School Life
Chapter 1 Encok
Konnichiwa minna! Kembali dengan Yui Akasawa di FFn ini!
Kali ini fic tentang beberapa kejadian nyata di sekolahku!
Dan, kayaknya, sih, chara-chara disini jadi OOC semua. Gomen ya…
Walaupun kayaknya nggak ada temen-temen di sekolahku yang baca ini akan kutulis chara-nya!
Nori: Biyuta (orang yang pernah liburan ke Balingkong #PLAK maaf, maksudnya Bali =,="" beda denganku yang liburan di rumah sakit =,=""")
Claire: diriku XD
Skye: Sovi (walaupun ada yang bilang namanya kayak cewek dia cowok lho. Cowok yang suka meniysir poninya ke samping XD)
Micah: Fajar (si cowok gang sebelah)
Mist: Mita (sama-sama M XD)
Felicity: Alya (si penggemar Code Lyoko)
Elli: Dinda
Ann: Khadijah
Karen: Risma
Jack: Wisnu
Kai: Nanda
Gaius: Aulia
Yosh! Here we go!
Disclaimer: harvest moon bukan punyaku!
Normal POV
Hari biasa pun berjalan di SD dengan nama Yurei. Sesuai namanya, sekolah ini bisa dibilang adalah sekolah hantu. Kabarnya, sih, dulu tanah sekolah Yurei adalah makam penjajah Belanda. Apalagi kadang ada kejadian aneh disana.
Di sebelah sekolah Yurei pun ada sekolah lagi, namanya Mahou (SMP). Seperti sekolah Yurei, di sekolah ini juga kadang ada kejadian yang aneh. Yang berhubungan dengan hantu juga. Seperti soal boneka di Mahou yang kabarnya dirasuki hantu…
Yah, tapi chapter ini bukan menceritakan itu, melainkan tentang kehebohan saat pelajaran IPS!
…
..
.
"Eh eh, coba lihat PR IPSmu!"
"Kamu ngikutin pemerintah kah, Muhammadiyah?"
"Sudah dengar nggak? Ada game Code Lyoko di FB, lho!"
"Sebelah kiri sayap kelelawar dan sebelah kanan sayap putih! Iya, 'kan? Berarti kartu Change of heart ya?"
"Kamu ini! Malu-maluin keluarga aja!"
"Kalau pelajaran sepak bola ada di bab sepuluh!"
"Hayuu… kamu belum piket... entar didenda loh!"
Saat ini para warga kelas 6-A di SD Yurei melakukan kegiatannya seperti biasa. Ada yang mengobrol, ada yang saling melihat PR, ada yang mengancam orang yang tidak piket dan ada satu orang yang menggambar (Yui: yang menggambar itu aku XD) Mereka tetap bersemangat walaupun sekarang sedang berpuasa.
Nggak tahunya, saat sedang asyik-asyiknya tiba-tiba sang guru dengan poni seperti Superman (Yui: guruku beneran kayak gitu lho poninya!)memasuki ruangan dengan ekspresi datar. Setelah semua murid mengetahui keberadaan sang guru, semua murid pun segera kembali ke tempat masing-masing. Begitu sang guru duduk, cowok berambut perak, yang bisa kita panggil Skye, seorang ketua kelas, bangkit dengan mantap dan berteriak.
"Beri salam! !"otomatis murid lainnya pun ikut berdiri dan memberi salam.
Hanya beberapa detik para murid memberi salam, mereka segera duduk kembali, sedangkan sang guru, yang sebenarnya seorang wali kelas kelas 6-A, menjawab salam mereka dilanjutkan dengan membuka buku IPS, pelajaran terakhir hari ini.
"Buka halaman delapan."perintah sang guru yang tentunya dipatuhi oleh muridnya.
"Ah, peta."kata cewek bernama Author Yui Akasawa(pembaca: kenapa kamu thor? =,="")
"Oooh! Pantas aja, Bapak nyuruh bawa peta atau atlas minggu lalu!"seru Skye.
"Eh, Nori, kamu bawa atlas nggak?"tanya cewek berambut pirang, Claire, kepada teman sebangkunya, Nori.
"Nggak."kata Nori sambil menggelengkan kepalanya.
"Ooh…"Claire kembali menghadap ke depan.
"Nah, di peta itu 'kan ada nomornya…"
"Aiisssssshh! !"keluh warga kelas 6-A, yang sepertinya sudah menebak-nebak tugas mereka, bersamaan.
"Dengarkan dulu!"seru sang guru, membuat para murid terdiam."Nomor-nomor daerah disini nggak ada namanya 'kan? Nah, kalian cocokkan dengan yang ada di atlas, tulis nama daerah dan ibu kotanya."jelas sang guru singkat.
"Hah… tapi saya nggak bawa peta… kata bapak waktu itu 'kan nggak wajib pak, makanya saya nggak bawa!"keluh Skye.
"Saya juga… selain itu bapak juga bilang kalau nggak punya nggak usah dipaksakan, iya 'kan?"Karen mengikuti.
"Gimana sudah Pak? ?"tanya Author (pembaca: kamu lagi… =,="").
"Ya sudah, disini siapa yang bawa atlas?"
Di barisan kesatu ada dua orang yang angkat tangan, barisan kedua satu orang (Yui: barisanku XD), sedangkan barisan ketiga dan keempat dua orang
"Nah, masing-masing barisan 'kan ada yang membawa atlas, jadi, satu barisan kerja kelompok."setelah mengatakan hal itu, sang guru kembali duduk di kursinya dengan tenang dan membaca buku IPS. Sedangkan para murid beribut ria dengan tugasnya.
Skye dan teman sebangkunya, Micah, pun memperhatikan Mist dan Felicity yang sedang sibuk dengan atlas yang dibawa oleh Mist.
"Eh jangan dipakai berdua aja! Kita juga perlu!"seru Skye.
"Memang! Serakah! Huuu!"Micah ikutan.
Sementara dua cowok itu ngoceh ngejek-ngejek Mist dan Felicity, eh, tiba-tiba para cewek di belakang, Claire, Nori, Ann, dan Elli, berjalan ke meja Mist dan Felecity untuk melihat peta milik Mist. Setelah melihat itu, Skye dan Micah pun mendapat pencerahan.
Mereka ikut ke depan untuk melihat petanya si Mist, tapi tiba-tiba Skye protes,
"Eh apaan nih! Susah nulisnya! Masa' satu meja dihuni delapan orang? ?"protes Skye.
"Oh, gampang. Mejaku sama mejamu aja disatuin. Mejamu, 'kan di urutan kedua."kata Felicity sambil mengatur-ngatur mejanya dan meja Skye.
"Ooh! Benar juga! Aku jadi bisa duduk!"kata Skye kesenengan.
"Aku juga! Yeah!"Micah juga kesenengan..
Mist dan Felicity pun duduk di kursi mereka yang sudah ditaruh di samping meja. Sedangkan Claire, Nori, Ann dan Elli terpaksa berdiri.
"Jadi, mana nomor satunya?"tanya Mist.
"Ini, nih. Di... Nanggre Aceh Darussalam… NAD!"kata Nori sambil nunjuk-nunjuk peta.
"Nanggroe Aceh Darussalam… ibu kotanya Banda Aceh, ya?"tanya Mist lagi.
"He-eh."jawab Nori singkat.
"Nomor dua… berarti… eh? Kok nggak ada namanya?"kata Felicity bingung mencocokkan nomor dibuku dan daerah-daerah di peta atlas.
"Halah! Liat aja disini!"seru Skye menunjuk nomor-nomor yang sudah berjejer dengan rapi di peta.
"Coba bilang kek dari tadi!"seru Elli.
"Loh, aku juga baru tau!"sanggah Skye. Elli hanya bisa terdiam dengan perasaan kesal dan kembali mencatat.
Di tengah keheningan mencatat tiba-tiba Micah bersuara begini,
"Eh, kok nggak ada nomor sembilan belasnya, sih?"tanya Micah bingung sambil nunjuk-nunjuk nomor bertuliskan XX.
"Iya, ya. Nomor dua puluhnya jadi ada dua."kata Skye sambil menyisir poninya ke samping.
"Aduh, kalian ini! Palingan cuma salah tulis aja jhe!"kata Ann.
"Oh iya ya. Benar juga."ucap Micah dan Skye bersamaan.
"Ya sudah, kita lanjutkan aja!"
"Iya…"
Keheningan kembali terjadi. Dan lagi-lagi ditengah keheningan ada manusia yang bersuara.
"Loh… Mist, Sulawesi Tengahmu kok ada dua?"tanya Claire yang barusan melihat punya Mist karena males ngelihat peta.
"Hah… iya, ya… eh, buhanmu, Sulawesi Tengahnya kok ada dua?"tanya Mist.
"Ha? Kalau aku Sulawesi Tengahnya ada satu aja, kok."kata Felicity.
"Aku gin."kata Skye juga.
"Kamu salah tulis kali."ucap Elli.
"Masa'?"
"Coba kamu liat aja dipeta Mist."saran Claire.
Mist hanya menurut dan mengecek peta, eh, ternyata dia memang salah tulis, harusnya yang barusan dia tulis itu Sulawesi Barat.
"Tuh, salah tulis!"kata Micah.
"Huuuuu!"seru Skye dan Micah bersamaan.
"Akh! Diam ah! Berisik!"Mist langsung menutup kedua telinganya dengan satu tangannya sedangkan satu tangannya mencoret tulisan Sulawesi Tengahnya menjadi Sulawesi Barat.
"Eh Mist, ibu kotanya Sulawesi Barat Mamuju, 'kan?"tanya Claire.
"…"Mist tidak menjawab.
"Eh, oi."
"…"
"Woi."
"…"
"Woi!"
"…"
"Woo~oi."
"…"
"Bagusss… kacang kacang~ murah lho~"Claire mulai stress, Mist hanya bisa menahan tawanya.
"Kenapa ketawa?"
"Ufh. Tau ah, gelap."
"Apaan!"
"…"
Kembali dicuekin.
"Haaaaaah…"Claire hanya bisa menghela nafas sedangkan Mist kembali berusaha menahan tawanya.
"Ng… lalu… ibu kotanya Irian Jaya Barat itu Ternate 'kan?"kata Skye sambil menyisir poninya ke samping lagi.
"MANA ADA!"seru semua orang di kelompok dua minus Skye.
"Hamma! Kompak banget..."ucap Skye sweatdrop
"Ibu kotanya Irian Jaya Barat itu Monokwari!"seru Ann.
"Bukan! Tapi Ternate!"sanggah Skye.
"Ternate itu 'kan ibu kota Maluku Utara!"seru Felicty juga.
"Bukan bukan! Pokoknya ibu kotanya Irian Jaya Barat itu Ternate tau! Aku pernah dengar dimana gitu!"sanggah Skye lagi.
"Benarkah? Coba kita liat di peta!"ucap Elli sambil membolak-balik halaman atlasnya dan akhirnya menemukan halaman yang ia cari.
"Nah, lihat! Ibu kotanya Irian Jaya Barat itu…"Skye, Ann, Felicity dan Elli pun mulai menelusuri bagian-bagian sang peta dengan jari mereka masing-masing sambil mengumandangkan kata-kata 'Nah', sampai akhirnya ibu kotanya Irian Jaya Barat ditemukan…
"Nah, 'kan! Te-"tiba-tiba kata-kata Skye tersendat.
"Nah, 'kan! Monokwari! Huuuu!"
"ARGH! Iya jhe! Nih! Kutulis Monokwari nih!"kata Skye sambil menulis Monokwari di buku tulisnya.
"Bagus!"seru Ann, Felicity dan Elli.
Setelah beberapa percakapan lain, yang entah kenapa author males ngetiknya, akhirnya semua orang dikelompok dua telah selesai.
"Akhirnya… selesai!"seru Elli sambil tersenyum bahagia.
"Fiuh!"Claire menghela nafas lega.
"Ayo kita kembali!"kata Nori sambil menutup buku tulisnya.
"Eh tunggu dulu! Bukannya kata bapak tadi dicocokin di buku sama di peta? ?"ucap Skye.
"Hah?"aktifitas menutup buku tulis Felicity pun tersendat.
"Iya juga! Tadi kita 'kan cuma ngeliat peta!"seru Ann.
"Eh coba liat ini! Kalau dicocokan antara yang dibuku dan dipeta, harusnya Papua nomor tiga puluh dua! Itu artinya…"kata Elli.
…
..
.
"…"orang-orang dikelompok dua pun terdiam.
"… Horee kita coret yuk… tulis ulang…"kata Skye sambil tersenyum dengan nada suara sedih.
"Bah! Masa' nulis lagi sih? !"kata Mist mengkerutkan alisnya.
"Gimana sudah?"ucap Elli bingung.
Orang-orang kelompok dua pun terdiam berpikir apa yang akan mereka lakukan. Masa', sudah capek-capek nulis, eh, ternyata salah semua…
"… Akh! Ikutin peta aja, sudaah! Daripada encok!"seru Micah frustasi.
"Hah? Tapi nanti kalau salah gimana coba!"kata Skye.
"Kita liat aja dulu… loh? Di buku nomor tiga puluh tiga nggak ada loh!"kata Ann dengan wajah serius.
"Iya juga! Selama ini kita salah…"Nori mulai lesu dan membuka buku tulisnya kembali.
"Kita ganti aja beberapa yang salah! Kita cocokan!"usul Skye.
"Oke… berarti nomor satu… Nanggroe Aceh Darussalam, cocok aja. Lalu, nomor dua…"gumam Felicity yang dilanjutkan oleh Elli.
"Nomor dua Sumatera Utara… cocok, nomor tiga…"
Satu persatu orang-orang di kelompok dua mencocokan yang ada di buku dan atlas kecuali Micah yang terdiam sambil menopang dagunya.
"Haaaah… encok, encok…"kata Micah sambil senyum-senyum sendiri. Para kelompok dua pun hanya bisa sweatdrop mendengar kata encok yang kedua kalinya dari Micah.
"Nomor… ukh… aku capek!"keluh Nori.
"Aku juga…"sahut Mist.
"Sudah biarin aja salah gin, nanti waktunya habis."kata Skye sambil menutup buku tulisnya.
"Iya… sudah jam dua belas kurang."ucap Claire melihat jam (Yui: sekedar catatan, karena puasa sekolahku pulang cepat).
"YESSSS! ! Selesai! ! !"seru Micah riang gembira.
Felicity dan Mist mulai mengembalikan mejanya seperti semula, sedangkan yang lainnya duduk di kursi masing-masing. Setelah sang guru memberitahu waktunya pulang, Micah segera memasukan buku IPSnya ke dalam tasnya, tapi ia dikejutkan dengan adanya plastik di dalam tasnya. Awalnya ia memperhatikan plastik itu dengan wajah keheranan, tapi dia segera membuangnya ke sembarang tempat, disambut Kai yang tertawa.
"Kenapa ketawa-ketawa sendiri Kai?"Tanya Micah bingung.
"Ahahaha. Nggak, tadi kamu sama si plastik w Ahahaha! XD"Kai kembali ketawa. Micah hanya mengangguk-anggukkan kepalanya dan memasang tasnya kemudian duduk.
Singkat kata, para murid kelas 6-A sudah selesai berdoa, saat-saat mereka berbaris di samping meja mereka telah tiba. Skye, sebagai ketua kelas maju ke depan untuk memilih barisan mana yang pulang duluan. Tapi saat Skye ingin maju ke depan…
"Haaah… capek… loh?"Skye tidak bisa berjalan karena seperti ada yang menarik tasnya, jelas saja, orang gantungan kuncinya (yang kosong) tersangkut dengan kancing tas milik Gaius!
"Eh apa ini! Betul-betul nah!"protes Skye sambil tetap berusaha berjalan. Gaius hanya bisa sweatdrop dan melepas gantungan kunci Skye dengan kancing tasnya. Skye yang telah bebas segera berjalan ke depan untuk melakukan tugasnya.
Yah, begitulah. Suasana mulai memanas, semua barisan memperebutkan hak untuk pulang paling pertama. Masing-masing barisan berusaha agar bisa berbaris serapi mungkin. Serta Skye yang entah kenapa ketawa-ketawa sendiri.
'PASTI BARISANKU!'batin orang-orang dari masing-masing barisan dengan mata berapi-api.
Skye mulai mengangkat tangannya dan menunjuk sebuah barisan…
Barisan satu…
Dan author kecewa seketika (pembaca: he? Kok author-nya yang kecewa?)
.To Be Countinued
