Rion : minna-san! Ketemu lagi di multi-chap ffic gaje gw! Masih dengan partner gw yang akan senantiasa -terpaksa- membantu gw disini! Kirizaki!

Kirizaki : hey...

Rion : sekarang ini multichap buat D18 XD D18 is da best XDD!

Kirizaki : gmn sama ffic multi-chap yang lain?

Rion : *glup* T-tentu saja bakal gw lanjutin, nanti :P

Kirizaki : oh iya sensei, ada-

Rion : oke, waktu habis! Disclaimed KHR belong amano akira, tidak ada dari para karakter disini milik author! *untuk sementara*

"Kyouya, aku mencintaimu... Apakah kau mencintaiku?" Dino tersenyum melihat Hibari yang hanya menunjukkan ekspresi terkejut dan mematung.

"Kau bodoh? Aku dan kau sama-sama laki-laki dan kau bilang kau mencintaiku?" Jawab Hibari terdiam melihat sang guru menyatakan perasaannya.

"Tetapi, aku tidak bisa menyembunyikan perasaanku padamu Kyouya..." Dino menatap Hibari dengan tatapan serius. Tatapan lurus dan tanpa keraguan, tetapi dia juga bisa merasakan ketulusan dan kelembutan dari matanya.

"Aku tidak mencintaimu..." Hibari hanya bisa diam sambil melihat Dino. Dino hanya bisa tercengang dan melihat Hibari. "Mungkin... Karena aku juga tidak tahu apa yang dimaksud perasaan cinta..."

Dino yang sudah terpuruk tiba-tiba menjadi lebih tegar ketika mendengarnya. "Yang aku tahu... Setiap kali aku melihatmu, ada perasaan senang... Setiap kau tidak ada disampingku, aku merasa sedih dan kesepian... Tetapi, mungkin itu hanya-"

Kata-kata Hibari langsung terpotong ketika Dino langsung menarik tubuhnya dan mencium Hibari.

"Aku akan selalu mencintaimu Kyouya..."

-xXx-

"Kyouya, boleh aku menanyakan sesuatu padamu?" Tanya Dino yang berada diatas Hibari tanpa memakai baju. Dia memegang tubuh Hibari yang ada dibawahnya dan mengelusnya.

"Hm..." Hibari yang ada dibawah Dino hanya menjawabnya malas. Dia juga tidak menggunakan pakaian.

"Boleh aku tanya tentang keluargamu?" Tanya Dino terus mengelus tubuh Hibari. Hibari yang tadi hanya berdehem langsung melihat Dino yang ada diatasnya.

"Kenapa kau menanyakan hal itu Haneuma?" Dino yang sedang mengelus tubuh Hibari terdiam dan melepas tangannya. "Aku tidak menyuruhmu berhenti mengoles sun block dipunggungku bukan?" Hibari hanya mendeathglarenya membuat Dino mengambil sun block dan meratakannya lagi diatas tubuh Hibari. Mereka sedang berada di pantai Italia karena Dino mengajak Hibari berlibur.

"Yah..." Dino hanya tertawa kecil. "Aku hanya ingin lebih dekat denganmu Kyouya... Karena aku mencintaimu..." Jawab Dino mendekatkan diri kearah Hibari.

"..." Biasanya kalau Hibari sedang tidak ingin membicarakan sesuatu sebuah tonfa akan melayang kearah Dino. Tetapi, kali ini tidak ada tonfa, dan Hibari hanya menundukkan kepalanya. "Aku tidak ingin membicarakannya..."

Dino yang merasa ada sesuatu yang benar-benar tidak ingin dibicarakan Hibari. Dia hanya mengangguk dan tersenyum. Mengelus kepala Hibari dan mencium kepalanya. "Tenang saja.. Walaupun aku tidak tahu apa-apa tentang keluargamu, aku akan selalu mencintaimu..."

-xXx-

"Kyouya, aku kembali dari Italia!" Sepuluh tahun sudah hubungan mereka tidak pernah berubah. Dino melihat kearah ruangan sang cloud guardian yang berada didalam markas vongola. Tetapi, tidak ada seseorangpun yang ada disana.

"Hee? Dimana Kyouya...?" Dino hanya bingung melihatnya. Mencoba untuk berjalan masuk dan duduk diatas sofa yang ada disana. Dia menekan tombol yang ada dihandphonenya dan menghubungi seseorang yang tidak lain adalah Hibari.

"Kenapa kau menelponku Haneuma..." Hibari mengangkat telpon itu dengan cepat seakan menunggu Dino menghubunginya.

"Aku hanya ingin mendengar suaramu Kyouya... Kau sudah selesai menjalankan misi...?" Dino tersenyum mendengar suara kekasihnya itu.

"Ya... Aku akan segera kesana..." Jawab Hibari. Tetapi, entah kenapa Dino merasa ada yang aneh dengan Hibari. Suaranya seakan menahan sesuatu dan nafasnya terdengar berat.

"Kyouya... Kau tidak apa?" Tanya Dino terdengar cemas disana.

"Aku tidak apa... Hanya sedikit lelah..." Jawab Hibari disebrang sana. Dino hanya diam, dan Hibari tahu sifat Dino menunjukkan kalau dia sedang menghawatirkan keadaannya. "Aku tidak apa haneuma..."

"Ya..." Dino mencoba untuk tetap tersenyum. "Aku percaya kau tidak apa-apa Kyouya... Aku akan menunggumu..."

"Ya..." Hibari tersenyum tipis dan menutup handphonenya. Begitu juga dengan Dino.

"Aku percaya... Kau tidak akan apa-apa kan Kyouya..."

-xXx-

"..." Hibari yang menutup handphonenya sekarang hanya diam dan menyenderkan tubuhnya di dinding yang ada disana. "Aku... Tidak boleh mati... Tidak sekarang..."

Tubuhnya yang basah oleh hujan yang turun disana juga diwarnai oleh warna merah darah. Bau anyit darah tercium disana, beberapa tubuh dari musuh-musuhnya sudah tumbang. Tetapi, beberapa peluru bersarang didalam tubuh sag cloud guardian itu, membuat tubuhnya melemah.

"Dia... Menungguku... Aku tidak boleh-"

"Hibari-san!" Suara yang familiar itu membuatnya mengalihkan pandangannya. Tetapi, kesadarannya keburu menghilang dan hanya kegelapan yang tersisa.

TRRRRRR...

Tubuh yang sudah ambruk itu tidak bergerak. Tetapi, sang sky guardian yang bersama dengannya menghampiri tubuhnya, mencoba untuk menyelamatkan hidupnya yang sekarang ini diujung kematian.

'Aku menunggumu sampai kapanpun Kyouya ^^ cepatlah datang...'

Pesan itu tidak pernah dibaca dan hanya tergeletak begitu saja diatas tanah yang dibasahi darah dan juga hujan.

-xXx-

Tsuna membawa Hibari segera ke rumah sakit. Darah terus keluar dari tubuh itu, membuat keadaannya semakin parah. Tsuna yang masih panik, tidak sempat untuk menghubungi yang lainnya dan terus menunggu Hibari yang dibawa keruang ICU.

"Dokter, tekanan darahnya menurun!"

"Detak jantungnya semakin melemah!"

"Tetap kontrol monitornya, aku akan mencoba untuk menghentikan pendarahannya!"

Suara-suara itu terus terdengar hingga ruang tunggu rumah sakit tempatTsuna menunggu. Dia hanya menutup telinganya mencoba untuk tidak mendengar suara yang seakan mendekatkan Hibari ke maut yang sudah ada didepan matanya.

"Dokter! Denyut nadi mulai melemah, pasien tidak merespon apapun!"

Tsuna mendengar hal itu dan mencoba untuk melihat ke jendela yang ada didekatnya.

"Siapkan kejut jantung! Kita harus membuat jantungnya berdetak-"

PIIIIIIIIIIIIP

Monitor yang menunjukkan detak jantung sang cloud guardian menunjukkan garis lurus. Tsuna yang melihat semua itu hanya gemetar dan mengepalkan tangannya. Sementara dokter dan semua yang ada disana mencoba untuk memunculkan detak jantungnya lagi.

"H-Hibari-san!"

-xXx-

PRANG!

Dino terkejut mendengar suara pecahan kaca dari bingkai foto ditempat Hibari. Bingkai itu terjatuh ketika Dino akan mengangkatnya. "Ah, pecah..."

DEG!

Perasaan Dino tiba-tiba menjadi tidak enak ketika melihat foto dirinya dan Hibari pecah diatas lantai. 'Perasaan buruk apa ini... Seakan ada kejadian buruk yang menimpa Kyouya...'

"T-tidak... Kyouya mengatakan dia tidak apa-apa... Aku harus mempercayainya..."

TRRRRR...

Dino melihat kearah Handphonenya. 'Little brother' "ah Tsuna..."

"Ada apa Tsuna?" Dino mengangkat handphonenya dan yang terdengar hanya suara Tsuna yang bergetar dan tangisnya yang terpecah begitu saja.

"Ap...a..." Dino menjatuhkan begitu saja handphone yang ada ditangannya. Tangannya bergetar hebat dan dalam hitungan detik, dia langsung berlari dan tujuannya hanya satu. Namimori Hospital.

-xXx-

"Juudaime!" Gokudera dan juga yang lainnya tiba dan menemui Tsuna yang ada didepan sebuah kamar. "Bagaimana keadaan Hibari?"

"Dia..." Tsuna yang matanya masih terlihat sembab karena habis menangis hanya bisa menundukkan kepalanya. Sebelum dia melanjutkannya, terdengar suara derap langkah dari sang Don Cavallone.

"Dino-san..." Tsuna melihat kearah kakaknya itu.

"Dimana Kyouya..." Dino mencoba untuk menerobos masuk kedalam ruangan itu. Tetapi, segera dihentikan Tsuna.

"Keadaan Hibari-san masih kritis Dino-san, tadi hampir saja kita kehilangan dia untuk selamanya!" Tsuna mencoba untuk menghentikan Dino. "Kalau kau gegabah, kita akan benar-benar kehilangan dia!"

"Kyouya..." Dino hanya menundukkan kepalanya. Dan detik kemudian, dinding didepannya bergetar karena dipukul oleh Dino. "Kenapa... Kenapa kau berbohong padaku? Bukankah kau katakan kalau kau baik-baik saja?"

"..." Tsuna yang tangisnya kembali pecah hanya bisa berdiri mematung. "Yang bisa kita lakukan adalah... Percaya padanya..." Dino hanya mengangguk dan menundukkan kepalanya.

-xXx-

"Dia mengalami koma..." Seakan terkena sambaran petir, Dino yang pertama kali mendapatkan kabar itu hanya bisa terdiam. "Kami berhasil menyelamatkannya dari maut, tetapi keadaannya sekarang yang membuatnya bisa bertahan hanyalah tekad dari Hibari Kyouya sendiri untuk hidup. Dan yang bisa kita lakukan hanya menunggu, dan menunggu hingga dia sadar..."

"Kau bisa memprediksi kapan ia akan sadar dok...?" Tanya Dino sambil menundukkan kepalanya.

"Mungkin besok, satu minggu lagi, satu bulan, satu tahun, atau bahkan mungkin..." Dokter itu menghentikan pembicaraannya. "Selamanya..."

"Ap-" Dino hanya bisa terkejut, benar-benar terkejut. Dia sudah tidak bisa berfikir jernih lagi. Kebohongan yang diberikan Hibari agar dia tidak cemas, kejadiannya yang tidak ada disaat Hibari membutuhkan, semuanya berputar dikepalanya.

"Kumohon dok..." Dino menundukkan badannya didepan sang dokter. "Lakukan apapun untuk menyelamatkannya... Aku akan melakukan apapun yang dibutuhkan... Asalkan dia selamat..."

"Baiklah... Kami akan berusaha semaksimal mungkin..."

-xXx-

Satu tahun sudah sejak kejadian itu, keadaan Hibari tidak ada bedanya dari pertama kali dia dibawa kerumah sakit. Sudah 3 bulan juga, Dino memindahkan Hibari ke rumah sakit Italia mencoba untuk menemukan cara agar Hibari bisa sembuh. Tetapi, percuma tidak ada yang bisa ia lakukan selain menunggu.

"Apakah tidak ada cara agar boss bisa beristirahat dengan baik...?" Para pengawal Dino yang menjaga kamar Hibari sedang berbicara, termasuk Romario.

"Benar Romario, kau adalah kaki tangan boss... Kalau seperti ini kesehatannya akan terganggu..."

"Aku tidak bisa membantu..." Romario terlihat sedih melihat bossnya yang sudah ia anggap sebagai anak sendiri itu. "Yang bisa memulihkannya kekeadaan semula hanyalah Hibari-sama..."

"..." Dino tertidur disebelah tempat tidur Hibari. Kacamata yang digunakannya untuk mengerjakan tugas-tugasnya masih ia gunakan. Memang, semenjak Hibari dirawat dirumah sakit Dino selalu ada dikamar Hibari, menunggunya sadar hingga mengerjakan segala sesuatunya disana. Kertas-kertas berserakan diatas tempat tidur Hibari dan juga dibawahnya.

Tiba-tiba, ada pergerakan didalam selimut itu. Tetapi, yang ada disana bukan Hibari. Bahkan tidak ada tubuh Hibari yang sebelumnya dipasangi alat-alat untuk mempertahankan hidupnya itu. Tetapi, ketika gerakan itu semakin kearah bantal yang muncul hanyalah sosok anak kecil yang memakai jaket biru dan juga kaos putih. Rambut dan matanya yang hitam itu melihat sekelilingnya.

"M-Mama...?" Anak kecil itu melihat kesekelilingnya dan terhenti di sosok Dino yang sedang tertidur. Dia menepuk kepala Dino dengan tangan kecilnya. Tetapi, tidak ada reaksi dari Dino yang memang tertidur pulas.

"Hiks... Hiks..." Anak itu, yang sepertinya tidak mengenal dimana dia sekarang hanya menangis dan menangis. "Hueeee..."

"...Hn..." Dino yang mendengar tangisan itu terbangun dan melihat anak itu. Tentu saja dia sangat terkejut dan mencoba mengucek matanya, memastikan penglihatannya tidak salah. "K-Kenapa ada anak kecil disini...?"

Dino melihat kearah ranjang dan tidak ada sosok kekasihnya itu. "D-dimana Kyouya?"

"Hiks... Hiks..." Anak itu hanya menangis sambil melihat Dino.

Dino yang melihat anak itu menangis menjadi panik dan mencoba menenangkannya. "Tenang anak manis... Sekarang, kenapa kau ada disini...?"

"Mama..." Anak itu mundur dari tempatnya mencoba untuk menjauhi Dino.

"Kau tersesat...?" Dino mencoba untuk tidak membuat anak itu ketakutan. "Tenang saja, kakak bisa membantumu... Sekarang, bagaimana kalau kau ikut kakak... Setelah aku menemukan Kyouya, aku akan mencari ibumu..." Dino tersenyum sambil mengelus kepala anak itu.

Dino mengangkat anak kecil itu dan menggendongnya kearah kursi disana. Mendudukkan anak itu dan tersenyum lagi. "Sekarang... Duduk yang manis disini sampai aku kembali..."

Dino mencoba untuk menghubungi yang lainnya, menyuruh pengawalnya untuk mencari Hibari yang tiba-tiba menghilang itu. Setelah menunggu lama sambil mencari disekitar kamar Hibari, Dino kembali kekamar Hibari sambil menghela nafas.

"Dimana Kyouya... Aku tidak bisa menemukannya..." Dino melihat kearah anak kecil yang sekarang ini melihatnya dengan tatapan takut-takut. "Maaf ya... Kau harus menunggu sebentar lagi... Oh iya, namaku Dino Cavallone... Siapa kau?"

"..." Anak itu terlihat ragu-ragu. Tetapi dia langsung membuka mulutnya. "Namaku... Hibari Kyouya..."

Kirizaki : ...

Rion : ...

Kirizaki : sensei... -_- apa2an ini... Kenapa Kyo-san jadi kecil?

Rion : hohoho karena doujinshi super imut gambar hibari yang diberikan oleh *nunjuk cherchez de reborn* jadi gw pengen bikin D18child ;)) jadi dapet ide gini deh...

Kirizaki : jadi gendernya?

Rion : untuk chapter 1 ada angst, tapi mungkin setelah ini g ada...

Kirizaki : oooo...

Hibari : kamikorosu herbivore...

Rion : e-eh ada Hibari?

Kirizaki : oh iya, lupa bilang tadi Hibari-san datang...

Rion : Telat bilangnya!

Hibari : *ngangkat tonfa*

Rion : HIEEEEEE! Kirizaki, tolong penutupnya! *kabur*

Hibari : *ngejer*

Kirizaki : eh? *swete* baiklah, tolong di review para pembaca yang budiman *bow* dan kalau ada yang mau lihat gambar Hibari kecil silahkan request saja di review~ kalau banyak yang minta bakal dikasih linknya~