Disclaimer: Omen Series © Lexie Xu; Sherlock Holmes © Sir Arthur Conan Doyle. Tidak ada keuntungan material apapun yang didapat dari pembuatan fanfiksi ini.

Warning: Canon, OOC, Aya's POV, jayus, bahasa tidak baku, typo(s).

Summary: Badai tampil berbeda hari ini.

Cewek Ngumpet oleh reycchi

untuk Unfor90tten Memories dan Ambalan Koin Receh


.

.

.

Aku menerima selembar brosur berwarna kuning dari seseorang yang mendadak melintas di hadapanku.

KONSER BADAI!
Hari ini; 15.00 WIB!
Di Lapangan Gedung Klub!

Spontan aku mengerutkan dahi. Badai mau konser?

Badai, bukan cuaca, adalah nama sebuah duo―yang dianggap band oleh personilnya―di SMA Harapan Nusantara. Lagu yang mereka nyanyikan biasanya bernuansa agak rock, bonus rap yang lumayan oke. Personilnya ada dua, Damian Erlangga dan Gil Goriabadi.

"Cinta! Nanti jangan lupa dateng ke konser Badai, ya! Lo kan, manajer kami, jadi wajib dateng, oke?" Suara tengil khas rapper duo Badai kemudian menerjang telingaku. Siapa lagi cowok ini kalau bukan Gil Goriabadi?

"Gorila Abadi My Darling! So pasti gue bakal dateng, lah!" Dengan wajah berseri-seri, aku membalas perkataan cowok itu. Perkataan cowok ini memang kadang menyebalkan, tetapi susah bersikap bete kepadanya. "Masuknya gratis, 'kan?"

"Gratis dong, Cinta. Konser berbayarnya kan, masih dikonsep ama elo."

Aku tergelak. Polos banget sih, cowok ini! "Oh, iya! Gue sampe lupa gara-gara keburu kangen pas ngeliat elo, Darling! Sori banget, ya!"

"Gak apa-apa, Cinta. Mendingan konser yang dilupain daripada gue yang lo lupain."

For your information, aku dan Gil bukan sepasang lovebird yang sedang menikmati masa-masa awal pacaran kami. Kami tidak berpacaran dan meski Gil, mungkin, menaruh rasa suka kepadaku (bukan bermaksud geer ya, tapi Gil memang kelihatan seperti itu) aku masih belum tahu siapa di antara dua tuyul itu yang sebenarnya kusukai (dua tuyul ini tentunya Gil dan OJ).

"Omong-omong, emangnya Badai udah ada lagu baru?" tanyaku kala mengingat kembali atas alasan apa kami ngobrol berdua untuk pertama kalinya hari ini.

"Ada dong, Cinta! Kali ini gue yang ngarang liriknya! Judulnya Cewek Ngumpet."

Judul itu bahkan gak ada bagus-bagusnya!

Kuperhatikan wajah Gil yang tampak girang sebelum bertanya, "Gue dapet bocoran lirik gak nih, sebagai manajer Badai?"

"Tentunya dong, Cinta!" Dengan bangga, Gil menarik gitarnya yang sejak tadi ia sandarkan kepada loker terdekat. Cowok itu mulai memetik gitarnya, bersiap menyanyi. "Bagian rap-nya aja, ya!"

Gawat, padahal tadi aku hanya bercanda.

Oh, Cinta, kerjaan lo ngumpet-ngumpet
Bukan, bukan ngumpet di gudang
Bukan juga di lab kimia
Apalagi lab biologi

Lo ngumpet di balik jaket
Di bawah topi juga, Cin, gue lupa
Lo keliatan kayak Sherlock Holmes
Padahal gue tau lo Irene Adler

Gila! Lirik itu jayus nan konyol banget! Untung saja aku masih bisa nahan ketawa mendengar lagu itu (mungkin karena gaya Gil yang lumayan keren sih, aku gak tau juga). Coba kalau tidak, pasti―

"Itu lagu barunya Badai, ya?"

"Jadi lagu itu buat cewek itu?"

"Cewek itu siapa, sih? Sok-sok nyamain Gil pake topi dan jaket begitu."

"Buset, itu Aria, 'kan? Si Bendahara OSIS?"

"Aria Topan maksud lo?"

"Kenapa pejabat OSIS selalu dapet cowok bagus, sih? Waktu itu Rima, sekarang Aria!"

Gila untuk yang kedua kalinya! Cowok ini memang paling jago mengumpulkan massa! Tahu-tahu kami sudah dikelilingi, berani taruhan, separuh murid yang tadi sedang asyik nongkrong di kantin!

Sial, mana semua mata tertuju padaku pula!

Sepertinya Gil sadar akan betapa malunya aku (atau mungkin aku aja yang kegeeran) karena tiba-tiba dia menghentikan nyanyiannya.

"Itu cuma seuprit lirik dari keseluruhan lagunya, coy!" Gil berseru keras-keras. Aku sangsi dia sedang berbicara padaku saat ini. "Kalo mau tau lengkapnya, jangan lupa dateng ke Konser Badai entar sore, ya!"

Massa seketika bubar, sebagian kecewa, sebagian kesal, sebagian lagi mendadak fangirling. Aku masih bertahan di tempat, sebagian besar alasannya mungkin karena aku kelewat malas untuk berjalan ke kelas bersama orang-orang yang barusan ngiri padaku.

Apa sih, yang perlu mereka gak sukai dariku selain kemampuan ajaibku sebagai Makelar? Mereka bahkan gak tahu akulah si Makelar.

"Sori, Cinta, gue bikin orang-orang ngomong gak enak soal elo."

Omaygaaat! Cowok ini baik banget! Padahal sumpah, meski merasa terganggu, aku bisa kok, berlaku cuek terhadap orang-orang itu.

"Tenang aja, Gor." Aku mengibaskan tangan sembari melantunkan kekehan pelan. "Gue nggak sensi sama secuil hinaan gak mutu kayak gitu."

Gil tersenyum puas. "Kalo gitu entar sore pastiin lo dateng ya, Cinta?"

"So pasti, Gor."

.

Oke, aku memang sudah berjanji akan datang ke Konser Badai―asal tahu saja, aku selalu menepati janji―tetapi aku tidak minta disuguhi penampilan norak bak artis belasan tahun lalu kayak yang ditunjukin duo Badai ini sekarang!

Gila! Gila untuk yang ketiga kalinya hari ini, Gil dan Damian tampil dengan celana cutbray, bok!

Mendadak aku bisa merasakan tatapan tajam Putri Badai dari atas sana. Kemungkinan besar malah dia sudah menyiapkan anak panah dan busurnya untuk memanah dua cowok gak tahu malu ini.

"Selamat sore, Harapan Nusantara!" seru si Gorila Abadi My Darling bak penyanyi terkenal yang lagi konser di GBK. "Sambutlah kami, BADAI!"

Sekelilingku langsung bersorak riuh penuh semangat. Gila, banyak banget fans duo Badai ini. Dengan modal lagu konyol aja mereka sudah digilai hampir seluruh murid SMA Harapan Nusantara, apalagi kalau lagu mereka udah setara One Direction?

Tahu kan, grup penyanyi isi enam cowok yang lagi digemari banyak cewek itu?

Gil, dengan celana cutbray warna hitam yang ia pakai―untung bukan merah, untung banget―kembali mengambil alih mikrofon dan mulai bernyanyi.

Oh, Cinta, kerjaan lo ngumpet-ngumpet
Bukan, bukan ngumpet di gudang
Bukan juga di lab kimia
Apalagi lab biologi

Lo ngumpet di balik jaket
Di bawah topi juga, Cin, gue lupa
Lo keliatan kayak Sherlock Holmes
Padahal gue tau lo Irene Adler

Oke, aku malu untuk yang kedua kalinya. Lagu Cewek Ngumpet kembali mengudara, dan seisi sekolah udah berasa runtuh lantaran jeritan para fans semakin menggila. Tampaknya dengan cutbray hitam itu pun Gil nggak kehilangan pesonanya.

Seriusan deh, gak ada yang merasa bahwa kostum mereka memalukan atau―setidaknya―lirik lagu barusan memalukan, gitu? Oke, fans Badai memang gak pernah memedulikan lirik memalukan macam Cewek Paling Jutek (yang kayaknya ditujukan untuk Putri Badai) atau Cewek Ngumpet ini, tetapi masa cutbray hitam itu nggak mengundang perhatian, sih?

Lagu itu akhirnya selesai, diakhiri dengan genjrengan terakhir dari Gil yang serta-merta disambut dengan heboh oleh para penonton. Aku juga penonton sih, tapi aku gak masuk kategori ikutan heboh, ya. Begini-begini juga aku masih punya harga diri, dong.

Teriakan terakhir yang aku dengar dari kerumunan penonton adalah, "Cutbray I love youuu!"

Shoot! Apa-apaan coba itu?!

"Thanks buat semua yang udah nonton!" Gil kembali berseru―omong-omong, tumben si Damian kalem banget hari ini. "Kalian pasti sadar kalo hari ini gue dan Damian nggak tampil kayak biasanya, 'kan?!"

"IYAAA!"

Gila! Kerumunan ini benar-benar gila!

"Apa coba yang beda dari kita?!" Suara tengil Gil―rimanya bagus juga omong-omong―kembali mengudara.

"KOSTUUUM!"

"Kita pake apaa?!"

"CUTBRAAAY!"

Shoot! Apa-apaan, sih?!

"Yak, betul banget!" seru Gil gak kalah heboh dengan suppor―eh, penggemarnya maksudku. "Saat ini Badai sedang mempromosikan tren lama, cutbray! Gini-gini juga kita pingin mencerdaskan bangsa melalui baju, loh!"

Aku mengerjapkan mata heran. Jadi sekarang dia mau mendadak mengubah konser jadi fashion show?

"Kita semua pasti tahu kalo cutbray ini cukup ngetren di Indonesia pada tahun 90-an, 'kan?" Penonton kembali berseru heboh seolah merespons dengan kata "iya". "Ternyata dulu celana model ini dipake Angkatan Laut Amerika, bok!"

Entah penonton ini mendengarkan atau tidak, tetapi mereka masih mengelu-elukan nama Gil.

Gila, sebegitu tenarnya kah si Gorila Abadi?

"Model celana ini nggak cuma ngetren di kalangan cowok, tapi juga cewek!" Gil melanjutkan kembali pidatonya dengan menggebu-gebu. "Apalagi pas jaman retro, hippie, dan sebangsanya!"

Tidak kusangka pengetahuan cowok polos itu lumayan luas. Omong-omong, dia dapat semua informasi ini dari mana, ya?

"Coba tebak, kenapa kita pake cutbray hari ini?!"

Kasak-kusuk mulai terdengar di antara penonton. Diam-diam rasa penasaranku juga muncul. Untuk apa sih, cowok itu pamer ke seluruh jagat raya kalo hari ini dia pake cutbray?

Gil terkekeh. "Soalnya hari ini ulang tahun gue!"

"..."

"..."

"..."

Krik.

Awkward.

"Loh? Gak ada yang ngucapin, nih?"

Cowok ini benar-benar―

"HAPPY BIRTHDAY, GIIIL!"

―jago nyari sensasi sekaligus rasa gak tahu malunya kelewat gede.

"Wah, thanks semuanya!" Ini lagi dia berucap seolah ucapan tadi semata-mata adalah kejutan baginya. "Kalo gitu, Badai pamit dulu! Thanks loh, udah dateng! See you later!"

Dengan begitu berakhirlah konser gila sore itu.

Aku sengaja tidak melipir bersama ratusan manusia lain. Kubiarkan orang-orang pergi ke luar dari lapangan sementara aku hampiri panggung yang masih diisi dua cowok boyband itu bonus para fans yang minta selfie.

"Cinta! Sini, sini!"

Shoot! Padahal aku udah sengaja datang diam-diam, tapi kenapa si Gorila Abadi itu selalu menyadari kehadiranku, sih?

Ditangkap basah begitu, aku hanya bisa menyeringai sebagai respons. Sengaja tidak kujawab panggilannya soalnya aku belum mood ber-darling ria.

"Cinta! Penampilan gue tadi keren, 'kan?" Dengan bangga Gil menghampiriku, meninggalkan dua orang fans-nya yang baru saja mau minta selfie.

Aku tertawa dalam hati. Jadi begini toh, rasanya diistimewakan.

Aku berdeham. "Keren banget, Gor!" Sengaja kuacungkan jempol untuk menambah kebahagiaan cowok itu. Nah, mukanya yang tengil seketika berubah bahagia, 'kan? "Ini promosi yang bagus buat konser berbayar lo nanti!"

Gil tampak puas, tetapi hanya sesaat. "Cin, lo gak ngucapin apaa gitu ke gue?"

Sesaat aku sok menimbang-nimbang dulu. Jual mahal itu terkadang perlu, loh. "Ngucapin apa ya, Gor? Selamat atas konsernya, gitu?"

Muka Gil tampak bete. "Yah, Cinta, masa udah lupa sama alasan gue pake cutbray begini?"

Ternyata memang susah sok jual mahal kelamaan sama cowok ini. "Ooh! Makanya ngomong yang jelas dong, Gor!"

"Ah, Cinta, lo kan jenius jadi pasti ngerti maksud gue."

Aku tertawa. Bisa aja cowok ini. "Selamat ulang tahun ya, Gorila Abadi My Darling! Semoga lo gak makin tengil, gak makin jayus, dan gak makin jelek!"

"Doanya kok jelek semua sih, Cin?"

"Itu doanya bagus, Gor! Elo aja yang kurang memahami makna dari doa yang gue haturkan."

"Gitu ya, Cin? Ternyata lo emang perhatian sama gue, ya?"

Kembali aku tergelak. Ogah banget aku mengakui bahwa aku perhatian padanya. Ogah banget. "Terserah lah, Gor! Gue balik duluan, ya!"

"Eh! Bentar, Cin!" Suara Gil menghentikan langkahku, untungnya dia gak cukup kurang ajar untuk menahan lenganku. Kalau iya, bisa kubanting dia dengan judoku yang nggak jago-jago amat sih, tapi lumayan lah. "Gue anter pulang, ya?"

Dianter pulang? "Lo nganter gue pulang pake angkot, gitu? Sama aja bayar, dong!"

"Gue bawa motor, Cin."

Hoo. Ini baru namanya hemat ongkos. "Lo bawa dua helm emangnya? Gue gak mau duit gue melayang buat bayar tilang polisi."

"Tentu dong, Cinta, gue kan udah menanti kesempatan ini selama jutaan tahun."

"Jadi lo setua Firaun gitu, Gor?"

Muka Gil kembali berubah bete. Astaga, cowok ini gampang banget dimainin ya, perasaannya. "Cinta, itu cuma ungkapan!"

Aku kembali tergelak. Puas banget rasanya mengerjai cowok ini. "Ya udah, buruan anter gue pulang!"

"Siap, Cinta!"

"Eh! Bentar, Gor!"

Gil mengerjap dengan tampang blo'onnya yang luar biasa bikin ngakak. "Kenapa, Cin?"

"Lo bisa nganter gue tanpa cutbray, gak?"

"Tentu bisa, Cin! Bentar ya, lima menit!"

Gampang ternyata mengusir celana yang bikin sakit mata itu (setidaknya buatku model celana itu rada bikin sakit mata).

.

.

.

FIN


A/N.

Finally done writing this crazy-but-cute pair xD

Oke, Rey jujur aja gak pandai bikin AyaGilOJ karena ... MEREKA ITU OVER KONYOL YHA LORD. Gabisa bikin cinta segitiga tanpa mencondongkan perasaan si cewek ke salah satunya terus isinya konyol, gabisaaa banget x"")

Semoga pembaca puas yaa, bacanya! Ini kubikin dengan seluruh jiwa dan raga, loh (?) XD

Dan ... makasih banyak buat Alam selaku penyelenggara Unfor90tten Memories dan fumate selaku penyelenggara Ambalan Koin Receh. Semoga entri ini memuaskan, ya! XD

Oh, fyi, Cewek Ngumpet itu aku ngarang sendiri :"D

Akhir kata, ditunggu komentarnya~ /o/