Holaa…

Lyra kembali dengan sebuah fic multi chap! #TereakGaje. Untuk yang minta sequel NS, nanti Lyra usahain. Soal ff PHMH, Lyra udah bilang. Tenang aja, bakal Lyra lanjut…-_-

Seperti biasa, newbie ini menerima kritik, saran, maupun flame.

Untuk pertanyaan di PM:

-Umur asli Lyra? 13 tahun. Tercatat 1 SMA. Tapi Lyra sekarang 31 tahun. Manggilnya Halmeoni ya?

-Sejak kapan kenal fanfiction? 2 tahun yang lalu. Fandom Naruto. 6 bulan yang lalu pindah haluan ke Screenplay. Hampir setaun jadi fujo. Jelas? Semoga.

-Pair? WonKyu, HaeHyuk. Tapi Lyra belum berani baca ff selain WonKyu. Wae? Pernah sekali Lyra coba baca ff HaeHyuk, tapi slight KyuMin. Dari situ ampe sekarang Lyra gk berani baca ff selain WK Happy end. Lyra benci WonKyu Crack! Lyra cemburuan. Jadi dari pada sakit hati, mending minggat. Sorry buat yang minta ChangKyu ato …XKyu. Lyra gak kuat.

Euum, pernah terbesit pengen baca ff Exo ato DBSK. Tapi gak kesampaian feelnya. Coz Lyra Cuma fans Suju. Itupun baru sekitar 5 bulan yang lalu, berawal dari gak sengaja kesasar di ff Screenplay. Terlambat banget ya? Emang! Dulu waktu zaman K-Pop merajalela, Lyra gk ikut. Malah Lyra benci banget K-Pop. Kyuhyun termasuk list hitam.

Lyra dulu Kyu Haters!

Kalo ngumpul, suka bongkar file temen lalu hapus semua foto-foto Si Evil itu. Jahat? Biarin. Mereka marah? Gak ngaruh! Makanya ampe sekarang Lyra bingung kenapa bisa cinta ma tu setan. Di jampi-jampi kali ya?

Udah ah bacotnya. Langsung aja ya…^^

WARNING : BL, GaJe, bahasa aneh, alay, fic ngasal, NEWBIE berlumur kekurangan.

Title: The One

Cast : Kyuhyun, Jonghyun, Taemin, Siwon, and Other.

Genre : Tentuin sendiri ya..

Disclaimer : SuJu milik SMent, membernya punya Tuhan. BabyKyu punya Lyra seorang #Plak!

Rate : T

Dia tak pernah meminta lahir di keluarga ini. Dipaksa untuk menjadi manusia tanpa hati. Benci ketika setiap mata memandangnya sinis, marah saat orang-orang berjas itu meletupkan pelurunya, dan sedih kala orang tuanya bahkan tak pernah menatapnya, menjadikannya seperti robot dengan tali boneka. Tidak, dia bukannya tidak diinginkan dalam keluarga itu. Dia diinginkan, atau… dibutuhkan lebih tepatnya. Karena di setiap hal berharga, dibutuhkan sesuatu yang 'tidak berharga' untuk melengkapinya.

Kyuhyun manusia. Hatinya hati yang dapat terluka. Tapi bahkan ketika dia mulai menyerah dengan keluarganya, setitik benci tak pernah dapat tumbuh di hatinya. Lahir di keluarga ini bukan keinginannya... Tapi lahir di keluarga ini merupakan hadiah paling berharga baginya.

Bagi seorang Kyuhyun yang selalu hidup sebagai bayang-bayang.

.

.

.

"Appa, bisakah kita semua berlibur seperti Minho? Kata Minho liburannya ke Mokpo kemarin sangat menyenangkan!" Kyuhyun berjujar riang. Bocah 6 tahun itu menggenggam tangan ayahnya manja.

"Berhenti menginginkan hal tak berguna seperti itu, Cho! Terlalu banyak waktu berharga yang akan terbuang sia-sia untuk keinginanmu itu! Dewasalah!"

.

.

.

"Tembakanmu meleset lagi! Berhenti menutup matamu saat menembak!"

Kyuhyun bergetar ketika ayahnya membentak keras. Jemarinya mempererat genggaman pada gagang pistol itu. "Tidak bisakah kita memakai papan sasaran saja, abeoji?"

"Apa kau pikir nanti kau akan berurusan dengan patung? Kibum bahkan bisa jauh lebih baik! Kau kudidik bukan untuk menjadi pengecut! Bunuh rusa itu dengan pelurumu atau kau mati kutembak!"

Dan mata bocah itu hanya dapat mengikuti punggung ayahnya yang mulai melangkah menembus hutan. Selalu seperti ini, tapi hatinya belum terbiasa. Tidak bisa.
Memejamkan matanya, Kyuhyun mencoba mengumpulkan keberanian. Dia bahkan sudah mulai hapal setiap jengkal hutan ini sejak 2 hari yang lalu. Tubuhnya sudah menjerit kelelahan. Kyuhyun tahu, dia merindukan rumah. Tapi untuk pulang, dia membutuhkan minimal 3 ekor rusa tanpa nyawa dengan pelurunya yang bersarang di titik vital hewan itu. Ayahnya bukan appa Minho yang humoris, bukan juga abeoji Taemin yang penyayang. Tidak, ayahnya tak pernah main-main. Dia tak ingin menambah luka basah di tubuhnya. Tidak, Kyuhyun tak mau.

.

.

.

"Yeobseo? Mereka menyerang. Tuan muda Kibum ada di sektor barat. Pasukan khusus kita sedang menuju kesana. Tuan muda kekurangan penjagaan. Kami menunggu perintah, sajang."

"Bawa Kyuhyun! Kau segera ke sektor barat. Tinggalkan Kyuhyun di sana bersama sebagian pasukan khusus dan bawa Kibum! Pastikan Kibum tak terluka! Jangan membuat kecurigaan dan persenjatai area pelabuhan Namsong!" Tuan Cho memberikan perintah dengan tegas, gurat panik jelas tercetak dari wajahnya yang memerah marah. Hal ini tak masuk rencana.

"Tapi bukankah tuan muda Kyuhyun baru saja pulang dari pelatihan lepas? Kudengar dia demam dan sempat pingsan sore tadi. Tidak bisakah kita memutar rencana dan menahan tuan muda Kibum di sektor barat selagi kita menyerang pihak musuh? Dari informan terakhir, mereka masih berada di sekitar area pelabuhan."

"Terlalu beresiko! Segera jalankan perintahku dan pastikan Kibum aman!" Tuan Cho memutus sambungan dengan gusar dan segera melangkah keluar setelah meraih pistol hitamnya.

Meninggalkan seseorang yang meringkuk di balik pintu. Diam dengan mata basah.

"Yeobseyo, Samchon! Maukah kau menemaniku jalan-jalan? Kyu tunggu di kantor abeoji ne?!" Suara ceria itu terdengar nyata. Nyaris tanpa kebohongan. Tapi di akhir sambungannya, Kyuhyun terisak kecewa. Hatinya tak dapat berbohong.

Setidaknya Kyuhyun mengerti, Kibum membutuhkannya. Dan Kyuhyun siap menjadi pelindungnya, menjadi tameng yang tak berharga.

.

.

.

"Berhentilah menangis. Wajah manismu jadi sangat jelek."

"Kau merayuku?"

Namja kecil itu terkekeh jahil. "Mungkin. Menurutmu?"

"Kau aneh."

"Yaak! Setidaknya hargai aku yang sudah membelamu!"

"Aku tidak meminta."

"Itu karena aku memiliki hati yang baik!"

"Ani. Kau menyukaiku."

What the?!

Namja kecil itu membulatkan matanya kaget bin heran. Please deh, wajah manis bocah di depannya ini benar-benar menipu. Dengan kata-kata menyebalkan dan tingkat narsis yang menghawatirkan. Ck, dia berani bertaruh dengan suluruh magnet kulkas yang dimilikinya, wajah manis itu telah menipu banyak orang.

"Hhh… Nde. Aku mencintaimu. Apa kau puas, iblis?"

Bibir plum itu menyeringai tipis. "Aku tidak mencintaimu, kuda."

Apakah akhirnya dia bisa mengecap bahagia?

.

.

.

.

Just Prolog. Kalo ada yang suka, Lyra bakal lanjut. Review ne? Setidaknya hargai kerja keras Lyra…-_-

Gumawo…#Bow