Islam adalah agama yang mengatur segala aspek kehidupan manusia. Mulai dari tata cara makan, berpakaian, bergaul, sampai cara tidur pun, islam sudah memberi petunjuk bagaimana cara melakukan hal-hal tersebut dengan baik. Tentunya semua itu demi kebaikan manusia itu sendiri. Dalam aturan-aturan tersebut berisi perintah dan larangan yang harus ditaati. Akan tetapi, manusia juga makhluk yang tidak pernah luput dari kesalahan, dengan kata lain tidak semua aturan bisa ditaatinya. Hal itulah yang terjadi pada Boboiboy dan Yaya.

Kedua remaja yang menduduki bangku kelas 3 SMA ini rupanya mengabaikan salah satu larangan dalam islam, larangan yang paling sering dianggap angin lalu oleh kebanyakan anak remaja, yakni, pacaran.

Sebenarnya Yaya sangat paham bahwa memiliki hubungan spesial dengan lawan jenis itu tidak diperbolehkan. Tetapi dia tidak bisa menahan diri untuk tidak mengatakan 'Iya' satu tahun yang lalu, saat pemuda bertopi dinosaurus tersebut mengungkapkan isi hatinya dan memintanya untuk jadi pacarnya.

Walaupun telah menjalin hubungan selama setahun, namun Yaya sebisa mungkin tetap menjaga jarak aman dengan kekasihnya. Dia tidak mau melakukan kontak fisik berlebihan seperti yang biasa dilakukan anak jaman sekarang. Bahkan Yaya sering mencibir dan tidak habis pikir, bagaimana anak sd berani melakukan hal-hal yang Yaya sendiri tidak berani membayangkannya.

Selama setahun tersebut, hubungannya dengan sang kekasih berjalan dengan mulus. Pulang bersama, ke kantin bersama, mengerjakan tugas bersama, ke toko buku bersama, dan berbagai kegiatan lain yang mereka lakukan bersama. Hingga pada akhirnya, mulailah muncul permasalahan di antara mereka. Masalah yang dimulai karena kekasihnya meminta satu hal darinya.

Sebuah ciuman pertama.

Disclaimmer: Boboiboy bukan punya saya. Saya cuma minjem karakternya aja.

Warning: TWOSHOT, BBBYaya, romance, pikiran gaje yang memberontak untuk dituangkan lewat ff, mungkin OOC, tulisan spontan, EYDtak sempurna, dll.

A/N

Hai, ada yang inget saya? Yah saya kembali lagi dengan fict otepeh saya nih, siapa lagi kalau bukan BBBYaya… haha… sebenarnya saya mau lanjutin fict yang lain, tapi waktu mikirin plotnya kok yang muncul di otak saya cuma ide gaje ini aja, mainstream sih mungkin. Ah tapi jari saya gatel banget pengen nulis mereka kayak gini, gak tau deh ada yang suka atau nggak. Intinya DLDR lah ya… tenang, ini aman dibaca sebelum berbuka kok,,, haha

Happy reading ^^

.

.

Boboiboy, laki-laki normal berusia 18 tahun yang kehilangan statusnya sebagai jomblo konginetal di bawah pancaran air mancur buatan di taman pulau Rintis. Selayaknya pemuda normal seumurannya, Boboiboy tentu memiliki ketertarikan lebih terhadap makhluk yang disebut perempuan. Jadi wajar dong kalau dia penasaran bagaimana rasanya berciuman.

"Yaya"

"hmm" jawab Yaya dengan gumaman karena mulutnya tengah sibuk menyeruput jus strawberry favoritenya, setelah itu, dia pun kembali membaca novel.

Kedua remaja yang telah naik status dari sahabat sejak kecil menjadi kekasih saat remaja itu tengah menghabiskan waktu istirahat di sebuah kursi memanjang di halaman belakang sekolah. Sang pemuda terlihat ingin mengungkapkan sesuatu, namun sinar di matanya memancarkan begitu banyak keraguan.

"Aku mau cerita nih, boleh gak?" Tanya Boboiboy dengan sangsi.

"Cerita aja" sahut Yaya tanpa mengalihkan pandangan dari novel yang sedang dia baca.

Boboiboy berdehem sebelum memulai ceritanya, "Ehemm… kan gini, kemarin waktu aku mau latihan sepakbola, ternyata baju gantiku tertinggal di loker."

Yaya hanya mengangguk sambil membalik halaman selanjutnya, "Terus?"

Boboiboy menyamankan posisinya, "Nah, karena kalau gak pake seragam club bola gak boleh ikut main, jadi aku memutuskan untuk mengambil baju ganti itu."

"Lalu?" Yaya masih lebih berminat pada cerita di novelnya daripada cerita sang kekasih.

"Kalau mau ke loker kan pasti melewati ruang club fotografi, nah tanpa sengaja aku ngelihat Fang dan Ying di ruangan itu…"

Yaya mulai tertarik mendengarkan cerita Boboiboy, gadis pengendali gravitasi tersebut melirik pada pemuda di sampingnya. Pikirannya diliputi tanda tanya, Fang memang anggota club fotografi, tapi Ying, bahkan Yaya ragu gadis itu bisa menggunakan kamera professional atau tidak, jadi untuk apa dia di sana? Menemani Fang? eh

Seolah bisa membaca pikiran Yaya, Boboiboy segera menyahut, "Aku juga gak tahu apa yang dilakukan Ying di situ, awalnya aku mau masuk menyapa mereka, tapi nggak jadi setelah…" sang pemuda diam-diam menelaah ekspresi yang ditampilkan kekasihnya.

"Setelah apa?" kini Yaya mulai antusias.

"Setelah aku sadar kalau posisi mereka itu deket banget, ternyata mereka berdua lagi selfian pake kamera DSLR." Jelas Boboiboy sementara Yaya hanya ber-oh ria, wajahnya kembali menunjukkan ketidaktertarikan, dia tahu betul gadis chinnese itu memang ratunya selfie, jadi dia tidak heran.

"Tapi kamu bakalan kaget kalau tahu apa yang aku lihat selanjutnya."

"Apa?" ujar Yaya kembali membaca novelnya dengan khusyuk sambil menyeruput jus strawberry miliknya.

"Mereka berciuman"

"Uhuk" Yaya tersedak oleh jusnya, lalu terbatuk-batuk. Gadis itu spontan mengurut dadanya sendiri, sehingga reflek Boboiboy mengusap punggung gadis itu,.

"Makanya, minum itu jangan sambil nafas."

"Uhuk-uhukk" Salahkan pemuda itu karena mengucapkan fakta yang membuat sang gadis lupa cara bernafas saking kagetnya. Setelah beberapa detik barulah gadis itu bisa mengontrol diri, menyisakan sedikit air di ujung kedua matanya.

"Mau aku ambilkan air?"

Yaya segera menggelengkan kepalanya, tidak enak jika harus merepotkan sang kekasih, "Aku udah nggak apa-apa kok, tenang aja." Boboiboy tidak membantah sang pacar, namun wajahnya masih menyiratkan kekhawatiran.

"Maaf bikin kamu kaget gitu, aku juga kaget sih. Kayaknya mereka pacaran, tapi kok gak bilang-bilang ke kita. Awas aja mereka kalau ku temukan, aku tagih PJnya tiket nonton konser Maroon 5 berdua sama kamu." Sahut Boboiboy melanjutkan pembahasan mereka sebelumnya.

Dalam hati Yaya juga setuju dengan Boboiboy, yah dulu sewaktu mereka jadian, kedua sahabatnya itu kecipratan happynya, mereka menagih PJ ke Boboiboy berupa tiket nonton konser Super Junior yang tentunya menguras isi dompet. Untungnya sang pengendali elemen tersebut sedang memiliki banyak uang karena menolong seorang pengusaha sukses di kota saat hendak dirampok.

"Aku nggak nyangka ternyata mereka diam-diam…" Yaya enggan melanjutkan kalimatnya, gadis itu pun segera menepiskan pikiran tersebut dan kembali berkonsentrasi pada bacaannya.

Boboiboy memiringkan badannya ke arah Yaya, "Tapi Yaya… aku juga penasaran."

"Penasaran gimana?" Gadis itu masih asyik dengan novelnya. Merasa diabaikan, Boboiboy pun kesal dan merebut novel tersebut dari sang gadis.

Yaya tersentak, "Hey kembalikan."

Boboiboy berdiri dari kursi itu, mengangkat novelnya tinggi-tinggi hingga Yaya tidak bisa menjangkaunya, karena gadis itu hanya setinggi dagu sang pemuda. Tak kehilangan akal, Yaya segera naik ke kursi dan merebut bukunya dengan cepat. Boboiboy pun mengalah dan hanya terkekeh melihat kelakuan sang kekasih. Gadis itu kembali duduk dan membuka lembar novelnya, mencari halaman terakhir yang dia baca.

"Lagian kamu cuek banget sih, kalau udah pegang novel pacarnya dilupain." Gerutu Boboiboy yang kembali duduk di samping Yaya.

Yaya menghela nafas, lalu menatap Boboiboy sambil bertopang dagu. "Iya Boboiboy-ku sayang, apa yang membuatmu penasaran?"

Pemuda yang ditatap hanya cengengesan sebelum menjawab, "Aku penasaran…bagaimana ya rasanya berciuman."

Mata Yaya membelalak mendengar penuturan sang pacar. Yaya segera mengalihkan kembali perhatiannya pada sang novel. Namun otaknya tidak bisa berkonsentrasi lagi.

"Mana ku tahu, tanyakan saja pada Fang." jawab Yaya sambil menahan rona merah di wajahnya, sungguh ini kali pertama dia membicarakan hal seperti ini dengan seorang laki-laki, tentu hal itu membuatnya malu, apalagi laki-laki itu adalah Boboiboy.

"Malas ah, pasti nanti si landak itu tertawa kalau aku bertanya."

"Terus gimana? Daripada kamu penasaran kan."

Boboiboy menyeringai, "Daripada bertanya, lebih baik merasakannya sendiri kan?"

Yaya mulai tidak mengerti ke mana arah pembicaraan laki-laki ini.

"Maksudmu?"

"Aku juga ingin merasakannya. Stanley dan Amaar Deep juga pernah melakukannya, bahkan sepertinya di kelas kita hanya aku dan Iwan laki-laki yang tidak pernah berciuman."

Degg… jantung Yaya serasa berdetak melamban, gadis itu berharap pemuda ini tidak akan mengatakan hal yang tidak-tidak, tapi harapan itu pupus setelah Boboiboy melanjutkan, "Aku juga ingin merasakannya Yaya…" Pemuda itu menggantungkan kalimatnya, "Bersamamu"

Yaya mengalihkan hazelnya pada sang pemuda bertopi dinosaurus.

Hening…

"Kita kan sudah setahun pacaran, tidak salah kan kalau aku memintanya. Lagipula hanya bibirmu saja yang sering ku khayalkan. Aku ingin sekali mendapatkan ciuman pertamamu…" Boboiboy menarik nafas panjang. "Jadi, boleh aku menciummu, Yaya?"

Hening lagi…

TIK TIK TIK

kriiiingg

PLAKKK

Suara bel tanda berakhirnya jam istirahat beradu dengan suara tamparan keras di pipi mulus sang pengendali elemen.

Mata gadis itu menyiratkan kemarahan, pipinya hampir sewarna dengan jilbabnya, bahkan telinganya pun ikut panas mendengar penuturan dari kekasihnya. Gadis itu berdiri, menatap pemuda yang sedang memegang pipi kirinya dengan tatapan kecewa.

Boboiboy yang masih syok hanya bisa terpaku ditempatnya, saat Yaya berbalik hendak meninggalkannya barulah dia memperoleh 100% nyawanya. Reflek dia ikut berdiri dan menarik lengan gadis itu.

Yaya menghentakkan tangan Boboiboy dengan kasar. Gadis itu berlari namun berhasil disusul oleh Boboiboy. Pemuda itu kembali memegang pergelangan tangan Yaya dengan lebih erat.

"Kamu kenapa sih? Kok tiba-tiba menamparku dan bertingkah aneh begini." Boboiboy menaikkan oktaf suaranya.

"Kamu yang kenapa! Kamu yang aneh. Apa-apaan permintaanmu itu." Balas Yaya dengan suara yang tak kalah tinggi, masih berusaha melepaskan genggaman Boboiboy.

"Itu hanya permintaan, aku nggak maksa kamu sekarang kok, kan bisa besok-besok." Tutur Boboiboy yang justru membuat telinga Yaya semakin memanas.

Apa katanya tadi? Besok? Jadi Boboiboy benar-benar ingin merebut harta Yaya yang hanya akan dipersembahkannya pada suaminya kelak? Yaya tidak percaya… Dia harus menghindari pemuda ini, tak peduli dia sahabatnya ataupun kekasihnya.

"Oh jadi gitu," Yaya mengangguk pelan. "KAMU PACARAN SAMA AKU CUMA PENGEN ITU HAH?" Yaya mulai berteriak, mengundang perhatian orang-orang yang berjalan di sekitar mereka.

"AKU PIKIR KAMU ITU BEDA, TAPI TERNYATA SAMA SAJA!" oke, kali ini teriakan Yaya seperti magnet, menarik orang-orang yang sudah duduk manis di dalam kelas keluar menyaksikan amukan ketua dari segala ketua organisasi di sekolah mereka.

"Bu-bukan maksudku begitu Yaya, kamu salah-."

"JADI AKU YANG SALAH?" Yaya memotong ucapan Boboiboy dengan nafasnya yang masih berderu karena emosi.

Boboiboy menepuk jidatnya sendiri dengan sebelah tangannya yang bebas, "Ya ampun Yaya, maksudku kamu jangan salah pengertian…" Boboiboy frustasi, apalagi setelah memperhatikan ke sekelilingnya, tampak begitu banyak orang yang mengintip maupun yang terang-terangan menonton pertunjukan epic ini.

Ada yang sembunyi di dekat tong sampah, ada yang mengintip di kejauhan, ada yang mengintip di jendela, dan tak sedikit juga yang terang-terangan menonton mereka dari jarak dekat.

Menyadari arah pandang Boboiboy, Yaya menoleh ke belakang, ke kiri, dan ke kanan. Dilemparkannya deathglare pada orang-orang yang terlalu ingin tahu urusan orang itu, hingga membuat sebagian mereka menjauh. Yaya kembali menolehkan kepalanya pada pemuda yang dia akan pertimbangkan lagi statusnya. Lalu sekuat tenaga dia menghentakkan genggaman di pergelangan tangannya.

"Lebih baik kita jalan sendiri dulu…" ujar gadis pengendali gravitasi tersebut dengan suara rendah.

Boboiboy tertawa miris, "Maksudmu?"

"Kita putus" bagaikan tersambar halilintar di siang bolong. Bukan hanya sang pengendali elemen yang terkejut, tetapi semua orang yang berada dalam radius jarak pendengaran normal juga ikut kaget.

Berita jadiannya Yaya dan Boboiboy tahun lalu menjadi berita paling menggemparkan se-SMA pulau Rintis.

Bagaimana tidak? Rupanya efek berita itu sungguh besar. Tak sedikit siswi yang menangis, dari menangis sesenggukan hingga menangis histeris. Bahkan siswi-siswi yang terlalu terobsesi dengan pemuda superhero tersebut, sampai mempelopori organisasi tak resmi yang bernama GPBJ, singkatan dari "GERAKAN PENDUKUNG BOBOIBOY JOMBLO".

Jadi tentu saja berita putusnya mereka ini juga tak akan kalah heboh dari tahun lalu.

"APA?" Boboiboy tidak terima dengan keputusan Yaya, "Putus katamu?" lirih Boboiboy.

Yaya mengangguk.

"Kau tidak bisa seenaknya padaku Yaya!" hentak Boboiboy. Ditatapnya gadis bermata hazel tersebut lekat-lekat, seolah menyuarakan isi hatinya melalui tatapan mata.

Saat hati kedua tokoh utama kita ini tengah patah, jangan heran dengan siswi-siswi lain yang justru dengan entengnya update status di facebook yang kurang lebih isinya sama, misalnya seperti…

'Asyik… cowok itu udah diputusin pacarnya, bisa nyalon nih aku.'

'Akhirnya, terimakasih Tuhan…karena telah mendengarkan doa hamba-Mu.'

Ada juga yang begini, 'Boboiboy jomblo? What? Jomblo girls! Jomblo! Puja kerang ajaib..wuwuwu'

Sungguh gadis-gadis labil.

"Kita putus sampai pikiran kotormu itu pergi." Tegas Yaya.

"Pikiran kotor?" Boboiboy mendelik, "Astaga Yaya, jika kau marah hanya gara-gara itu, kau sungguh kekanakan."

Yaya terdiam sejenak, "Hanya?" Yaya memiringkan kepalanya, "Hanya katamu? Dan… dan… aku ini kekanakan?" kini giliran Yaya yang tertawa miris.

"Sekarang aku benar-benar ingin putus darimu."

Pemuda itu hanya bisa cengo melihat keseriusan yang terpancar di wajah gadis pecinta biscuit tersebut.

"Kamu ini…Argh…" Boboiboy mengacak rambutnya, pemuda yang terbawa emosi itu reflek berucap tanpa memikirkan akibatnya, "Yaudahlah, terserah, efek baiknya aku tidak harus lagi merasakan biskuit mematikanmu."

Yaya tersentak, Jadi Boboiboy menganggap biskuitku mematikan? Padahal selama ini dia selalu menghabiskan semua biskuit yang ku buat untuknya, dan dia selalu bilang rasanya 'Terbaik' Jadi…

Gadis berhijab pink itu kini tak hanya marah, tapi juga sedih sekaligus kecewa. Dia mengingat bagaimana ucapan teman-temannya yang mengatakan pemuda itu selalu membuang biscuit pemberiannya di selokan, tong sampah, atau diberikan pada kucing gila. Tapi dia terlalu percaya pada pemuda tersebut, jadi dia selalu menepisnya.

Iris gadis itu mengalirkan setetes bening, sambil menatap sendu pengendali elemen yang berstatus sebagai mantan pacarnya(?).

Hati Boboiboy terenyuh melihat Yaya menangis, setahunya gadis itu adalah gadis yang kuat. Dia tidak akan pernah menangis kecuali jika hatinya benar-benar hancur.

"Yaya…" Boboiboy menyentuh pipi gadis itu untuk menghapus air matanya, namun jari-jarinya langsung ditepis oleh si gadis pengendali gravitasi.

"JANGAN SENTUH AKU"

Boboiboy terkejut, semua penonton(?) juga terkejut. Tidak pernah Yaya terlihat seperti ini, marah, sedih, kecewa, semuanya campur aduk. Yaya berbalik sambil mengusap air matanya. Dia berlari menjauhi mereka semua.

"YAYA" Boboiboy ikut berlari mengejar sang gadis.

Namun Yaya berhenti dan menghentakkan kakinya. Seketika timbul gaya gravitasi yang sangat kuat menarik siapapun hingga menempel di tanah. Semua yang berada dalam radius 50 meter dari sang pengendali gravitasi akan ikut merasakan efek gravitasi tersebut, dan Boboiboy lah yang paling merasakan akibatnya.

Kaki, lutut, serta telapak tangannya menempel di tanah. Pemuda itu tengah berjuang agar wajahnya tidak ikut-ikutan menempel.

Saat hampir semua orang panik, hanya papa Zola yang justru tertawa gembira. Pasalnya dia frustasi karena para siswanya tidak mengerti setelah dia berulang kali menjelaskan materi hukum Newton terutama tentang gravitasi bumi, dia bingung bagaimana memberi ilustrasi kepada siswanya. Tapi sekarang justru contoh nyatanya sedang dirasakan oleh dirinya sendiri dan siswa-siswanya.

"Huahahaha… terimakasih anak murid kebenaran, pink gitu…" Tampak papa Zola yang menjelaskan dengan wajah sumringah di dalam sebuah kelas. "Inilah contoh gravitasi yang cekgu jelaskan! Sekarang kalian pahaaam? Kalau masih tak paham juga, cekgu kebis dengan rotan keinsyafaaaan..."

*kembali ke TKP

"Yaya… hentikan" ujar Boboiboy dengan suara parau. Pemuda itu melihat teman-temannya yang lain, tampak sebagian besar dari mereka benar-benar kesulitan menghadapi gaya gravitasi sekuat ini.

Yaya tersentak, menyadari perbuatannya. Oh dia menyesali yang telah dia lakukan. Hampir dia menjadi monster yang menakutkan bagi teman-temannya. Cukup biskuitnya saja yang dianggap sebagai monster, jangan kekuatannya juga.

Seketika gaya gravitasi tersebut lenyap dan kembali normal seperti semula. Boboiboy akhirnya bisa bernafas lega. Semua yang ada di sana juga ikut lega.

Sementara itu, sang pengendali gravitasi kini berlari menjauh dari mereka semua… hingga potret dirinya lenyap dari pandangan sang pengendali elemen.

Apa yang terjadi? Kenapa jadi seperti ini? batin Boboiboy.

Berawal karena Boboiboy yang penasaran bagaimana rasanya berciuman, lalu mengajak Yaya baik-baik. Tetapi hasilnya apa? Boboiboy tidak pernah menyangka gadis itu akan semarah ini, kekasihnya yang terkenal adil lagi bijaksana itu bahkan sampai mengucap kata putus.

Putus…

Hal yang tidak pernah Boboiboy bayangkan akan terjadi pada hubungannya dengan Yaya. Yah, pemuda itu menyesal, menyesal telah mengucapkan hal-hal yang tidak ingin didengar oleh sang gadis berhijab pink.

Dia harus meminta maaf kepada gadis itu, dia harus mendapatkan Yaya kembali, yah harus! Tapi sebelum itu, tolong ingatkan Boboiboy untuk menghajar Fang saat dia bertemu dengannya nanti, gara-gara Fang mencium Ying di depan matanya, hubungan Boboiboy dan Yaya jadi kacau seperti ini.

Awas kau FANG!...

.

.

TO BE CONTINUED

A/N

Fict ini tercipta karena otak eror saya yang membayangkan BBBYaya itu kissing, bukan versi kartunnya yang ku bayangin tapi versi animenya yang sering digambar oleh author-author sini. Tapi tetep aja, rasanya nista bayangin anak sd, islam lagi, ciuman gitu… haddeh. Ya sudahlah, ini ceritanya two shot aja, gak tau deh ada yang mau baca, ataupun memberi coret-coret komentar. And for the last

Review please… gak butuh 5 menit kan buat review, karena review kalian sangat berarti bagi saya…^^