BTS Drabble Collection!

Disclaimer : Cast belongs to God, this fic belongs to saya xD


(YoonMin)

The Serious Min Yoongi

.

.

.

.

Tau tidak sih? Min Yoongi itu, kalau sudah serius, ya serius sekali. Betulan deh! Diganggu sedikit saja sudah sensitif, apalagi diganggu banyak? Contohnya seperti nekat masuk kandang kangguru, bisa-bisa ditendang keluar atau paling tidak di sabet dengan ekor. Kalau mau ambil aman, lebih baik jangan mendekat saja. Seriusan!

Saran ya, menjadi sasaran serius yang gagal itu mengerikan, dan lebih parah kalau itu dari pemuda berkulit putih pucat yang masih sibuk mengerjakan mixtapenya. Ditambah tekanan batin akibat kelelahan konser, atau jetlag yang ceritanya belum selesai tapi dipaksa selesai. Kalau sudah begitu, gangguan apapun tidak akan dibiarkan hidup. Bukannya bertempramen buruk, lho. Hanya saja, terkadang gangguan itu ada yang tidak wajar juga, kan?

Memangnya siapa sih yang berani mengganggu keseriusan si rapper itu selain bocah sok tinggi yang tidak tau malu? Tunjuk saja Park Jimin, tidak yang bilang salah kok. Lagipula, lelaki itu –dengan muka sok polosnya, selalu saja menerobos masuk studio dan mengganggu acara Min Yoongi. Alasannya banyak sekali, mulai dari kangen sampai minta ditemani tidur. Hell!

Yang benar saja? memang benar! Park Jimin itu, tipe yang tidak akan pernah takut sekalipun Yoongi mengancam akan membunuhnya atau mengancam akan bunuh diri. Dia tipe yang dengan santainya berkata, "Coba saja kalau bisa!" Dan mungkin akan berakhir dengan Yoongi yang cemberut maksimal di kursinya.

"Ah, kekasihku manis sekali, sih!"

Memang dasarnya tidak tau keadaan atau bagaimana, disaat Yoongi sedang badmood, si lelaki tidak tumbuh itu malah nyengir selebar-lebarnya, "Tambah manis kalau lagi cemberut begitu, minta dikasih cium, nih!" Aduh, demi Tuhan deh, kapan sih Park Jimin tidak greasy?

"Pergi kau, tuan!" Yoongi melipat tangannya di dada dan memandang Jimin yang berdiri di hadapannya dengan sengit, "Biarkan aku bekerja dan kau boleh melakukan apapun yang kau mau saat aku selesai!"

"Tidak!" Jimin menjawab tegas lalu mencondongkan badannya ke depan, menghapus jarak diantara mereka, "Memangnya aku bisa percaya padamu, hyung? Tentu saja tidak. Kamu itu, sedikit banyak juga seorang pembohong."

Yoongi mendecak sebal kemudian mendorong dahi lebar Jimin dengan jari telunjuknya, "Daripada menghabiskan waktu di sini, bukankah lebih baik latihan? Dance atau vocal?"

"Sudah latihan," Jawab Jimin singkat, "Sekarang sudah capek."

"Pulang sana ke dorm! Atau ke Busan sekalian kalau perlu!" Yoongi memutar duduknya dan mulai menghadap pekerjaannya lagi, "Mengganggu saja, dasar pengangguran!"

"Hyung!" Lelaki yang lebih muda memutar kursi lelaki yang lebih tua dan memandangnya sok imut, "Lagi kangen kenapa dicuekin sih?! Disuruh pulang ke Busan lagi! Memangnya nanti hyung tidak sedih?"

"Namanya penganggu ya seharusnya memang diusir!" Yoongi berusaha menarik lepas jari-jari Jimin yang mencengkram lengan kursinya, "Minggir!"

"Tidak mau!" Jimin menggerakkan tangan satunya lagi dan mencengkram lengan kursi di sisi lainnya, memojokkan Yoongi di tempatnya duduk.

"YA!" Yoongi menarik-narik jari Jimin, namun tetap saja tidak berhasil, "Minggir, dong!"

"Hyung! Sebentar saja!"

"Tidak mau! Minggir sana!"

"Hyung, sebentar saja." Jimin berujar dengan tegas, dengan suara yang berbeda –terdengar lebih dewasa dan membuat Yoongi berhenti berontak, "Nah, kalau diam kan manis, Nyonya Park kesayanganku."

Yang dipojokkan sudah bersiap-siap berontak lagi, namun kemudian Jimin menahannya dengan semakin mencondongkan tubuhnya ke depan, "Jangan banyak bergerak, hyung. Nanti capek, loh?"

"Jangan dekat-dekat!" Yoongi mendorong dada bidang Jimin, namun tidak membuat Jimin bergerak sedikitpun, "Ayolah, Park Jimin!"

"Ya ampun," Lelaki yang lebih muda itu terlihat seperti tidak mengindahkan rengekan Yoongi dan malah berujar kesal, "Kantung matamu kelihatan sekali, dan apaan ini, mengapa pipimu tambah kurus begini, hyung?!"

"Hei!"

"Hyung sering lupa makan, kan? Tidak pernah tidur, ya? Kalau nanti sakit bagaimana?!" Tanya Jimin khawatir dan tidak menghiraukan Yoongi yang masih berusaha keluar dari jeratannya.

"Aku tidak akan sakit, aku harus bekerja, Jimin –ah!"

"Hyung, makan sayur yang banyak! Buah-buahan juga! Kalau perlu kapan-kapan kuajak ke restoran daging dan kau boleh makan sepuasmu daripada tirus begini." Ujarnya lagi.

"Memangnya punya uang? sudah tidak mau latihan dan pengangguran saja sombong!"

"Hyung! Makanya kalau aku minta ditemani tidur itu ikut, kan bisa tidur nyenyak! Di ranjangku juga tidak masalah! Atau kalaupun tidak kuajak, kamu bisa datang sendiri. Aku bisa membuat mimpi indah dan kamu tidak akan mendapat kantung mata seperti ini!"

"Kok, kamu jadi cerewet seperti ini sih?"

"Hyung jangan bekerja terus-terusan. Produksi musik sih boleh-boleh saja, tapi kalau memaksakan dirikan juga tidak baik? Istirahat dong, hyung! Kan jadi –"

CUP!

Jimin tampak kaget saat Yoongi tiba-tiba mencium pipinya –sampai tidak bisa melanjutkan ceramahnya lagi, sedangkan yang sudah bertindak hanya diam dan memandang Jimin dengan senyum manis, "Sudah selesai?"

"Hyung.." Jimin bergumam sambil menatap Yoongi tidak percaya.

"Hem?" Yoongi tersenyum lebih lebar, "Semua perintahmu itu, akan aku usahakan. Jadi tidak perlu khawatir aku sakit, oke? Aku tidak akan semudah itu jatuh sakit!"

"Benarkah?"

"Tentu saja. Kan, ada kamu." Jimin tersenyum puas setelah mendengar jawaban dari Min Yoongi. Dia kemudian melepaskan cengkramannya dan berdiri tegak. Jimin serasa menjadi penting dan dibutuhkan sekarang.

"Ayo!" Lelaki itu lalu mengulurkan tangannya meminta balasan.

"Kemana?" Tanya Yoongi heran.

"Kemana lagi memang? Kamu butuh tidur, hyung!" Jawab Jimin gemas.

"Tidak mau!" Yoongi langsung mengalihkan pandangnnya dan memutar kursinya. Namun, tiba-tiba saja Jimin menarik lengannya untuk berdiri kemudian menggendongnya ala bridal.

"YA! Turunkan aku! PARK JIMIN!"

"Maaf hyung, tapi aku tidak menerima penolakan! Kamu bilang akan berusaha melakukan semua perintahku, kan?" Jimin tersenyum menyeringai kemudian berjalan keluar studio dengan Yoongi digendongannya.

"Park Jimin! Aku membencimu!"

"Aku juga mencintaimu, hyung!"


APAAN INIII?! /abaikan/

nah temen-temen, buat makanan pembuka kan udah dikasih Yoonmin, buat selanjutnya, pengen siapa nih? xD

.

.

Rnr? Kamsahamnida ~^^