Minna-san, perkenalkan saya Levina. Saya kali ini membuat fic dengan pair kesukaan saya yaitu SasuSaku hehehe…
Saya berterimakasih bagi yang sudah buka dan baca dan saya akan sangat berterima kasih kalo teman-teman memberi keritik dan saran lewat review. Yasud, gak usah banyak omong ini dia ceritanya!
-xXx-
Sakura's POV.
Ramainya jalan raya, dinginnya angin malam, dan tebalnya salju adalah suasana yang biasa di tempat aku tinggal. Ya, setiap hari saat musim dingin begini aku selalu di suguhi dengan suasana seperti itu.
"Brrr… dingin sekali," gumamku.
Fuuh… hari ini memang dingin mungkin karena aku berjalan-jalan masih memakai seragam sekolah. Aku tahu, seragam sekolahku sangat tidak cocok untuk hari ini, tapi mau bagaimana lagi. Kalau bukan karena tugas sekolah juga aku tidak akan mau keluar dengan menggunakan seragam ini.
Disclaimer: Masashi Kishimoto.
.
Story by: levina-rukaruka dan LollyPyon.
.
Written by: levina-rukaruka
Kaki kecilku sangat dingin bahkan kaus kaki hitam yang aku pakai sudah tidak bisa menghangatkanku lagi.
Ah… aku lupa, namaku Sakura Haruno. Aku bersekolah di Konoha gakuen. Sekolahku adalah sekolah favorit di daerah tempat tinggalku. Um… bukannya sombong lho…
Haaah… yasudah aku mau mencari bahan di toko terdekat saja.
Aku terus berjalan di tengah lebatnya salju. Orang-orang pasti sedang menikmati susu panas sambil duduk santai di depan perapian.
Aku tersentak ketika ada seseorang yang menyentuh bahuku.
"Ah…," aku menoleh kebelakang dengan takut dan ternyata yang ada di belakangku adalah…
"Sasuke!" seruku ketika melihat seseorang berwajah dingin yang ada di belakangku.
"Keluar rumah malam-malam begini. Mau apa kau?" tanya Sasuke dingin. Sasuke adalah sahabtku selain Ino, Sai, dan Naruto. Sifatnya memang begitu dingin dan sulit di tebak.
"Mencari bahan untuk tugas biologi," jawabku. "Kau senidiri?"
"Sama sepertimu." Jawabnya. Heeeh… sudah dingin di tambah dingin bisa-bisa aku beku kalau lama-lama di tempat ini.
Aku menggosok-gosokkan kedua telapak tanganku agar menimbulkan hawa panas, tapi mungkin hari ini musim dingin sudah mencapai puncak jadi sulit untuk menciptakan hawa panas karena udara yang dingin.
"Sudah malam. Sebaiknya kau pulang, aku akan mengantarmu." Haaa? Sasuke mengantarkanku pulang? Mimpi apa aku semalam sampai-sampai hari ini aku bisa pulang bersama Sasuke Uchiha seorang sahabatku yang keren dan menjadi idola di sekolah?
Sebenarnya mau sih, tapi gimana ya, rumah Sasuke 'kan berlawanan arah dengan rumahku…
"Ta―tapi kamu gimana?" tanyaku gugup. Duuh, kenapa aku jadi gugup begini sih?
"Memangnya kau mau, pulang sendirian malam-malam begini? Di sini dingin sebaiknya kau pulang sebelum membeku!" jawab Sasuke.
"Um… gimana ya? Yasudah deh!" jawabku. Tidak seperti biasanya dia baik begini, tapi senang deh rasanya hehehe…
Akhirnya kami pulang bersama-sama. Di sepanjang jalan kami hanya diam tanpa suara kalut dengan pikiran masing-masing. Hari ini benar-benar deh, rasanya sebentar lagi aku beku. Semilir angin dingin yang menusuk menerpa tubuhku sehingga suhu tubuhku turun. Kurasakan kepalaku meulai pusing. Aku pun berhenti berjalan dan terduduk di trotoar.
Aku tidak tahu apa yang terjadi selanjutnya. Tiba-tiba aku merasakan kehangatan yang lembut dan… sangat nyaman.
Astaga! Hangat ini berasal dari… Sasuke? Heee? Dia menggendongku di punggungnya. Setelah sekian tahun bersahabat dengannya, aku baru tahu kalalu ternyata Sasuke itu orang yang sangat peduli dan baik. Dibalik pemanpilan dan gayanya yang dingin ternyata dia begitu hangat. Hangat dan nyaman seperti pangkuan ibuku.
"Sasuke…" aku memanggilnya, "terimakasih."
Aku memang tidak bisa melihat wajahnya, tapi… aku merasa kalau ia tersenyum. Fuuuh… tak kusangka hari ini aku bisa menemukan sifat asli Sasuke.
―xXx―
"Aku pulang!" kataku ketika kami sampai di depan pintu rumahku. Aku membuka pintu rumahku perlahan dan masuk kedalam. Sasuke mengikutiku dari belakang.
"Sakura, dari mana saja, eh? Ada pacarnya Sakura," sambut ibuku. Hei! Apa kata ibu? Pacarku haa?
"Ayo masuk!" ibu mempersilahkan Sasuke untuk masuk. Dan akhirnya, kami masuk dan duduk bersama di ruang tengah.
Ibuku sangat senang kalau ada salah seorang sahabatku datang berkunjung ke rumah. Biasanya, ibu selalu menanyakan semua hal mulai dari hal yang penting, sampai yang konyol.
"Hei, hei kau ini pacarnya Sakura ya? Sejak kapan? Kapan mau melamar Sakura? Nanti pestanya yang meriah ya!" kata ibu. Aduuh, bikin malu aja deh ibu ini, tapi kenapa aku merasa err… senang? Aaakhh! Aku pusing kenapa aku merasa senang? Jangan-jangan aku… aku… aku suka Sasuke.
"Um… maaf tante, aku dan Sakura hanya teman. Kami memang sangat dekat, tapi kami hanya sahabat."
DEG!
"Hanya teman. Kami memang sangat dekat, tapi kami hanya sahabat."
Kata-kata itu, kenapa rasanya begitu sakit saat mendengarnya? Dada ini rasanya sesak. Kenapa aku seperti ini? Ternyata benar aku suka Sasuke. Uuuh… rasanya ingin menangis.
"Tante, sudah malam aku mau pulang," pamit Sasuke.
Yaah, mungkin lebih baik begitu. Aku lebih suka jadi sahabatnya.
-xXx-
Hari ini, aku berangkat sekolah seperti biasa. Tapi, di hatiku rasanya ada yang mengganjal. Mungkin aku takut, aku takut bertemu Sasuke. Mungkin, kalau aku menjauh dari Sasuke rasa sakit di hatiku bisa hilang sedikit demi sedikit.
"Aku pergi!" pamitku pada ibu, dan pergi ke sekolah.
~Bersambung~
Ya~! Gimana? Gimana? Gimana? Fic saya yang satu ini emang ngawur (semuanya juga). Saya buat chapter satu ini pas lagi bosen ngerjain ulangan matematika di sekolah. Gara-gara fic ini, harusnya ulangan saya betul semua eeh, nggak taunya salah satu huuuh sebel deh! PRANG! (ditimpuk gelas gara-gara curcol).
Oh ya, ide membuat cerita ini murni dari saya dan teman saya si Lolly. Jadi, kalau ada kesamaan mungkin cuma kebetulan.
Yak, untuk akhir kata review please! m(_ _)m
