Move to fast.. and Burn to bright..
When you saw me..
Warn:
KrisYeol ft. KaiHun/HunKai/SeKai/JongSe
.
.
.
Trouble
Ku fikir semua yang terjadi disaat kau ada adalah kecelakaan besar. Kau adalah semua titik kesalahan dari segala kesalahanku. Dimana kekuatanku menjadi lemah karenamu. Kegilaanku bersamamu. Dan semua hariku menjadi bulat dan kembali padamu. Betapa kau ingin kuhilangkan.
I'm trouble because of you..
.
.
.
KrisYeol
Dedicated for all KrisYeol Shipper
From BocahLanang©
Tirai debu menjulang tinggi.
Kencang angin menerpa lapangan luas tanah.
Menyapu debu-debu hingga mengepul lagi dan lagi.
Mengaburkan pandangan. Membuat beberapanya menutup mata dan sebagian besar memicing menghalau. Tetapi tidak untuk seorang pemimpin kelompok yang berdiri angkuh didepan. Dibelakangnya seratus lebih anak buahnya menunggu. Kelompok phoenix.
Mata pemimpin itu menatap bulat-bulat kedepan. Tubuh tingginya terlihat mencolok dibanding seratusan anak buahnya yang lebih pendek darinya.
Didepannya berdiri sosok tinggi juga. Bersama pula dengan ratusan anak buah. Ia dan anak buahnya jelas menatap mereka sebagai musuh.
Matanya mampu membaca jarak ia berdiri dengan kelompok besar didepannya.
Tiga puluh meter.
Tubuhnya putih berdiri didepan, otaknya berfikir cepat membaca kemungkinan dari setiap perkelahian yang dapat terjadi pada lapangan tanah gersang ini demi kemenangan kelompoknya.
Rambut silver, poni panjang menutupi dahi hingga kelopak mata. Bibir tebal melengkung kebawah dengan tindik rantai di kanan. Telinga peri dengan lima anting menjuntai berwarna perak disetiapnya. Kedua matanya bulat penuh dengan iris biru terang. Kemeja putih yang dikeluarkan dari celana hitam seragam. Sebelah tangannya yang menyampirkan jas sekolah hitamnya pada pundak kokohnya. Dan sebelah tangannya lagi dengan santai mengapit sebuah puntung rokok pada dua jarinya. Kulit putihnya bersinar diterpa cahaya matahari tengah hari ini.
Atmosfer ketegangan tidak menyusut.
BRRRMMMM!
Sebuah motor sport hitam Aprillia dikendarai dengan cepat oleh seorang lelaki dengan jas hitam dan celana hitam juga. Memutar menimbulkan kabut debu membumbung tinggi mengepul bagai tirai setinggi tiga meter diantara dua kubu kelompok ratusan orang yang saling berhadapan di lapangan tanah ini.
Motor itu kemudian berbelok lurus menuju pemimpin Phoenix. Melaju dengan kecepatan penuh seolah berniat menabrak mati, namun pemimpin itu masih diam berdiri kokoh menatap kepulan debu tanah yang mulai menyusut, menampilkan kembali sosok pemimpin kelompok lawannya hari ini. Dengan rambut mohawk dan kacamata hitam.
Pakaian mereka biru tua. St. Alfonse XI SHS. Ia baru tahu kalau sekolah pintar itu memiliki kelompok brutal. Genk sekolah dengan anggota seratus lebih. Dan pemimpin itu.. ia baru pertama kali melihatnya.
Motor sport itu melesat semakin kencang setelah pemuda yang mengendarainya itu memutar gasnya lebih kebawah.
CKIIITT..
Kepulan asap timbul bersamaan dengan motor sport yang di rem mendadak didepan pemimpin Phoenix. Membuat ban belakang motor naik setinggi enam puluh senti, bersamaan dengan pengendara yang membuka helmnya.
Waktu seolah berjalan lama.
Rambut dark brown terlihat amat halus ketika terbebas dari kungkungan helm hitam fullface yang ia kenakan.
Kedua mata sayu menggoda menyorot lurus pada kedua mata bulat biru pemimpin itu. Sebuah seringai miring tercipta pada bibir tebalnya setelah ia menyadari tidak ada perubahan ekspresi sama sekali dari sosok tinggi pemimpin didepannya. Tidak ada ketakutan sama sekali.
"Kau tidak takut mati kulindas remuk rupanya.. Park Chanyeol.." dibuangnya helm fullface ditangannya hingga jauh ke kanan, menimbulkan bunyi remuk mengerikan. Lalu detik kedua ban motor bagian belakangnya yang terangkat membuatnya terjorok kedepan itu kembali mendarat kembali ke tanah lapang.
"Singkirkan motor busuk berisikmu.. Kim.. Jong.. In" bibir pemimpin itu berujar lirih namun tegas. Tindik rantai sepanjang dua senti bergerak indah. Kalimatnya sebagai seorang pemimpin genk sangat berharga.
Jongin melajukan motor sport hitamnya mengelilingi Chanyeol dengan mudah, membuat debu beterbangan membumbung tipis lalu berhenti tepat disamping pemimpin bertindik itu. Dengan jarak hanya dua senti. Sedikit saja salah perhitungan, maka Chanyeol akan terserempet motor sport besarnya.
Dengan cepat tangan Jongin dengan sarung tangan hitam itu menarik leher putih Chanyeol.
Namun kemudian Jongin kembali terkekeh menyadari tubuh Chanyeol yang tidak bergerak sedikitpun meski ia sudah menarik cukup kuat leher itu tadi. Terpaksa ialah yang sedikit condong kesamping pemimpin tinggi disampingnya.
Mendekatkan bibirnya pada telinga dengan lima tindik rantai menjuntai mengikuti gravitasi.
"Aku tahu.. kau pasti bertanya-tanya kenapa sekelompok orang cerdas bisa menantang kita.. Biar kuberi tahu kau.. Mereka kelompok Monster. Ketuanya yang berdiri didepan, dia Namjoon. Lima anak buahnya menghajar satu anak buah kita tadi malam" bibir Jongin berbisik serak pada telinga Chanyeol.
Sekarang Chanyeol tahu alasan kenapa anak buahnya memohon agar ia turun tangan. Kelompok Monster ternyata cukup banyak juga. Tapi ia masih tenang. Apa yang bisa diandalkan dari orang-orang pintar? Mereka tidak melatih kekuatan mereka secara maksimal.
Kelompoknya berisi orang yang kuat. Chanyeol yakin anak buahnya yang lebih dari seratus ini bisa mengalahkan dengan mudah. Lantas apa yang membuat mereka memohon agar ia turun tangan? Apakah ada perangkap licik yang anak-anak pintar itu bawa? Mengingat daya tahan tubuh Chanyeol adalah yang terhebat.
Menyadari tidak adanya reaksi dari pemuda putih berambut silver disampingnya, Jongin memicingkan mata sayunya menjadi tajam. Dijulurkan lidah bertindiknya.
"Bicaralah Yeol.." dijilat telinga peri pemimpin satu kelompoknya.
"Bajingan!" ketua Phoenix bersurai silver itu mengumpat dengan geraman tertahan. Suara serak khas dari seorang Park Chanyeol mampu membuat lebih dari dua ratus orang dalam lapangan gersang itu pucat dan memasang kuda-kuda.
BUAKKHH!
Secepat detik, tangan kanan Chanyeol meninju dagu Jongin hingga menimbulkan suara cukup keras.
BRUGHH!
"FUCK YOU! KAU MENINJU ADIK SEPUPUMU SENDIRI BAJINGAN!" gertakan keras Jongin keluar setelah ia dipukul telak hingga keseimbangan pada motornya oleng dan ia terjatuh bersama motor sport hitamnya.
Diludahkan cukup jauh darah hasil tinjuan keras Chanyeol yang berhasil membuat lidahnya hampir putus berdarah deras.
Ia belum sempat menarik mundur lidahnya yang barusaja menjilat telinga penuh tindik rantai dingin Chanyeol, tapi serangan tiba-tiba yang kuat berupa tonjokan tepat mengenai dagunya.
"Menyingkir saja kali ini. Pukulanku termasuk satu dari tiga puluh yang akan kau dapatkan dari genk Monster jika kau ikut tawuran ini" kedua mata biru bulat Chanyeol masih menatap lurus pada Namjoon. Mengabaikkan sepupunya yang lebih muda, yang ia tinju ringan namun cukup kuat untuk membuat pingsan lawan ingusan.
"Aku bukan anak lemah. Kau bisa menjadi pemimpin genk sekolah kita. Aku akui kau jauh lebih kuat dariku. Tapi aku juga punya reputasi cukup kuat di sekolah. Tidak mungkin kau tidak melibatkanku, hyung" Kai dengan mudah bangkit bersama motornya, seolah kaki kirinya yang tertimpa motor besarnya itu tidak sakit sama sekali.
"Menyingkir. Ini bukan lapangan tandingmu. Kau tahu sendiri kenapa aku turun tangan" tangan kiri Chanyeol membuang rokoknya. Lalu mendorong tegas pundak sepupu muda berkulit tan sexy disamping kirinya itu.
"Chanyeol kau benar-benar bajingan keparat!" sudah siap Jongin dengan kepalan tinjunya meski ia masih duduk di motor sportnya. Ia tahu jelas jika Chanyeol turun tangan langsung memimpin sebagian anak buahnya ini, maka pertarungan ini akan mati-matian.
Dan Jongin tahu.. Namjoon. Ketua kelompok Monster.
Adalah orang yang cukup tangguh. Pukulannya cukup kuat untuk membuat orang pingsan. Dan satu-satunya yang bisa melawan orang sekuat Namjoon adalah Park Chanyeol. Ya.. hanya Park Chanyeol.
Karena Chanyeol memiliki tubuh kuat dengan ketahanan tubuh hebat. Dia adalah anak yang dikaruniai Tuhan dengan tubuh sempurna, bahkan seisi dunia iri padanya.
Jongin pernah bertarung dengan Z. Tao. Pemimpin gank sekolah lain juga. Ia kalah. Meski begitu, ia yang pernah melawan seorang Park Chanyeol tahu jelas.. Park Chanyeol jauh diatas Z. Tao. Jauh diatas semuanya.
Kepalan tangan Jongin semakin kuat hingga buku-bukunya memutih. Jongin sendiri iri pada Chanyeol.
Seratus lebih kelompok Phoenix dibelakang mereka memasang kuda-kuda. Bagaimanapun juga, mereka harus siap fisik untuk melerai perkelahian 'ringan' antara pemimpin dan saudaranya. Karena walau bagaimanapun, pertengkaran ringan saudara itu termasuk mematikan bagi mereka. Pukulan mereka tidak main-main.
"Kau kuajukan untuk menjadi pemimpin selanjutnya. Jangan sembrono dulu untuk sekarang.. Jongin" akhirnya mata biru Chanyeol menyorot pada Jongin disampingnya. Aura pemimpin menguar jelas pada Chanyeol. Membuat Jongin harus meneguk ludahnya susah payah.
"Eat your shit and die man!" Jongin meludahkan darahnya pada lengan kemeja putih Chanyeol. Memberi warna kontras. Sebelum akhirnya mesin motor sport itu ia hidupkan.
BRRRMMM!
Kembali gesekan dua ban itu membentuk kepulan debu tinggi. Begitu Rem ia lepas, motor sport hitam yang dikendarai Jongin melesat dengan cepat. Bunyi mesinnya mampu menggetarkan kulit mereka yang tidak siap pada Phoenix.
Untuk saat ini, biarkan Jongin pergi. Sosok lelaki berkulit tan itu menghilang di belokan jalan.
"Ya. Pada akhirnya kau tetap ikut bertarung bersamaku, ya kan.. Jongin?" bibir bertindik Chanyeol berkata lirih. Mata birunya menatap pada darah Jongin yang menodai lengan kemejanya.
"Dengan darahmu saja sudah cukup, adikku sayang" bibir Chanyeol mengeluarkan seringaian tajam. Aura disekitarnya berubah mengerikan. Anak buahnya menatap takut.
Park Chanyeol tidak main-main.
"Sang Phoenix" suara lelaki terdengar berat. Mengalihkan pandangan Chanyeol.
"Kau salah telah memancing pemimpin keluar.. Rap Monster" jas hitam Chanyeol berkibar dihempas angin.
Seiring dengan Namjoon yang juga melepas kacamatanya. Membuangnya jauh. Kedua benda itu jatuh ke tanah lapang yang gersang.
Detik itu juga, kelompok Phoenix dan Monster berlari kencang berlawanan arah saling mendekat.
Bertabrakan dan menerjang penuh amarah.
Saling menyerang, memukul, menendang, dan menonjok brutal. Perkelahian tidak dapat dicegah. Duaratus lebih orang disana saling memukul dan membunuh dengan tangan kosong.
Darah mulai mengotori coklatnya tanah.
Beberapa mulai tumbang.
"Sebuah kehormatan.. bisa melihat sang Phoenix Silver secara langsung. Kau sangat indah" seringaian Namjoon dengan kalimat tulusnya terdengar bagai ejekan di telinga peri dengan sepuluh tindik rantai lelaki bersurai silver itu.
Tanpa Chanyeol sadari.. Namjoon memiliki perasaan padanya. Maka dari itulah, tawuran mati-matian ini terjadi.
"Kubereskan kau dan ratusan anak buahmu dalam lima menit" kedua mata biru Chanyeol tidak berkedip sekalipun. Seringaian tajam terukir di bibirnya.
Cring.. Cring.. Cring..
Bunyi gemerincing rantai tindiknya yang masing-masing sepanjang tiga senti, menandakan ia sudah bergerak cepat.
BUAKH!
"Arrghh!" teriakan Namjoon membuat perkelahian disekeliling berhenti. Sementara yang lain yang tidak mendengar, puluhan lain yang berjarak cukup jauh dari pusat pertarungan dua pemimpin, masih mencoba mengalahkan lawan masing-masing.
Namjoon jatuh terkapar hanya dengan satu pukulan sebelah tangan Chanyeol.
Darah dengan deras mengalir dari hidungnya yang patah. Langsung terlihat warna lebam pada bagian pangkal hidung.
Chanyeol tidak main-main.
"Jangan lengah" suara berat Chanyeol beriring dengan kepalan tangannya. Chanyeol berlari cepat. Meloncat tinggi dengan matahari diatasnya membuat tubuhnya bercahaya dan rambut silvernya seolah menyala.
Bias matahari yang menyorot kepulan debu seakan menggambar dua sayap megah terbentang pada punggungnya.
"Beautiful Silver Phoenix.." lirih Namjoon berujar sembari mencoba bangun sebelum Chanyeol mendarat padanya.
BUGGHH! DAKK! BRUGHH! BUAKHH!
Tangan kanan Chanyeol memukul tengkuk Namjoon. Bersamaan dengan merunduknya lelaki tinggi itu, kaki kiri Chanyeol segera menekuk. Memberikan tendangan lututnya dengan cepat, menghantam kuat dagu Namjoon sehingga ia mendangak kembali.
Belum puas membuat tengkuk dan dagu lawannya luka berdarah dan retak, kaki kiri Chanyeol segera menapak maju selangkah. Detik berikutnya, kaki kanannya dengan cepat terayun. Terangkat tinggi, menendang tepat pada pelipis pemimpin Monster. Membuat tubuh tinggi itu terpental cukup jauh. Bahkan Namjoon merasakan telinganya berdengung kuat pasca tendangan keras dari kaki Chanyeol.
Dengan terengah Namjoon berusaha berdiri dengan sebelah mata tertutup karena pelipis kanannya yang mengalirkan darah. Gesekan dengan sepatu pemimpin Phoenix itu ternyata mampu merobek kulitnya. Teknik yang digunakan Chanyeol sangat tinggi. Padahal Chanyeol hanya menggunakan sepatu airmax biasa yang ringan bahkan terlihat mustahil untuk membuat sebelah telinganya tuli dan pelipisnya berdarah deras.
GREP!
"Aku dewa kematianmu kalau kau tidak menarik mundur anggotamu" suara dingin Chanyeol yang berat terdengar jelas pada telinga kirinya yang masih normal. Chanyeol dengan mudah menggenggam kerah kemeja Namjoon, mengangkat tubuh yang lebih tinggi beberapa senti darinya hanya dengan satu tangan saja.
Membuat Namjoon terkekeh, otot Chanyeol yang polos.. bagaimana bisa mengangkat tubuhnya yang ia yakin lebih berat dari tubuh Chanyeol sendiri.. hanya dengan tangan kiri.
"Park Chanyeol.. hah.. kau luar biasa.. hh" suara Namjoon bahkan terdengar tersengal. Diserang pada kepala benar-benar titik terlemah manusia.
"Aku sudah biasa mendengar itu" kedua mata bulat Chanyeol yang berwarna biru menyorot dalam meski debu tanah lapangan gersang ini sempat menghembus keduanya dan sebagian lain anggota yang sibuk mengalahkan masing-masing lawan.
"Tapi menyerang kepala itu.. bukan sikap seorang pria.. hha.. uhuk.. hh" darah keluar dari bibir Namjoon. Ia merasa hidungnya benar-benar penuh dengan darah hingga ke mulutnya.
"Kulakukan ini agar kau bisa berjalan dengan kakimu sendiri menarik mundur anggotamu.. Keparat" kedua mata Chanyeol terpejam. Pundaknya terlihat terangkat perlahan. Menarik nafas dalam.
"Oh, kau benar-benar malaikat.. masih memikirkan lawan meski ini taruhan nyawa.. kau kejam dan baik disaat yang bersamaan, kau cantik.. Park Chan-"
BUAKKGGHHH!
Perkataan Namjoon berhenti begitu sebuah pukulan tangan Chanyeol yang tidak ia gunakan untuk mengangkat tubuh Namjoon serasa bagai serudukan sebuah banteng di Mexico. Rusuknya terasa patah.
Chanyeol memukul tepat pada bagian bawah jantungnya.
"ARRRGGH!" suara erangan kesakitan dari ketua Monster itu mampu membuat beberapa anggota Monster dan Phoenix yang bergelut disekitar merinding ketakutan. Mereka seolah merasakan betapa sakitnya pukulan yang diterima Namjoon.
BUAKH!
"Enyah kau" dengan mudah Chanyeol menghempaskan tubuh tinggi lelaki yang sedari tadi dicekik tinggi oleh tangan kirinya, belum sempat tubuh Namjoon mendarat ke tanah gersang, kedua kaki panjang Chanyeol berlari cepat mengejar. Mata kiri Namjoon yang samar-samar itu melihat kepalan tangan kanan Chanyeol tersimpan pada sisi tubuh indah sang silver phoenix.
Hanya senyuman yang dapat Namjoon berikan. Kenyataannya, silver phoenix memanglah raja dalam setiap medan arena tawuran genk.
Ia bisa melihat raut wajah dingin Chanyeol dengan dekat. Seolah waktu berhenti.
Kedua mata biru bulat itu sangat indah. Namun gelap. Ia tidak melihat refleksi dirinya didalam sana. Kulit putih dan bibir merah perpaduan jingga.
Tubuh Namjoon sebentar lagi mendarat keras di tanah lapangan, namun Chanyeol berlari cepat menghampiri, dan tangan kanannya mengepal kuat.
Semua tahu apa yang akan terjadi.
Silver Phoenix adalah yang tercepat dan terkuat. Serangan mematikan dalam perang. Indah dan berbisa disaat yang bersamaan. Pemimpin terkuat dan terkejam.
BUUUAAAAKKKHHHH!
Semua orang yang sebelumnya bertarung disekeliling mereka akhirnya hanya mampu mengamati.
Bagaimana dengan cepat Chanyeol melepaskan tinjuan mautnya. Bagaimana tubuh Namjoon yang semula ditarik oleh gravitasi itu melambung tinggi.
Bagaimana pukulan kuat Chanyeol melesak dalam pada tengah-tengah perut Namjoon. Bagaimana bunyi memekakkan itu seolah merusak lambung lelaki pemimpin genk Monster.
Bersamaan dengan itu, pengelihatan Namjoon mengabur.
Tubuhnya terasa terpental tinggi.
Samar-samar ia mendengar suara Chanyeol yang lantang mengeluarkan aura kepemimpinannya. Terdengar hingga seluruh anak buah dua genk yang masih berdiri. Yang belum tumbang mengenaskan mencium tanah kering lapangan.
"Yang tidak ingin mati, pastikan Silver Phoenix tidak keluar dari singgasananya!" dengan cepat Chanyeol berlari membabi buta. Menyerang dengan tangan kosong dan tendangannya.
Mematahkan leher anak buah Monster dengan pitingan dan rolling bantingan.
Memukul telak pada rusuk mereka. Beberapa ia patahkan tulang keringnya. Darah lawan mengotori buku-buku jarinya. Tapi tidak untuk mengotori kemeja putihnya.
Hanya Kai yang boleh mengotorinya.
Pada saat anggota Monster ke 37 yang telah Chanyeol lumpuhkan, barulah tubuh Namjoon jatuh ke tanah setelah terhempas sepanjang delapan meter.
Gesekan dengan tanah dan batuan tajam yang kering sudah membuat kemejanya terkoyak dengan rembesan darah.
Ia melihat Chanyeol menyerang dengan gesit dan memukul dengan kuat semua anak buah Monster semudah menjentikkan jari.
Tidak ada setetespun keringat yang keluar.
"Pergilah sebelum kalian yang tersisa ikut dibantai ketua kami!"
Setelah salah satu anggota Phoenix berambut metalic menggertak dua puluh anak buah Monster yang tersisa, lapangan gersang yang semula riuh dengan pertarungan itu menjadi sunyi.
Mata kiri Namjoon melihat Chanyeol yang berdiri angkuh membelakanginya.
Sebuah mobil limosin hitam yang sangat mahal berhenti tepat didepan Chanyeol. Dan anak buah berambut metalic itu membukakan pintunya. Membungkuk hormat, diikuti sembilan puluhan anggota Phoenix yang mampu bertahan pada padang lapang pembantaian ini.
Setelah tubuh tinggi indah Chanyeol masuk kedalam limosin.
Gelap segera menyerang Namjoon.
Silver Phoenix.. penyerang mematikan yang anggun. Dia akan segera sembuh dari segala apapun yang menyakitinya.
Karena dia adalah pemimpin pertarungan maut.
-tbc-
Trouble
Hai!
BocahLanang Comeback with this FF!
Y33Y!
Ini FF KRISYEOL! Y333YYYY!
FF ini terinspirasi dari lagunya Taylor Swift-Trouble.
Kalian yang denger lagunya, nanti kalau bisa maksa-maksa dikit(?) bisa kok dijadiin FF ini, hehe
Oke, review ya..
Inget! Ini mainpairnya KrisYeol!
Gue gak tanggung jawab sama pair HunKai/KaiHun nya loh..
Soalnya ini fokus ke KrisYeol. Saya harap kalian mengerti maksud saya..
Salam KrisYeol Shipper! hhe
