Seandainya saja dia menolak acara yang dipaksa oleh sang sahabat, pasti wanita tersebut sudah takkan perlu repot-repot dan menundukkan kepala menahan malu seperti ini.
Tak jauh di hadapan, berdiri seorang pria yang sepantaran dengannya.
Mata tajam iris langit cerah setarakan pandangannya kepada sang wanita, rambut pirang cerah menggunakan gaya dirapikan, kulit putih, badan proposional dan tegap, serta pakaian kerja yang memakai dasi merah marun sebagai sentuhan terakhir di kerah, tak lupa sepasang sepatu pantofel mengkilat—tampaknya seperti baru dibeli—terpasang di kaki sang lelaki yang terbungkus kaos kaki.
Bagi para wanita yang melihatnya dengan sekali lirik, dia bisa saja masuk ke dalam daftar muka setara dengan artis papan atas. Apalagi kalau sifatnya ramah dan hangat. Sudah pasti dipuja layaknya seorang dewa.
Tapi untuk seorang Uchiha Sarada, orang yang berada di depannya ini adalah seorang pria yang tak tahu sopan santun dalam beretika maupun berbicara—siapalagi kalau bukan seorang brengsek yang mempunyai nama Uzumaki Boruto.
Tuhan sepertinya memberikan cobaan hidup untuk Sarada dalam menghadapi seseorang seperti Boruto.
Terkutuklah Sarada yang tak menyangka CEO rekan perusahaannya adalah pria bekas lawan kencan buta kala itu. Ditambah lagi dengan perjanjian menggiurkan sebagai pacar pura-pura, agar tidak menjadi pewaris harta kekayaan sang Ayah yang memaksakan perjodohan dengan anak kolongmerat lain.
Bisa mati berdiri kalau begini.
.
.
.
Halo semuanya! perkenalkan, saya author baru nyemplung di naruto tapi lama juga sih dari 4/5 tahun gitu di fandom lain. maaf malah bawain cerita ga berbobot begini. ini hanya prolognya saja jadi tunggu chapter 1 nya mungkin agak lama karena masih kuliah. maafkan saya yaaa
terima kasih mau mampir dan selamat menantikan fic abal ini.
See you!
regards,
Author
