'STORY'

Naruto hanya milik Masashi Kishimoto

Summary: Apakah sudah anda memperlakukan ibu anda dengan baik?
Dan, sudahkah anda membantu beliau?

' Tik '

' Tok '

' Tik '

' tok '

' Dia pasti telat lagi ' Guman seseorang yang tengah melirik jam tangannya.

Dia tidak kaget, karena itu kebiasaanya dari dulu.

Ya, setidaknya dia masih ditemani buku ' Motivator ' nya.

' kring '

Sebuah suara bel, dari arah pintu menghentikan aktivitasnya.

Yupz, akhirnya dia melihat orang yang dia tunggu sekian lama.

" Y-yo, maaf Kakashi tad-"

" Kau terlambat 30 menit, Obito " Potong Kakashi.

" hehehe, maaf-maaf. " Ucap Obito sambil tersemyum di paksaakan.

" Aku terlambat, karena aku harus membantu Kaa-chan mengangkat jemuran, dan juga membantu Rin
membersihkan tempat praktekku. " Jelas Obito, Dan langgsung duduk di sebelah kakashi, tentu saja tidak lupa memesan sesuatu.

Sedangkan Kakashi kaget yang barusan dia katakan.

" Kau bilang membantu Kaa-chanmu?" Ulang Kakashi.

" Ya, hei, jangan kaget begitu " Ucap Obito

Hening, tidak ada perkataan dari keduanya. Lagi pula ini pertemuaan mereka dari
sekian lama mereka berpisah, ya berpisah.

" Kau berubah Obito. " Ucap kakashi memecah keheningan.

" Benarkah? Bagian tubuhku mana yang berubah? " Tanya Obito.

" Pertama dari segi ketelataan mu, biasanya kau terlambat paling cepat 2 jam.
Kedua, Pakaiaan mu rapi, biasanya kau berpakaian compang-camping.
Dan terakhir, alasan mu berbeda dan kali ini masuk akal. " Jawab Kakashi.

" Khihihi, kau Teliti seperti biasa Kakashi " Ucapnya.

" Ne, aku punya cerita, dan ini asli pengalaman ku. Dan merubah ku. " Ucap obito masih tersenyum.

Kakashi hanya menangguk sebagai jawabannya.

" Pernah aku mendapat pasien, dan pasien ini bukanlah pasien biasa. "


' Tok '

' Tok '

' Tok '

" Masuk " Ucapku

Pintu itu terbuka, melihatkan seorang pria berumur sekitar 25-27 tahun, pria itu
membawa seorang wanita berambut merah di kursi roda. Dan aku perhatikan dengan
seksama, Pria itu memberikan perhatian lebih pada wanita itu, memegang tangannya,
memperbaiki pakaiannya, membersihkan ingusnya, bahkan menyuapinya makanan dan
memberinya minuman.

Aku pun menanyai apa masalah kesehatannya, dan selesai memeriksanya, aku pun
bertanya lagi kepadanya, tetapi bukan pada sang pria, melainkan pada sang wanita.

Aku bertanya seputar kesehariannya saja. Aku pun binggung dengan jawabannya,
bagaimana tidak jawabannya tidak masuk akal, bahkan perilakunya bisa dibilang
seperti anak-anak.

" Dia Ibuku, dan memiliki kelatarbelakangan mental sejak lahir " Ucap Pria itu.

Ah, itu menjelaskan kebingunganku. Tetapi entah mengapa, keingintahuanku
mendorong ku untuk bertanya kepadanya.

" Siapa yang merawatnya? " Tanyaku.

" Aku " Jawabnya.

Aku pun masih penasaran, dan aku bertanya lagi. " Lalu siapa yang memandikan dan mencuci bajunya? "

Kemudian dia tersenyum. "Saya menyuruhnya masuk kekamar mandi dan membawakannya
baju untuknya, dan menunggunya sampai selesai. Jika masalah pakaian,
aku yang melipat dan memasukannya di lemari, masalah pakaian kotor, saya biasanya memasukannya
di mesin cuci, dan membelikan pakaian yang dia butuhkan. "

" Kenapa tidak kau carikan saja pembantu untuk Kaa-chanmu? " Tanya ku lagi.

" Tentu saja tidak, Karena Kaa-chan tidak bisa melakukan apa-apa dan seperti anak kecil,
aku khawatir nanti pembantu tidak memperhatikannya dengan baik dan tidak dapat
memahaminya, sedangkan aku sangat memahami kaa-chan " Jawab pemuda itu, masih
dengan senyumannya.

Aku pun terperangah dengan jawabannya dan juga baktinya yang begitu besar.

Aku pun bertanya kembali. " Apakah kau sudah menikah? "

" Ya, saya sudah menikah, dan memiliki orang anak. " Jawabnya

" Kalau begitu, istrimu juga ikut merawat kaa-chanmu? " Komentarku.

" Jika dia tidak sibuk, biasanya dia membantu dengan memandikannya dan memasak makanan untuknya.
Aku juga telah mendatangkan pembantu untuk mempermudah pekerjaanya. Akan tetapi,saya berusaha selalu
untuk makan bersama ibuku, supaya dapat mengkontrol gulanya. " Jawabnya.

" Ibumu terkena penyakit gula? " Tanyaku.

" Ya. " Jawabnya masih dengan tersenyum, tetapi kali ini aku dapati senyumnya
berbeda dari sebelumnya.

Aku semkain takjub dengan orang ini. Aku pun mengigit bibirku dan menahan
air mata ku.

Aku mencuri pandang pada kuku tangan wanita itu, dan aku dapati kukunya
bersih dan rapi.

" Siapa yang memotong kukunya? " Tanyaku lagi.

" Aku dokter, ibu tidak dapat melakukan apa-apa " Jawabnya.

Tiba-tiba, wanita itu menoleh kearah putranya dan bertanya selayaknya anak kecil.
" Ne, ne, kapan kita ke kedai ramen?"

" Tenang kaa-chan, sebentar lagi kita akan ke sana. " Ucapnya, bahkan ucapanya sangat
lembut dan penuh kasih sayang.

" Ramen, ramen, ramen ! " Teriaknya senang.

Orang itu pun menolah kepadaku. " Kebahagiaanku adalah saat melihat kaa-chan gembira. "

Aku pun sangat tersentuh dengan kata-katanya, dan aku pun berpura-pura melihat
ke lembaran data kaa-sannya.

Kemudian, aku bertanya kembali. " Apakah anda mempunyai saudara? "

" Tidak, aku putra semata wayangnya, Karena Tou-san menceraikannya sebulan setelah
pernikahannya. " Jawabnya

aku kembali bertanya. " Jadi Ayah yang merawatmu. "

" Tidak, Tapi baa-chan yang merawatku dan kaa-chan, tetapi nenek meninggal tepat saat
aku berumur 10 tahun. " Jawabnya

" Apakah kaa-chanmu merawat anda saat anda sakit atau apakah pernah dia memperhatikan
anda? atau dia pernah berasa bahagia saat anda bahagia atau sedih karena kesedihaan anda? " Tanyaku beruntun.

Dengan tenang dia menjawab. "Dokter, sejak lahir, ibuku tidak mengetahui apa-apa
kasihan dia, dan aku sudah merawatnya sejak umurku 10 tahun. "

Aku pun terdiam.

" Siapa nama mu? " Tanyaku.

" Naruto, Uzumaki naruto, dan uzumaku Kushina " Jawabnya

kemudian aku menuliskan resep dan tidak lupa menjelaskannya

" Mari kita ke kedai " Ucapnya pada kaa-channya.

" Hore-Hore" Teriaknya senang.

Kemudian mereka pun meninggalkan tempat praktekku.

" Ne, bisakah kau keluar, aku ingin istrahat. " Pintaku pada perawat, sebenarnya aku sudah
tidak tahan lagi menahan tangis haru.

' klek' 'Tes'

Bersamaan dengan keluarnya perawat, aku pun mengeluarkannya, dan aku menangis sejadi-jadinya dan menumpahkan seluruh yang ada didalam hatiku.

Kemudian aku berkata pada diriku sendiri.
' Begitu berbaktinya orang itu, padahal ibunya tidak pernah menjadi ibu sepenuhnya.
Dia hanya mengandung dan merawat pemuda itu.
Ibunya tidak pernah merawatnya.
Tidak pernah mendekap dan membelainya penuh penuh kesih sayang.
Tidak pernah menyuapinya ketika dia mesih kecil.
Tidak pernah mengajarinya.
Tidak pernah tertawa saat melihat kekonyolannya.
Tidak pernah sedih karenanya.
Tidak pernah menanggis untuknya.
Tidak pernah terganggu tidurnya disebabkan khawatir padanya.
Tidak pernah, Tidak pernah, Dan Tidak Pernah !
Walaupun begitu, pemuda itu tetap berbakti sepenuhnya pada kaa-channya
. '


Kakashi diam seribu bahasa. bahkan Kakashi binggung ingin mengucapkan apa setelah mendengar cerita sahabatnya.

Obito pun tersenyum. " Kau tahu apa yang aku lakukan setelah itu Kakashi? Aku langgsung
pergi dari tempat praktekku dan hanya mempunyai satu tujuan. Menjemput ibuku. " Obito pun berhenti dan meminum satu tegukan kopinya.

" Kemudian, aku sampai dan berlari mencarinya. saat aku menemukannya, aku langgsung
memeluknya dan meminta maaf. Dan apa kau tau apa yang dia jawab? Ya, iya ,dan iya.
setiap aku meminta maaf pasti selalu dia jawab iya. "

" Setelah itu aku langgsung membawanya pergi dari tempat penitipan itu, dan membawa
nya pulang tentunya. "

Kakashi pun terharu mendengar kata-kata sahabatnya. Dan langgsung merangkulnya ala
persahabaatan.

" Aku senang kau berubah Obito " Ucap Kakashi tersenyum.


Hai, bagaimana? Apakah cukup?
Jika ada kesalahan tolong koreksi, ya maklum
Saya disini bisa dibilang masih newbie
Dan juga jangan lupa review ya.

Terima kasih, sampai jumpa lagi.

M'V: Apakah Anda sudah berbakti pada ibu yang kondisinya sehat? seperti cerita diatas?
Jika belum, berbakti lah, jika masih belum, bantulah dia, jika masih belum,
Berbicaralah dengannya dengan halus dan penuh perasaan.