Goodbye
.
Story by Pinky Barney
.
Naruto Belong to Masashi Kishimoto
.
Don't Like Don't Read
.
.
.
Aku melangkahkan kakiku perlahan dengan menarik koper kecil milikku. Berat rasanya meninggalkan ini semua. Ada sesuatu yang aku tinggalkan di sini. Ada sesuatu yang tak ingin aku selesaikan di sini. Ada sesuatu yang ingin kubiarkan lenyap bersamaan dengan melayangnya waktu di sini. Ada sesuatu yang menjadi alasan bagiku meninggalkan tempat ini.
"Sakura!" Secara reflek aku mencari sumber suara yang memanggil namaku. Aku mengenal suara itu, suara yang sedalam itu. Itu suara miliknya.
"Apa kau berniat pergi tanpa memberi tahuku sama sekali? Kau berniat meninggalkanku tanpa pesan apapun?"
Aku terdiam, dia benar benar ada di hadapanku. Lututku terasa lemas. Ini di luar ekspektasiku, darimana dia mengetahui keberadaanku. Badanku bergetar, apa yang harus kukatakan padanya?
"Aku harus pergi." Suaraku terdengar dingin. Dadaku terasa sesak, ada celah tak terisi yang siap meledak di dalamnya.
"Kenapa?" Suaranya kali ini terdengar lirih. Sasuke-ku, pria-ku, dia tak pernah serapuh ini sebelumnya. Aku takkan sanggup menatap matanya lagi.
Tanpa aba aba jemarinya mencengkram bahuku, aku menundukkan kepala, air mataku siap tumpah. Tapi aku takkan pernah menangis, tidak di hadapannya. Aku harus kuat, ini yang terbaik baginya, bagiku, bagi kami semua.
"Kau tak pernah mencintaiku. Hanya ada dia di dalam pikiranmu. Hanya dia yang ingin kau miliki. Hanya Hinata, aku tak pernah berarti apa apa bagimu, iya kan?" Suaraku kali ini terdengar tak kalah lirihnya.
Ia terdiam, cengkramannya perlahan melemah. Kugapai pipinya dengan jemariku. Kutatap matanya dengan sendu. Matanya begitu gelap, tak pernah aku menemukan orang dengan mata sekelam itu sebelumnya. Perlahan aku menggerakkan jemariku di pipinya. Sasuke-ku, tubuhnya bergetar.
"Lupakan aku, pergilah padanya, anggap saja aku tak pernah ada."
Sekali lagi, aku menatap bola matanya yang tajam bagaikan elang. Ini menyedihkan aku akan sangat merindukannya. Aku akan merindukan suaranya, aku akanmerindukan matanya, aku akan merindukan kerutan di dahinya ketika ia bingung. Aku akan merindukan amarahnya, aku akan merindukan sifat posesifnya, aku akan merindukan segala tentangnya. Aku akan merindukan keberadaannya.
Perlahan aku melepaskan tanganku. Menarik kembali koperku, aku sudah siap pergi meninggalkannya. Aku berjalan perlahan dengan langkah berat. Ia masih terdiam di sana, aku harus sanggup.
"Aku mencintaimu, Sakura." Dengan kata kata itu, seluruh pertahananku runtuh.
.
.
.
.
End(?)
.
.
.
[A/N] Hai. Ada yang inget aku? Wkwkwk gaada ya. Aku author newbie yang menghilang beberapa tahun yang lalu wkwk /paan. Fict ini bisa disebut come back kali ya (Sok terkenal mode : on). Mungkin tata bahasanya agak hancur dan kaku, jadi kuharap bakal ada review yang membangun. Hope you guys love this fict.
