Naruto milik Masashi Kishimoto

Sedikit delusi saya dari scene manga chapter 699

.

.

Naruto baru tahu kalau ternyata saat perang usai itu rasanya damai sekali, seolah-olah tidak akan ada lagi perang yang sama, kebencian yang sama… karena semuanya sudah berakhir.

"Sepertinya mulai sekarang aku harus belajar menyumpit ramen dengan tangan kiri…" gumam Naruto, terengah, menatap penuh angan pada langit diatas kepalanya.

Sasuke menimpali, "Bukannya Godaime bisa mengembalikan tanganmu?"

"Tangan kita," koreksi Naruto, "dan itu tidak terjadi dalam semalam, tahu. Teme."

"Apa yang akan kau lakukan?" mengabaikan Naruto, Sasuke menoleh pada si pirang, menemukan tiga garis di pipi Naruto yang selalu Sasuke ingat setiap nama si pemuda terlintas di benaknya.

Naruto tersenyum riang, menjawab dengan semangat berlebihan, "Tentu saja aku akan jadi Hokage!"

"Hm, baguslah."

"Kau akan ikut bersamaku, kan, Sasuke?"

Keduanya saling pandang, saling memohon. Sasuke dengan egonya yang telah patah, dan Naruto dengan keras kepala-nya yang mulai pudar. Pertarungan terakhir mereka membuka mata keduanya, bahwa tidak ada satu pun hal yang dipaksakan akan berakhir bahagia. Karenanya mereka berhenti untuk memaksa, dan memulai untuk berharap.

"Aku akan tinggal sampai kau dinobatkan."

Sinar di mata Naruto perlahan meredup.

"Sasuke… kau mau pergi ke mana lagi? Kalau kau tidak mau tinggal karena terus teringat masa lalu, aku akan membantumu melupakannya. Ki-kita bisa membuat kenangan indah bersama teman-teman! Tidakkah kau ingin—"

"Naruto," Sasuke berpaling, "maaf."

Tidak.

Tidak.

Tidak lagi.

Naruto telah kehilangan Sasuke berkali-kali dan karenanya dia mencoba mengejar pemuda Uchiha itu dengan sekuat tenaga. Dia telah mengerahkan semuanya; tubuhnya, batinnya, hanya agar Sasuke berbalik dan kembali pada Konoha.

"Aku memang tak bisa tinggal lama, tapi aku akan membersihkan namaku dan menjadi shinobi Konoha lagi. Janjimu untuk membawaku pulang telah kau tepati."

Sasuke ingin terus berlari, tapi kaki Naruto telah patah.

"Ini… bukan tentang janji…"

Naruto tidak bisa menahan bulir air mata yang jatuh di pipinya.

"… jangan pergi lagi, Sasuke…"

Karena kali ini Naruto tidak akan bisa mengejarnya lagi.

Sasuke tahu mereka sama-sama terluka. Dia ingin tinggal, tapi dia tak seperti Naruto yang bisa menerima dan diterima oleh semua orang. Dia Sasuke Uchiha; penghianat desa. Tidak mudah untuk Konoha mempercayai Sasuke setelah apa yang dia lakukan, meskipun Sasuke juga telah menjadi pahlawan sekarang.

Tapi

Sasuke menoleh lagi, memandang Naruto yang menyeka air matanya, kemudian tersenyum tipis.

"Hei, Dobe."

"Hm… apa?"

satu-satunya orang yang peduli pada Sasuke lebih dari siapa pun…

"Kau itu penerus terakhir Namikaze-Uzumaki, kan?"

ada disini.

"Eh? Kenapa kau bertanya begitu?"

"Aku juga penerus terakhir Uchiha."

"Teme—"

Sasuke menyeringai, "Itu berarti kita sama-sama tidak punya keluarga, kan?"

Naruto mengerjap-ngerjap, "Sebenarnya apa maksudmu, sih?"

Karena itu—

"Bagaimana kalau kita tinggal bersama?"

Sasuke akan tinggal untuknya.

"… Eh?" perlahan-lahan wajah Naruto menjadi merah padam, "Sa-Sasuke, kau—"

"Hn. Aku hanya akan tinggal kalau denganmu saja. Bagaimana?"

"Cih—teme!"

Hanya untuknya.


.

Saya baru selesai baca Naruto... telat banget orz