- Sepucuk Surat –
Disclaimer : I don't own anything. Your Lie in April is only belong to Arakawa Naoshi sensei.
Warning : TYPO(S), tidak sesuai EYD, OOC mungkin.
RnR Please !
.
.
.
.
Melayang. Sebuah kertas yang berpegang erat pada jemari kecilku, senyap ketika butiran air mata mengalir membasahi pelupuk mata yang hampir tak terbendung lagi.
Gadis cantik itu Kaori namanya, masih terkenang saat surai elok tersebut melambai lambai ketika angin datang berhembus kepadanya. Namun semua itu tinggal angan.
Lagi-lagi aku melakukan kesalahan yang sama.
Lagi-lagi aku melontarkan perkataan kejam.
"Kenapa harus kau yang menyukai Watari. Bukankah selama ini kau terus membuntuti ku? Mengapa?"
Senyum simpul menjadi jawaban atas serangkaian kata yang terucap olehku. Aku geram, tanganku ku kepal erat "Aku tak ingin melihatmu lagi."
.
.
.
Sepucuk surat di tangan menyadarkanku akan arti sebuah perasaan dan penyesalan. Perasaan tak akan mudah untuk diungkapkan dan penyesalan selalu datang di akhir cerita.
Bohong besar jika aku mengatakan aku tidak menyesal. Pasalnya aku telah menyakiti lagi orang yang aku anggap berarti, orang yang aku anggap dapat mengisi kekosongan dalam diri ini.
Seringkali aku berharap agar waktu dapat kembali terulang. Namun itu bukanlah sebuah jawaban.
Sepucuk surat menyadarkanku akan arti kehidupan, dan menjadikanku lebih dapat bersikap dewasa.
Jadi, Kaori? Apakau bisa melihat ku di sini? Apakah kisah tak berujungku ini akan segera berakhir? Akankan aku dapat kembali memainkan melodi kebahagiaan lagi?
Kututup mataku perlahan di tengah serpihan kertas partitur yang mulai berjamur, Seraya berharap dalam mimpi kali ini, Kaori akan datang membawa balasan atas keresahan hatiku.
.
.
.
.
FIN ~
A/N : Bagaimana? Ini pertama kalinya aku nulis fic di fandom ini loh. Muehehehe. Apakah sangat jelek senpai? Help meh untuk perbaikan ke depannya dengan cara ngasih review ya. Hmm yaudah. Mungkin segini aja. Salam kenal desu. Halichii desu. Muehehehe /digampar
REVIEW PLEASE !
