Pandora Hearts © Mochizuki Jun.

This is a work of fanfiction. No material profit is taken.


a wish upon a star

A Pandora Hearts fanfiction

.

.

Didedikasikan untuk karakter angst yang paling saya cintai, Oz B-Rabbit.

Ketika nama itu diingatkan lagi kepadaku, aku tahu apa yang selanjutnya akan terjadi. Ketika apa yang selama ini kugenggam erat dalam hidupku terambil, aku tahu aku tidak lagi memiliki kuasa terhadap apa pun, tidak juga atas diriku. Ketika nama itu kembali digemakan, aku tahu inilah waktunya untuk bangun dari mimpi paling indah yang bisa sebuah boneka kotor bernama Oz dapatkan.

Aku tahu. Aku paham dengan baik. Tapi tetap saja terasa perih. Bahkan sebuah boneka pun pada akhirnya akan belajar mengenal perasaan karena telah lama menjadi manusia. Dan rasa nyeri oleh kehampaan itu terasa menikam kembali di setiap detik yang berlalu.

Sejak kapan rasanya menarik napas bisa sebegini sesak?

Sejak kapan segalanya jadi begitu rumit?

sejak kapan tak ada lagi hal yang menjadi milikku?

Ah, sejak aku hanya sebuah boneka yang diberi kehidupan, dititipi pengharapan, dibagikan cinta dan kasih sayang, diajarkan kerinduan, lalu dikenalkan pada kehilangan.

Aku Oz, boneka kelinci hitam kesayangan. Dan aku bukan Vessalius, sesederhana itu.

Aku telah kehilangan segalanya—keluarga, sahabat, jati diri. Apa yang kupunya hanyalah kepalsuan belaka dan kini aku bukan siapa-siapa—aku bukan apa-apa. Tapi tak masalah karena memang sesungguhnya itu bukan lah milikku. Aku bersyukur, masih sangat bersyukur. Karena satu hal; aku pernah hidup dan bertemu dengan kalian yang kemudian kucinta dengan segenap hal yang kupunya. Ada, Paman Oscar, Elliot, Leo, Break, Sharon…Alice…

Gilbert, pelayanku tersayang.

Walaupun sekejap, kalian lah kebahagiaan yang kupunya.

Kalau aku memohon, akankah seseorang mendengarnya? Ah, bintang yang di sana. Karena tidak ada apa-apa lagi yang tersisa, perkenankan aku untuk mengucapkan pengharapanku padamu. Aku tidak berharap untuk dikabulkan, hanya dengarkan saja. Selagi masih sempat, selagi kesadaran masih tersisa, akan kuutarakan saja. Mungkin suatu hari akan ada yang mendengarnya.

semoga apa yang kusimpan dalam memori dan kujaga dalam sanubari tak hilang lekang bersama waktu.

Aah, sebentar. Sebenarnya bukan itu permohonanku padamu…

Kali ini serius, sangat serius.

Dari lubuk hati yang terdalam, aku akan selalu mengharapkan kebahagiaan kalian, orang-orang terkasihku.

Salam,

Oz yang selamanya akan selalu mencintai kalian.

Cukup sudah. Dia akan menebus dosa. [ ]