakaknya.
"Broer! felicitatie! heb je een andere wedstrijd!" (kakak! Selamat! Kamu telah memenangkan pertandingan lagi!) teriak Belgium memeluk Kakaknya.
Tampaknya Netherlands masih terlalu terpacu dengan dunianya sendiri, sampai-sampai pada waktu adiknya memeluknya dia hanya terus jalan menuju kamarnya. Meninggalkan Belgium sendiri di depan pintu masuk.
"Wat is er mis met hem?" (apa masalah dengannya?) Tanya Belgium ke dirinya sendiri.
-.-.-.-.-.-.-
Sesampainya Netherlands di kamarnya, dia tidak membuang waktu untuk ganti pakaian, langsung saja dia lompat ke ranjangnya.
'Indonesia…' itulah kata terakhir yang dia pikirkan sebelum pikirannya kembali pada masa Indonesia di rebut oleh Jepang.
-Flash back—
"Japan klootzak! Hoe durf je in te krijgen om mijn grondgebied!" (Jepang kamu bajingan! Berani-beraninya kamu masuk ke territory ku!) teriak Netherlands di pesisiran Pasir pantai.
Tidak jauh dari dia, ada seseorang berambut hitam mengengok ke belakang untuk melihat orang yang memanggilnya.
"Ah Netherlands-san senang bertemu denganmu lagi…" kata pria itu, sepertinya tangan kanannya sedang menjambak rambut seorang pemuda yang Netherlands kenal jelas.
"I-Indonesia…" mata pria berambut jabrik itu penuh rasa kaget, takut dan kebencian.
"Jepang… lepaskan Indonesia! Dia miliku!" teriak Netherlands, tangannya siap untuk menonjok.
"Oh maksudmu dia?" mengangkat Indonesia dengan rambutnya, Indonesia hanya dapat meringis kesakitan, dia tidak dapat bergerak dengan bebas, Netherlands bisa melihat itu.
Kedua tangan Indonesia di ikat di belakang dengan tali, pakaiannya kotor dan dia sangat kacau.
"Ho-Holland… p-perg..gi…ce…pat…" Indonesia hanya bisa bilang itu setelah itu Jepang melemparnya ke pasir dengan kasar dan mengeluarkan Katananya.
"INDONESIA!" Netherlands segera lari menuju tubuh Indonesia yang telah jatuh, tapi di hentikan oleh penjaga-penjaga Jepang, yang segera mengelilingi dia dengan senjata di tangan mereka.
"Kamu sebaiknya diam, Indonesia-kun… sudahlah, menyerah saja…" menggunakan ujung dari katanya yang tertutup untuk memukul Indonesia dari belakang. Pemuda berambut acak-ackan itu hanya bisa tersenyum sombong.
"Ti…tidak… ak…kan…" suaranya lemah tapi tetap saja Indonesia itu keras kepala.
"Baiklah" dengan itu Jepang menendang perut Indonesia dengan kerasnya, sampai-sampai Indonesia membatukkan darah.
"INDO!" teriak Netherlands sekali lagi.
"Netherlands-san saya sarankan anda pergi dari tempat ini, dan tenang saja, saya akan mengurusnya denagn baik." dengan itu Netherlands di tarik oleh prajurit-prajurit Jepang dan di lempar ke kapalnya.
Mengetahui bahwa dia tidak akan menang sekarang, Netherlands teriak dari ujung kapalnya.
"INDONESIA! BERTAHANLAH! AKU JANJI! AKU JANJI AKU AKAN MEMENANGKAN KAMU KEMBALI!"
Walaupun jauh dari daratan Netherlands dapat melihat senyuman pedih dan mata yang kosong menatap padanya, dan setelah itu dia tidak berani melihat ke arah Indonesia lagi, karena Jepang telah melanjutkan penyiksaannya terhadap Indonesia.
-3 Tahun kemudian—
"Jadi bagaimana Jepang? Siap untuk kalah?" kata Netherlands menginjak kepala Jepang lebih dalam lagi ke darat.
"Neth-Netherland… Ti-TIDAK AKAN!" teriak Jepang.
Netherlands tersenyum jahat, dan menjambak rambut Jepang dengan kasar "Ingat Jepang, apa saja yang kamu telah lakukan terhadap Indonesia akan aku lakukan ke engkau" tatapan mata Netherlands membuktikan kalau dia itu Sirius. Jepang mulai menyesal atas keputusannya.
Saat Netherlands mengangkat senjatanya dan siap menembak Jepang, tetapi salah satu dari prajurit Belanda teriak kepada dia.
"De heer Nederland! kunnen we niet vinden Indonesië!" (Tuan Netherlands! Kami tak dapat menemukan Indonesia!) teriaknya.
Membalikan paerhatiannya ke Jepang, Netherlands melemparnya ke tanah dan menujukan senjantannya ke Jepang.
"Dimana Indonesia?"
"Heh! Seperti saya akan memberitahu mu…" Kata Jepang menghapus darah yang ada di bawah mulutnya.
Tanpa ragu-ragu Netherlands menembak tangan kanannya Jepang.
"!" teriak laki-laki asia itu.
"Aku 'tak akan ragu-ragu untuk menembakmu lagi, sekarang… Mana Indonesia?"
Sambil meringis Jepang memplototi Netherland dengan penuh kebencian, "Tidak akan kau menemukannya…"
Netherlands menembak kaki kiri Jepang. Jeritan perih terdengar sampai ke telinga seseorang yang di kurung di suatu tempat.
"Dia… kembali?" Tanya orang itu.
-0-
"Jadi Jepang?" Tanya Netherlands sekali lagi, "Ini kesempatan terakhir kamu lho" menujukan senapannya ke kepala Jepang, yang sekarang sangat ketakutan.
"Ba-Baiklah! Dia ada di tempatku… di salah satu kamarnya mungkin…" Jepang bilang, dia kalah.
"Bagus" dengan itu Netherlands membalikan tubuhnya, "Oh ya Jepang?"
Sebuah peluru tertembak ke bagian perut Jepang.
"Itulah yang kamu dapatkan kalau kamu merampok dari aku"
Setelah itu Jepang di bawa lari oleh prajurit-prajuritnya, sementara itu Netherland bergegas ke 'rumah' yang Jepang telah tinggali.
"Indonesia! Kamu dimana? Aku sudah mengusir Jepang dari tempat ini! Indonesia!" teriak Netherlands (setelah dia masuk ke rumah terkunci itu dengan cara mendobrakan pintu masuknya).
Netherlands keliling-keliling rumah itu tapi tidak dapat menemukan Indonesia.
"Bangsat! Jangan-Jangan Jepang bohong lagi! Gue jajah juga 'tuh Negara!" rasa kesal mengelilingi kepala Netherlands, sampai dia mendenger sesuatu, yang terdengar seperti suara beling pecah, mengikuti suara yang hanya sedetik itu dia dengar, dia menemukan pintu kamar yang belum dia periksa.
"INDONESIA! Kalau kamu disana jawablah!"
Tidak ada jawaban.
"hm… mungkin aku salah denger…" sewaktu Netherlands mau menjauh dari kamar itu terdengar ketokan dari dalam.
"Hmmm? Indonesia? Itu kamu ya?" kembali ke depan pintu itu, dengan sedikit rasa harapan.
"Holly…?" suara yang dia dapatkan terdengar sangat lemah dan serak.
"INDO! Mundur sejauh mungking dari pintu! Aku akan merobohkannya!" teriak laki-laki Belanda itu.
"1… 2… 3!" dan pintu itu pun terbuka.
Saat pintu terbuka Netherland terkejut dengan apa yang dia lihat.
"In-Indonesia… ini apa?"
"Jangan disentuh… masih sakit…" kata Indonesia dengan lemah.
Punggung belakangnya penuh dengan luka, dan beberapa dari masih berdarah.
"Maafkan aku Indo…" memeluk Indonesia dengan hati-hati.
"Seharusnya aku datang lebih awal…." Selama ini Indonesia hanya terduduk di lantai dan Netherlands memeluknya sambil menagis lega, tapi ekspresi Indonesia bukanlah yang di harapkannya.
"Indonesia? Kamu kenapa?" melihat mata Indonesia yang kosong dan menggelap, tubuhnya yang kelihatannya lebih kurus dari pada waktu dia tinggalkan, dan tubuh yang penuh luka, membuat Netherlands meringis.
"Neth…"
"Ya Indo?"
"Aku capek… dan lapar…. Antarkan aku ke rumahku dong… aku butuh melihat ke adaan Jakarta, Bandung dan Jogya… aku takut... kalau ada hal yang buruk telah menimpa mereka..."
Setelah itu Indonesia memejamkan matanya di pelukan Netherlands.
Netherlands tersenyum lega dan mengusap pipinya Indonesia "kamu masih aja keras kepala ya?"
Jawaban yang Netherlands terima hanyalah angukan kecil.
"Baiklah! Kita kembali yuk Indo!" dengan itu Netherlands mengangkat Indonesia dengan cara 'Bridal style' .
-End of Flashback—
Saat Netherlands membuka matanya, matahari sudah bersinar terang.
"Sudah pagi ya?"
Lalu Belgium datang ke kamarnya dan membuka horden kamarnya dengan lebar.
" 's Ochtends broer!" (pagi kakak!)
"AAAAAAAAAAHHHHHHHHHHHHHHHHH!" teriak Netherlands.
"MIJN OGEN! MIJN OGEN! HET BRANDT!" (Mataku! Mataku! Terbakar!) Netherland teriak lagi sambil berguling-guling di ranjang.
Yeah jadi! Ini bakal kira-kira berchapter! kalau ada kesalahan maaf ya...
(1)Indonesia memang lebih muda. Umurnya (kata IloveChocolateMilk) sekitar 19 tahun-an.
Btw kalau ada kata SMS artinya itu aku sengaja bukannya nggak tau ya? Dan maaf klo OOC... =P
Review ya! Klo ada yang salah kasih tahu sekalian.
