The song of Past

Ciao minna, kita ketemu lagi. Kali ini Reicchan muncul dengan fic 10027 *sujud syukur*. Akhirnya setelah sekian lama ngidam bikin fic 10027 akhirnya terkabul juga. Tapi, sebenarnya ini bukan 10027 yaoi, tapi 100fem27 ^^;;. Ya, maaf kalo pada nggak suka *pundung* tapi silahkan menikmati.

Disclaimer : KHR itu punyanya Amano Akira, saya cuma punya 3 poster Mukuro doang.

Warning : non-yaoi. 100fem27, 69fem27, 6996, Cozart27, Slight 1827, 18OC, De(daemon)G, AG, A27 dll


Chapter 1: Missing country, missing my brother, meets that person


Wanita berambut cokelat itu sedang berlari di pintu keberangkatan. Ia sudah hampir terlambat dan ketinggalan pesawat yang akan membawanya ke Namimori, kota kelahirannya. Masih berlari, Tsuna sudah hampir kehabisan nafas saat menaiki tangga pesawat. Ia langsung mencari tempat duduknya. Menemukan nomor tempat duduknya yaitu nomor H2, ia langsung duduk disitu. Mengatur nafasnya sudah tidak karuan lagi. Ia mengeluarkan botol minum yang sudah ia sediakan dari tasnya. Meminum air putih dari botol minum tersebut karena ia sudah terlalu haus. Ia mendengar nada dering hp-nya yaitu lagu Once Upon a Time yang sering ia mainkan lewat piano sedari ia kecil. Tsuna mengeluarkan Hp-nya, namun ternyata tidak ada yang menelponnya.


Mukuro's POV

Aku duduk di kursi pesawat. Aku masuk ke dalam pesawat lebih awal. Saat pesawat hendak lepas landas, ternyata tertunda karena ada penumpang yang tertinggal. Aku mengintip lewat jendela didekat tempat duduknya. Aku melihat perempuan dengan rambut cokelat sedang berlari menuju pesawat. 'mungkin dia penumpang yang tertinggal itu' Pikirku dalam hati. Perempuan itu akhirnya masuk kedalam pesawat. Ternyata ia duduk disebelahku. Nafasnya tersengga-senggal. Aku melihatnya minum air putih dari dalam botol yang mungkin disediakannya. Aku mendengar nada dering hp-ku. Tanpa melihat siapa yang menelpon aku langsung mengangkatnya. Karena aku tahu siapa yang menelpon itu.

"Kufufufufu ada apa Chrome-ku yang manis?" Tanyaku sambil tersenyum. "Bagaimana kalau nanti saja kamu nelponnya. Pesawatnya hendak lepas landas," Sambungku.

"Baiklah Mukuro-sama, hati-hati ya," Ucapnya.

"Ya," Jawabku kemudian memutuskan sambungan telpon. Kemudian aku mematikan handphone ku.

'Kalau tidak salah, saat nada dering hp-ku berbunyi perempuan itu melihat hp-nya. Jangan-jangan…' Pikirku dalam hati. Tapi kemudian kulihat perempuan itu tertidur di pundakku.

End of Mukuro's POV


Tsuna's POV

'Lagu itu…' Pikirku dalam hati. Akhirnya pesawat lepas landas. Karena terlalu capek akibat dari berlari menuju ke pesawat, aku pun tertidur.

~0o0~

'Orang itu, kepala nanas yang bodoh itu..'


(17 tahun yang lalu *masih Tsuna POV)

Saat itu, aku berumur 7 tahun. Kakakku Alaude, mengajariku bermain piano diruang music. Kami bukan saudara satu darah, hanya saja keluarga kami sudah saling kenal satu sama lain. Sejak aku masih kecil, aku sudah sering bermain bersama Alaude dan Kyoya. Disana terdapat grand piano berwarna putih dilengkapi dengan peredam suara. Alaude-nii baik padaku, meskipun terkadang ia berubah menjadi galak (?). Saat itu, aku sedang bermain lagu Once Upon a Time untuk pengambilan nilai saat pelajaran music disekolah.

"Tsunayoshi, ketukanmu salah" Alaude-nii menegurku.

"G-gomen," Kataku melanjutkannya. Akhirnya selesai juga aku berlatih dengan mendapati berbagai teguran dari Niisan. Walaupun aku sering ditegur niisan, tapi itu tandanya ia perhatian padaku. Ia juga sering melindungiku.

Esok harinya, aku datang lebih awal kesekolah, supaya bisa berlatih disekolah. Saat itu, si nanas bodoh itu datang kesekolah lebih awal juga dan saat itu lah kami bertemu.

End of Tsuna's POV


Pesawat akhirnya mendarat di bandara Abu Dhabi, untuk transit, dan membawa penumpang yang akan berangkat ke Jepang. Mukuro membangunkan Tsuna, menggerakkan badannya perlahan. Akhirnya Tsuna bangun, melihat ternyata ia tidur di pundak Mukuro ia sangat kaget sampai-sampai tidak mamp berkata apa-apa.

"HIIIEEEE..maafkan aku!" Teriak Tsuna kemudian pergi.

"Tsunayoshi ya?" Tebak Mukuro. Tsuna sempat kaget mendengar namanya di panggil. Namun, ia menahan diri supaya tidak menoleh. Ia menyalakan Hp-nya untuk melihat apakah ada pesan yang masuk. Ternyata ada banyak sekali pesan dari tunangannya, Byakuran Gesso. Isi pesannya pun macam-macam.

From : Byakuran (+013568XXXXXXX)

Tsuna-chan, ohayo..^_^

Tsuna-chan hati-hati ya.

Tsuna-chan kalau sudah sampai pasti akan kujemput.

Tsuna-chan hati-hati ya sama kesehatanmu. Jangan sampai pingsan di pesawat

DLL.

Tsuna hanya tersenyum membaca pesan dari Byakuran. 'Dasar Byakuran..' Katanya dalam hati. Ia kemudian melihat pesan dari Alaude-nii.

'Jangan lupa periksa mata dan ginjalmu.'

Tsuna terdiam, membatu. Ia memegang sebelah matanya. Kemudian Tsuna menghela nafas panjang. Daridulu Tsuna memiliki penyakit ginjal. Namanya, Diabetes Insipidis. Kalau matanya, itu disebabkan karena kecelakaan bis sekolahnya saat ia, Mukuro, dan Kyoya masih duduk di bangku sekolah dasar. Akibat dari kecelakaan itu, mata Tsuna buta dan mendapatkan donor mata dari orang yang tidak dikenalnya begitu juga Mukuro, mengalami luka yang sama dengan Tsuna. Sedangkan Kyoya, tidak mengalami luka yang serius hanya saja ia mendapat 24 jahitan didadanya.

Beberapa menit kemudian, Tsuna mematikan Hp-nya karena sebentar lagi pesawat akan lepas landas. Selesai membalas pesan ia langsung mematikan hp-nya. Kemudian ia melihat wajah Mukuro yang tertidur lelap dengan kepalanya bersandar di kaca jendela pesawat.

Ia sangat membenci Mukuro. Alasan yang mudah. Itu salahnya sendiri. Ia menyakiti perasaan Tsuna, mengkhianati perasaan Tsuna. Meninggalkan Tsuna. Yang paling penting lagi, kakaknya Mukuro, Daemon Spade, menculik kakaknya yang dicintainya.

2 jam kemudian, pesawat akhirnya mendarat di bandara terbang Namimori. Tsuna bersiap-siap untuk turun dari pesawat. Ia tidak mau Mukuro mencegatnya dan berbicara dengannya. Ia menunggu diruang tunggu penumpang untuk mengambil kopernya. Sudah mengambil kopernya, Tsuna pergi keluar ruangan dan mencari seseorang. Akhirnya ia menemukan orang berambut putih dan agak jabrik. Ia langsung berlari kearah orang itu dan memeluknya dengan erat.

"Hmm..Tsunayoshi-chan sesak," Ucapnya. Tsuna melonggarkan pelukannya. "Segitukah kau kangennya padaku?" Ucapnya sambil tersenyum. Muka Tsuna tersipu merah. Pria itu hanya mengelus kepalanya.

"Apakah kau tidak sibuk, Byakuran?" Tanya Tsuna kepada tunangannya itu.

"Sibuk sih, Cuma aku sudah minta izin ke Shouichi-kun untuk menjemputmu. Tentu saja ia langsung member izin," Jawabnya sambil tersenyum. Senyum di wajah Byakuran tidak pernah hilang dari wajahnya. Tsuna pun membalasnya dengan tersenyum.

"Mukuro-sama!" Mendengar nama itu terdengar otomatis Tsuna langsung melihat kearah suara itu berasal. Ia melihat seseorang (yang paling dibencinya) sedang berpelukan dengan wanita berambut warna ungu.

"Oh, hai Chrome," Jawabnya, kemudian menghampiri Chrome dan mencium pipinya. Tsuna heran kenapa wanita secantik dia mau berpacaran dengan si kepala nanas mesum itu.

"Oh..Mukuro-kun ya?" Tebak Byakuran. Mukuro menoleh kearah Byakuran.

"Oh, Byakuran" Jawabnya datar. Byakuran dan Tsuna menghampiri Mukuro dan Chrome. Tsuna sangat kaget ternyata Byakuran kenalannya si Mukuro.

"Sudah lama ya tak bertemu," Kata Byakuran yang melingkarkan tangannya dipinggul Tsuna yang ramping itu. "Apa gadis itu tunanganmu?" Tanya Byakuran menunjuk kearah gadis dengan rambut berwarna ungu.

"Tidak kami hanya berpacaran kok. Namanya Chrome Dokuro. Chrome, ini Byakuran" Jelasnya memperkenalkan gadis yang bernama Chrome kepada Byakuran.

"Salam kenal," Jawab Byakuran. "Ini tunanganku, namanya Sawada Tsunayoshi," Kata Byakuran mengenalkan Tsuna ke Mukuro. Namun, sayang sekali karena mereka sudah saling kenal. Bahkan duduk bersebelahan di pesawat. Tapi, Tsuna pura-pura tidak mengenalnya.

"Salam kenal, Sawada-san," Ucap Chrome sambil membungkukkan badannya kearah Tsuna.

"Panggil Tsunayoshi atau Tsuna saja," Ralat Tsuna.

"Maaf ya Mukuro-kun, Chrome-chan kami harus pergi. Sampai jumpa," Kata Byakuran membawa koper Tsuna bersamanya pergi. Tsuna pun mengucapkan salam perpisahan kepada Chrome dan pergi bersama Byakuran.

Tsuna dan Byakuran masuk kedalam mobil yang dikemudikan oleh supir pribadi Byakuran. Tsuna. Dimobil, mereka berdua hanya diam tidak bericara apa-apa. Tsuna juga tidak ingin menceritakan kejadian ia bertemu dengan MANTAN temannya itu.

"Bagaimana kabar ayah dan ibu?" Tanya Byakuran.

"Oh, mereka baik-baik saja kok. Mereka nitip salam buat kamu," Jawab Tsuna. Kemudian mereka diam lagi.

"Kamu yakin nggak mau tinggal di apartemen yang aku sediakan?" Tanya Byakuran lagi.

Tsuna menggeleng. "Nggak apa-apa kok. Aku tinggal sama Kyo-nii aja," Jawab Tsuna kemudian tersenyum. Sedangkan wajah Byakuran menjadi masam (?)

"Apa Hibari-kun tidak apa kalau aku mengunjungimu nanti?" Tanya Byakuran.

"Tidak apa-apa kok. Kyo-nii baik kok," Jelas Tsuna dengan wajah berseri-seri. Kalau keluarga Sawada dengan keluarga Hibari memang sudah kenal dekat. Jadi, Tsuna sudah menganggap keluarga Hibari seperti keluarganya sendiri. Tsuna tersenyum melihat wajah khawatir Byakuran.

"Tenanglah," Ucapnya.

Kemudian mereka terdiam lagi. Tsuna tertidur dipundak Byakuran. Rasanya nyaman dan menenangkan. Beda saat ia tidur dipundaknya Mukuro saat dipesawat. Beberapa menit kemudian, kendaraan yang ditumpangi oleh Byakuran sampai di kediaman Hibari. Tsuna turun dari mobil, begitu juga Byakuran. Ia membantu Tsuna menurunkan kopernya dari bagasi.

"Nah, Tsuna-chan sampai disini saja ya. Maaf besok aku tidak punya banyak waktu untuk menemanimu jalan-jalan" Ucapnya.

Tsuna tersenyum. "Tenanglah, aku mau kutemuan dulu sama teman-temanku," Jawabnya.

"Kembalilah, nanti Shouichi marah-marah tuh," Sambungnya masih tetap tersenyum.

Byakuran sedih harus meninggalkan tunangannya itu padahal mereka baru saja bertemu.

"Sampai ketemu, Tsuna-chan" Ucapnya. Kemudian mencium dahi Tsuna lalu pergi. Wajah Tsuna bersemu merah.

"Y-ya" Jawabnya sambil memegangi kedua pipinya. Tsuna menunggu sampai mobil Byakuran pergi. Byakuran melambai kearahnya. Tsuna pun membalasnya dengan melambai juga.

Kemudian Tsuna memutuskan untuk masuk kedalam kediaman Hibari. Model kediaman Hibari berbentuk seperti rumah asli ala jepang. Namun cuma pintu depannya yang bergaya ala modern. Ia memencet bel yang terletak di dekat nomor kediaman. Beberapa menit ia menunggu akhirnya ada yang membukakan pintu rumah. Yang membukakan pintu adalah salah satu pelayan yang sudah lama mangabdi kepada keluarga Hibari. Pelayan itu sangat terkejut melihat kehadiran Tsuna.

"Yachiko!" Panggil Tsuna dengan nada senang.

"Tsuna-sama," Ia sangat senang+kaget+bahagia+menangis. Yachiko langsung memeluk Tsuna. Tsuna pun membalas pelukannya dengan memeluknya dengan erat. Yachiko langsung mengajak Tsuna masuk. Ia menawarkan untuk membawakan koperku tapi Tsuna menolaknya. Mengingat umur Yachiko yang sudah tua mana mungkin ia membiarkan Yachiko membawakan kopernya. Akhirnya salah satu pelayan pria yang juga Tsuna kenal sangat kaget dan senang melihat Tsuna berkunjung ke Namimori. Setelah sekian lama meninggalkan Jepang. Shouchiro (nama pelayang pria itu) melakukan hal yang sama dengan Yachiko saat melihat Tsuna didepan pintu.

Shouchiro membawa koper Tsuna kekamar yang biasa ia tempati saat masih suka menginap di kediaman keluarga Hibari. Yachiko mengantarkan Tsuna ketempat kakaknya tercinta(?) berada. Setelah berjalan sangat lama, Yachiko akhirnya mengantarkan Tsuna sampai ke bagian paling belakang rumah, yaitu tempat yang sering digunakannya dengan Alaude, Kyoya, dan Mukuro untuk bermain.

Disana terdapat sebuah taman yang ditanami sebuah pohon bunga sakura yang sedang bermekaran. Dan juga terdapat kolam ikan didekat pohon sakura itu. Ia melihat seseorang duduk dilantai koridor, menghadap kearah taman tersebut. Orang itu berambut hitam dan agak jabrik. Mengenakan kimono berwarna cokelat dengan garis berwarna hitam. Di pundaknya sedang dihinggapi burung kecil berwarna kuning. Burung kuning itu terbang dari pundak lelaki itu, ia berkicau, "Tsunayoshi..Tsunayoshi"

Bagaimana ia melupakan taman itu? Bagaimana ia melupakan orang itu?

Kemudian lelaki itu menoleh kearah Tsuna dan menyeringai.

"Hisashiburi ne, Tsunayoshi," Ucapnya. Tidak tahan lagi menahan kerinduannya, ia langsung menghambur, memeluk orang itu. Ia menangis bahagia dipundaknya. "Okaerinasai," Sambungnya sambil tersenyum, mengelus rambut cokelat Tsuna yang panjang.

"Tadaima, Kyo-nii" Jawabnya masih menangis dan masih memeluk kakaknya yang sudah lama sekali tidak ditemuinya. Air mata masih mengalir dari matanya yang berwarna biru sapphire itu. Kyoya hanya memejamkan matanya sambil tersenyum.


Suzuku

wahhhhh...akhirnya jadi dipublish juga ini cerita...

Review please, reader – minna – sama ^o^