Antara Kamu dan Dia
Kuroko no Basket by Tadatoshi Fujimaki
Pair: KiseKuro, AkaKuro
Rate T
Fict ini Kuu punya, meskipun mungkin isi dan jalan ceritanya pasaran, tapi ini asli hasil ketikan Kuu. Makasih. :]
Chapter 1
.
.
.
Pemuda dengan surai baby blue itu kini tengah duduk di sebuah bangku taman kota. Sepertinya dia sedang menunggu seseorang.
"sudah lama?" Tanya sosok pemuda lain yang [sedikit] lebih tinggi dari pemuda baby blue tadi.
"tidak, baru 45 menit kok" jawabnya, dengan nada suara dan wajah yang masih tanpa ekspresi, meskipun kata-katanya tulus. Si surai merah yang telah membuatnya menunggu hanya diam tanpa kata, lalu duduk di sebelah pemuda bermata biru lembut itu.
"jadi, ada apa Akashi-kun memanggilku kemari?" cowok yang lebih mungil dan manis itu membuka suara, penasaran juga kenapa dia tiba-tiba dipanggil kemari.
"hanya ingin bertemu saja." Jawab pemuda yang bernama Akashi Seijuurou datar,
"apa masih ada yang lainnya?"
"nggak, hanya kau saja." Jawaban yang Akashi berikan cukup membuat baby blue itu menatapnya heran, meskipun tak tergambar di wajahnya yang datar.
"kenapa Tetsuya?" Tanya Akashi, ke Kuroko Tetsuya. Kuroko menghormati Akashi karena ia adalah mantan kapten tim basket saat ia masih di SMP Teikou.
"kenapa hanya aku?"
"hm, cuman mau aja. Kenapa memang?"
"bukan apa-apa, hanya saja nanti siang Kise-kun mau mengajakku pergi. Jadi aku nggak bisa menemani Akashi-kun sampai sore." Jawab Kuroko kalem. Akashi terdiam mendengar jawaban yang Kuroko utarakan, tak lama dia kembali angkat suara.
"ada hubungan apa antara kau dan Ryouta?" tanyanya penuh selidik, yang lagi-lagi membuat heran Kuroko dengan kelakuan sang emperor.
"maksud Akashi-ku-"
"jangan pura-pura tidak tau Tetsuya. Kau paham apa maksudku" potong Akashi, nadanya mengintimidasi setiap orang yang mendengar, tak terkecuali Kuroko.
"aku-"
"Kurokocchi~~" lagi-lagi ucapan Kuroko terpotong oleh teriakkan sesosok mahkluk kuning [?], yang tengah berlari menuju kearah Kuroko dan Akashi berada.
"Kise-kun?" Kuroko merasa heran dengan keberadaan Kise Ryouta, bagaimana bisa kekasihnya ini tau kalau dirinya ada di taman kota, atau mungkin hanya kebetulan saja?
"aku kangen-ssu…" kata Kise dengan nada merengek sambil memeluk Kuroko dari belakang.
"eh? Ada Akashicchi juga, hai.." sapanya setelah menyadari bahwa kekasih birunya ini nggak sendiri di taman. Tapi yang disapa hanya cuek dan pasang wajah datar seperti biasa, meskipun hatinya mengutuk kedekatan mahkluk kuning ini dengan Tetsuya-nya.
Ya, harus ia akui, seorang Akashi Seijuurou telah jatuh kedalam pesona Kuroko Tetsuya, mantan phantom player yang dulu pernah ia didik. Bahkan tujuannya memanggil Kuroko ke taman adalah untuk berduaan saja dengan Tetsuyanya, sebelum sang pengganggu [Kise] datang.
"oh ya-ssu, kalian sedang apa berdua disini? Janjian ya-ssu? Kenapa aku nggak diajak sih?" Kise mulai merengek lagi, dia bahkan mempererat pelukkannya. Bikin Akashi makin muak aja dengan sikap Kise yang terlihat seperti pamer.
"maaf Kise-kun, tapi kan Kise-kun sendiri yang bilang kalau sedang ada pekerjaan." Jawab Kuroko.
"oh iya-ssu, tapi kenapa kalian harus berduaan saja-ssu…?"
"Akashi-kun bilang, dia hanya ingin bertemu denganku." Jawab Kuroko dengan polosnya, nggak tau efek apa yang terjadi karena penjelasannya yang kelewat jujur itu.
"eeeh? Akashicchi mau bertemu berdua aja? Kok aneh-ssu" nada bicara Kise seperti biasa kalau ia sedang merajuk, tapi bagi Akashi, berbeda. Dia tau kalau saat ini Kise tengah cemburu, ia semakin yakin karena Kise terlihat makin mengeratkan pelukannya.
"apanya yang aneh, Kise-kun?" tanya Kuroko, dia mencoba melepaskan pelukan Kise yang terlalu erat. Mengerti kalau sang kekasih kesulitan bernapas, Kise melepaskan pelukannya, atau bisa di bilang mengendurkan pelukkannya.
"kenapa Akashicchi cuman bertemu berdua saja dengan Kurokocchi?" sebenarnya Kise sudah tau alasan Akashi hanya menemui Kuroko saja. Kise benar-benar harus bersabar karena kekasihnya ini benar-benar manis dan sungguh menarik perhatian para seme.
Baik Akashi maupun Kuroko terdiam, Kuroko diam karena dia juga penasaran dengan alasan Akashi, sedangkan Akashi diam karena dia bingung juga mau menjawab apa. Tapi kesunyian itu tak berlangsung lama, karena setelah beberapa saat, Akashi menjawab pertanyaan Kise.
"merindukan pemuda berbakat yang kutemukan dulu." Jawab Akashi dengan wajah datar tanpa ekspresi sedikitpun.
"eh?"
"he? Jadi kau cuman merindukan Kurokocchi saja-ssu?" tanya, tau lebih tepat disebut protesan cemburu dari Kise yang jelas sekali ditujukan untuk Akashi.
"iya. Memangnya kenapa?"
"jadi kau tak merindukan anggota kisedai yang lainnya-ssu?" sambil berkata seperti itu, Kise melirik kearah Kuroko. Apa yang ditakutkannya ternyata benar. Wajah Kuroko sedikit merona karena mendengar alasan Akashi barusan.
Sebelum Kise dan Kuroko mulai berpacaran, Kise tau betul kalau dari dulu Kuroko diam-diam menyukai sang kapten. Kise tau hal tersebut dari Aomine yang berstatus sebagai sahabat Kuroko, dan Kuroko sama sekali nggak mengungkapkan perasaannya itu. Dia bahkan juga tak mengetahui kalau Akashi sebenarnya juga menyukai pemuda baby blue itu.
"nggak." Akashi terlihat beranjak dari duduknya, lalu berdiri tepat di depan Kuroko dan Kise, Kise masih ada di belakang Kuroko, ingat?
"Tetsuya, lain kali kita lanjut. Aku pergi dulu." Ucap Akashi, nadanya terdengar lembut, bahkan Akashi juga mengusap pipi Kuroko yang bersemu merah. Yah, Akashi tak bodoh, dia tau kalau Tetsuya-nya juga memiliki perasaan yang sama. Tapi itu bisa di urus nanti.
"iya." Jawab Kuroko, rona merah dikedua pipinya perlahan pudar, saat Akashi sudah pergi dari tempatnya.
"kau membuatku cemburu." Sungut Kise. Nggak ada nada manja yang menandakan bahkan saat ini Kise sedang serius. Dia duduk disamping Kuroko dan menatap kedua manic baby blue tersebut secara intens.
"maafkan aku, Kise-kun."
"kau masih mencintainya." Kuroko hanya diam.
"selama ini, apa kau tak mencoba untuk mencintaiku, Tetsuya" tanya Kise, dia menggenggam kedua tangan Kuroko lembut. Berharap jawaban yang membuat hatinya lega.
"aku.. aku mulai menyayangimu, Kise-kun. Tapi perasaan ini nggak mudah untuk kuhilangkan. Apalagi…"
"apalagi kau sudah tau kalau Akashi juga mencintaimu, begitu?" potong Kise. Dia memang senang karena Kuroko mulai mencintainya, tapi Kise masih tetap tak rela kalau cinta milik Kuroko terbagi antara dirinya dan Akashi.
"maafkan aku… Kise-kun." Kuroko hanya bisa meminta maaf dan tertunduk. Dia juga bingung dengan hati dan perasaannya saat ini, satu sisi dia masih sangat mencintai Akashi, tapi disisi lainnya, ada benih cinta mulai tumbuh untuk Kise selama 6 bulan mereka berpacaran.
"sudahlah. Aku mencintaimu Tetsuya. Semoga kau tak menghianati cintaku." Kise memeluk Kuroko, dan mengecup puncak kepalanya penuh sayang. Sedangkan Kuroko hanya pasrah saja. Dia tidak mau membuat Kise sedih. Karena selama 6 bulan ini, Kise selalu membuatnya lebih baik.
Membuat seorang Kuroko Tetsuya bangkit dari keterpurukannya, karena Akashi yang memiliki phantom baru, yang berarti orang tersebut sangatlah dekat dengan Akashi, jika mengingat tentang latihan yang dulu selalu dijalaninya bersama Akashi.
.
Kise dan Kuroko memutuskan untuk meninggalkan taman tersebut dan kembali ke apartemen milik Kise yang lebih dekat dari taman. Memang mereka adalah sepasang kekasih, tapi Kise belum berani untuk melakukan hal yang lebih dari ciuman. Dia nggak mau kalau Kuroko melakukannya secara terpaksa.
"Kise-kun, hari ini mau makan apa?" tanya Kuroko, dia berdiri di meja dapur dengan celemek warna kuning cerah milik Kise.
"apapun yang kau buat, akan kumakan-ssu." Jawab Kise, duduk secara terbalik di kursi, menyandarkan dagunya di sandaran kursi dan mengayunkan lengan kanannya sementara lengan kiri di lipat untuk landasan dagu.
"kare?"
"hum. Boleh juga. Mau masak kare apa?"
"dikulkas hanya ada kentang, wortel, lobak, jamur dan sedikit daging. Kumasak semua?" Kise mengangguk, meskipun Kuroko mebelakangi Kise, tapi dia tau jawaban Kise. Kuroko mulai mengupas dan mencuci bahan-bahan, sementara Kise dari tadi sibuk memperhatikan sosok kekasihnya ini dari belakang.
"ne, Kurokocchi…. Kamu tau, kalau kamu terlihat sangat cocok dengan apron itu. Seperti istri idamanku." Celetuk Kise, yang membuat Kuroko sedikit terusik. Untung saja dia membelakangi Kise, kalau tidak, pasti si rambut kuning itu sudah melihat wajahnya yang semerah tomat.
"aku ini laki-laki, Kise-kun" Protes Kuroko, sepertinya dia sudah bisa mengendalikan dirinya.
"tapi itu bukan masalah bagiku-ssu. Asalkan kau yang menjadi pendamping hidupku-ssu." Jawab Kise yang sudah memeluk tubuh Kuroko dari belakang, membuat Kuroko sedikit terkejut akan pelukan Kise.
"kita masih SMU, Kise-kun." Sanggah Kuroko.
"yah, aku bisa menunggu sampai kita lulus kok." Jawab Kise santai, lalu mencium leher Kuroko lembut. Menambahkan kadar warna merah di wajah Kuroko, bahkan telingannya juga ikut memerah.
"iya, iya. Bisa lepaskan pelukanmu, Kise-kun?" elak Kuroko setelah bisa menguasai dirinya kembali.
"wakatta yo…" Kise pun segera melepaskan pelukkannya, membiarkan sang kekasih melanjutkan acara memasaknya. Dia kembali duduk di kursi semula, menunggu makan malam buatan Kuroko matang.
"yakin tak mau kubantu?" tawar Kise. Kuroko memang selalu tak mau di bantu jika soal memasak makan malam, alasannya dia ingin memasak untuk Kise.
"buatlah minuman, tolong buatkan milkshake untukku." Pinta Kuroko, Kise segera beranjank dan membuat pesanan Kuroko tanpa banyak tanya lagi.
Makan malam di apartemen Kise. Itulah kebiasaan yang selalu Kuroko jalani setiap harinya, terkadang mereka makan malam di tempat Kuroko, dan masakannya tentu saja Kuroko yang membuatnya. Meskipun profesi Kise sebagai model sangat sibuk, tapi dia selalu berusaha untuk makan malam bersama. Sederhana memang, tapi kegiatan itu sangat berarti bagi keduanya.
.
Selesai makan malam, Kise lah yang membereskan peralatan makannya, sedangkan Kuroko pergi ke kamar Kise untuk merapikan kamar milik kekasihnya tersebut. Bukankah dia sudah mirip dengan seorang istri? Memasak dan membereskan rumah, bahkan tak jarang Kuroko juga yang mencuci pakaian Kise.
"Kurokocchi, malam ini menginap saja ya?" bujuk Kise, dia sudah berdiri dengan bersandar pada bingkai pintu kamarnya, rupannya pekerjaannya di dapur sudah selesai.
"hmm… baiklah." Jawaban Kuroko terdengar seperti nyayian surge ditelinga Kise, berlebihan memang, tapi jangan salahkan Kise. Karena Kuroko jarang mau menginap di apartemen milik Kise, alasannya? Karena tidak mau mengganggu pekerjaan Kise.
"hontou ni? Yatta! Aku senang sekali-ssu.!" Seru Kise yang langsung menerjang Kuroko, hingga mereka berdua terdorong kebelakang. Untung saja ada tempat tidur, jadinya Kuroko masih selamat, meskipun harus ditindih Kise sih.
"Kise-kun... berat." Rintih Kuroko pelan.
"aaaa...gomen, gomen... hehehe" Kise segera bangun dari posisinya dan duduk sambil membawa Kuroko ke pangkuannya.
"hahh... Kise-kun sangat ceroboh." Pernyataan menyakitkan dari Kuroko ini sepertinya cukup membuat Kise tersentak.
"hidoi-ssu yo..." rengek Kise dengan nada manjanya.
"tapi memang kenyataannya begitu."
"huhu, nggak apa deh, yang penting kan ada Kurokocchi yang akan selalu mengawasiku." rayu Kise seraya mengeratkan pelukkannya.
"..." Kuroko hanya terdiam dengan rona merah yang menghiasi wajahnya. Kise yang gemas melihat wajah merona Kuroko, tidak tahan untuk tidak mengecup pipi yang merona tersebut.
.
.
.
.
.
.
To be continued...
Ahh... ini dia fict pertama Kuu di fandom Kuroko no Basket. Tapi malah jadi fict kedua yang Kuu publish. Gak apa deh.
Bukannya lanjutin fict lain, Kuu malah publish fict baru. Tapi hitung-hitung buat bayar minggu depan. Habisnya minggu depan Kuu nggak akan update ataupun publish cerita. Mungkin dua minggu lagi Kuu baru bisa nulis lagi. Alansanya? Tidak diketahui #geplak. Hehehe.
Bagaimana? Apa bagus? Atau jelek? Atau biasa aja? Kasih kritik dan saran ya…
Review kudasai... :]
