Disclaimer :
Demi neptunus naruto bukan punya saya, punya masashi sensei. sasuke punya saya *dibantai masashi sensei dan sakura*
.
TOLONG DI BACA APAPUN DI BAWAH INI, KEBIASAAN BEBERAPA READER MALAS BACA DAN BERAKHIR DENGAN ME-REVIEW HAL YANG TIDAK PERLU KARENA SUDAH TERCANTUM DI BAWAH INI.
.
Warning :
OOC, TYPO tingkat akut, AU, OOT, EYD berantakan, flame tidak diijinkan. DI LARANG MENG-COPY TANPA SEIJIN AUTHOR SASUKE FANS APALAGI NYOLONG!
.
Catatan :
Fic ini terinspirasi dari anime "Tonari No kaibutsu", sekedar mengenang akan salah satu anime favorit author, sampai sekarang pun masih jatuh hati akan alurnya. Haa..~ jadi kangen wajah tampan Yoshida Haru. Menggunakan judul yang sama, sedikit berbeda dari yang aslinya, author hanya mengambil beberapa scene. Dan sekarang author tengah menunggu untuk live actionnya *heboh*
fic strip lagi, akan di up dua bagian setiap chapter.
.
Peringatan...!
Fic ini hanyalah cerita fiksi belaka yang tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan seseorang, sedikit mengambil sudut pandang dan selebihnya di karang-karang oleh author, tidak menyinggung suku, ras, agama dan apapun, hanya merupakan fic untuk menghibur semata, author pun tidak akan mengambil keuntungan apapun selain kepuasan membaca dari reader.
.
Enjoy for read
.
But
.
! Don't like Don't Read !
.
.
[ My Little Monster ]
.
.
(1)
= Pacar yang sulit =
.
.
Sakura Pov.
SMA Konoha.
Berdiri dekat jendela di dalam kelas yang berada di lantai 2 dan melihat ke bawah, aku bisa melihatnya berjalan dengan santai dan tenang, tatapannya terlihat datar, dia memang selalu seperti itu, wajahnya cukup tampan dan memiliki tubuh yang ideal, bahkan dia termasuk murid yang cukup tinggi, aku saja hanya setinggi dadanya, tapi tidak dengan sikapnya, ah tidak, mungkin karena aku yang pendek. Dia cukup kasar pada siapapun, pada akhirnya murid-murid perempuan yang mengaguminya takut padanya dan murid laki-laki pun tidak berani mengganggunya, dia tidak segan akan memukul siapapun jika berani padanya, sekarang kami berada di kelas 1, masih semester awal di tahun ini, sebelumnya, dia di skors seminggu karena sudah memukul senior, yang aku dengar, dia memukul mereka karena memaksa meminta uang pada Sasuke. Dia memang sulit mendapat teman dan sulit di ajak bergaul, dia seakan membatasi diri dengan siapapun. Sampai detik ini aku masih belum tahu akan sikapnya itu, bagaimana mungkin dia terbiasa dengan sikap buruk itu?
Langkahnya terhenti, dia mulai mengangkat wajahnya dan melihat ke arah dimana aku bisa menatapnya, dia menatapku, satu tangannya bergerak seakan memanggil dan gerakan bibirnya seperti tengah berucap 'kemari', dia memintaku mendatanginya.
"Sasuke memanggilmu." Ucap seseorang di sebelahku, aku pikir hanya aku saja yang melihatnya, tapi ternyata teman sekelasku pun melihatnya. "Apa kau baik-baik saja dengannya?" Ucap Rin, Nohara Rin, dia sudah menjadi temanku saat kami sekelas, dia pun mengetahui segalanya, tentangku dan juga Sasuke.
Uchiha Sasuke terkenal dengan sikap kasarnya pada siapapun, dia akan mengatakan apapun yang di pikirkannya begitu saja, jika dia tidak suka maka dia akan mengatakannya dengan tegas. Seminggu yang lalu, aku tidak tahu harus menjawab seperti apa, Sasuke tiba-tiba menyatakan perasaannya padaku, aku pikir itu tidak akan masalah, sejujurnya aku tidak takut pada Sasuke, dia sebenarnya cukup baik, hanya saja dia selalu bersikap seakan ingin mengajak orang berantem.
Aku menjawab 'iya' untuk pernyataannya, dia bahkan pandai menyembunyikan perasaan senangnya. Aku tidak tahu, apa jawaban itu karena aku juga memiliki perasaan yang sama terhadapnya atau aku hanya kasihan padanya.
Rin yang sudah mengetahui hal ini berharap Sasuke tidak kasar padaku, dia memikirkan hal terburuknya jika aku menjadi pacar seorang murid yang sangat-sangat keras kepala dan dengan mudah terbawa emosi, tapi sampai detik ini pun aku tetap aman-aman saja bersamanya.
Tersenyum lebar di hadapan Rin. "Aku akan baik-baik saja jika bersamanya." Ucapku dan bergegas keluar kelas.
Terus berjalan hingga ke koridor yang menghubungkan bangunan yang satu dengan yang lainnya, Sasuke masih berdiri dengan tatapan seperti biasanya, tenang dan datar, kenapa dia memanggilku?
"Ada apa?" Tanyaku, berdiri tepat di hadapannya.
"Kenapa kau hanya menatapku dari kelasmu dan tidak datang ke kelasku?" Ucapnya, dia seakan protes padaku.
Aku lupa jika harus mendatangi kelasnya.
"Ah, maaf, aku pikir kau tidak ada di kelas." Alasanku, kami tidak satu kelas.
"Aku lapar." Ucapnya, menggenggam tanganku dan menarikku ke arah kantin.
"A-aku bisa jalan sendiri!" Ucapku dan segera menarik tanganku darinya, dia selalu saja tiba-tiba melakukan sesuatu seperti itu, wajahku mungkin sudah merona, ini sekolah dan aku akan sangat malu jika tingkah kami terlihat oleh guru atau murid lainnya.
Berjalan ke arah kantin, itu adalah ruangan yang akan paling ramai di datangi saat jam istirahat, tentu saja, beberapa orang mulai berebut untuk membeli sebuah roti yang cukup enak dan paling populer di sekolah ini, stoknya pun terbatas hingga seluruh murid rela berdesakan dan membelinya dengan cepat.
Seseorang berlari cukup cepat dari arah belakang dan menabrakku begitu saja, aku hampir jatuh ke lantai jika saja Sasuke tidak sigap menahanku, segera membuatku berdiri, dia berjalan lebih cepat dan menarik belakang kerah murid laki-laki yang sempat menabrakku.
"Hoaah!" Murid itu berteriak dan melihat ke belakang. "U-Uchiha?" Nada suaranya terdengar takut, tentu saja dia takut, tiba-tiba kerahnya di tarik kasar oleh Sasuke.
"Kau menabrak Sakura dan hampir membuatnya jatuh, apa kau mau ku pukul?" Ucap Sasuke, dia bahkan berbicara dengan nada yang tenang dan tatapannya yang menusuk.
"Ma-maaf, aku tidak sengaja." Ucap murid itu, dia sudah takut setengah mati.
Beberapa murid menatap ke arah Sasuke, mereka mulai membicarakannya, mereka sudah terbiasa akan sikap salah satu murid itu, kali ini mereka menjadi tontonan.
"Kau harus di beri pelajaran agar berhati-hati dan tidak menabrak seseorang lagi." Ucap Sasuke, tangannya bergerak mencengkeram kerah depan murid itu.
Menahan tangan Sasuke. "Kita pergi dari sini." Ucapku, menarik tangannya dari kerah murid itu dan mengajaknya menjauh dari kantin.
Aku seperti penolong hari ini, jika tidak Sasuke akan di panggil lagi ke ruang guru gara-gara memukul seorang murid.
"Kenapa kau membelanya? Dia sudah membuatmu dalam bahaya." Ucap Sasuke. Aku pikir dia selalu berpikir berlebihan tentang apapun.
"Sudah aku katakan, aku tidak apa-apa." Ucapku, sejujurnya aku harus lebih sabar lagi jika menghadapi Sasuke, dia sungguh keras kepala.
"Aku lapar dan kita belum membeli apapun, aku akan kembali ke kantin." Ucapnya. Segera saja menahan lengannya untuk tidak pergi, aku yakin dia tidak benar-benar akan kembali ke kantin dengan tenang, aku jadi mulai bisa membaca sedikit pikirannya.
"Tunggu di sana dan aku akan kembali, jangan coba-coba mendatangi kantin." Ucapku padanya.
"Cih, aku tidak mau." Tolaknya.
"Dengar kata-kataku, jika tidak-"
"-Apa?" Dia seperti menantangku.
"Aku tidak akan berbicara padamu lagi." Ancamku, aku ingin tertawa seperti tengah mengancam anak kecil, apa itu akan berhasil?
"Sial!" Umpatnya dan berjalan ke arah dimana aku menyuruhnya menunggu.
Eh? Ancaman itu berhasil? Aku pikir dia akan mengabaikan ucapanku dan akan tetap melakukan apa yang di inginkannya, segera berlari ke kantin, lebih baik aku saja yang membelikannya makanan dari pada dia harus mencari masalah lagi di kantin.
Tidak menunggu lama, aku kembali dengan dua potong roti yang masih memiliki stok, memberikannya pada Sasuke dan dia terlihat kesal, apa dia marah akan ucapanku? Lucu sekali, mereka kadang tidak tahu jika seperti inilah Sasuke yang sebenarnya.
"Jangan mengancam seperti itu lagi." Ucapnya, dia bahkan tidak menatapku.
"Aku mengatakan hal itu hanya untuk memastikan kau tidak keras kepala." Ucapku.
Sasuke terdiam, memakan rotinya dan masih memasang wajah kesal.
"Aku harap kau tidak bersikap kasar lagi pada siapapun." Ucapku, sesekali aku ingin mengkritiknya, tidak ada salahnya untuk seorang pacar yang ingin pacarnya memiliki sikap yang baik.
"Apa kau mulai mengaturku sekarang?" Tanya Sasuke, dia bahkan menatap tajam ke arahku.
"Aku tidak mengaturmu, hanya saja kau membuat murid-murid lain takut akan sikapmu." Ucapku.
"Aku tidak peduli." Ucapnya, cuek.
Haa...~ sangat sulit, padahal dia tidak jahat, hanya kurang memiliki sikap yang baik saja.
Ending Sakura pov.
.
.
.
.
.
.
(2)
= Pacar yang menjadi rival =
.
.
Sakura Pov.
Namaku Haruno Sakura, kelas 1 di SMA Konoha, awalnya aku pikir akan belajar keras saja saat di sekolah, namun seorang pemuda tiba-tiba menyatakan perasaannya padaku, terkejut dan sangat-sangat tidak percaya, bagaimana mungkin dia bisa menyukaiku? Alasannya sangat sederhana, katanya hanya aku yang tidak takut padanya, tentu saja, aku memang tidak takut padanya, dia memang selalu bersikap kasar pada siapapun, tapi aku tidak pernah mengganggu atau berniat membuatnya marah padaku.
Selama ini aku selalu bersabar jika bersamanya, tapi saat hasil ulangan keluar aku tidak bisa bersabar padanya, kenapa dia begitu pandai! Aku pikir karena dia seperti murid yang kelihatannya nakal, nilainya pun akan berada jauh dariku, tapi, menatap papan pengumuman.
1. Uchiha Sasuke.
2. Haruno Sakura.
Lihatlah, namanya pun tidak bisa aku geser dari sana.
"Aku rasa kita ini jodoh." Ucap Sasuke, dia pun merangkul bahuku dan wajahnya terlihat senang.
"Apa maksudmu?" Menatap malas padanya.
"Urutan kita berdekatan, bukankah itu jodoh?" Ucapnya.
Aku pikir deretan nama berdekatan itu tidak menjadikan kita ini 'jodoh'. Dasar bodoh, dia membuatku jadi kesal.
"Aku akan menggesermu dari sana." Ucapku, melepas rangkulannya dengan kasar dan berjalan ke arah kelasku, aku tidak akan kalah darinya.
Sejak dulu, aku selalu menjadi ranking 1, sekarang dengan mudahnya tergeser oleh seorang pemuda yang terlihat malas belajar tapi nilainya selalu sempurna.
"Hey, Sakura." Panggilnya, dia mengejarku.
"Apa!" Ucapku, kesal.
"Kenapa kau marah?" Ucapnya.
"Aku tidak marah." Ucapku. Ah, bodoh, aku memang terlihat sedang marah, tapi kenapa begitu kesal hanya karena nilainya.
"Ya, kau marah!" Ucapnya, dia pun terlihat kesal padaku.
Memilih untuk tidak meladeninya dan bergegas ke kelas, aku rasa kami akan bertengkar sebentar lagi jika terus berbicara dalam keadaan seperti ini, haa..~ aku rasa, aku pun masih tidak bisa menerima posisi itu, walaupun kami pacaran, aku tetap menjadikan pendidikan nomer 1, Sasuke nomer 2, dia tidak begitu penting untukku urus.
Terus berjalan dan merasa Sasuke tidak mengikutiku, baguslah, dengan begitu aku bisa menjadi tenang, saat ini aku butuh ketenangan, pacar bisa berubah menjadi musuh, ya sekarang dia sedang menjadi musuhku, ulangan berikutnya aku tidak akan kalah darinya.
.
.
Berjalan masuk ke kelas dan duduk di kursiku, menghela napas, memikirkan sikapku tadi, aku cukup marah pada Sasuke.
"Sasuke ranking 1 lagi." Ucap Rin.
"Ah, aku tahu." Ucapku, sedikit kesal mendengar hal itu.
"Aku pikir dia akan sulit mendapat nilai sempurna, bukannya Sasuke selalu saja mendapat masalah?" Ucap Rin.
Aku pun memikirkan hal yang sama, sikapnya buruk tapi tidak dengan kepintarannya, dia murid yang cerdas dan itu tidak bisa di pungkiri lagi.
"Mungkin kita tidak bisa menilai sesuatu dari sampulnya." Ucapku.
Yaa, aku tidak bisa menebak apapun dari si Uchiha itu, dia selalu penuh kejutan di setiap waktunya.
"Aku jadi tidak khawatir lagi jika dia bersamamu." Ucap Rin.
"Sampai kapan kau akan berpikir jika hubunganku dengannya itu buruk?" Ucapku, Rin seakan belum menerima Sasuke.
"Sebagai teman yang baik, aku pun ingin kau bersama seorang pemuda yang baik pula." Ucap Rin.
Menatap malas ke arah Rin, aku tidak jadi berkomentar apapun, tapi Sasuke pemuda yang baik, dia begitu peduli padaku.
Bel pun berbunyi, kelas akan di mulai hingga beberapa jam berlalu, jam istirahat, Sasuke tidak mendatangi kelasku atau mengirim pesan jika aku harus menemuinya, sedikit aneh, apa dia pun marah padaku? Kembali bel untuk pelajaran berikutnya dan akhirnya kelas berakhir, Sasuke masih tidak ada, seharusnya aku tidak marah tadi, hanya gara-gara nilai, aku meluapkannya pada Sasuke.
Kelas sudah menjadi kosong, aku akan pulang sedikit lebih lama, menatap buku pelajaran yang tengah aku pelajari, menghentikan kegiatanku, menatap layar ponselku, memikirkan untuk mengirim pesan atau tidak, tapi aku rasa itu tidak perlu, Sasuke kadang akan seperti ini, tiba-tiba tidak menemuiku dan besoknya kami akan bertemu.
Membaringkan kepalaku di atas buku paket dan buku catatanku, aku sedikit lelah untuk belajar beberapa hari lalu sebelum waktu ulangan, tidak ada waktu untuk istirahat, tapi pada akhirnya Sasukelah yang menjadi yang pertama.
"Aku tidak tahu jika kau semarah ini." Ucap sebuah suara.
Mengangkat kepalaku dan melihat siapa yang sudah berdiri di depan mejaku. Sasuke? Aku tidak merasakan jika dia masuk ke kelasku, apa aku sempat tertidur? Haa..~ Aku benar-benar lelah.
"Aku tidak marah." Ucapku dan mengalihkan tatapanku, aku hanya kesal akan nilai sempurnanya.
"Kau terus belajar, berhentilah belajar dan kita pulang." Ucapnya, menutup semua buku pelajaranku yang ada di atas meja, mengambil tas milikku dan memasukkan semua buku itu ke dalamnya.
Terus menatap ke arahnya, dia sibuk memasukkan buku-bukuku.
"Sasuke." Panggilku.
"Hn?"
"Bagaimana jika aku mengatakan kalau aku tidak menyukaimu, aku tidak pernah memiliki perasaan yang sama denganmu." Ucapku dan menatap serius ke arahnya.
Kegiatannya terhenti, dia menatap ke arahku, namun raut wajahnya sama sekali tidak berubah, dia bahkan tidak terkejut, aku rasa dia selalu menggunakan topeng untuk menutupi wajahnya, siapapun tidak akan mengerti wajah tanpa ekspresi itu.
"Artinya, apa kau mempermainkanku?" Ucapnya, tatapannya itu tiba-tiba menjadi hampa.
"Uhm.. bisa di artikan seperti itu." Ucapku, kenapa aku jadi takut menatapnya? Selama ini aku tidak pernah takut jika bertatapan dengannya bahkan jika dia tengah marah.
Hening, suasana di kelas yang sudah kosong dan Sasuke yang tidak berbicara apapun lagi, dia masih terus menatapku dan aku hanya sesekali menatapnya, selain takut aku pun malu jika kami bertatapan terus-menerus.
Graab!
Terkejut, tiba-tiba Sasuke mencengkeram kerahku dengan kasar dan menarikku ke arahnya, aku sampai berdiri dari kursiku, apa dia akan memukulku?
Cup!
"Jika kau seperti itu, aku akan membuatmu jatuh cinta padaku." Tegas Sasuke.
Tu-tunggu! A-a-apa yang sudah di lakukan Sasuke! Aku pikir dia akan memukulku! Ci-ciuman! Dia menciumku! Tangannya perlahan terlepas dari kerahku dan aku hanya terduduk kembali di kursi dengan wajah bengong, mungkin rona memerah sudah menghiasi wajahku, dia selalu saja tiba-tiba melakukan sesuatu yang tidak bisa aku tebak.
"A-aku akan memukulmu jika kau melakukan itu lagi! La-lagi pula aku hanya memberi sebuah perumpamaan!" Ucapku, nada suaraku bahkan bergetar.
"Berisik, aku tidak peduli, aku pun sudah mengatakan apa yang aku pikirkan jika kau berbuat seperti itu padaku, cepat pulang, aku bosan di sekolah." Ucapnya.
Dia bahkan terlihat santai saja setelah melakukan hal itu, kenapa dia sama sekali tidak memiliki rasa malu! Aku benar-benar malu sekarang.
Berjalan pulang dan aku menjaga jarak darinya, jantungku masih berdegup kencang, itu adalah ciuman pertamaku setelah kami berpacaran mungkin sudah beberapa minggu, aku jadi terus mengingatnya, Sasuke terlalu agresif, aku harus bisa menjaga diri dan antisipasi lagi jika dia coba-coba melakukan hal seperti itu.
"Kenapa kau jalan begitu jauh?" Ucapnya dan menatap tidak senang ke arahku.
"I-ini gara-gara kau!" Ucapku, kesal.
"Ha? Apa maksudmu? Apa kau masih mempermasalahkan ciuman itu?" Ucapnya, dia bahkan tenang-tenang saja mengatakan ciuman itu.
"Te-tentu saja, kau tiba-tiba melakukannya." Protesku.
"Oh, jadi aku harus bilang dulu sebelum melakukannya?" Ucap Sasuke, dia malah menutup mulutnya dengan punggung tangannya.
Blussh..~
"Bo-bodoh!"
Kenapa dia tidak peka sedikit pun, dasar Sasuke menyebalkan!
Ending Sakura Pov.
"Aku tidak mengerti seharusnya dia senang setelah ku cium, ada apa dengannya? Dia selalu saja membuatku penasaran." Batin Sasuke.
.
.
.
~ TBC ~
.
.
.
Fic Strip TBC yang baru.
ini udah lama di buat dan pengen segera di up, sekarang baru aja punya waktu. XD terima kasih atas masukannya, berharap bisa di realisasikan, XD dan tetap pake PHP, nggk bakalan mau janji soalnya bakalan sulit di tepati... XD
.
.
Author sudah mencantumkan apapun di atas, sekali lagi fic ini akan berbentuk fic strip dan akan di update dua bagian dalam satu chapter, jika ada waktu, akan cepat update.
beberapa waktu lalu, author sedikit kecewa dan menyayangkan akan kasus fic yang di colong, tak apa sih jika tidak minta ijin, tapi tolong cantumkan author aslinya, akan jauh lebih baik lagi dengan meminta ijin agar author asli mengetahuinya, tahu kah kalian yang bandel suka nyolong fic, walaupun cuma sebatas fic yang kebanyakan typo dan alur cerita yang begitu-begitu saja, para author pun berpikir untuk setiap alurnya, maka hargailah usaha yang di buat oleh seorang author fanfic. janganlah begitu tega menyolong karya orang lain dan mencantumkan itu karya milik sendiri, sakit hatilah, susah payah di ketik dan di pikir malah enak-enak aja di colong. sekali lagi author tidak punya akun wattpad, so jika ada karya yang sama dan tidak mencantumkan author aslinya, lapor saja sama author atau chat privat, biar bisa di tindak lanjuti.
ini malah curhat,
.
.
Oh iya, hari waifu author, Sakura tengah berulang tahun, selamat ulang tahun Sakura..! tetap di sayang ama bang Sasu dan berharap dede Sarada punya adek lagi, hahahahhaha... bang bikin anak lagi satu! katanya mau membangun clan, kok cuma satu anaknya, si abang Naru udah 2 malah... wkwkwkw
.
.
berharap fic ini akan tetap seru dan tidak terlalu cepat XD..
.
.
See you next chapter.
