Disclaimer: Saint Seiya bukan milikku!
Setting: Selama Abel Chapter (Saint Seiya Movie III)
Pengabdian Singkat Camus
Chapter I: Kebangkitan
Matahari bersinar cerah saat aku membuka kedua mataku dan menyadari bahwa aku sedang berada di dalam peti mati. Saat aku membuka tutup peti mati dan mengambil posisi duduk aku dapat merasakan suasana damai yang berada di sekitar diriku. Aku melihat kedua tanganku dan menoleh kea rah kawan-kawanku yang juga tewas selama pertarungan di Sanctuary membuka tutup peti mati mereka. Saga, Shura, Deathmask dan Aphrodite…Mereka semua melihat dan mengamati ke sekeliling mereka.
"Di mana kita sekarang dan tempat apa ini?" tanya Aphrodite.
"Jadi, kalian semua sudah bangun… Gold Saints?" sapa seorang pria berambut pirang yang memiliki gaya rambut yang hampir sama seperti Seiya. Ia memakai Cloth yang aneh dengan jubah putih pendek dibelakangnya. Ia berjalan ke arah kami dengan diikuti oleh seorang pria berambut merah dan seorang pria yang juga berambut pirang tetapi kelihatan lebih rapih daripada pria berambut pirang yang sebelumnya.
"Siapa kau?" tanya Shura. Satria Capricorn yang terkenal akan kesetiaannya pada Athena itu terlihat curiga pada para pria asing yang ada dihadapannya. Namun begitu, ia tidak berbuat apa-apa.
"Kami Corona Saints. Namaku Carina Atlas. Pria berambut merah yang berada di samping kananku ini adalah Lynx Jao dan pria berambut pirang yang berada di samping kiriku ini adalah Coma Berenike. Bersuka citalah! Karena kebaikan hati Tuanku lah kalian dapat kembali menghirup udara dunia dan dapat melayaninya dan Athena!"
"Athena?"
"Tuan Abel, kakak Athena, turun ke dunia untuk menjemput Athena dan mulai dari sekarang kalian semua akan berpihak pada kami untuk melindungi Abel dan Athena. Sekarang…Jangan buang-buang waktumu! Cepat pakai Gold Cloth kalian dan berlutut di depan Tuan Abel!" ujar Atlas sembari menunduk dan memberi Abel jalan.
Abel berjalan ke arah para gold saints yang baru saja terbangun dari 'tidur panjang' mereka. Abel memakai pakaian berwarna merah dengan simbol matahari pada ikat pinggangnya. Jubah putihnya yang panjang melambai-lambai tertiup angin. Setelah mendengar pernyataan Atlas dan melihat Abel berdidi di hadapan kami, kami semua berlutut . Setelah kakak dewi Kebijaksanaan itu mengangkat tangan kanannya, kami berdiri. Mata birunya yang pucat melihat ke arah kami secara bergantian dan kemudian berkata:
"Jika kalian sudah paham, kenakan gold Cloth kalian dan ikuti kami!" katanya sembari membalikkan badannya dan memberi tanda pada Atlas dan teman-temannya untuk mengikutinya.
***
Matahari sudah berada tepat berada di atas kepala kami saat kami tiba di pondok peristirahatan Athena di dekat hutan. Atlas memerintahkan kami untuk menunggu di pinggir pondok peristirahatan tersebut sementara ia dan kawan-kawannya mengantar Athena. Walaupun kami tidak dapat mendekati Athena, kami dapat melihat senyum cerahnya saat ia berjalan bersama-sama Abel ke pondok peristirahatan. Athena memberi Abel secangkir the dan mereka tampak sedang membicarakan sesuatu yang serius. Semuanya berjalan lancer hingga akhirnya Seiya dan teman-temannya datang.
Satria kuda terbang itu menghardik Abel. Atlas dan teman-temannya yang melihat ulah tidak sopan Seiya langsung berdiri dan lantas dengan angkuhnya memperkenalkan dirinya dan teman-temannya. Ia juga memperkenalkan Abel kepada Seiya dan teman-temannya yang kemudain membuat mereka semua terkejut. Keterkejutan para saint muda tersebut semakin bertambah saat Berenike menunjuk ke arah kami dan mengatakan bahwa kami dihidupkan kembali oleh kekuatan Abel yang mendraguna. Ia bahkan berani menyatakan bahwa Athena akan dilindungi oleh kami mulai dari sekarang.
Setelah mendengar pernyataan Atlas, saint Pegasus itu tampak tersinggung dan menantang Atlas dan Abel. Tindakannya memancing muridku dan teman-temannya yang lain jadi ingin bertarung dengan pemimpin saint Corona. Hyoga dan teman-temannya mundur saat aku memperingatkannya untuk mundur dan mengingatkannya bahwa mulai sekarang Athena dan Abel menjadi tanggung jawab kami dan mereka tidak perlu bersikap keras kepala dan memaksakan kehendaknya untuk melindungi sang dewi kebijaksanaan.
Namun, saint kuda bersayap itu tampaknya benar-benar keras kepala. Ia terus saja menantang Atlas. Akibatnya, ia terluka parah. Setelah Athena dan Abel menghilang dari hadapan mereka, aku melihat Hyoga dan Shiryu bergerak cepat menyelamatkan Seiya dan mengevakuasi saint Pegasus yang ceroboh itu. Sebelum Hyoga meninggalkan kami, ia menoleh padaku dan aku merasa seolah-olah ia ingin mengatakan sesuatu. Akan tetapi ia tampak merasa sangat enggan untuk berbicara denganku dan memutuskan untuk meninggalkan kami karena saat itu aku bersikap dingin padanya.
Bersambung….
